Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TN. A DENGAN ASTHMA


BRONCHIAL
DI RUANG APEL RSUD
CENGKARENG

Disusun Oleh : Arindita Husna Alfiani


Pembimbing : Ns. Andayani Ginting, S.Kep
Head Nurse : Ns. Fathani Zulendryna, S.Kep
Asma Bronkial

 Penyakit inflamasi (peradangan) pada saluran napas yang menyebabkan


gangguan aliran udara sehingga terjadi hiperaktivitas bronkus terhadap
berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang
berupa wheezing (mengi), batuk, sesak napas dan rasa berat di dada.
Etiologi Asma

Faktor predisposisi pada asma : Faktor Presipitasi pada asma :

1. Genetik 1. Infeksi saluran pernapasan


2. Alergen 2. Perubahan cuaca
• Inhalan 3. Faktor lingkungan
• Ingestan 4. Olahraga atau aktivitas berat
• Kontakan 5. Faktor stress
1. Stadium Dini
 Hipersekresi
 Spasme bronkiolus

• Batuk, ronchi
• Sesak napas berat dan dada seolah-olah tertekan
• Dahak lengket dan sulit dikeluarkan
2. Stadium Kronikten • Suara napas melemah bahkan tak terdengar (silent chest)
• Thorak seperti barel chest
• Sianosis
• Pa O2 kurang dari 80%
• Terjadi asidosis respiratorik
Penilaian Derajat astma
Komplikasi

 Status Asmatikus
 Atelektasis
 Hipoksemia
 Pneumothoraks
 Emfisema
 Deformitas Thoraks
 Gagal Jantung
Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan darah
2. Pemeriksaan sputum

 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologi
2. Spirometri
3. Skin test
4. Elektrokardiografi
5. CT scan paru
Penatalaksanaan
 Farmakologi
1. Bronkodilator, untuk melebarkan saluran napas
2. Kromolin, Pencegah serangan asma faktor alergi
3. Ketotifen, bersifat antihistamin
4. Kortikosteroid hidrokotison, berfungsi untuk
mengurangi inflamasi saluran napas, mengurangi oedem
dan sekresi mukus
 Non-farmakologi
1. Informasi dan edukasi
2. Terapi pemberian oksigen sesuai indikasi
3. Senam Asma
TINJAUAN KASUS
Pengkajian IGD

Tn. A usia 62 tahun, datang ke IGD pada tanggal


06/07/2022 pukul 10.00. Selama di IGD, pasien
dilakukan pemeriksaan laboratorium Hema1, GDS dan
AGD, pemeriksaan penunjang Rontgen thorax dan EKG
yang menunjukkan sinus ritme dengan PAC.
Penatalaksanaan asma berupa inhalasi combivent :
pulmicort (1x), terapi cairan RL/24jam, diberikan extra
fargoxin 1 tablet.
Pengkajian Rawat Inap Apel
Pasien dipindahkan ke ruang Apel pada tanggal
06/07/2022 jam 23.15 dengan strecher dan bantuan
Oksigen simple mask 8 Lpm. Pasien dengan diagnosa
dyspneu ec asma bronkial dd pneumonia dan
Hipokalemia, DPJP dr. H, SpP konsul dr.T, SpPD dan
dr. A, SpJP.
Saat dilakukan pengkajian rawat inap, pasien
mengatakan sesak napas dan dilakukan pengkajian
terhadap keluarga, istri pasien mengatakan pasien sesak
napas ditambah batuk berdahak 3 hari SMRS dan
mengalami perburukan sesak sejak pagi tadi.
Pengkajian Rawat Inap Apel
 Riwayat penyakit dahulu dan pengobatan
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, memiliki
riwayat sakit asma saat remaja namun dapat segera sembuh setelah istirahat.

 Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa. Pasien
mengatakan tidak mengetahui riwayat penyakit di keluarganya.

 Pola Hidup dan Aktivitas


Pasien memiliki kebiasaan merokok kurang – lebih 2 bungkus perhari, jarang
melakukan olahraga dan biasa tidur larut malam.
Pengkajian Rawat Inap Apel
 Dari hasil pemeriksaan fisik, didapatkan data :
 Kesadaran compos mentis
 TTV :
TD 121/78 HR 94x/menit RR 24x/menit T 36.7
SpO2 98%
 Berat badan 70Kg Tinggi Badan 168cm
 Neurologi : tidak ada gangguan
 Cardiovaskuler : tidak ada gangguan
 Respirasi
 Irama napas reguler
 Retraksi dada tidak ada
 Cuping hidung tidak ada
 Pola napas dispneu
 Suara napas wheezing
 Batuk ada dengan sputum putih cair
 Bantuan oksigen dengan simple mask 8 Lpm

 Cardiovaskuler : tidak ada gangguan


 Gastrointestinal :
 Keluhan ada pada rasa tidak napsu makan akibat sesak
 Eliminasi : tidak ada gangguan
 Reproduksi : tidak ada gangguan
 Integumen : tidak ada gangguan
 Muskuloskeletal : tidak ada gangguan
 Status Fungsional : tidak ada gangguan
 Skrining Nutrisi
 Pasien tidak beresiko malnutrisi

 Resiko jatuh pada lansia (sidney score)


Pasien dengan keadaan umum lemah 2
Pasien menggunakan obat antiaritmia 2
Total : 4

Pasien dengan total skor 4 menunjukan resiko jatuh tinggi.


Pemeriksaan Diagnostik Tgl 06/07/2022

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hema I    
 Hemoglobin  13.8  13.2 - 17.3
 Hematrokrit  44  40 - 52
 Leukosit  16.6  3.8 - 10.6
 trombosit  242  150 - 440
 

Elektrolit    
 Natrium  141  136-146
 Kalium  2.8  3.5-5.0
 Chlorida  97  98-106
 

Glukotest 146 mg/dL  


Gas Darah    
 pH  7.47  7.35 – 7.45
 PCO2  30  35 – 48
 PO2  90  83 – 208
HCO3  22  21 – 28

 98  95 – 99
 sO2
 23  Vol
 tCO2
 -  -
 O2 Lpm
 

Antigen SARS-CoV-2 (Rapid) Negatif Negatif


Pemeriksaan Diagnostik Tgl 08/07/2022

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Elektrolit    
 Natrium  141  136-146
 Kalium  3.8  3.5 – 5.0
 Chlorida  99  98-106
 
Pemeriksaan Sputum    
Mikrobiologi  MTB NOT
 TCM TB DETECTED
Pemeriksaan Penunjang

Hasil Ekspertise :
• Jantung kesan tidak
membesar
• Aorta dan mediastinum
superior tidak melebar
• Trakea di garis tengah.
Kedua hilus tidak menebal
• Tampak fibroinfiltrate di
lapang atas – tengah kedua
paru
• Lengkung diagfragma
normal

Kesan : Sugestif TB paru


disertai Pneumonia
Sinus Ritme dengan PAC bukan AF
Penatalaksanaan
 Paracetamol tab 3x500mg (po)
 Ambroxol 3x 1 tab (po)
 Meptin Mini 2x 1 tab (po)
 OBH Racik 3x 1 c(po)
 Antibiotik :
 Cefoperazone 2 x 1 gr (iv) pemberian 2 hari
 Cefoperazone sulbactam 2 x 2 gr (iv) pemberian hari ke 3 hingga
pulang
 Omeprazole2x 40 mg (iv)
 Ondancetron 2x 4 mg (iv)
 Combivent : Pulmicot 1 : 1 (inhalasi)
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan
dengan produksi sputum berlebih dan obstruksi
jalan napas.
2. Ketidakseimbangan elektrolit berhubungan
dengan asupan nutrisi kurang adekuat untuk
kebutuhan ATP transport aktif pompa Na - K.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan supply
oksigen tidak adekuat.
4. Resiko jatuh berhubungan dengan kelemahan
umum dan penggunaan obat antiaritmia
Bersihan jalan napas tidak
efektif
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x ... jam, diharapkan kebersihan jalan napas efektif, dengan kriteria hasil :
1. Mempertahankan jalan napas pasien.
2. Mengluarkan sekret tanpa bantuan.
3. Menunjukan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas.
4. Berpartisipasi dalam program pengobatan sesuai kondisi pasien.
5. Mampu mengidentifikasi potensial atau komplikasi dan melakukan tindakan yang tepat.
6. Pengetahuan mengetahui manajemenen Asma

INTERVENSI
1. Mandiri
 Penurunan bunyi napas indikasi atelektasis, ronki indikasi akumulasi sekret sehingga kerja sistem pernapasan meningkat.
 Meningkatkan ekspansi paru, ventilasi maksimal membuka area atelektasis dan peningkatan gerakan sekret agar mudah dikeluarkan.
 Bantu untuk mengenal tanda gejala sebelum terjadi reaksi asma dan implementasi dari respon tindakan yang tepat
 Mencegah obstruki/ aspirasi. Lakukan suction bila diperlukan.
 Mencegah pengeringan membran mukosa
 Libatkan keluarga mengenai pemahaman keluarga mengenai penyakit dan manajemen intruksikan pada klien/keluarga mengenai pengobatan anti
inflamasi dan bronkodilator dan penggunanya dengan tepat.

2. Kolaborasi
 Menurunkan kekentalan sekret, lingkaran ukuran lumen trakeabronkial dengan pemberian pengobatan sesuai indikasi. Seperti obat melalui peroral,
intravena maupun inhalasi.
Ketidakseimbangan elektrolit
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x ... jam, diharapkan terjadi keseimbangan elektrolit, dengan kriteria hasil :
1.Tanda-tanda vital klien dalam batas normal
2.Status pertukan gas pada pernapasan tidak terganggu
3.Kadar elektrolit klien dapat membaik atau dalam batas normal.
4.pH urine klien normal.

INTERVENSI
1. Mandiri
 Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mengatur keseimbangan elektrolit.
 Memberikan dan memantau cairan dan obat intravena.
 Mengetahui seberapa banyak cairan yang diberikan dan dikeluarkan.
 Meningkatkan keseimbangan elektrolit untuk mencgah komplikasi akibat kadar elektrolit serum yang tidak dalam batas
normal.
 Memantau perubahan kadar cairan dan elektrolit klien.
 Memodifikasi diit pasien terkait pengeluaran elektrolit.

2. Kolaborasi
 Kolaborasi dengan medis terkait pemberian terapi elektrolit.
 Kolaborasi dengan gizi dalam pemberian diit sesuai indikasi
Intoleransi aktivitas
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x ... jam, diharapkan toleransi aktivitas, dengan kriteria hasil:
1.Tanda-tanda vital klien dalam batas normal.
2.Ambulansi baik
3.Tingkat keletihan menurun

INTERVENSI
1. Mandiri :
 Pemantauan tanda-tanda vital klien.
 Dukungan ambulasi bertahap.
 Dukungan kepatuhan minum obat.
 Edukasi mengenai latihan fisik
 Melibatkan keluarga dalam aktivitas keseharian pasien.

2. Kolaborasi :
 Pemberian terapi obat
 Kolaborasi dengan fisioterapi jika diperlukan sesuai indikasi pasien.
Resiko jatuh
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... x ... jam, diharapkan toleransi aktivitas,
dengan kriteria hasil:
1. Tidak ada gangguan saat berdiri, berjalan, duduk, dari tempat tidur dan saat menuju
dan dari kamar mandi
2. Mempertahankan keseimbangan tanpa bantuan
3. Tepat menggunakan pengaman tempat tidur.

INTERVENSI
1. Mandiri
 Monitor kemampuan transfer pasien

 Kaji riwayat jatuh

 Lakukan pengkajian resiko jatuh dan faktor perilaku yang mempengaruhi resiko jatuh

 Identifikasi karakteristik lingkungan dan prasarana yang mempengaruhi resiko jatuh

 Tempatkan barang sehingga mudah dijangkau dan dekatkan bel untuk memanggil petugas

 Ajarkan pasien dan keluarga tentang pencegahan resiko jatuh


IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Tanggal Diagnosa Kegiatan
jam Keperawatan
6/7/2022 Menerima pasien datang dari IGD dengan strecher dan
23.15 menggunakan bantuan oksigen simple mask 8Lpm. Pasien
dr. H Sp.P konsul dr. T SpPD dan dr. A SpJP dengan
diagnosa medis dyspneu ec astma bronkial dd pneumonia,
Hipokalemia. Keadaan umum sakit sedang, kes cm dan
pasien tampak cukup tenang, akral hangat, nadi teraba
kuat, sianosis (-), pernapasan cuping hidung (-), retraksi
dada (-), IVFD dengan RL, auskultasi napas terdengar
wheezing, batuk berdahak (+) dengan sputum putih encer,
pasien diberikan extra fargoxin 1 tab. ADL dibantu.
6/7/2022 Dx Melakukan pengkajian keperawatan dan edukasi terkait
23.40 1,2,3,4 rawat inap.
Respon : Pasien mengatakan saat sesak napas, keluarga
pasien mengatakan pasien sesak sejak 3 hari SMRS.
Keluarga pasien kooperatif dalam edukasi terkait rawat
inap.
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Tanggal Diagnosa Kegiatan
jam Keperawatan
6/7/2022 Dx Membantu memposisikan pasien dalam keadaan posisi
23.45 3,4 aman nyaman, dan menaikkan hek bed pasien.
Respon : pasien cukup kooperatif dan tampak cukup
tenang
6/7/2022 Dx 2 Memberikan terapi cairan RL + KCl 25 mEq kolf pertama
24.00 selama 12 jam
Respon : iv line lancar, tanda plebitis (-)

7/7/2022 Dx Membantu pasien melakukan personal hygiene dan


05.00 3,4 membantu merapikan bed pasien
Respon : pasien kooperatif
7/7/2022 Dx 1 Memberikan terapi inhalasi
06.00 Respon : pasien kooperatif
06.30 Melakukan balance cairan dan evaluasi
Evaluasi Keperawatan
S : Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak, badan terasa lemas
O : keadaan umum sakit sedang, cm, akral hangat, nadi kuat, CRT< 3dtk, sianosis (-), napas
dengan simple mask 8Lpm, IVFD dengan RL + KCl 25 mEq kolf 1, BAK spontan, BAB (-),
mobilisasi di bed, post pemberian fargoxin 1 tab, auskultasi terdengar wheezing, abdomen supel,
ADL dibantu. Hek bed terpasang TD 121/72 HR80 T36.2 RR 21 SpO2 100%
A : Dx1 Bersihan Jalan napas tidak efektif
Dx 2 Ketidakseimbangan elektrolit
Dx 3 Intoleransi aktivitas
Dx 4 Resiko jatuh
P : Intervensi sesuai RAK

Ns. Arindita,S.Kep
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Tanggal Diagnosa Kegiatan
jam Keperawatan
7/7/2022 Operan dinas dan keliling ke pasien. Keadaan umum sakit
21.00 sedang, kes cm dan pasien tampak cukup tenang, akral
hangat, nadi teraba kuat, sianosis (-), pernapasan cuping
hidung (-), retraksi dada (-), IVFD dengan RL, auskultasi
napas terdengar wheezing, batuk berdahak (+) dengan
sputum putih encer, O2 SM 8 Lpm, ADL dibantu.

7/7/2022 Dx Mengobservasi ttv dan memberikan terapi sesuai program


22.00 1,2 Respon: infus lancar, pasien kooperatif

7/7/22 Dx Membantu memposisikan pasien dalam keadaan posisi


23.00 3,4 aman nyaman, dan menaikkan hek bed pasien.
Respon : pasien cukup kooperatif dan tampak cukup
tenang
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal Diagnosa Kegiatan
jam Keperawatan
8/7/2022 Dx Membantu pasien melakukan personal hygiene dan
05.00 3,4 membantu merapikan bed pasien
Respon : pasien kooperatif

8/7/2022 Dx1 Memberikan terapi inhalasi


06.00 Respon : pasien kooperatif

8/7/22 Balance cairan dan evaluasi keadaan umum


06.30
Evaluasi Keperawatan
S: Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak, badan terasa lemas
O : keadaan umum sakit sedang, cm, akral hangat, nadi kuat, CRT< 3dtk, sianosis (-), napas
dengan simple mask 8Lpm, IVFD (+) dengan RL/12 j pasien post pemberian KCl 25 mEq 2x,
BAK spontan, BAB (-), mobilisasi di bed, auskultasi terdengar wheezing, abdomen supel, ADL
dibantu. Hek bed terpasang TD 110/60 HR90 T36.2 RR 21 SpO2 98%. Hasil pengkajian ulang
terhadap resiko jatuh lansia dengan skor 2 atau resiko jatuh ringan
A : Dx1 Bersihan Jalan napas tidak efektif
Dx 2 Ketidakseimbangan elektrolit
Dx 3 Intoleransi aktivitas
P : Intervensi sesuai RAK

Ns. Arindita,S.Kep
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Tanggal
jam
Diagnosa
Keperawatan
Kegiatan

8/7/22 Operan dinas dan keliling ke pasien. Keadaan umum sakit


07.00 sedang, kes cm dan pasien tampak cukup tenang, akral
hangat, nadi kuat, sianosis (-), IVFD dengan RL,
auskultasi napas terdengar wheezing, batuk berdahak (+)
dengan sputum putih encer, O2 SM 8 Lpm, ADL dibantu.
8/7/22 Dx 2 Memberikan penggambilan darah ulang untuk
07.30 pengecekkan elektrolit ulang post koreksi KCl 25 mEq
untuk 2x
8/7/22 Dx Memberikan terapi obat
08.00 1,2 Respon : pasien kooperatif, iv line lancar obat diminum
(+)
8/7/22 Dx 1 Mengobservasi ttv
10.00 TD139/66 HR 90 RR: 21 T36.2 SpO2 99% Wheezing (+)

8/7/22 Dx 3 Membantu personal hygiene pasien


12.00 Respon : pasien kooperatif dan tampak bersih
8/7/22 Balance cairan
13.00
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Tanggal
jam
Diagnosa
Keperawatan
Kegiatan

8/7/22 Operan dinas dan keliling ke pasien. Keadaan umum sakit


14.00 sedang, kes cm dan pasien tampak cukup tenang, akral
hangat, nadi kuat, sianosis (-), IVFD dengan RL,
auskultasi napas terdengar wheezing, batuk berdahak (+)
dengan sputum putih encer, O2 SM 8 Lpm, ADL dibantu.
8/7/22 Dx Mengobservasi dan memberikan terapi obat
16.00 1 TD 139/58 Hr 84 T 36.1 RR 20 SpO2 98
Respon : pasien minum obat, iv line lancar, pasien
kooperatif
8/7/22 Menemani visite dokter
17.00
8/7/22 Dx 1 Memberikan terapi inhalasi pada pasien
17.10 Respon : pasien kooperatif

8/7/22 Dx 3 Mengganjurkan pasien untuk makan selagi hangat


18.00 Respon : pasien makan habis 1 porsi
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Tanggal
jam
Diagnosa
Keperawatan
Kegiatan

8/7/22 Operan dinas dan keliling ke pasien. Keadaan umum sakit


14.00 sedang, kes cm dan pasien tampak cukup tenang, akral
hangat, nadi kuat, sianosis (-), IVFD dengan RL,
auskultasi napas terdengar wheezing, batuk berdahak (+)
dengan sputum putih encer, O2 SM 8 Lpm, ADL dibantu.
8/7/22 Dx Mengobservasi dan memberikan terapi obat
16.00 1 TD 139/58 Hr 84 T 36.1 RR 20 SpO2 98
Respon : pasien minum obat, iv line lancar, pasien
kooperatif
8/7/22 Menemani visite dokter
17.00
8/7/22 Dx 1 Memberikan terapi inhalasi pada pasien
17.10 Respon : pasien kooperatif

8/7/22 Dx 3 Mengganjurkan pasien untuk makan selagi hangat


18.00 Respon : pasien makan habis 1 porsi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal Diagnosa Kegiatan
jam Keperawatan
8/7/22 Balance cairan dan evaluasi keadaan umum
20.00
8/7/22 Dx Mengobservasi dan memberikan terapi obat
21.00 1 TD 139/58 Hr 84 T 36.1 RR 20 SpO2 98
Respon : pasien minum obat, iv line lancar, pasien
kooperatif
8/7/22 Menemani visite dokter
22.00
8/7/22 Dx 1 Memberikan terapi inhalasi pada pasien
22.15 Respon : pasien kooperatif

9/7/22 Dx 3 Mengganjurkan pasien untuk makan selagi hangat


05.00 Respon : pasien makan habis 1 porsi
9/7/22 Dx 1 Memberikan terapi inhalasi
06.00 Respon : pasien kooperatif
9/7/22 Balance cairan dan evaluasi keadaan umum
06.30
Evaluasi Keperawatan
S: Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak
O : keadaan umum sakit sedang, cm, akral hangat, nadi kuat, CRT< 3dtk, sianosis (-), napas
dengan simple mask 8Lpm, IVFD dengan RL + KCl 25 mEq kolf 1, BAK spontan, BAB (-),
mobilisasi di bed, post pemberian fargoxin 1 tab, auskultasi terdengar wheezing, abdomen supel,
ADL dibantu. Hasil elektrolit ulang post koreksi 3.8
A : Dx1 Bersihan Jalan napas tidak efektif
Dx 2 Ketidakseimbangan elektrolit teratasi
Dx 3 Intoleransi aktivitas
P : Intervensi sesuai RAK

Br. D
KESIMPULAN

 Pada kasus pasien Tn. A dengan Asma bronkial,


pelaksanaan tindakan keperawatan sudah sesuai
dengan rencana keperawatan atau intervensi yang
ditetapkan. Pasien Tn. A menunjukan perbaikan
keadaan umum yang signifikan sehingga diagnosa
dapat teratasi dengan baik. Pasien dapat dipulangkan
pada hari ke 5 perawatan dan dilakukan discharge
planning sesuai kebutuhan pasien.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai