Keluhan saat ini : Saat ini pasien masih mengeluhkan sesak dan batuk, batuk dikatakan tidak
berdahak. Pasien juga masih mengeluhkan nyeri perut.
Anamnesis
Riwayat penyakit sebelumnya
• Pasien pernah mengalami hal serupa sebelumnya namun tidak seberat kondisi yang dialami
saat ini.
• Riwayat penyakit kronis seperti HT, DM, penyakit ginjal dan jantung disangkal. Riwayat
alergi makanan dan obat-obatan disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang pernah mengalami keluhan serupa. Riwayat penyakit kronis seperti
HT, DM, penyakit ginjal dan jantung disangkal. Riwayat alergi makanan dan obat-obatan pada
keluarga disangkal.
Riwayat Pribadi, Sosial dan Lingkungan
Pasien saat ini sudah tidak bekerja, pasien mampu melakukan aktivitas secara mandiri dengan
intensitas ringan. Pasien tinggal bersama keluarga. Konsumsi makan dikatakan menurun.
Riwayat merokok (-) dan riwayat alkohol (-).
Pemeriksaan Fisik
Status Present (4/1/2024)
Keluhan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis, GCS : E4V5M6
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 73 x/menit, reguler, kuat angkat
RR : 21 x/menit
Suhu : 36.6 C
SpO2 : 95% on NC 3 lpm
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Mata : Kongjungtiva anemis -/- , ikterus -/- , RP +/+ isokor
• THT : Kesan tenang
• Leher : Pembesaran KGB (-)
• Thorax
• Cor :
• Inspeksi : Iktus kordis terlihat
• Palpasi : Iktus kordis teraba
• Perkusi : Batas kanan jantung PSL ICS IV dextra
Batas kiri jantung MCL ICS V sinistra
• Auskultasi : S1 S2 Tunggal, regular, murmur (-)
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Pulmo
• Inspeksi : Simetris (+), retraksi dinding dada (-), bentuk dada normal, sela iga tampak melebar
• Palpasi : Vokal Fremitus (N/N)
• Perkusi : Sonor/sonor
• Auskultasi : Vesikuler ++ ,rhonki
++ , wheezing
--
++ ++ --
++ ++ --
Abdomen :
• Inspeksi : Distensi (-)
• Auskultasi : BU (+) Normal, nyeri tekan (-)
• Palpasi : hepar dan lien tidak teraba
• Ekstremitas : CRT <2 detik, edema - - ,akral hangat + +
-- ++
Pemeriksaan Darah Lengkap
Hasil (3/1/2024) Unit Nilai Normal
Kesan :
Cor dalam batas normal
Tampak emfisema pulmo
Assessment
Hidrokortison 2x100 mg PO
Levofloxacin 1x750 mg iv
Analisis Refleksi Kasus
Deskripsi Kasus
• Hal yang menarik pada kasus ini adalah pasien didiagnosis dengan PPOK eksaserbasi
akut dan penyebab pada pasien yang mengalami PPOK dengan eksaserbasi akut.
Perasaan Yang Dirasakan
• Perasaan yang menyenangkan adalah saya dapat mempelajari mengenai anamesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pada pasien dengan diagnosis PPOK
eksaserbasi akut.
• Perasaan yang kurang menyenangkan adalah kurangnya kemampuan untuk menggali
penyebab dari keadaan pasien tersebut dan tidak melihat keadaan pasien saat pertama
kali masuk rumah sakit.
Evaluasi
• Pengalaman yang baik adalah karena saya dapat melakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik secara langsung pada pasien dengan PPOK. Pembelajaran ini akan menjadi dasar
pengetahuan jika saya bertemu dengan pasien serupa sehingga dapat mengarahkan pada
penegakan diagnosis dan KIE yang tepat kepada pasien.
Analisis
1. Apa pengertian PPOK ?
2. Bagaimana cara mendiagnosis PPOK sesuai kriteria Gold COPD
menggunakan spirometri ?
3. Apa saja tatalaksana yang dapat diberikan pada pasien PPOK dan Eksaserbasi
?
Kesimpulan
1. Apa pengertian PPOK ?
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) didefinisikan sebagai kelainan paru heterogen yang
ditandai dengan keluhan respirasi kronik (sesak napas, batuk, produksi dahak) dikarenakan
abnormalitas saluran napas (bronkitis, bronkiolitis) dan/atau alveoli (emfisema) yang
menyebabkan hambatan aliran udara yang persisten dan seringkali progresif.
Kesimpulan
2. Bagaimana cara mendiagnosis PPOK sesuai kriteria Gold COPD menggunakan spirometri ?
Kriteria spirometri untuk obstruksi aliran udara yang dipilih oleh GOLD tetap menggunakan rasio
FEV1/FVC <0,7 pasca bronkodilator. Kriteria ini sederhana dan tidak bergantung pada nilai rujukan
karena berhubungan dengan variabel yang diukur pada individu yang sama, dan telah digunakan pada
semua uji klinis yang menjadi dasar bukti yang digunakan untuk membuat rekomendasi pengobatan.
Perlu dicatat bahwa penggunaan rasio FEV1/FVC tetap (<0,7) untuk menentukan obstruksi aliran udara
dapat menyebabkan diagnosis PPOK yang berlebihan pada orang tua, dan diagnosis yang kurang tepat
pada orang dewasa muda, terutama pada penyakit ringan, dibandingkan dengan menggunakan batas
akhir berdasarkan nilai batas bawah normal (LLN) untuk FEV1/FVC.
Kesimpulan
Setelah diagnosis PPOK dipastikan dengan spirometri, penilaian PPOK harus fokus untuk memandu terapi dalam
menentukan empat aspek mendasar berikut :
• Tingkat keparahan keterbatasan aliran udara
• Sifat dan besarnya gejala saat ini
• Riwayat eksaserbasi sedang dan berat sebelumnya
• Adanya dan jenis penyakit lain (multimorbiditas)
Jika rasio FEV1/FVC < 0,7 maka penilaian tingkat keparahan keterbatasan aliran udara pada PPOK didasarkan
pada nilai FEV1 pasca-bronkodilator.
Kesimpulan
3. Apa saja tatalaksana
yang dapat diberikan pada
pasien PPOK dan
Eksaserbasi ?
Rencana Tindak Lanjut
• Apabila menemukan kasus yang serupa saya akan melakukan anamnesis, pemeriksaan
fisik, serta menganjurkan pemeriksaan penunjang yang tepat dan lebih detail kemudian
melakukan analisis berdasarkan teori yang sudah saya dapatkan sebelumnya serta
memberikan penatalaksanaan awal sebagai dokter umum nantinya.
Referensi
• Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD), Global strategy for the
diagnosis, management, and prevention of chronic obstructive lung disease (2023
Report). https://goldcopd.org/2023-gold-report-2/
• PDPI. PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik): Diagnosis dan. Penatalaksanaan. Jakarta:
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI); 2023