Anda di halaman 1dari 36

HIPOKSIA,

HIPERVENTILASI, &
DISORIENTASI SPASIAL
Debora Asri Permata
A4/1710211061
HIPOKSIA
Debora Asri Permata
A4/1710211061
TERMINOLOGI
• Normoxia adalah keadaan suplai oksigen ke jaringan secara fisiologi
adekuat
• Hypoxia adalah adalah keadaan dimana status oksigen di dalam jaringan
berada di bawah jumlah kebutuhan.
• Hypoxaemia adalah berukurangnya oksigenasi darah.
Tipe hipoksia
Hypoxic hypoxia

Anaemic hypoxia
TIPE HIPOKSIA
Ischaemic hypoxia

Histotoxic hypoxia
HIPOKSIA HIPOKSIK
• Terjadi akibat penurunan tekanan 1. Ketinggian; hipoksia hipobarik
oksigen pada darah arteri dan
2. Keadaan hipoventilasi; paralisis otot-otot respirasi,
selanjutnya pada darah kapiler
depresi kontrol respirasi pusat, obstruksi jalan nafas
• Etiologi: dan atelectasis pulmo (akibat high sustained
tekanan oksigen yang rendah accelerations)
pada udara yang diinspirasi 3. Ketidakseimbangan pertukaran gas melalui
dengan mekanisme  membran kapiler dan alveolar; edema pulmo, fibrosis
paru
4. Ketidakseimbangan sirkulasi dengan right-to-left
shunts yang terjadi pada penyakit kongenital dan
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi pada
bronchitis kronik dan emfisema
HIPOKSIA ANEMIK
• Terjadi akibat menurunnya hemoglobin darah
• Tekanan oksigen arteri masih normal, namun ETIOLOGI:
jumlah Hb yang tersedia untuk membawa O2 1. Menurunnya jumlah eritrosit; perdarahan,
berkurang  mengganggu kemampuan untuk destruksi RBC meningkat, penurunan produksi
membawa oksigen ke jaringan RBC
• Tekanan oksigen pada darah kapiler dapat 2. Menurunnya konsentrasi Hb; anemia
menurun menyebabkan sulit untuk hipokromik
mempertahankan tekanan minimum yang 3. Sintesis Hb abnormal; sickle-cell anaemia
dibutuhkan melewati jaringan
4. Berkuranganya kemampuan mengikat
oksigen; inhalasi CO
5. Perubahan kimia pada Hb;
methaemoglobinaemia
HIPOKSIK ISKEMIK
ETIOLOGI:
• Akibat dari menurunnya aliran darah ke 1. Konstriksi arteriol local; paparan jari
jaringan ekstremitas akibat dingin
• Pertukaran gas di dalam paru dan tekanan 2. Obstruksi suplai arteri karena penyakit
oksigen serta darah arteri normal atau trauma
3. Gagal sirkulasi; gagal jantung, vasovagal
syncope
4. Menurunnya cardiac output dan tekanan
darah
HIPOKSIK HISTOTOKSIK
ETIOLOGI:
• Adanya gangguan kemampuan 1. Keracunan sianida; oksidasi sitokrom mitokondria
jaringan untuk menggunakan terhambat
suplai oksigen agar dalam
2. Deficiensi vitamin; beriberi (B1) mengganggu
melakukan proses oksidatif
tahapan penggunaan oksigen di dalam jaringan
3. Toksisitas oksigen; kondisi dimana tekanan O2
jaringan berlebihan. Terjadi ketika terpapar O2 yang
tinggi di bawah tekanan hiperbarik
HIPOKSIA HIPOBARIK
AKUT:
HIPOKSIA DALAM
PENERBANGAN
Debora Asri Permata
A4/1710211061
PENDAHULUAN
• Disebabkan karena pada ketinggian terjadi penurunan tekanan total,
bernafas dengan udara sekitar dapat menghasilkan menurunnya tekanan
parsial dan akhirnya kadar O2 menurun dalam paru-paru.
• Menurunnya tekanan parsial O2 sebanyak 25% dalam atmosfer berhubungan
dengan ketinggian 8000 kakidan dapat mengganggu status mental
• Ketika berada di ketinggian 50.000 kaki dapat menyebabkan rapid
decompression, dengan menurunnya tekanan parsial O2 dalam paru sampai
bersisa 10%
ETIOLOGI
1. Berada pada ketinggian tertentu
tanpa suplementasi O2 • Menurunnya tekanan parsial O2 di dalam
2. Gagalnya peralatan bernafas gas yang dihirup terjadi pada saat naik ke
personal untuk menyuplai O2 pada dataran yang lebih tinggi dari permukaan
konsentrasi dan tekanan yang laut menyebabkan tekanan O2 di dalam
adekuat alveolar menurun
3. Dekompresi tekanan di dalam kabin
pada dataran tinggi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
HIPOKSIA
KETINGGIAN
10.000-15.000 kaki breathing air (39.000-42.500
kaki breathing O2)
10.000 kaki breathing air
(39.000 kaki breathing O2)
• Adanya gangguan dalam beraktivitas dan biasanya
penderita tidak sadar
• Tidak ada keluhan hipoksia • Paparan lama terhadap hipoksia derajat sedang
pada ketinggian 15.000 kaki dapat menyebabkan
sakit kepala menyeluruh
KETINGGIAN
15.000-20.000 kaki breathing air (42.500-45.000 >20.000 kaki breathing air (>45.000 kaki
kaki breathing O2) breathing O2)
• • Penurunan kesadaran/tidak sadar
Hilangnya fungsi penilaian/memutuskan dan
kemauan • Konvulsi
• Kepala terasa ringan, gangguan visual • Opisthotonus
(penglihatan terowongan) dan parastesia •
ekstremitas serta bibir Kejang myoclonic

• Cyanosis central dan perifer


• Lemas dan lemah
• Hilangnya sensori terhadap sentuhan
GEJALA
KLINIS
HIPERVENTILASI
Debora Asri Permata
A4/1710211061
PENDAHULUAN
• Hiperventilasi adalah keadaan ventilasi pulmo yang berlebihan di dalam
membuang CO2 yang dihasilkan oleh jaringan
• Keadaan tersebut dapat menimbulkan penurunan tekanan alveolar dan arteri
CO2 (hypocapnia) dan akhirnya menyebabkan peningkatan pH darah dan
jaringan (alkalosis respiratorik).
ETIOLOGI
• Respon normal terhadap hipoksia dan terjadi ketika tekanan O2 alveolar
menurun menjadi 55 – 60 mmHg
• Peningkatan pH jaringan meningkatkan sensitivitas serat saraf perifer dan
menurunkan ambang terhadap respons stimulus. Penurunan ambang tersebut
diakibatkan karena konsentrasi ion hydrogen yang menurun. Hal ini
mengakibatkan gangguan sensorik (parastesia pada wajah dan ekstremitas,
gangguan motoric, dan spasme otot)
GEJALA
• Keluhan paling awal yang disebabkan karena
hiperventilasi terjadi pada tekanan CO2 arteri 20-
KLINIS
25 mmHg.
• Gejala: kepala terasa ringan, pusing, cemas dan
parastesia pada ekstremitas serta sekitar bibir.
Parastesia diikuti dengan spasme otot terutama
di alat gerak dan wajah ketika tekanan CO2
mencapai 15-20 mmHg.
• Kontraksi kelompok otot pergelangan tangan,
tangan, mata kaki dan kaki menyebabkan
spasme carpopedal.
• Meningkatnya refleks tendon.
MEKANISME
DISORIENTASI
SPASIAL
Debora Asri Permata
A4/1710211061
PENDAHULUAN
• Orientasi: kemampuan untuk merasakan dan menentukan lokasi yang
berhubungan dengan sekitar kita.
• Orientasi spasial adalah kemampuan pilot untuk menentukan posisi objek
dan arah sesuai dengan koordinat pesawat dengan benar.
• Disorientasi spasial adalah keadaan di mana adanya kesalahan dalam
merasakan/menentukan suatu posisi, gerakan dan/atau letakyang
berhubungan dengan bidang permukaan bumi.
PENDAHULUAN
• Spatial disorientation; a variety of incidents occurring in flight in which the pilot
fails to sense correctly position, motion or attitude of the aircraft or of themselves
within the fixed coordinates system provided by the surface of the Earth and the
gravitational vertical
• Spatial disorientation may arise from labyrinthine, proprioceptive or visual
mechanism
PENDAHULUAN
• 3 sistem sensorik yang penting untuk
membantu mempertahankan keseimbangan
dan menentukan orientasi: sistem
penglihatan, sistem vestibular telinga dalam,
dan sistem proprioseptif
WHY DO PILOTS BECOME
DISORIENTATED?
KLASIFIKA
SI
• Type I (Unrecognized)
• Pilot yang mengalami disorientasi tidak mengetahui bahwa dirinya sedang mengalami disorientasi
spasial. Dia tidak merasakan ada yang salah. Tipe ini adalah yang paling berbahaya dalam
penerbangan karena ketidaksadaran dari pilot akan disorientasinya dapat menyebabkan kecelakaan
pesawat. Dalam keadaan ini, pilot mengabaikan instrumen penerbangan dan melakukan
penerbangan hanya berdasarkan nalurinya saja. Contoh dari tipe ini adalah ilusi persepsi ketinggian
atau kedalaman dataran saat pesawat akan mendarat.
• Type II (Recognized)
• Pilot mengetahui bahwa ada masalah yang terjadi. Namun pilot mungkin tidak menyadari masalah
yang timbul akibat disorientasi yang dialaminya. Pilot mungkin merasakan adanya kehilangan
kontrol dari pesawat atau kerusakan instrumen pesawat
• Type III (Incapacitating)
• Dalam disorientasi spasial Tipe III, pilot mengalami sensasi gerakan yang luar biasa sehingga ia
tidak dapat mengorientasikan dirinya sendiri dengan menggunakan visualnya atau instrumen
pesawat. Disorientasi spasial tipe III tidak fatal jika ko-pilot dapat memperoleh kendali atas
pesawat.
ILUSI
• False impression or misconception with
respect to actual conditions (reality)

The leans

The graveyard
Somatogyral
spin and spiral

The Coriolis
Illusion
Ilusi
Inversion
illusion

Head-up
Somatogravic
illusion

Head-down
illusion
THE LEANS
• Disebabkan kembalinya tiba-tiba ke posisi awal setelah pesawat dimiringkan
perlahan dan konstan yang tidak diketahui oleh pilot.
• Alasan pilot tidak menyadari perubahan bertahap seperti itu adalah percepatan rotasi
2 derajat per detik atau lebih rendah berada di bawah ambang batas deteksi kanal
semisirkuler. Mengembalikan sayap setelah belokan seperti itu dapat menimbulkan
ilusi bahwa pesawat bergerak ke arah yang berlawanan. Menanggapi ilusi semacam
itu, seorang pilot mungkin bersandar ke arah belokan awal dalam upaya korektif
untuk mendapatkan kembali persepsi tentang postur vertikal yang benar.
THE LEANS
GRAVEYARD
SPIN/SPIRAL
• Ilusi Graveyard Spin ketika pilot
masuk dalam putaran namun ia
tidak merasakan putaran tersebut.
• Graveyard Spiral ketika pilot
merasa bahwa pesawat terbang
lurus namun kenyataannya
berbelok. Pilot baru menyadari bila
ada perubahan di instrumen
pesawat.
ILUSI
COROLIS
• Stimulasi simultan dari dua
semicircular canals dan dikaitkan
dengan kemiringan mendadak
kepala pilot saat pesawat berputar.
• Memiringkan kepala ke bawah
(untuk melihat diagram
pendekatan atau untuk menulis
catatan di bantalan lutut), atau
memiringkannya ke atas (untuk
melihat instrumen atau sakelar di
atas kepala) atau memiringkannya
ke samping
PENCEGAHAN
• Selalu melihat dan percaya terhadap panel instrumen di dalam pesawat.
• Pilot tidak dalam kondisi fatigue, hipoglikemia, hipoksia, dan gangguan
cemas karena dapat meningkatkan risiko ilusi.
• Bila terjadi spasial disorientasi, jangan ragu untuk mentransfer kontrol ke co-
pilot.
PENCEGAHAN
• Selalu melihat dan percaya terhadap panel instrumen di dalam pesawat.
• Pilot tidak dalam kondisi fatigue, hipoglikemia, hipoksia, dan gangguan
cemas karena dapat meningkatkan risiko ilusi.
• Bila terjadi spasial disorientasi, jangan ragu untuk mentransfer kontrol ke co-
pilot.

Anda mungkin juga menyukai