Anda di halaman 1dari 70

Laporan Kasus

SEORANG LAKI-LAKI USIA 46 TAHUN DENGAN


TUMOR MEDIASTINUM, HEPATITIS A DAN
DIABETES MELLITUS

Pembimbing :
dr. Reni Ari Martani, Sp.P, M.Kes
Penyusun:

Annatsa Raiisa Fahma


● Nama
● Usia
: Tn. N
: 47 tahun
IDENTITAS
● Jenis Kelamin : Laki-laki
● Status Pernikahan : Kawin
● Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
● Agama : Islam
● Alamat : Jatibogor RT04/RW04, Suradadi, Tegal
● Nomer RM : 1023848
● Asuransi Kesehatan : BPJS (PBI)
● Tanggal dikasuskan : 10 Juni 2022
Anamnesis

Anamnesis dilakukan dengan pasien yang bersangkutan


dan melihat data pasien melalui rekam medis pada hari
Jum’at, 10 Juni 2022 pukul 11.30 WIB di ruang Rosella
kamar B bed 2 Rumah Sakit Umum Kardinah Kota
Tegal
KELUHAN
UTAMA:
SESAK
iwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan sesak sejak 4 hari yang
lalu. Sesak di rasakan terus menerus, dan sesak
dirasakan membaik dengan istirahat. Pasien juga
mengeluhkan lemas, batuk, tenggorokan kering, suara
serak, sulit menelan, nyeri dada, nyeri perut, susah BAB
serta mual
wayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat diabetes melitus, dan pasien
belum pernah mengalami penyakit serupa dengan yang
dirasakan pasien saat ini.

iwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien belum pernah mengalami penyakit
serupa dengan yang dirasakan pasien saat ini, dan tidak
memiliki riwayat hipertensi, diabetes melitus serta
keganasan.
Riwayat Pengobatan
Pasien tidak meminum obat diabetes secara rutin

Riwayat Alergi
Levofloxacin
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan seorang buruh harian lepas dan
biaya pengobatan menggunakan BPJS PBI

Riwayat Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan merokok 1 bungkus
rokok bertahun-tahun, yaitu sejak masa muda
dahulu hingga pasien mengaku berhenti sejak bulan
Mei lalu
PEMERIKSAAN
FISIK
KEADAAN UMUM

• Kesadaran : Composmentis,

• GCS : E4M6V5

• Kesan Sakit : Tampak sakit ringan

• Kesan Gizi : Normal


TANDA VITAL
• • Tekanan Darah: 130/80mmHg

• • Nadi : 80x/menit

• • Suhu : 37,00C

• • Respirasi : 20x/menit

• • SpO2 : 97%

• • Berat Badan : 58Kg

• • Tinggi Badan : 165cm

• • BMI : 21,32 Kg/m2


STATUS GENERALIS
• • Kepala: Normosefal

• • Wajah: Pucat (-), Ikterik (+), edema (-), sianotik (-)

• • Mata: Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (+/+)

• • Hidung: Bentuk dan ukuran normal, napas cuping hidung (-) deviasi

(-), septum nasal normal berada ditengah, mukosa hiperemis (-), benda

asing (-), sekret (-)


STATUS GENERALIS
• • Telinga: Normotia, serumen (-/-), hiperemis (-/-), nyeri tekan (-/-),

benda asing (-/-)

• • Bibir: Sianosis (-), pucat (-), deviasi lidah (-), atrofi lidah (-), lidah

kotor (-), mukosa mulut hiperemis (-), faring hiperemis (-), letak uvula

ditengah, tonsil T1/T2

• • Leher: Pembesaran kelenjar tiroid (-), deviasi trakea (-), pembesaran

KGB leher (+)


STATUS GENERALIS
Thorax:
Jantung:
Inspeksi: Ictus cordis terlihat
Palpasi: Ictus cordis teraba pada ICS V linea midclavicularis
sinistra
Perkusi (batas jantung):
Kanan: ICS III – V linea parasternalis dextra
Kiri: ICS V linea midclavicularis sinistra
Atas: ICS II linea parasternalis sinistra
Pinggang: ICS II linea parasternalis sinistra
Auskultasi: Bunyi jantung I dan II reguler, Murmur (-) gallop
(-)
STATUS GENERALIS
- Paru:
o Inspeksi: Bentuk dada datar, sikatriks (-) gerakan dinding
dada simetris saat statis dan dinamis, venektasi (-), benjolan
(-)
o Palpasi: Vocal fremitus kanan dan kiri sama
o Perkusi: Sonor diseluruh lapang kedua paru
o Auskultasi: Vesikular (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
STATUS GENERALIS
- • Abdomen:
- Inspeksi: Permukaan perut tampak rata, distensi (-), caput
medusae (-), jejas (-), sikatriks (-)
- Auskultasi: Bising usus (+), frekuensi: 5x/menit
- Perkusi: timpani pada seluruh lapang abdomen, shifting
dullness (-), undulasi (-), nyeri ketok kostovertebra (-)
- Palpasi: Supel, nyeri tekan (+) pada kuadran kanan atas
STATUS GENERALIS
-- Ekstermitas atas: -- Ekstermitas bawah:
o Edema: -/- o Edema: -/-
o Sianosis: -/- o Sianosis: -/-
o Akral hangat: +/+ o Akral hangat: +/+
o Ulkus: -/- o Ulkus: -/-
o Sikatriks: -/- o Sikatriks: -/-
o Eritema: -/- o Eritema: -/-
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Laboratorium 06/06/2022 Pukul
Pemeriksaan Hasil 09:51 WIB
Nilai Normal Satuan Keterangan

Hematologi
Hemogoblin 9.1 13.7-17.7 g/dL Menurun
Leukosit 6.1
4.4-11.3 10^3/uL  
Hematokrit 29 42-52 % Menurun
Trombosit 442
150-521 10^3/uL  
Eritrosit 4.68 4.5-5.9 10^6/ul  
RDW 22.0 11.5-14.5 % Meningkat
MCV 62.2 80-96 U Menurun
MCH 19.4 28-33 Pcg Menurun
MCHC 31.3 33-36 g/dL Menurun
Kimia Klinik
SGOT 124.0 <35 U/L Meningkat
SGPT 150.0 <46 U/L Meningkat
Ureum 38 19.0-44.0 mg/dL  
Kreatinin 0.82 0.7-1.3 mg/dL  
Glukosa Sewaktu 307 82.0-115.0 mg/dL Meningkat
Laboratorium 06/06/2022 Pukul 18:24 WIB
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan Keterangan
Kimia Klinik
Glukosa Sewaktu 153 <140 mg/dL Meningkat
Bilirubin Total 8.9 0.3-1.2 ng/mL Meningkat
Bilirubin Direk 5.20 0-0.20 mg/dL  Meningkat
Bilirubin Indirek 3.7 0-0.75 mg/dL  Meningkat
Imunologi
HIV RAPID - Non
Non Reaktif
REAGEN I Reaktif    
Serologi
HBsAg Kualitatif Negatif Negatif    
CEA 9.25 <46 ng/mL Meningkat

Laboratorium 07/06/2022 Pukul 17:47 WIB


Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan Keterangan
Elektrolit
Natrium 134.8 135-145 mmol/l Menurun
Kalium 4.52 3.3-5.1 mmol/l  
Klorida 98.0 96-106 mmol/l
Imunologi
Anti HAV >400 Negatif g/dL
Anti HCV Negatif Negatif 10^3/uL  
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
RADIOLOGI
 Nama/Usia : Tn. N / 46 tahun
 Proyeksi : Postero anterior (PA)
 Simetris
 Inspirasi cukup
 Densitas cukup
 Foto mencakup kedua seluruh lapang paru
 Deviasi trakea ke kanan
 Tampak massa pada mediastinum sinistra bentuk tak tegas,
tepi ireguler
 COR : CTR >50%
 PULMO : 
o Sudut kostofrenikus kanan dan sudut kostofrenikus
kiri lancip
o Diafragma kanan dan diafragma kiri berbentuk
kubah, licin
o Tak tampak kelainan pada tulang dan soft tissue.

Kesan: Massa Mediastinum sinistra


 Tampak massa hipoden pada mediastinum superior
sinistra bentuk tak tegas, tepi irregular
 Trachea deviasi ke kanan
 Hepar: Ukuran besar, permukaan licin, tepi tumpul,
tampak ductus biliaris intrahepatic lebar, pada hilus
kanan tampak massa hiperden, bentuk relative bulat
 Lien: Ukuran normal, echo parenkim normoekhoik,
massa (-)
 Limfonodi para aorta: tak melebar, massa (-)
Kesan:
Massa mediastinum superior sinistra
Massa hilus hepar dengan ectasia ductus biliaris
intrahepatic
Lien dan limfonodi para aorta tak tampak kelainan
RESUME Pasien datang dengan keluhan sesak sejak 4 hari yang lalu. Sesak di
rasakan terus menerus dan sesak dirasakan membaik dengan istirahat. Pasien
juga mengeluhkan lemas, batuk, tenggorokan kering, suara serak, sulit
menelan, nyeri dada, nyeri perut, susah BAB serta mual. Pasien mengaku
bahwa pasien adalah perokok sejak remaja dan berhenti merokok ketika
bulan mei lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus namun tidak rutin
meminum obat. Pasien memiliki alergi obat Levofloxacin.
Pemeriksaan fisik didapatkan sklera ikterik, konjungtiva anemis, serta
terdapat benjolan di kelenjar getah bening leher. Pada pemeriksaan
penunjang ditemukan Hemoglobin, Hematokrit, MCV, MCH, MCHC dan
Natrium menurun, sedangkan RDW, Glukosa Sewaktu, Bilirubin Total,
Bilirubin Direk, Bilirubin Indirek, SGOT, SGPT, dan CEA meningkat. Anti
HAV >400. Rongten dan CT scan thoraks di dapatkan Massa pada
mediastinum superior sinistra.
DAFTAR
ABNORMALI
TAS
ANAMNES
A
● Sesak
● Lemas,
● batuk
● Tenggorokan kering,
● Suara serak
● Sulit menelan,
● Nyeri dada,
● Nyeri perut,
● Susah bab
● Mual
PEMERIKSAAN
FISIK
● Demam
● Konjungtiva anemis (+/+)
● Sklera Ikterik (+/+)
● Pembesaran KGB leher
● Nyeri tekan abdomen pada
kuadran kanan atas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hemoglobin menurun • Bilirubin Direk meningkat
• Hematokrit menurun • Bilirubin Indirek meningkat
• RDW meningkat • SGOT meningkat
• MCV menurun • SGPT meningkat
• MCH menurun • CEA meningkat
• MCHC menurun • Natrium menurun
• Glukosa Sewaktu meningkat • Anti HAV >400
• Bilirubin Total meningkat
• Rongten dan CT scan thoraks: Massa pada mediastinum superior
sinistra
DIAGNOSA KERJA
TUMOR DIABETES
HEPATITIS A
MEDIASTINUM MELILITUS
PEMECAHAN
MASALAH
TUMOR
MEDIASTINUM
● Ass: Hasil evaluasi setelah dilakukan pemeriksaan foto thoraks
dan CT Scan thoraks
● IPDx: Tanda Klinis, rontgen thoraks, dan CT Scan thoraks
● IPRx:
Ketorolac 3x2
Promedex 3x1
● IPEx: Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai
penyakit yang diderita, edukasi bagaimana langkah selanjutnya
untuk melakukan rujukan ke RS Margono agar bisa dilakukan
tindakan yang tepat.
● IPMx: Tanda Klinis, Monitoring Keadaan Umum dan tanda
Vital.
HEPATITIS
A
● Ass: Hasil evaluasi setelah dilakukan pemeriksaan pemeriksaan
laboratorium
● IPDx: Tanda Klinis, pemeriksaan laboratorium hematologi,
laboratorium kimia klinik, laboratorium serologi, dan
laboratorium imunologi.
● IPRx:
Metylprednisolon 1x62,5
As. Folat 2x1
● IPEx: Menjelaskan dan mengedukasi kepada pasien dan
keluarga mengenai penyakit yang diderita.
● IPMx: Tanda Klinis, Monitoring Keadaan Umum dan tanda
Vital.
DIABETES
MELLITUS
● Ass: Hasil evaluasi setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium
● IPDx: Tanda Klinis, pemeriksaan laboratorium kimia klinik.
● IPRx: Novorapid 3x4
● IPEx: Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai
penyakit yang diderita, edukasi minum obat yang teratur.
● IPMx: Monitoring Keadaan Umum dan tanda Vital.
FOLLOW UP
10 JUNI 2022
S: Pasien mengeluhkan sesak, lemas, batuk nyeri perut, tenggorokan kering,
suara serak, susah menelan, mual, serta nyeri dada.
O:
KU: Tampak lemas
GCS: 15 (Composmentis)
TTV:
- TD: 130/80mmHg
- HR: 80x/menit
- RR: 24x/menit
- SpO2: 98%
- Suhu: 36,20C
Kepala: Normosefal
Leher: Terdapat pembesaran KGB pada leher sebelah kiri
Wajah: Ikterik (+)
Mata: Konjungtiva anemis (+/+) Sklera Ikterik (+/+)
Thoraks: SDV (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-); BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: Supel, BU (+), nyeri tekan (+)
Ekstermitas: Akral hangat (+/+) Edem ekstermitas atas (-/-), edem ekstermitas bawah (-/-)
GDS: 130
A: Tumor Mediastinum, Hepatitis A, Diabetes melitus

P:
Metylprednisolon 1x 62,5
Lansoprazole 1x1
Respar drip NaCl 1x1
Promedex 3x1
Curcuma 3x1
Inspepsa Syrp 3x1
Nystatin drop 3x2
Novorapid 3x4
As. Folat 2x1
Ceftriaxone 1 gr 2x1
Alprazolam 0,5gr 1x1
Ketorolac 2 amp 3x2
FOLLOW UP
11 JUNI 2022
S: Pasien mengeluhkan sesak, lemas, batuk nyeri perut, tenggorokan kering,
suara serak, susah menelan, mual, serta nyeri dada.

O:
KU: Tampak lemas
GCS: 15 (Composmentis)
TTV:
-TD: 140/90mmHg
-HR: 91x/menit
-RR: 24x/menit
-SpO2: 99%
-Suhu: 36,00C
Kepala: Normosefal
Leher: Terdapat pembesaran KGB pada leher sebelah kiri
Wajah: Ikterik (+)
Mata: Konjungtiva anemis (+/+) Sklera Ikterik (+/+)
Thoraks: SDV (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-); BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: Supel, BU (+), nyeri tekan (+)
Ekstermitas: Akral hangat (+/+) Edem ekstermitas atas (-/-), edem ekstermitas bawah (-/-)
GDS: 137
A: Tumor Mediastinum, Hepatitis A, Diabetes melitus

P:
Metylprednisolon 1x 62,5
Lansoprazole 1x1
Promedex 3x1
Curcuma 3x1
Inspepsa Syrp 3x1
Nystatin drop 3x2
Novorapid 3x4
As. Folat 2x1
Ceftriaxone 1 gr 2x1
Alprazolam 0,5gr 1x1
Ketorolac 2 amp 3x2
ANALI
SA
KASUS
Penegakkan diagnosis tumor
mediastinumTUMOR
didapat melalui
anamnesis dan pemeriksaan
MEDIASTINUM
penunjang. Pada anamnesis
didapatkan gejala klinis yang
dikeluhkan pasien yaitu sesak, nyeri
dada, tenggorokan kering, suara
serak, dan susah menelan. Pada
pemeriksaan penunjang foto thoraks
dan CT scan thoraks di dapatkan
massa pada mediastinum,
pemeriksaan penunjang
laboratorium serologi didapatkan
CEA yang meningkat
Penegakkan diagnosis hepatitis A
didapat melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
HEPATITIS A
penunjang. Pada anamnesis didapatkan
gejala klinis yang dikeluhkan pasien
yaitu nyeri perut dan susah BAB. Pada
pemeriksaan fisik, didapatkan sklera
ikterk dan warna kulit yang ikterik.
Pada pemeriksaan penunjang
laboratorium kimia klinik didapatkan
SGOT, SGPT, bilirubin direk, bilirubin
indirek dan bilirubin total meningkat.
Pada pemeriksaan penunjang
laboratorium serologi didapatkan anti
HAV >400 g/dL.
DIABETES
Penegakkan diagnosis diabetes
mellitusMELLITUS
didapat melalui
anamnesis dan pemeriksaan
penunjang. Pada anamnesis
didapatkan riwayat penyakit
diabetes mellitus pada pasien.
Pada pemeriksaan penunjang
laboratorium kimia klinik
didapatkan glukosa sewaktu
meningkat yaitu 307 dan 153.
TINJAUA
N
PUSTAKA
TUMOR
MEDIASTIN
UM
DEFINISI
Tumor mediastinum adalah tumor yang
terdapat di dalam mediastinum yaitu struktur
yang berada di antara paru kanan dan kiri.
Mediastinum berisi jantung, pembuluh darah
arteri, pembuluh darah vena, trakea, kelenjar
timus, syaraf, jaringan ikat, kelenjar getah
bening dan salurannya. Secara garis besar
mediastinum dibagi atas 4 bagian penting yaitu
mediastinum superior, anterior, posterior, dan
medial
Angka kejadian tumor mediastinum EPIDEMIOLOGI
berkisar 24%-47% pada orang dewasa
dan pada anak-anak adalah 35%-50%.
Tumor mediastinum ditemukan pada
semua kelompok umur. Frekuensi
tertinggi yang berisiko adalah pada
dekade ke-3 hingga dekade ke-5. Rentang
usia pasien tumor mediastinum terdapat
pada berbagai usia tergantung dengan
jenis tumor mediastinum. Berdasarkan
jenis kelamin, tumor mediastinum
diketahui dapat ditemukan, baik pada
GEJALA KLINIS
DIAGNOASA

Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Penunjang

Pemeriksaan fisik dapat


Pemeriksaan Radiologi,
Dilihat dari gejala dan keluhan memberikan informasi sesuai
pemeriksaan patologi anatomi, dan
yang di keluhkan pasien dengan lokasi, ukuran dan
pemeriksaan laboratorium
keterbatasan organ lain
TATALAKSANA

Penatalaksanaan untuk tumor mediastinum yang jinak adalah pembedahan


sedangkan untuk tumor ganas, tindakan berdasarkan jenis sel kanker. Tumor
mediastinum jenis limfoma Hodgkin's maupun non Hondgkin's diobati sesuai
dengan protokol untuk limfoma dengan memperhatikan masalah respirasi
selama dan setelah pengobatan.Penatalaksanaan tumor mediastinum
nonlimfoma secara umu adalah multimodality meski sebagian besar
membutuhkan tindakan bedah saja, karena resisten terhadap radiasi dan
kemoterapi tetapi banyak tumor jenis lain membutuhkan tindakan bedah,
radiasi dan kemoterapi, sebagai terapi adjuvant atau neoadjuvan
HEPATITIS
A
DEFINISI
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati
yang disebabkan oleh infeksi (Virus, bakteri,
parasit), obat-obatan (termasuk obat
tradisional), konsumsi alcohol, lemak yang
berlebih dan penyakit autoimun. Hepatitis A
disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV),
infeksi yang ditandai dengan tingkatan
antibody anti-HAV. Virus hepatitis A ditularkan
melalui air dan makanan yang tercemar, namun
hampir sebagian besar infeksi HAV didapat
melalui transmisi endemic atau sporadic
GEJALA KLINIS
1.Fase Inkubasi
2.Fase Prodromal/pre-ikterik
3.Fase Ikterik
4.Fase Penyembuhan
DIAGNOASA

Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Penunjang

Biasanya menunjukkan nyeri tekan


Pemeriksaan laboratorium dilakukan tes
ringan, terkadang terdapat
Dilihat dari gejala dan keluhan fungsi hati (terdapat peninggian bilirubin,
hepatomegali (pembesaran hati) 2
yang di keluhkan pasien sampai 3 jari di bawah arcus costae, SGPT dan kadang-kadang dapat disertai
konsistensi lunak, dan tepi tajam. peninggian GGT, fosfatase alkali), dan tes
serologi anti HAV, yaitu IgM anti HAV yang
positif.
TATALAKSANA

Tidak ada tatalaksana yang khusus untuk HAV, tatalaksana yang


diberikan pada penderita hepatitis A antara lain terapi suportif,
dietetik, dan terapi medikamentosa
TERAPI SUPORTIF
- Pada periode akut dan dalam keadaan lemah diharuskan cukup istirahat.
Aktivitas fisik yang berlebihan dan berkepanjangan harus dihindari.
- Rawat jalan pasien, kecuali pasien dengan mual atau anoreksia berat yang
akan menyebabkan dehidrasi sebaiknya diinfus.
- Perawatan yang dapat dilakukan di rumah, yaitu:
• Tetap tenang, kurangi aktivitas dan banyak istirahat di rumah
• Minum banyak air putih untuk menghindari dehidrasi
• Hindari minum obat yang dapat melukai hati seperti asetaminofen dan
obat yang mengandung asetaminofen
• Hindari minum minuman beralkohol
• Hindari olahraga yang berat sampai gejala-gejala membaik
TERAPI DIETETIK

• Makanan tinggi protein dan karbohidrat, rendah lemak untuk pasien yang
dengan anoreksia dan nausea.
• Selama fase akut diberikan asupan kalori dan cairan yang adekuat. Bila
diperlukan dilakukan pemberian cairan dan elektrolit intravena.
• Menghindari obat-obatan yang di metabolisme di hati, konsumsi alkohol,
makan-makanan yang dapat menimbulkan gangguan pencernaan, seperti
makanan yang berlemak
TERAPI
FARMAKOLOGI
Tidak ada pengobatan spesifik untuk hepatitis A, karena itu
terapi ini hanya dengan pemberian obat-obatan untuk
mengurangi gejala-gejala yang ditimbulkan, yaitu bila
diperlukan diberikan obat-obatan yang bersifat melindungi
hati, antiemetik golongan fenotiazin pada mual dan muntah
yang berat, serta vitamin K pada kasus yang kecenderungan
untuk perdarahan. Pemberian obat-obatan terutama untuk
mengurangi keluhan misalnya tablet antipiretik parasetamol
untuk demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi
DIABETES
MELLITUS
DEFINISI
Diabetes mellitus (DM) merupakan
suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekrei insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya.
KLASIFIKASI
❏ DM TIPE 1 : Diabetes mellitus tipe-1
adalah penyakit kronis yang ditandai
dengan ketidak mampuan tubuh untuk
menghasilkan atau memproduksi insulin
yang diakibatkan oleh rusaknya sel-β pada
pancreas

❏ DM TIPE 2: Diabetes mellitus tipe-2


terjadi karena retensi insulin sehingga
FAKTOR RISIKO
 Faktor risiko yang tidak dapat diubah
- Usia
- Jenis kelamin
- Riwayat Keluarga DM
 Faktor risiko yang dapat diubah
- Overweight
- Obesitas
- Hipertensi
- Kurang aktivitas
- Merokok
- Dislipidemia
DIAGNOSA
• Jika keluhan klasik ditemukan (Poliuri, polifagi, polidipsi,

penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya) +

pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL

• Atau Gejala klasik DM + Glukosa Plasma Puasa >126 mg/dL. Puasa

diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam

• Glukosa plasma 2 jam pada Tes toleransi glukosa oral (TTGO) >200

mg/dL.
TATALAKSANA

-TERAPI NON FARMAKOLOGI


• EDUKASI
• TERAPI GIZI
• LATIHAN JASMANI
- TERAPI FARMAKOLOGI
• ANTIHIPERGLIKEMI ORAL
• ANTIHIPERGLIKEMI SUNTIK
TERAPI GIZI
a. Protein : 10 – 20 % total asupan energi
b. Karbohidrat : 45 – 65 % total asupan energy
c. Lemak : 20 – 25 % kebutuhan kalori, tidak boleh melebihi 30 %
total asupan energi
d. Natrium : < 2300 mg perhari
e. Serat : 20 – 35 gram/hari
LATIHAN JASMANI
dilakukan teratur sebanyak 3 - 4 kali seminggu selama kurang
lebih 30 - 45 menit, dengan total kurang lebih 150 menit
perminggu

EDUKASI
Diabetes mellitus umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup
TATALAKSANA

-ANTIHIPERGLIKEMI ORAL
• Pemacu Sekresi Insulin
• Peningkat Sensitivitas terhadap Insulin
• Penghambat Alfa Glukosidase
• Penghambat enzim Dipeptidyl Peptidase-4 (DPP-4
inhibitor)
• Penghambat enzim Sodium Glucose co-Transporter
2(SGLT-2 inhibitor) 
TATALAKSANA

-ANTIHIPERGLIKEMI SUNTIK
• Insulin
• Agonis GLP-1/Incretin Mimetic 
• Penggunaan agonis GLP-1 pada Diabetes 
TERIMAK
ASIH
Mohon
bimbigannya

Anda mungkin juga menyukai