Anda di halaman 1dari 39

Chronic heart failure

Nana Khoirun Nisa

Pembimbing :
dr. Juspeni Kartika, Sp.PD

Case Report
Identitas Pasien

 MR : 052600
 Nama lengkap : Tn. N
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Tempat Tanggal Lahir : 04
Desember 1964
 Umur : 54 tahun
 Status perkawinan : Menikah
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Pendidikan : SMA
 Alamat : Bernung
Gedung Tataan Pesawaran
Anamnesis
 Keluhan utama : Sesak napas yang semakin
memberat sejak 2 hari SMRS
 Keluhan tambahan : Kedua kaki susah untuk
berjalan
 Riwayat Perjalanan Penyakit :
Os mengatakan 3 tahun yang lalu Os di rawat dengan
keluhan yang sama yaitu nyeri dada di sebelah kiri dan
didiagnosa sakit jantung. Nyeri dada dirasakan seperti
ditimpa benda berat, hilang timbul. Os mengatakan tidak ada
sakit asma, namun os memiliki sakit kencing manis yang
terkontrol dan darah tinggi yang tidak terkontrol, keluhan
nyeri dada ini sejak 3 tahun yang lalu tidak pernah kambuh
dan baru beberapa hari ini kambuh kembali.
 2 bulan yang lalu os sering batuk kering, dan sudah
sering berobat ke puskesmas, sudah di lakukan cek
dahak namun hasilnya negatif, dan sampai sekarang
os masih sering batuk kering namun kadang hilang
timbul.
 1 minggu SMRS os mengatakan nyeri ulu hati dan
tidak nafsu makan, pola makan os kadang tidak
teratur, berat badan os juga menurun, Os sudah
berobat di puskesmas dan keluhan mulai membaik,
nafsu makan mulai meningkat.
.
 2 hari SMRS os mulai merasakan nyeri dada yang hilang
timbul, nyeri memberat saat beraktifitas dan mulai
membaik saat beristirahat, dan saat berbaring sesak
semakin parah, maka dari itu os sering tidur dengan
menggunakan dua bantal, os juga mengatakan susah
untuk berjalan karena kaki nya sedikit sembab
 1 hari SMRS, keluarga os mengatakan bahwa os di bawa
ke IGD dengan keluhan sesak dada sebelah kiri yang
semakin memberat, namun saat sudah di IGD dan
dilakukan pemeriksaan dan rekam jantung, dokter jaga
mengatakan os tidak mengalami kegawat daruratan dan
di sarankan untuk datang ke poli klinik esok harinya.
 Pada tanggal 20 Oktober 2018 os datang ke
Poliklinik penyakit dalam RSPBA dengan keluhan
sesak napas yang semakin memberat disertai batuk
kering, os juga merasakan dada nya semakin nyeri,
sembab pada kedua kaki yang menyebab kan os sulit
berjalan dan juga mual. Dan oleh dokter spesialis
penyakit dalam disarankan untuk dirawat inap agar
mendapatkan terapi lebih lanjut.
.
 Riwayat Kebiasaan :
 Os semasa muda nya pernah mengkonsumsi alkohol
kurang lebih 20 tahun yang lalu dan os juga merupakan
perokok aktif sejak usia muda namun sudah berhenti
merokok 3 tahun terakhir. Keluarga os juga mengatakan
bahwa os sering mengkonsumsi jeroan ayam.

 Riwayat penyakit dahulu :


Gastritis, DM yang terkontrol dan HT yang tidak terkontrol,
penyakit jantung

 Riwayat penyakit keluarga :


tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama seperti
os.
Anamnesis Sistem

•Normal
kulit

•Normal
Kepala

•Normal
Mata

•Normal
Telinga

•Normal
Hidung
•Normal
mulut

•Normal
tenggorokan

• JVP meningkat 5+3


leher

• Nyeri dada, ortopnea, sesak, batuk


dada

• Mual
abdomen
• Nokturia
Sal.kemih

•Normal
Saraf & otot

Ekstremitas •Normal
sup.

Ekstremitas • pitting
inf.
 Riwayat makanan :

 Frekuensi/ hari : 2 sampai 3 kali sehari


 Jumlah/ hari :-
 Variasi/ hari :-
 Nafsu makan : baik
Pemeriksaan fisik

 Pemeriksaan Umum
o Keadaan umum : tampak sakit sedang
o Kesadaran : compos mentis
o Bentuk badan : Normal
o Cara berjalan : Normal
o Berat badan rata-rata (kg) : 62 kg
o Tinggi badan (cm) : 164 cm
o IMT : 23,1 (Berat badan ideal)
o Keadaan gizi : cukup
 Tanda tanda vital
o Tekanan darah : 140/90 mmHg
o Nadi : 80 x/menit, reguler,
isi, tegangan cukup
o Suhu : 36,0⁰C
o Pernapasan : 22 x/menit
 Aspek Kejiwaan
o Tingkah laku :
wajar/gelisah/tenang/hipoaktif/hiperaktif
o Alam perasaan :
biasa/sedih/gembira/cemas/takut/marah
o Proses pikir :
wajar/cepat/gangguan waham/fobia/obsesi
 Keadaan spesifik
o Leher : Peningkatan tekanan JVP 5+3 cmH2O
o Jantung :
 Jantung kanan atas : ics II linea parasternal dextra,
jantung kanan bawah : ics V linea parasternal dextra,
batas jantung kiri atas ics III linea parasternal sinistra,
batas jantung kiri bawah : ics VI linea axila anterior
sinistra.
 KEPALA
o Ekspresi wajah : normal Simetris muka : simetris
o Rambut : normal Pembuluh temporal: tidak teraba

 LEHER
o Tekanan vena jugularis : 5 + 3 cmH2O
o Kelenjar tiroid : normal, tidak ada pembesaran
o Kelenjar limfe : normal, tidak ada pembesaran

 DADA
o Bentuk : simetris
o Buah dada : normal
o Sela iga : normal
 PARU DEPAN BELAKANG
o Inspeksi, Kanan : Asimetris, retraksi (-), spidernevi (-),
KGB (-)
Kiri : Simetris, retraksi (-), spidernevi (-),
KGB (-)
o Palpasi, : Massa (-), krepitasi (-)
o Perkusi, : Sonor kedua lapang paru
o Auskultasi, Kanan : Vesikuler, ronki basah (+)
Kiri : Vesikuler, ronki basah (+)
 JANTUNG
o Inspeksi : Ictus kordis tidak tampak
o Palpasi : Ictus kordis teraba di ICS VI linea axillaris
anterior
o Perkusi, Kanan Atas : ics III linea parasternalis dextra
Kanan Bawah : ics V linea
parasternalis dextra
Kiri Atas : ics II linea parasternalis
sinistra
Kiri Bawah : ics VI linea axila
anterior sinistra
o Auskultasi : BJ I-II, Gallop (+), Murmur (-)
 ABDOMEN
o Inspeksi : asites (-), distended (-), venektasi(-),
caput medusa (-), ikterik (-), stretchmark (-)
o Auskultasi : Bising usus (+), 4 x/menit, bruit hepar (-)
o Palpasi : Nyeri tekan (-)
o Hati : Tidak teraba, nyeri tekan (-)
o Limpa : Tidak teraba
o Ginjal : Nyeri ketok cva (-)
o Perkusi : Timpani, shifting dullnes (-)
 EKSTREMITAS
o Ekstremitas superior dextra dan sinistra:
Oedem pitting (-), Deformitas (-), Bengkak (-),
Sianosis (-), Nyeri sendi (-), Ptekie (-)
o Ekstremitas inferior dextra dan sinistra:
Oedem pitting (+), Deformitas (-), Bengkak (+),
Sianosis (-), Nyeri sendi (-), Ptekie (-)
Pemeriksaan Penunjang
HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Hemoglobin 13,0 Lk: 14-18 gr% Wn: 12-16 gr%
Leukosit 8.300 4500-10.700 ul
Hitung jenis leukosit
 Basofil 0 0-1 %
 Eosinofil 0 1-3%
 Batang 1 2-6 %
 Segmen 73 50-70 %
 Limposit 20 20-40 %
 Monosit 6 2-8 %
Eritrosit 4,8 Lk: 4.6- 6.2 ul Wn: 4.2- 5,4 ul

Hematokrit 39% Lk: 50-54 % Wn: 38-47 %


Trombosit 296.000 159.000-400.000 ul
MCV 86 80-96 fl
MCH 27 27-31 pg
MCHC 31 32-36 g/dl
KIMIA DARAH
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
GDS 160 <200 mg/dl
EKG

Irama : sinus Aksis : deviasi ke kanan


HR : 100x/menit, reguler Gelombang P pulmonal pada Lead II & III
Gelombang T inverted pada lead II, III dan aVf
Riwayat perkembangan pasien rawat inap

 Hari pertama tanggal 21 oktober 2018 perawatan di bangsal


penyakit dalam RSPBA os merasa sesak nafas dan nyeri dada
belum berkurang. Os juga mengatakan masih sesak napas
yang membuat os sulit untuk tidur, os juga mengeluh batuk
kering dan kaki os sudah lebih baik dari kemarin , namun os
masih terasa mual.
 Hari perawatan kedua tanggal 22 oktober 2018 os
mengatakan sesak mulai berkurang dan hilang timbul, dan os
merasa nyaman jika tidur dengan menggunakan dua bantal,
batuk os juga hilang timbul dan kaki os sudah lebih baik,
namun os merasa pusing.
 Pada hari ke tiga tanggal 23 oktober 2018 os sudah tidak ada
keluhan, nyeri sudah berkurang, kaki os juga sudah pulih, dan
dokter penanggung jawab sudah memperbolehkan os pulang.
DAFTAR MASALAH

 Hipertensi
 Sesak napas
 Mual
 susah untuk berjalan
 Edema ekstremitas inferior
 Hematokrit 39%
 DIAGNOSIS
CHF ec hipertensive heart disease

 DIAGNOSIS BANDING
CHF ec hipertensive heart disease
pneumonia
PPOK

 RENCANA PEMERIKSAAN
Ro Thorax
echochardiography
Penatalaksanaan

Non Farmakologis Farmakologis

 Tirah baring, hindari kegiatan yang  IVFD RL * NaCL + furosemid 4 amp x


tpm
berat yang dapat memicu timbul
Ringer Laktat digunakan sebagai pengganti
sesak cairan.
 Hindari tempat-tempat tinggi dan  Furosemid 1 amp / iv/12 JAM
tempat yang sangat panas dan Furosemid merupakan salah satu obat
diuretik untuk mengurangi cairan berlebih
lembab dalam tubuh (edema).
 Spironolacton 25 ½-0-0
 Micardis 1x 40 mg
Merupakan salah satu obat untuk gagal
jantung yang diberikan untuk mengurangi
gejala gagal jantung.
 Lacon syr 2x1 c
 Panloc eks IV
 PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : dubia ad bonam
Analisa kasus

 Diagnosis gagal jantung kongestif didasarkan pada


gejala-gejala yang ada dan penemuan klinis disertai
dengan pemeriksaan penunjang antara lain foto
toraks, EKG, ekokardiografi, pemeriksaan
laboratorium rutin, dan pemeriksaan biomarker.
Dari anamnesis didapatkan sesak yang dipengaruhi
aktivitas merupakan khas sesak yang disebabkan
oleh organ jantung. Kemudian dilanjutkan dengan
dilakukannya pemeriksan fisik serta pemeriksaan
penunjang sehingga dapat dipastikan sesak pada
penderita bukan berasal dari organ paru, ginjal
ataupun hati.
Kriteria Framingham

Kriteria Major : Kriteria Minor :


 Paroksismal nocturnal  Edema ekstremitas
dispnea  Batuk malam hari
 Distensi vena leher  Dispnea d’effort
 Ronki paru  Hepatomegali
 Kardiomegali  Efusi pleura
 Edema paru akut  Penurunan kapasitas
 Gallop S3 vital 1/3 dari normal
 Peninggian tekanan vena  Takikardi (>120/menit)
jugularis
 Refluks hepatojugular
 Kriteria mayor yang terdapat pada pasien adalah
paroksismal nokturnal dispnea yaitu keluhan sesak
nafas yang dirasakan pasien. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan ronki pada kedua lapang paru, gallop S3
(+), peningkatan tekanan vena jugularis yaitu (5+3)
cmH2O.
 Sedangkan untuk kriteria minor dari anamnesa,
pemeriksaan fisik dan penunjang didapatkan
dispnea d’effort (sesak memberat saat aktivitas),
edema ekstremitas inferior. Terdapat 4 kriteria
mayor dan 2 kriteria minor pada pasien, sehingga
kriteria diagnosis gagal jantung dapat ditegakkan
 Berdasarkan gejala yang berkaitan dengan kapasitas
fungsionalnya menurut The New York Heart Association
(NYHA), gagal jantung pada pasien termasuk gagal
jantung NYHA kelas II, karena pasien tidak mengeluh
apa-apa ketika istirahat, namun pasien tidak bisa
melakukan aktifitas seperti biasanya,yang menimbulkan
gejala-gejala insufisiensi jantung seperti sesak napas,
dan nyeri dada.
 Oleh karena itu pada pasien ini dapat disimpulkan
diagnosis fungsionalnya adalah Congestive Heart Failure
(CHF). Pada anamnesis didapatkan pasien mempunyai
riwayat hipertensi yang cukup lama ynag tidak terkontrol
yang memicu pembesaran jantung sampai penyebabkan
gagal jantung. Namun untuk menyingkirkan diagnosis
banding perlu dilakukan USG abdomen dan Ureum
Creatinin, Albumin, Elektrolit untuk melihat keadaan
ginjal.
 Penatalaksanaan pada gagal jantung tergantung
etiologi, hemodinamik, gejala klinis serta beratnya
gagal jantung. Pengobatan terdiri dari 5 komponen
berupa penanganan secara umum, mengobati
penyakit dasar, mencegah kerusakan lebih lanjut
pada jantung, dan mengendalikan derajat CHF.
 Secara umum Gagal jantung kelas 3 dan 4 perlu
untuk membatasi aktivitas dengan istirahat di
tempat tidur tetapi perlu untuk menghindari tidur
lama, menghentikan kebiasan hidup yang
meningkatkan munculnya penyakit jantung seperti
merokok, pembatasan kadar garam (Na) tetapi ini
belum diperlukan oleh karena pemberian obat yang
dipilih meningkatkan pengeluaran Na.
 Terapi farmakologi yang diberikan kepada pasien IV
line ringer laktat 10 tetes per menit bertujuan untuk
pembatasan intake cairan.
 Dan pengobatan gagal jantung lini pertama adalah
diuretic. Pada pasien ini di berikan NaCl dengan
furosemid 4 amp. Obat-obat golongan diuretik
mengeluarkan kelebihan cairan, sehungga
pembebanan jantung berkurang untuk itu banyak
digunakan diuretik kuat furosemid.
 Furosemid merupakan diuretik loop henle/ diuretik kuat
yang menurunkan reabsobi natrium dan klorida di
ascending loop henle segmen tebal dan tubulus distal
ginjal. Meningkatkan eksresi natrium, air, klorida,
kalsium, dan magnesium. Segmen pada loop henle
mempunyai kapasitas yang besar untuk mengabsorpsi
NaCl sehingga obat yang bekerja pada tempat ini
menyebabkan diuresis yang lebih hebat dari pada
diuretik lain. Diuretik loop bekerja pada membran lumen
dengan caramenghambat kontranspor Na + / K + / 2Cl- .
Na + secara aktif ditransfor keluar sel kedalam
intertisium oleh pompa yang tergantung pada Na K ATP-
ase dimembran baso lateral.
 Pemberian diuretik berupa injeksi furosemid 1 amp
per 12 jam, sampai tekanan vena jugularis normal
dan menghilangkan edema. Pemberian diuretik
secara parenteral diindikasikan pada gagal jantung
berat dan edema paru akut. Pada pasien gagal
jantung disertai edema dengan tensi tidak terlalu
tinggi dapat diberikan furosemid drip 40-60mg
dalam 500cc (titrasi) cairan ringer laktat per 24jam.
 Pada pasien ini diberikan spironolakton 25 (1/2-0-0)
perhari. Spironolakton merupakan inhibitor spesifik
aldosteron yang sering meningkat pada gagal
jantung kongestif dan mempunyai efek penting pada
retensi potassium
 efeksamping dari obat ini adalah gangguan saluran
cerna, impotensi, ginekomastia, menstruasi tidak
teratur, letargi, sakit kepala, ruam kulit,
hiperkalemia,
 Pada pasien ini diberikan micardis 40 mg perhari,
micardis (telmisartan) adalah obat jenis antagonis
reseptor angiotensin II yang digunakan untuk
mengobati hipertensi. Pada umumnya telmisartan
dikonsumsi orang dewasa khususnya bagi mereka
yang tidak dapat mengkonsumsi obat ACE, Efek
sampping dari obat ini adalah, sakit pinggang,infeksi
paru, sakit tenggorokan, rasa sakit di otot, sakit
kepala, mual, kembung,
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai