Anda di halaman 1dari 85

JOURNAL

READING
Debora Asri Permata
2110221096-FK UPN Veteran Jakarta
01.
STATUS
PASIEN
ANAMNESIS
IDENTITAS
Nama
PASIEN
Tanggal lahir
: Tn. M
: 14/03/1967
Umur : 64 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Johar Baru, Senen
Pekerjaan : Office Boy
Pendidikan : SMA
Status perkawinan : Menikah
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
No, RM : 01099xxx
Tanggal Masuk : 17 April 2022 Pukul 10.00 WIB
ANAMNESIS:
KELUHAN UTAMA
Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis (istri) pada tanggal 25 April 2022
pukul 12.45 WIB di Lantai 3 Paviliun Darmawan RSPAD.

KELUHAN UTAMA
Batuk kering sejak 4 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS)
RIWAYAT PENYAKIT

SEKARANG
Batuk sejak 4 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Batuk dirasakan setiap hari dan hilang
timbul. Batuk disertai dahak yang terkadang berwarna hijau maupun bening dengan konsistensi
kental. Namun dalam 2 minggu terakhir batuk tidak disertai dengan dahak. Batuk tidak disertai
darah. Batuk memberat saat siang dan malam hari. Pasien berkata batuk saat malam hari
mengganggu tidurnya.
● Keluhan juga disertai sesak. Keluhan sesak timbul sebelum keluhan batuk terjadi. Sesak dirasakan
sejak 4 bulan SMRS. Sesak hilang timbul. Timbul dan memberat saat beraktivitas, membaik saat
pasien duduk dan istirahat. Sesak tidak disertai dengan nyeri dada, rasa berdebar, dan bengkak
pada tubuh maupun tungkai.
RIWAYAT PENYAKIT
● SEKARANG
Pasien berkata pernah merasa demam. Demam timbul 1 bulan SMRS. Demam terjadi selama 7
hari lalu reda. Demam meningkat perlahan dengan suhu yang tinggi. Demam disertai dengan
keringat pada malam hari. Pasien mengonsumsi parasetamol untuk meredakan demamnya.
Keluhan sempat membaik saat diberikan obat namun timbul kembali. Demam terjadi selama 7
hari lalu reda.
● Pasien berkata terdapat penurunan nafsu makan secara drastis sejak keluhan batuk terjadi. Dalam
1 hari pasien makan sebanyak 3x sehari dengan porsi 4 sdm setiap makannya. Di sisi lain, pasien
juga merasa badannya terlihat semakin kurus dalam 4 bulan terakhir. Berat badan sebelum pasien
sakit 70 kg, namun sekarang BB pasien 60 kg.
RIWAYAT PENYAKIT

SEKARANG
Pasien tidak pernah mengalami keluhan-keluhan seperti ini sebelumnya.
● Keluhan anosmia, mual, muntah, muntah berdarah, diare dan perdarahan spontan disangkal oleh
pasien. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
RIWAYAT PENYAKIT

SEKARANG
Saat ini pasien merasakan adanya mual. Mual sudah terjadi selama 3 hari. Mual tanpa disertai
muntah maupun nyeri perut. Pasien juga masih mengeluh sesak dan batuk. Sesak memberat saat
pasien berbaring dan membaik jika duduk. Sesak tidak disertai nyeri dada dan rasa berdebar.
Sedangkan, untuk batuk yang dirasakan pasien tanpa disertai dahak. Pasien juga mengeluh adanya
bengkak pada kedua kaki. Bengkak timbul sejak 2 hari yang lalu. Bengkak tanpa disertai dengan
nyeri, gatal maupun kemerahan di kedua kaki. Bengkak timbul ketika pasien duduk dan
cenderung menghilang jika posisi kaki lebih ditinggikan.
RIWAYAT PENYAKIT
● DAHULU
Pasien menyangkal riwayat asma, tuberculosis, COVID-19, alergi terhadap obat maupun
makanan, diabetes mellitus (DM), dislipidemia, penyakit jantung, penyakit hati kronis, dan
penyakit ginjal kronis.
● Pasien memiliki hipertensi. Hipertensi diketahui sejak usia 45 tahun. Pada awalnya pasien merasa
sakit kepala lalu berobat ke praktek dokter umum. Setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan
tekanan darah meningkat dan didiagnosis hipertensi. Pasien mengonsumsi Amlodipine 1x10 mg.
Diminum hingga sekarang. Pasien tidak rutin kontrol untuk tensinya. Tekanan darah tertinggi
200/100 mmHg.
● Saat masuk ke RSPAD, ditegakkan diagnosis DM saat dilakukan pemeriksaan lab. Sebelumnya
pasien tidak pernah mengeluh rasa ingin BAK terus-menerus, mudah merasa haus, maupun nafsu
makan meningkat.
RIWAYAT PENYAKIT

KELUARGA
Kakak menderita asma.
● Tidak ada riwayat tuberculosis, COVID-19, alergi terhadap obat maupun makanan, diabetes
mellitus (DM), dislipidemia, penyakit hati kronis, keganasan dan penyakit ginjal kronis.
● Ibu menderita penyakit jantung. Meninggal karena penyakit jantung di usia 80 tahun.
RIWAYAT PRIBADI

SOSIAL
Pasien tinggal sendiri di rumah.
● Pasien merokok sejak usia 20 tahun namun sudah berhenti dalam 4 bulan terakhir. Saat merokok,
1 hari dapat menghabiskan minimal 2 bungkus rokok isi 12 batang.
● Pasien mengonsumsi alkohol saat muda. Tidak ingat seberapa banyak.
● Tidak ada tetangga maupun rekan kerja pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan
pasien. Pasien berkata sinar matahari dan ventilasi udara yang masuk ke rumah cukup.
RIWAYAT

PENGOBATAN
Saat usia 45 tahun pasien berobat ke praktek dokter umum karena keluhan sakit kepala. Diberikan
pengobatan amlodipine 1x10 mg yang diminum setiap hari.
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN

FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
● Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15
● TD : 145/89 mmHg
● Suhu : 37.2oC
● HR : 97x/menit
● RR : 30x/menit
● Sp O2 : 98% pada udara ruangan
● BB : 60 kg
● TB : 165 cm
● IMT : 22 kg/m2
● Status Gizi : Normoweight
PEMERIKSAAN
FISIK
Status Generalis
Kepala Normocephalia
Mata Edema palpebra -/-, konjungtiva pucat -/-, sklera tidak ikterik,
reflex cahaya langsung dan tidak langsung +/+, pupil isokor

THT-Mulut Sekret (-), nafas cuping hidung (-), mukosa bibir lembab dan
tidak sianosis, faring tidak hiperemis, tonsil T1/T1 tenang,
Leher Perbesaran KGB dan Tiroid (-), deviasi trakea (-), JVP 5±2 cm.
PEMERIKSAAN
STATUS GENERALIS
FISIK
Inspeksi thoraks anterior dan posterior
- Inspeksi umum: tidak ada venektasi, pigmentasi, dan benjolan
- Sela iga: tidak melebar
- Bentuk dada: normothoraks
- Kesimetrisan
Statis: simetris kanan dan kiri
Dinamis: simetris kanan dan kiri
PULMO - Frekuensi napas: 30x/menit, regular, tipe torakoabdominal
Palpasi thoraks anterior dan posterior
- Palpasi umum: tidak ada benjolan, sela iga tidak melebar, tidak ada kelainan
tulang tidak ada krepitasi
- Kesimetrisan: simetris kanan dan kiri
- Ekspansi thoraks: simetris kanan dan kiri
- Taktil fremitus: teraba simetris kanan dan kiri
PEMERIKSAAN
STATUS GENERALIS
FISIK
Perkusi thoraks anterior dan posterior
- Perkusi umum: sonor kanan dan kiri
- Perkusi batas organ:
Batas paru hati: Batas paru hati terletak di sela iga 6. Peranjakan hati 2 jari
Batas paru lambung: Batas paru lambung terletak di sela iga 8
Batas paru jantung: terdapat di pemeriksaan jantung
PULMO
Auskultasi thoraks anterior dan posterior
- Suara napas bronkovesikuler simetris di seluruh lapang paru
- Tidak ada wheezing -/-. Tidak ada ronkhi -/-
PEMERIKSAAN
FISIK
Status Generalis
Cor Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: Ictus cordis teraba pada ICS V LMC sinister. Tidak teraba thrill.
Perkusi: Pinggang jantung ICS III LMC sinistra, batas kanan jantung ICS IV LPS
dextra,
dan batas kiri jantung ICS VI LMC sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan BJ II murni reguler. Murmur (-). Gallop (-)
PEMERIKSAAN
FISIK
Status Generalis
Abdomen Inspeksi: perut cembung, massa (-), lesi pada dinding perut (-)
Auskultasi: normoperistaltik (bising usus 15x/menit)
Palpasi: supel, nyeri (-), massa (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi: timpani pada seluruh lapang abdomen.

Ekstremitas Akral hangat, CRT<2 detik, sianosis (-) dan pucat (-).
Pitting edema (+/+)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan 16/04/2022 Nilai Rujukan
15:37:30
Hemoglobin 11.7 13.0-18.0 g/dl
Hematokrit 35% 40-52%
Eritrosit 4.9 4.3-6 juta/ul
Leukosit 13660 4800-10800/ul
Trombosit 588000 150000-400000/ul
Hitung Jenis:
• Basofil 0% 0-1% LABORATOR
IUM
• Eosinofil 0% 2-4%
• Neutrofil 85% 50-70%
• Limfosit 8% 20-40%
• Monosit 7% 2-8%
MCV 71 80-96 Fl
MCH 24 27-32 pg
MCHC 34 32-36 g/dl
RDW 14.80 11.5-14.5 %
Jenis Pemeriksaan 16/04/2022 15:37:30 Nilai Rujukan

KOAGULASI
WAKTU PROTROMBIN
• Kontrol 10.6
• Pasien 12.6 9.3-11.8 detik
APTT
• Kontrol 24.0 LABORATOR
• Pasien
D-dimer
27.7
830
23.4-31.4 detik
<500 ng/mL
IUM
KIMIA KLINIK
SGOT 22 <35U/L
SGPT 6 <40U/L
Ureum 19 20-50 mg/dl
Kreatinin 0.70 0.5-1.5 mg/dl
LABORATOR
Jenis Pemeriksaan
IUM
16/04/2022 15:37:30 Nilai Rujukan
eGFR 106.24 Normal
Glukosa darah sewaktu 246 80-140 mg/dl
Natrium 124 135-147 mmol/L
Kalium 5.3 3.5-5.0 mmol/L
Klorida 89 95-105 mmol/L
CRP Kuantitatif <1 mg/dL
Cardio 3 Panel
• Troponin I 0.013 <0.02 ng/mL
• CK-MB Mass 0.87 0.34-4.99 ng/mL
• NT-ProBNP >30000.0 8.1-128.3 pg/mL
LABORATOR
Jenis Pemeriksaan IUM
16/04/2022 15:37:30 Nilai Rujukan
ANALISA GAS DARAH
pH 7.526 7.37-7.45
PCO2 16.9 33-44 mmol/L
PO2 182.3 71-104mmol/L
Bikarbonat (HCO3) 14.1 22-29 mmol/L
Kelebihan Basa -7.5 (-2) – 3 mmol/L
Saturasi O2 98.3 94-98%
LABORATORIUM: KULTUR DARAH
DAN RESISTENSI
14/04/2022 09:19:07

Hasil Pemerikaan Laboratorium Klinik


Jenis Pemeriksaan Kultur Darah + Resistensi
Jenis Bahan Darah
Sediaan Langsung Tidak ditemukan adanya kuman
Hasil Tidak tampak pertumbuhan kuman
Jenis Pemeriksaan 18/04/2022 Nilai Rujukan
07:11:39
Hemoglobin 12.6 13.0-18.0 g/dl
Hematokrit 38 40-52%
Eritrosit 5.2 4.3-6 juta/ul
Leukosit 14970 4800-10800/ul
Trombosit 587000 150000-400000/ul
Hitung Jenis:
• Basofil 0% 0-1% LABORATOR
IUM
• Eosinofil 0% 2-4%
• Batang 3 2-6%
• Neutrofil 77% 50-70%
• Limfosit 10% 25-40%
• Monosit 10% 2-8%
MCV 73 80-96 Fl
MCH 24 27-32 pg
MCHC 33 32-36 g/dl
LABORATOR
Jenis Pemeriksaan
IUM
18/04/2022 07:11:39 Nilai Rujukan
Glukosa darah sewaktu 184 80-140 mg/dl
Natrium 133 135-147 mmol/L
Kalium 4.6 3.5-5.0 mmol/L
Klorida 99 95-105 mmol/L
Free T4 0.98 0.70-1.48 pg/mL
TSH 0.54 0.35-4.94 µUL/mL
LABORATOR
Jenis Pemeriksaan
IUM
19/04/2022 07:22:20 Nilai Rujukan
Natrium 130 135-147 mmol/L
Kalium 4.1 3.5-5.0 mmol/L
Klorida 93 95-105 mmol/L
LABORATOR
Jenis Pemeriksaan
IUM
19/04/2022 07:22:20 Nilai Rujukan
IMUNOSEROLOGI
Anti HIV Penyaring
Metode - 1 Non Reaktif Non reaktif
Reagen Indec
Metode - 2 Tidak dikerjakan Non reaktif
Metode - 3 Tidak dikerjakan Non reaktif

Kesimpulan Non reaktif


Saran
LABORATOR
Jenis Pemeriksaan IUM
19/04/2022 12:22:27 Nilai Rujukan
ANALISA GAS DARAH
pH 7.431 7.37-7.45
PCO2 35.4 33-44 mmol/L
PO2 196.2 71-104mmol/L
Bikarbonat (HCO3) 23.8 22-29 mmol/L
Kelebihan Basa 0.4 (-2) – 3 mmol/L
Saturasi O2 98.8 94-98%
LABORATOR
Jenis Pemeriksaan
IUM
20/04/2022 07:25:04 Nilai Rujukan
Natrium 134 135-147 mmol/L
Kalium 4.5 3.5-5.0 mmol/L
Klorida 97 95-105 mmol/L
LABORATOR
Jenis Pemeriksaan IUM09:58:44
19/04/2022 Nilai Rujukan
MIKROBIOLOGI
PCR TB (GeneXpert)
• Tanggal Hasil 21/04/2022
• Jenis Bahan Sputum
• Hasil Positif
• MTB (M. Tuberculosis) Detected, High **
• Rif Resistance Not detected
LABORATOR
Jenis Pemeriksaan IUM10:01:32
19/04/2022 Nilai Rujukan
MIKROBIOLOGI
Pemeriksaan BTA
• Jenis Bahan Sputum
• Tanggal Diperiksa 19/04/2022
• Hasil Scanti Negatif
5 Kuman/100 LP
LABORATOR
Jenis Pemeriksaan IUM10:02:46
19/04/2022 Nilai Rujukan
MIKROBIOLOGI
Pemeriksaan BTA 2
• Jenis Bahan Sputum
• Tanggal Diperiksa 19/04/2022
• Hasil Scanti Negatif
3 Kuman/100 LP
Jenis Pemeriksaan 20/04/2022 Nilai Rujukan
08:59:37
Hemoglobin 11.2 13.0-18.0 g/dl
Hematokrit 34 40-52%
Eritrosit 4.7 4.3-6 juta/ul
Leukosit 18550 4800-10800/ul
Trombosit 659000 150000-400000/ul
MCV 72 80-96 Fl
MCH 24 27-32 pg LABORATOR
IUM
MCHC 36 32-36 g/dl
KIMIA KLINIK
SGOT 31 <35U/L
SGPT 19 <40U/L
Albumin 2.9 3.5-5 g/dL
Ureum 28 20-50 mg/dl
Kreatinin 0.72 0.5-1.5 mg/dl
eGFR 105.02 Normal
LABORATOR
Jenis Pemeriksaan
IUM
20/04/2022 08:59:37 Nilai Rujukan
Natrium 132 135-147 mmol/L
Kalium 4.2 3.5-5.0 mmol/L
Klorida 99 95-105 mmol/L
IMUNOSEROLOGI
Procalcitonin 0.96 0.02-0.5 µg/L
LABORATOR
Jenis Pemeriksaan IUM
20/04/2022 08:59:37 Nilai Rujukan
ANALISA GAS DARAH
pH 7.441 7.37-7.45
PCO2 28.1 33-44 mmol/L
PO2 153.6 71-104mmol/L
Bikarbonat (HCO3) 19.3 22-29 mmol/L
Kelebihan Basa -3.6 (-2) – 3 mmol/L
Saturasi O2 97.4 94-98%
LABORATOR
Jenis Pemeriksaan IUM07:51:00
22/04/2022 Nilai Rujukan
IMUNOSEROLOGI
Xpert HIV Viral Load
• Tanggal periksa 22/04/2022
• Jenis Bahan Plasma
• HIV-1 Viral Load Tidak terdeteksi
• Titer Tidak terdeteksi
LABORATOR
Jenis Pemeriksaan
IUM
23/04/2022 07:46:07 Nilai Rujukan
KIMIA KLINIK
Bilirubin total 0.79 <1.5 mg/dL
SGOT (AST) 566 <35 u/L
SGPT (ALT) 396 <40 u/L
LABORATOR
Jenis Pemeriksaan 23/04/2022 19:46:20 Nilai Rujukan

URINALISIS
IUM
Urin Lengkap
Warna Kuning Kuning

Kejernihan Jernih Jernih

Berat Jenis 1.010 1000-1030

pH 5.0 5.0-8.0

Protein -/Negatif Negatif

Glukosa -/Negatif Negatif

Keton -/Negatif Negatif

Darah -/Negatif Negatif

Bilirubin -/Negatif Negatif


LABORATOR
Jenis Pemeriksaan
IUM
23/04/2022 19:46:20 Nilai Rujukan

URINALISIS
Urobilinogen 1 0.1-1.0 mg/dL
Nitrit -/Negatif Negatif
Leukosit esterase +/Positif 1 Negatif
Sedimen Urin:
Leukosit 2-1-2 <5/LPB
Eritrosit 1-0-1 <2/LPB
Silinder -/Negatif Negatif/LPK
Epitel +/Positif 1
Kristal -/Negatif Negatif
Lain-lain -/Negatif
LABORATOR
Jenis Pemeriksaan
IUM
25/04/2022 07:04:49 Nilai Rujukan
KIMIA KLINIK
Bilirubin Total 0.82 <1.5 mg/dL
Bilirubin Direk 0.58 <0.3 mg/dL
Bilirubin Indirek 0.24 <1.1 mg/dL
Glukosa Darah (Sewaktu) 261 70-140 mg/dL
Natrium 126 135-147 mmol/L
Kalium 4.1 3.5-5.0 mmol/L
Klorida 88 95-105 mmol/L
RONTGEN
THORAKS
 Jantung ukuran kesan membesar.
 Aorta tak melebar, trakea di tengah, kedua hilus tak
menebal.
 Corakan vaskular kedua paru kasar.
 Opasitas noduler di perihiler kiri dan suprahiler
kanan.
 Fibrosis dengan opasitas di parakardial kanan dan
perihiler kiri.
KESIMPULAN:
 Lengkung diafragma reguler. Sinus costofrenikus
• Gambaran TB paru DD/ Bronkopneumonia
bilateral sedikit tumpul.
• Opasitas noduler paru DD/ tuberkuloma, nodul
 Tulang-tulang dinding dada yang tervisualisasi baik.
paru
• Pleuritis bilateral minimal
• Kardiomegali
ECHOCARDIOG
RAPHY
KESIMPULAN:
 Kontraktilitas fungsi LV menurun EF 26% dan RV baik
 LVH eksentrik, RWMA (+)
 MR mild ec iskemik
 Thrombus LV (+). SEC (+) di LV
 Tidak tampak efusi perikardium dari TTE
RESUME
• Tn. M berumur 54 tahun datang ke IGD RSPAD dengan keluhan batuk sejak 4 bulan
SMRS. Batuk hilang timbul setiap hari, disertai dahak jental warna hijau kadang bening.
Memberat saat siang dan malam hari. Batuk mengganggu tidur. Terdapat keluhan dyspnea.
Sesak dirasakan sejak 4 bulan SMRS hilang timbul. Febris timbul 1 bulan SMRS terjadi
selama 7 hari lalu mereda. Meningkat secara perlahan hingga suhu tinggi. Demam disertai
keringat pada malam hari. Minum parasetamol keluhan membaik. Terdapat keluhan
anoreksia. Terjadi penurunan BB 70 kg  60 kg dalam 4 bulan terakhir. Saat ini mengeluh
nausea. Sudah 3 hari tanpa disertai vomit maupun abdominal pain. Keluhan dyspnea dan
batuk masih dikeluhkan. Batuk nonproduktif. Edema kedua tungkai sejak 2 hari yang lalu.
Timbul saat duduk hilang saat posisi kaki ditinggikan.
• Hipertensi (+) DM (+). Ibu penyakit jantung (+). Pasien merokok sejak usia 20 tahun min. 2
bungkus/hari.
RESUME
• TD 145/89 mmHg, takipnea 30x/menit, suara vesikuler kanan kiri, menurun di bagian
parakardia kanan. Ronkhi +/- di bagian apeks dextra. Batas kiri jantung ICS VI LMC
sinistra. Pitting edema +/+.
• Lab 20/04/2022: Hb 11.2, leukosit 18.550, trombosit 659.000, MCV 72, MCH 24, albumin
2.9, natrium 132, procalcitonin 0.96. AGD tidak ada abnormalitas. Rontgen thoraks
16/04/2022 opasitas noduler di perihiler kiri dan suprahiler kanan, fibrosis dengan opasitas
di parakardial kanan dan perihiler kiri. Gambaran TB paru. Pleuritis bilateral minimal.
Kardiomegali. Pemeriksaan PCR TB (GeneXpert) 21/04/2022: hasil positif; MTb terdeteksi
dalam kadar yang tinggi. Kontraktilitas fungsi LV menurun EF 26%.
DAFTAR
MASALAH
TB paru hasil tes cepat M.Tb(+)

Peningkatan enzim transaminase ec DILI ec OAT

DM tipe II

CHF ec HHD DD/ CAD

Hipoalbuminemia
ANALISIS MASALAH
1. TB paru hasil tes cepat M.Tb (+)
 Anamnesis: keluhan batuk sejak 4 bulan SMRS. Batuk hilang timbul setiap hari, disertai dahak
jental warna hijau kadang bening. Memberat saat siang dan malam hari. Batuk mengganggu
tidur. Terdapat keluhan dyspnea. Sesak dirasakan sejak 4 bulan SMRS hilang timbul. Febris
timbul 1 bulan SMRS terjadi selama 7 hari lalu mereda. Meningkat secara perlahan hingga
suhu tinggi. Demam disertai keringat pada malam hari. Minum parasetamol keluhan membaik.
Terdapat keluhan anoreksia. Terjadi penurunan BB 70 kg  60 kg dalam 4 bulan terakhir.
 PF: TD 145/89 mmHg, takipnea 30x/menit, suara vesikuler kanan kiri, menurun di bagian
parakardia kanan. Ronkhi +/- di bagian apeks dextra.
ANALISIS MASALAH
1. TB paru hasil tes cepat M.Tb (+)
 PP: Leukositosis 18.550 Rontgen thoraks 16/04/2022 opasitas noduler di perihiler kiri dan
suprahiler kanan, fibrosis dengan opasitas di parakardial kanan dan perihiler kiri. Gambaran
TB paru. Pemeriksaan PCR TB (GeneXpert) 21/04/2022: hasil positif; MTb terdeteksi dalam
kadar yang tinggi.
 Rencana edukasi
Makan makanan yang bergizi dengan porsi sedikit. Asupan cairan harus adekuat. Etika
batuk. Hindari alkohol. Berhenti merokok.
 Rencana tatalaksana
R 1x450 mg, H 1x300 mg, Z 1x1000 mg, E 1x1000 mg. Vit B6 1x1 tablet. Curcuma 3x1 tab.
 Rencana monitoring
Efek samping obat, klinis, dan bakteriologis
ANALISIS MASALAH
2. Peningkatan Enzim Transaminase ec DILI ec OAT
 Anamnesis: Saat ini mengeluh nausea. Sudah 3 hari tanpa disertai vomit maupun abdominal
pain.
 PP: SGOT 566, SGPT 396, bilirubin direk 0.58
 Rencana edukasi
Efek samping obat OAT. Rencana terapi selanjutnya.
 Rencana tata laksana
Stop OAT. Konsul Sp.PD K-GEH.
 Rencana monitoring
Tanda klinis efek samping OAT. Pantau enzim transaminase dan kadar bilirubin plasma.
ANALISIS MASALAH
3. DM tipe II
 PP: GDS 246 mg/dL
 Rencana diagnostik: pemeriksaan GDP, HbA1c
 Rencana edukasi: modifikasi gaya hidup
 Rencana tata laksana: Novorapid 3x6 Unit, Glimepiride 8 mg 1x1. Konsul Sp.PD.
ANALISIS MASALAH
4. CHF dengan EF 26%
 Anamnesis: Edema kedua tungkai sejak 2 hari yang lalu. Timbul saat duduk hilang saat posisi
kaki ditinggikan. Hipertensi (+) DM (+). Ibu penyakit jantung (+). Pasien merokok sejak usia
20 tahun min. 2 bungkus/hari.
 PF: Batas kiri jantung ICS VI LMC sinistra. Pitting edema +/+.
 PP: Rontgen thoraks kardiomegali. Kontraktilitas fungsi LV menurun EF 26%.
 Rencana tata laksana: konsul Sp.JP
 Rencana monitoring: tanda gagal jantung akut
ANALISIS MASALAH
5. Hipoalbuminemia
 Anamnesis: Edema kedua tungkai sejak 2 hari yang lalu.
 PF: Pitting edema +/+.
 PP: Albumin: 2.9 g/dL
02.
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
• Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat
tahan asam sehingga sering dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA).
• Sebagian besar kuman TB sering ditemukan menginfeksi parenkim paru dan
menyebabkan TB paru, namun bakteri ini juga memiliki kemampuan
menginfeksi organ tubuh lainnya (TB ekstra paru) seperti pleura, kelenjar
limfe, tulang, dan organ ekstra paru lainnya
Epidemiologi TB
Berdasarkan Global Tuberculosis Report 2020 yang
diterbitkan oleh WHO, diperkirakan pada tahun
2019 terdapat:
• Insiden kasus : 10 juta
• Kasus meninggal (HIV negatif) : 1,2 juta 44%
25%
• Kasus meninggal (HIV positif) : 208.000

Jumlah kasus baru TB di Indonesia  420.994 kasus pada tahun 2017 (data per 17 Mei 2018).
Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TB tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih besar
dibandingkan perempuan. Hal ini terjadi kemungkinan karena laki-laki lebih terpapar pada faktor
risiko TB misalnya merokok dan kurangnya kepatuhan minum obat.
GI
1. Mycobacterium tuberculosis,
2. Mycobacterium bovis,
3. Mycobacterium africanum,
4. Mycobacterium microti
5. Mycobacterium cannettii.

Tuberkulosis biasanya menular dari manusia ke manusia lain lewat udara melalui
percik renik atau droplet nucleus (<5 microns) yang keluar ketika seorang yang
terinfeksi TB paru atau TB laring batuk, bersin, atau bicara.
RISIKO
1. Orang dengan HIV positif dan penyakit immunocompromised lain.
2. Orang yang mengonsumsi obat imunosupresan dalam jangka waktu panjang.
3. Perokok
4. Konsumsi alkohol tinggi
5. Anak usia <5 tahun dan lansia
6. Memiliki kontak erat dengan orang dengan penyakit TB aktif yang infeksius.
7. Berada di tempat dengan risiko tinggi terinfeksi tuberculosis (contoh: lembaga
permasyarakatan, fasilitas perawatan jangka panjang)
8. Petugas kesehatan
PATOFISIOL
OGI

Mycobacterium Tuberculosis:
Pathogenesis and clinical findings |
Calgary Guide [Internet]. The Calgary
Guide to Understanding Disease. 2022
[cited 25 April 2022]. Available from:
https://calgaryguide.ucalgary.ca/myco
bacterium-tuberculosis/
Klasifikasi TB
● Terduga TB :
• Ada gejala atau tanda TB.
• Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak
napas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam
hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan
• pasien dengan HIV positif, batuk sering kali bukan merupakan gejala TB yang khas, sehingga
gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih.
● Kasus TB :
• Ditemukan Mycobacterium tuberculosis kompleks yang diidentifikasi dari spesimen klinik
(jaringan, cairan tubuh, usap tenggorok dll) dan kultur.
• Pada keterbatasan lab, TB paru ditegakkan apabila ditemukan satu atau lebih dahak BTA (+)
Atau
• Seorang pasien yang setelah dilakukan pemeriksaan penunjang untuk TB sehingga didiagnosis TB
oleh dokter
KASUS TB
Klasifikasi Utama : Terdiagnosis secara klinis
• Pasien TB paru BTA negatif dengan hasil
Terkonfirmasi secara bakteriologis
pemeriksaan foto toraks mendukung TB.
• Pasien TB paru BTA positif • Pasien TB paru BTA negatif dengan tidak
• Pasien TB paru hasil biakan MTB positif ada perbaikan klinis setelah diberikan
• Pasien TB paru hasil tes cepat MTB positif antibiotika non OAT, dan mempunyai
• Pasien TB ekstraparu terkonfirmasi secara faktor risiko TB.
bakteriologis, baik dengan BTA, biakan • Pasien TB ekstraparu yang terdiagnosis
maupun tes cepat dari contoh uji jaringan secara klinis maupun laboratoris dan
histopatologis tanpa konfirmasi
yang terkena
bakteriologis.
• TB anak yang terdiagnosis dengan • TB anak yang terdiagnosis dengan sistim
pemeriksaan bakteriologis. skoring
MANIFESTASI KLINIS
Gejala tambahan:
• Batuk darah
• Sesak napas
Gejala utama: • Badan lemas
batuk berdahak • Pe↓ nafsu makan
• Pe↓ berat badan yang tidak disengaja
≥ 2 minggu
• Malaise
• Berkeringat di malam hari tanpa kegiatan
fisik
• Demam subfebris > 1 bulan
• Nyeri dada
PEMERIKSAAN FISIK
• Kelainan tergantung organ yang terlibat
• TB paru tergantung luas kelainan struktur paru
• Kelaianan paru umumnya terletak pada daerah lobus
superior terutama daerah apeks dan segmen posterior
dan apeks lobus inferior
• Auskultasi dapat ditemukan suara napas bronkial,
amforik, suara napas melemah, rhonki basah
ALUR
DIAGNOS
IS
PERMENKES RI, 2020
MEDIKAMENTOSA
Paduan OAT untuk pengobatan TB di Indonesia adalah:
2RHZE / 4 RH

Fase intensif :
4 obat berupa Rifampisin (R), Isoniazid (H), Pirazinamid (Z),
dan Etambutol (E) selama 2 bulan
Fase lanjutan :
2 obat Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) selama 4 bulan
Dosis OAT untuk pengobatan TB-SO menggunakan
tablet kombinasi dosis tetap (KDT)
Berat Badan (kg) Fase intensif setiap Fase lanjutan setiap
hari dengan KDT hari dengan KDT RH
RHZE (150/75)
(150/75/400/275)
  Selama 8 minggu Selama 16 minggu
30 – 37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet
38 – 54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet
≥ 55 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet

Sumber : PDPI 2020


Dosis OAT lepasan lini pertama untuk
pengobatan TB-SO
Nama Obat Dosis Harian
Dosis (mg/kgBB) Dosis maksimum
(mg)
Rifampisin (R) 10 (8-12) 600
Isoniazid (H) 5 (4-6) 300
Pirazinamid (Z) 25 (20-30)  
Etambutol (E) 15 (15-20)  
Streptomisin 15 (12-18)  

Sumber : PDPI 2020


DM
• Prinsip pengobatan TB DM sama dengan TB tanpa DM, selama kadar gula darah
terkontrol. Apabila kadar gula darah tidak terkontrol, lama pengobatan dapat dilanjutkan
sampai 9 bulan.

• Penggunaan etambutol  hati-hati berkaitan dengan komplikasi DM pada mata


• Efek pemberian INH dapat menyebabkan neuropati perifer dan memperburuk atau
menyerupai diabetik neuropati  berikan suplemen B6 atau piridoksin selama pengobatan
• Interaksi obat antara rifampisin dan obat oral antidiabetes golongan sulfonilurea 
mengurangi efektivitas OAD
DILI
• Gejala yang paling sering ditemukan: mual, muntah, dan anoreksia

• Tatalaksana:
 Ditemukan gejala klinis: ikterik, gejala mual/muntah  OAT dihentikan
 Ditemukan gejala klinis disertai peningkatan SGOT dan SGPT ≥3 kali  OAT dihentikan
 Tidak ditemukan gejala klinis dan hasil lab bilirubin >2, atau SGOT, SGPT ≥5 kali 
OAT dihentikan. Jika ≥3x  dilanjutkan dengan pengawasan
DILI
• Cara pemberian OAT yang dianjurkan:
 Hentikan OAT yang bersifat hepatotoksik  RHZ. Lalu monitor gejala klinis dan
laboratorium.
 Gejala klinis dan lab kembali normal (bilirubin, SGOT, SGPT)  berikan rifampisin dosis
naik perlahan sampai dosis penuh + perhatikan klinis dan lab saat dosis penuhh. Jika
normal ditambahkan INH dengan dosis naik perlahan sampai dengan dosis penuh.
 Bila pirazinamid dihentikan pada fase intensif, maka paduan RH pada fase selanjutnya
diperpanjang hingga 9 bulan
DILI
• Cara pemberian OAT yang dianjurkan:
 Bila pirazinamid dihentikan pada fase intensif, maka paduan RH pada fase selanjutnya
diperpanjang hingga 9 bulan
EDUKASI PASIEN
 Pemberian makanan TB dalam jumlah porsi kecil diberikan 6 kali perhari lebih
direkomendasikan (dibanding porsi biasa tiga kali per hari)
 Bahan-bahan makanan rumah tangga, seperti gula, minyak nabati, mentega kacang, telur
dan bubuk susu kering nonlemak dapat dipakai untuk pembuatan bubur, sup, kuah daging,
atau minuman berbahan susu untuk menambah kandungan kalori dan protein tanpa
menambah besar ukuran makanan.
 Minimal 500-750 ml per hari susu atau yogurt yang dikonsumsi untuk mencukupi asupan
vitamin D dan kalsium secara adekuat.
 Minimal 5-6 porsi buah dan sayuran dikonsumsi tiap hari.
 Sumber terbaik vitamin B6 adalah jamur, terigu, liver sereal, polong, kentang, pisang
EDUKASI PASIEN
TB
 Alkohol harus dihindarkan karena hanya mengandung kalori tinggi, tidak
memiliki vitamin  dapat memperberat fungsi hepar.
 Menjaga asupan cairan yang adekuat (minum minimal 6-8 gelas per hari).
 Prinsipnya pada pasien TB tidak ada pantangan.
 Bila demam dapat diberikan obat penurun panas/demam.
 Bila perlu dapat diberikan obat untuk mengatasi gejala batuk, sesak napas atau
keluhan lain.
 Hentikan merokok.
THANK
YOU
TUGAS
01.
HUBUNGAN TB DAN DM
Referensi:
Ayelign B, Negash M, Genetu M, Wondmagegn T, Shibabaw T.
Immunological Impacts of Diabetes on the Susceptibility of
Mycobacterium tuberculosis. Journal of Immunology Research.
2019;2019:1-8.
● Penderita DM setidaknya 3 kali lebih rentan terinfeksi Tb dibanding orang sehat. Peningkatan kerentanan penderita
DM terhadap Tb terjadi karena efek direk yang berkaitan dengan hiperglikemia dan resistensi insulin serta efek
indirek yang berkaitan dengan disfungsi makrofag dan limfosit. Respon imun yang terganggu (immunocompromised)
pada penderita DM memperantarai terjadinya infeksi Tb primer maupun reaktivasi dari Tb laten.
● Terdapat 3 mekanisme yang mendasari rentannya penderita DM terinfeksi Tb di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Aktivasi infeksi laten
2. Immunocompromised
3. Interaksi obat
Pal R, Ansari M, Hameed S, Fatima Z.
Diabetes Mellitus as Hub for
Tuberculosis Infection: A Snapshot.
International Journal of Chronic
Diseases. 2016;2016:1-7.
1. Immunocompromised
Untuk dapat mempertahankan tubuh agar tidak
terinfeksi Tb dibutuhkan respon imun lini
pertama yang optimal karena eradikasi Mtb
terjadi secara fagositosis. Perubahan molekular
pada penderita DM salah satunya dapat dinilai
dari penurunan sel-sel fagosit (monosit) dan
perubahan komplemen. Di sisi lain, terjadi
penurunan produksi beberapa sitokin yaitu IFN
gamma, IL-12, IL-2, dan TNF alpha yang
berperan dalam eradikasi Mtb.
2. Interaksi obat
Rifampisin merupakan strong hepatic enzyme-inducer. Obat ini dapat meningkatkan metabolisme beberapa obat
antidiabetes oral, terutama golongan sulfonilurea dan biguanide, dan menurunkan kadar obat antidiabetes oral tersebut di
dalam plasma. Hal ini berhubungan dengan sulitnya mencapai kontrol glikemik yang optimal. Di sisi lain INH, memiliki
efek menghambat metabolisme obat antidiabetes oral terutama sulfonilurea yang menyebabkan kontrol glikemik DM sulit
tercapai akibat efek antagonisnya. Bukan hanya itu saja, OAT dapat mengganggu pelepasan hormon insulin.
02.
KLASIFIKASI
PNEUMOTORAKS
Referensi: Broaddus V, Ernst J, King T,
Lazarus S, Sarmiento K, Schnapp L et al.
Murray & Nadel's textbook of respiratory
medicine. 7th ed. Philadelphia: Elsevier; 2022.
Terjadi akibat trauma
Traumatic
tajam maupun
pneumothoraks
tumpul

Prosedur medis
Iatrogenic invasif (pemasangan
pneumothoraks pacemaker, CVC,
bronkoskopi)

PNEUMOTHORAKS Terjadi pada pasien


Pneumothoraks
dengan gambaran
primer
paru normal
Spontaneous
pneumothoraks
Terjadi akibat
Pneumothoraks penyakit paru (TB
sekunder paru, cystic fibrosis,
kanker paru, dll)
Tension
pneumothoraks
03.
BIOMARKER TUMOR
Referensi:
Duffy M. Tumor Markers in Clinical Practice: A Review
Focusing on Common Solid Cancers. Medical Principles and
Practice. 2013;22(1):4-11.
Patel et al. Lung cancer biomarkers, targeted therapies, and
clinical assays. Transl Lung Cancer. 2015;4(5):503-514
Jenis Kanker Penanda
Colorectal CEA
Hepatocellular AFP
Pancreatic CA 19-9
Ovarium CA 125
Mammae CA 15-3
Prostat PSA
Germ cell AFP, HCG
Pulmo (non-small cell) CYFRA 21-1, SCC, JAK 2, CEA, ALK/ROS1
Lung (small cell) NSE, proGRP, JAK2, CEA, ALK/ROS1
Melanoma S100
Trophoblastic HCG
Thyroid (differentiated) Thyroglobulin
SCC = squamous cell carcinoma; NSE = neuron-specific enolase

Anda mungkin juga menyukai