Laporan Kasus
PNEUMONIA
PENDAHULUAN
• Pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, jamur, pajanan bahan kimia atau kerusakan fisik paru.
• Pneumonia dapat menyerang siapa aja, seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usia,
namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia.
● Kepala
Kepala : normocephal, rambut hitam dan tidak mudah rontok
Mata : konjungtiva pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)
Hidung : deviasi (-), perdarahan (-), sekret (-)
Mulut : lidah kotor (-)
Telinga : serumen (-/-) perdarahan (-/-)
pemeriksaan Fisik
• Thoraks
2. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 5 midklavikularis sinistra
Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni reguler, murmur (-), gallop(-)
• Abdomen
Inspeksi : perut datar mengikuti gerak napas, jaringan parut (-)
Auskultasi : bising usus kesan normal
Palpasi : nyeri tekan (+) di epigastrium, hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi : timpani di sembilan region abdomen
• Ekstremitas :
Superior : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-), atrofi otot (-)
Inferior : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-), atrofi otot (-)
Pemeriksaan penunjang Per tanggal 26, September 2022
NILAI
PARAMETER HASIL SATUAN
RUJUKAN Hasil Laboratorium Elektrolit
Interpretasi:
Terdapat gambaran infiltrat di medial hingga basal
paru kanan, dan konsolidasi di paru kiri.
Assesment PLanning
Follow Up Keluhan :
Hari pertama / IGD sesak dan batuk sudah 2 minggu disertai nyeri dada saat batuk. Pasien juga mengeluhkan demam hilang timbul selama 2
minggu, nyeri ulu hati, nyeri kepala, pusing, lemas, dan kurang nafsu makan.
Follow Up
Hari-1/RIW Keluhan:
sesak, batuk, lendir tidak ada, pasien tidur dengan posisi miring dan kepala lebih tinggi, dan demam .
Follow Up
Hari-2 / RIW Keluhan:
batuk, tidak ada lendir, masih sesak, diperingan dengan berbaring dengan posisi kepala tinggi dan miring.
Follow Up
Hari-3 / RIW Keluhan:
batuk berkurang, pasien masih mengeluhkan sesak, diperingan dengan tidur dalam posisi miring dan kepala
tinggi, pasien juga mengeluhkan demam.
Pemeriksaan Fisik yang Bermakna:
respirasi rate 25x/menit, suhu badan 37.6’C
perkusi redup di paru kanan bawah dan paru kiri bawah, tidak lagi ditemukan rhonchi di paru kanan
Pemeriksaan Penunjang Bermakna:
Hasil pemeriksaan penunjang foto thorax yang bermakna ialah terdapat konsolidasi di paru
kiri, dan infiltrat di perihilar kanan.
Diagnosa kerja: Tatalaksana:
Pneumonia suspek TB Paru • Moxyfloxacin /24 jam
• lansoprazole injeksi /12 jam
Hipokalemi
• Paracetamol drip extra
anemia • Transfusi PRC bag ke-1
• Saran pemeriksaan TCM
Follow up hari-4 Ruang Interna Wanita
Follow Up
Hari-4 / RIW Keluhan:
keluhan batuk berkurang, sesak berkurang.
Tanggal 30 September 2022 pasien pulang atas permintaan sendiri (APS), karena
merasa sudah membaik dibandingkan hari sebelumnya.
PEMBAHASAN
Dasar Penegakan Diagnosa
Pneumonia TB Paru
TB Paru
Pneumonia TB Paru
Sebagaimana pada penelitian mengenai Profil Sebagaimana pada penelitian Profil Pasien
Pasien Pneumonia Komunitas Di Rumah Sakit Tuberkulosis Paru Di Poliklinik Paru RSUP Prof.
Umum Daerah Cengkareng didapatkan hasil Dr. R.D. Kandou Manado didapatkan hasil
pemeriksaan fisik berupa takipnea 68 pasien pemeriksaan fisik dispneu 16 pasien(30,8%),
(70,1%), takikardi 16 pasien (16.5%), dan demam 12 pasien (23,1%), dan penurunan berat
auskultasi suara napas ronkhi sebanyak 46 pasien badan 23 pasien (44,2%).(9)
(47.4%). Berdasarkan teori, dikutip dari Buku Ajar IPD,
Berdasarkan teori, pada pasien pneumonia pemeriksaan fisik pada TB paru akan ditemukan
didapatkan takipneu, kenaikan atau penurunan gejalaberupa pasien terlihat kurus atau berat
taktil fremitus, perkusi redup sampai pekak badan menurun, suhu badan subfebris. Bila
menggambarkan konsolidasi atau terdapat cairan dicurigai adanya infiltrat yang agak luas, maka
pleura, suara pernafasan vesikuler ataupun didapatkan perkusi yang redup dan auskultasi
bronkial dengan suara napas tambahan ronkhi. suara napas bronkial, disertai dengan suara napas
tambahan berupa ronki basah kasar dan nyaring.
Dasar Penegakan Diagnosa
Pemeriksaan penunjang yang didapat:
CBC: leukosit sejumlah 14.1 103/µL (leukositosis)
foto thoraks: gambaran konsolidasi pada paru kiri, dan infiltrat pada perihilar kanan.
Pneumonia TB Paru
Sebagaimana pada penelitian mengenai Profil Sebagaimana pada penelitian mengenai Profil
Pasien Pneumonia Komunitas Di Rumah Sakit Leukosit Pasien TB Paru di Rumah Sakit Paru
Umum Daerah Cengkareng didapatkan hasil Yogyakarta didapatkan hasil leukositosis pada
pemeriksaan laboratorium leukositosis 61 pasien 44,34% pasien.
(62,9%). Hasil foto thoraks didapatkan sebanyak Pada pemeriksaan radiologi, lokasi lesi TB
71 pasien (73,2%) terdapat gambaran infiltrat. umumnya di daerah apeks paru, tetapi dapat juga
Berdasarkan teori, Pada pemeriksaan labolatorium mengenai lobus bawah atau didaerah hilus
terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya menyerupai tumor paru. Pada kavitas
lebih dari 10.000/ul kadang-kadang mencapai bayangannya dapat berupa cincin yang mula-mula
30.000/ul. berdinding tipis, lama-lama dinding jadi sklerotik
Foto toraks (PA/lateral) dapat berupa infiltrat dan terlihat menebal. Gambaran lain yang sering
sampai konsolidasi dengan gambaran "air menyertai adalah penebalan pleura,
bronchogram". perselubungan cairan di bagian bawah paru,
bayangan hitam radiolusen di pinggiran paru.
Dasar Penegakan Diagnosa
Hipokalemi
Penegakan diagnosa hipokalemia didapatkan dari hasil pemeriksaan elektrolit dengan kadar Kalium
2.37 mmol/L dimana nilai normal dari kalium dalam tubuh adalah 3.5-5.5 mmol/L. kemudian dilakukan
perhitungan koreksi kalium dengan rumus:
4 – K x BB x 0.3
Dalam hal ini, kadar Kalium pasien adalah 2.37 mmol/L, dengan berat badan 40 Kg, maka dengan
penggunaan rumus diatas, didapatkan hasil koreksi Kalium pasien adalah 19.56 mEq.
Berdasarkan kadar konsentrasi kalium, maka hipokalemia diklasifikasikan sebagai, hipokalemia ringan
(3 ̶ 3,5 mEq/L), hipokalemia sedang (2,5–3 mEq/L) dan hipokalemia berat (<2,5 mEq/L). Pada
hipokalemia ringan biasanya tanpa gejala, manifestasi klinis pada hipokalemia berat lebih jelas dan
penanganan harus segera dikerjakan karena komplikasi lebih lanjut akan meningkatkan
morbiditas dan mortalitas.
Dasar Penegakan Diagnosa
Anemia
Penegakan diagnosa Anemia didapatkan dari hasil anamnesa pasien mengeluhkan lemas, kemudian
pada pemeriksaan penunjang Complete Blood Count (CBC) didapatkan kadar hemoglobin pasien 6.6 g/dL
dengan nilai normal hemoglobin adalah 12.0-18.0 g/dL.
Menurut kriteria WHO anemia adalah kadar hemoglobin di bawah 14 g/dL pada pria dan di bawah 12
g/dL pada wanita. Gejala anemia disebabkan oleh berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan, atau adanya
hipovolemia (pada penderita dengan perdarahan akut dan masif). Pasokan oksigen dapat dipertahankan
pada keadaan istirahat dengan mekanisme kompensasi peningkatan volume sekuncup, denyut jantung dan
curah jantung pada kadar Hb mencapai 5 g/dL.
Dasar Pemberian Terapi
Terapi yang diberikan berupa moxyfloxacin injeksi per 24 jam. Moxyfloxacin dan Levofloksasin disebut
sebagai respiratory quinolones karena mempunyai daya anti bakteri yang cukup baik terhadap bakteri gram
positif dan gram negatif serta kuman atipik penyebab infeksi saluran nafas bawah termasuk pneumonia.
Penatalaksanaan terapi mengacu pada pneumonia komuniti karena pasien masuk rawat inap
terdiagnosa pneumonia atau suspect pneumonia. Berdasarkan Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
di Indonesia dari PDPI untuk pneumonia komuniti (PDPI, 2014) dan Infectious Diseases Sociaty of
America/American Thoracic Society Consensus Guidelines on the Management of Community-Acquired
Pneumonia in Adults (IDSA/ATS, 2007), penatalaksaan pasien pneumonia komuniti rawat inap non ICU,
diberikan fluorokuinolon, atau kombinasi betalaktam dengan makrolid.
Dasar Pemberian Terapi
Terapi yang diberikan berupa drip per 24 jam. Asetaminofen (paraetamol merupakan metabolit fenasetin
dengan efek antipiretik yang sama. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus amino-benzen. Parasetamol
diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam
waktu ½ jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam.
Terapi yang diberikan berupa Farmavon 1 ampul per 8 jam. Farmavon berisi bromheksin HCl termasuk
dalam golongan mukolitik. Golongan Mukolitik ialah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran napas
dengan jalan memecah mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum.
Dasar Pemberian Terapi
Terapi yang diberikan berupa Kalium Clorida (KCl) dilarutkan dengan 100 cc NaCl 0.9%. kalium
klodrida dapat diberikan secara intravena, atau sebagai tambahan terapi oral pada pasien dengan
hipokalemia simtomatik berat. Pada sebagian besar pasien, kalium intravena diberikan sebagai tambahan
cairan infus dengan konsentrasi 20-40 mEq per liter cairan lewat vena perifer.
Terapi yang diberikan yaitu transfusi PRC 2 bag. Pada pasien anemia dengan kadar hemoglobin kurang
dari 7 g/dL diindikasikan untuk melakukan transfusi darah. Packed Red Cell (PRC) adalah suatu konsentrat
eritrosit yang berasal dari sentrifugasi whole blood. Setiap unit PRC mempunyai volume kira-kira 128-240
ml, tergantung volume kadar hemoglobin donor dan proses separasi komponen awal.