25 JULI 2018
Oleh dr. Teddy Septianto
COW: dr. Beta Agustia
DPJP: dr. Santi Sp.PD
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. R
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• TTL : Jakarta, 4 April 1963
• Usia : 55 tahun
• Agama : Islam
• Status : Menikah
• Pendidikan : SMA
• Alamat : Pancoran Mas, Depok
• Tanggal masuk IGD : 23-07-2018
• Tanggal masuk ruang : 23-07-2018
• Hari perawatan : 4 hari
• Pembiayaan : BPJS
KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan bengkak yang memberat sejak 2 hari SMRS, Awalnya bengkak
dirasakan sejak 2 minggu SMRS, makin lama bengkak makin memberat, awalnya di wajah
kemudian menyebar sampai ke tungkai, kemaluan dan juga lengan dan perut. Pasien juga
merasa sesak nafas, sesak dirasakan terus menerus, memberat saat aktifitas dan membaik jika
istirahat. Tidak ada batuk, tidak ada demam.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1 tahun SMRS
• Pasien mengeluh bengkak di seluruh tubuh, saat itu awalnya muka bengkak, lama kelamaan
bengkak dirasakaan di seluruh tubuh di lengan, tungkai , perut dan kemaluan, pasien mengatakan
sempat dirawat di RS Depok, dikatakan kelainan ginjal, dirawat kurang lebih selama 2 minggu.
Pasien mengatakan saat itu tensi pasien tidak pernah inggi, setelah dirawat pasien rutin kontrol
ke poli penyakit dalam, minum obat furosemid 1x40mg dan methyl prednisolon 3x4mg selama 4
bulan, kemudian pasien berhenti kontrol karena dinyatakan sembuh oleh dokter di poli.
• Keluhan lain berupa kencing pasien berbusa, warna kuning, tidak kemerahan, jumlahnya seperti
biasa, buang air besar tidak ada keluhan.
• Tidak ada demam, tidak ada batuk, tidak ada sesak nafas.
• Nafsu makan pasien baik, tidak ada mual muntah, tidak ada diare.
• Pasien mengatakan punya riwayat epilepsi sejak 2 tahun terakhir, rutin berobat ke Sp.S, minum
obat phenitoin 2x100mg.
• Pada saat serangan biasanya dipicu oleh kondisi dingin, kejang berupa kaku seluruh tubuh,
setelah kejang pasien tertidur. Biasanya serangan terjadi tiap 2 bulan sekali.
2 Minggu SMRS
• Pasien mengeluh bengkak di sekitar wajah, dalam 2 hari terakhir bengkak dirasakan makin
memberat, tungkai, lengan dan kemaluan pasien ikut membengkak, pasien minum obat
furosemid, beli sendiri di apotik, namun bengkak belum membaik.
• Pasien mengatakan bengkak terjadi tiba-tiba, tidak ada demam, tidak ada batuk, pasien
mengatakan banyak minum sebelum badan nya bengkak.
• Nafsu makan baik, tidak ada gangguan mual muntah, diare maupun gangguan BAB.
• Kencing pasien jumlahnya seperti biasa, tidak berbusa, tidak ada bewarana kemerahan.
• Keluhan sesak ada, sesak terus menerus dan diraskaan memberat saat aktifitas dan
membaik saat istirahat.
• Keringat malam, batuk lama, maupun penurunan berat badan disangkal.
• Keluhan nyeri sendi, silau dengan cahaya, perdarahan disangkal
Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat sakit stroke 3 tahun yang lalu, dikatakan bicara pelo , kemudian keluhan membaik
sendirinya, dirawat selama 3 hari di RS.
• Riwayat keluhan serupa dalam keluarga disangkal, riwayat keganasan disangkal, DM, HT penyakit
jantung dan ginjal disangkal
Riwayat sosial
• Pasien sudah menikah, mempunyai 1 orang istri, 2 orang anak, bekerja sebagai tukang pompa air,
pembiayaan dengan BPJS.
• Riwayat merokok, selama 30 tahun, 1 bungkus per hari, saat ini sudah berhenti selama 5 tahun,
riwayat minum alkohol, riwayat IVDU dan promiskuitas disangkal
PEMERIKSAAN FISIK IGD
• Tampak sakit sedang, Compos mentis
• Tekanan darah : 110/80
• Nadi : 90 x/menit, reguler, isi cukup
• Napas : 20x kali/menit, SpO2 99% on Room Air
• Suhu : 36.7 derajat Celsius, aksilla
• BB 56 kg TB 163 cm IMT 21.07 kg/m2
Status Generalis
Sinus Rhytm 77 bpm, NA, P Wave Normal, PR 0.12 s, QRS 0.08 s, T-Inverted Neg, ST-T Changes Neg
LVH/RVH Neg, LBBB/RBBB Neg
PEMERIKSAAN FOTO THORAKS
23 JULI 2018
• Pasien laki-laki 55 tahun dengan edema anasarka, riwayat sindroma nefrotik satu tahun yang lalu,
minum methyl prednsiolon 3x4mg dan furosemid 1x40mg, minum obat selama 4 bulan. Riwayat
epilepsi sejak 2 tahun, biasa konsumsi phenitoin 2x100mg. Dari pemerksaan tanda vital
didapatkan normotensi, pemeriksaan fisik didapatkan edema anasarka, px penunjang
didapatkan anemia normositik normokromik (Hb 11, VER 95.1 HER 35.6), hipoalbuminemia (Alb
1.3), pemeriksaan urine didapatkan albuminuria (Alb +3), pemeriksaan EKG sinus rhytm,
pemeriksaan rongten thoraks cor dan pulmo tidak tampak kelainan.
DAFTAR MASALAH PASIEN
1. Sindroma nefrotik curiga primer
2. Anemia Normositik normokromik ec Occult Bleeding dd Anemia Chronic Disease
3. Epilepsi type tonik klonik
TATALAKSANA PASIEN
• Diagnostik : • Terapi :
PARAMETER (24/7/2018)
Profil lipid 455/269/44/346
PUK 3140 mg
Ca/Mg/P 6.4/1.8/3.4
Corrected Ca 8.4
PROGNOSIS
• The prognosis may worsen because of (1) an increased incidence of renal failure and the
complications secondary to nephrotic syndrome, including thrombotic episodes and
infection, or (2) treatment-related conditions, such as infectious complications of
immunosuppressive drug therapy.
• Analysis of 441 adult and pediatric patients by the Nephrotic Syndrome Study Network
(NEPTUNE) found that complete remission of proteinuria occurred in 45% of cases, while
5% progressed to ESRD. The following were inversely associated with complete remission
of proteinuria [30] :
• Higher pre-biopsy proteinuria level.
• Pathology diagnosis of focal segmental glomerulosclerosis [FSGS] versus minimal-
change disease
PENGKAJIAN
Daftar Masalah Target Rencana
perawatan
Sindroma nefrotik Diagnostik tegak Edukasi :
Edukasi tentang kondisi pasien, rencana terapi dan
Dari anamnesa didapatkan bengkak di seluruh komplikasi
tubuh, bengkak awalnya di wajah, kemudian
bengkak pada lengan dan tungkai, kencing Diagnostik :
berbusa. Riwayat keluhan serupa satu tahun yang USG Abdomen
lalu. Tidak ada riwayat nyeri sendi, silau dengan Biopsi Ginjal
cahaya, kemerahan di kulit. Profil lipid, PUK