Anda di halaman 1dari 27

Laporan Kasus 3 Kelompok 3

Community Acquired Pneumonia (CAP) CURB 65 score 2 + Hemoptisis et


causa Tumor Paru Sinistra T4N0M1b Stadium IVA PS 2

Oleh:

Musakkir Amis C11114070


Amiruddin C11114021
Henny Apriany C11114026
Arwidya Putri Mansur C11114069
Iin Sakinah L C11114029
Kwan Silvea Kwando u C11114045

RESIDEN PEMBIMBING
dr. Gunawan

SUPERVISOR PEMBIMBING:
Dr. dr. Irawaty Djaharuddin Sp. P (K)

DEPARTEMEN PULMONOLOGI & KEDOKTERAN RESPIRASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I
LAPORAN KASUS

1.1 IDENTITAS PASIEN


Nama : Tn. ML
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 01/12/1952
No. RM : 837514
Pekerjaan : Wiraswasta
Ruang Perawatan : Infection Center Lt.2 Kamar 3
Tanggal Masuk/Jam : 23 Maret 2018 /08.07

1.2 SUBJEKTIF
 Anamnesis : Autoanamnesis dan Alloanamnesis
 KeluhanUtama : Nyeri dada
 Anamnesis Terpimpin :
 Keluhan nyeri pada dada kiri sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri tidak
menjalar, dan menembus ke belakang. Batuk ada sejak 3 bulan yang lalu,
disertai lendir berwarna putih disertai darah. Keluhan kadang disertai
dengan sesak. Sesak tidak dipengaruhi oleh aktivitas dan cuaca serta tidak
berkurang dengan istirahat. Mual dan muntah tidak ada. Kadang-kadang
nafsu makan menurun. Pasien mengaku mengalami penurunan berat
badan selama sakit namun tidak diketahui berapa besar penurunannya.
Buang air besar dan buang air kecil kesan normal.

• Pasien sebelumnya pernah di rawat di RS Fak Fak Papua (17/03/18)


selama 7 hari dengan dengan diagnosa Efusi Pleura sinistra suspek TB
Paru DD Malignancy lalu dirujuk ke RS Wahidin (23/03/2018). Riwayat
hipertensi, hiperkolesterolemia dan penyakit jantung disangkal.

1
• Riwayat Hipertensi sebelumnya disangkal
• Riwayat DM disangkal
• Riwayat hiperkolesterolemia disangkal
• Riwayat penyakit jantung disangkalRiwayat keluhan yang sama
sebelumnya tidak ada.
• Riwayat keluhan yang sama sebelumnya tidak ada
• Riwayat keluarga minum OAT tidak ada.
• Riwayat kontak dengan penderita TB disangkal
• Riwayat merokok ada ± 50 tahun, 1 bungkus per hari, sudah berhenti sejak
6 bulan yang lalu. Indeks brikman : 16x50 : 800 (perokok berat)
• Riwayat minum OAT ada pada tahun 2013, dinyatakan tuntas oleh dokter,
dan BTA (-)
• Riwayat riwayat konsumsi alkohol tidak ada.

1.3 OBJEKTIF
A. Status Present
• Keadaan Umum : Sakit Sedang/Gizi Kurang/ Compos Mentis
• Tinggi badan : 168 cm
• Berat Badan : 50 kg
• IMT = BB/TB2
= 50/1,682
= 17.71 kg/m2(gizi kurang)
Status Vitalis :
• Tekanan Darah : 110/80 mmHg
• Nadi : 80x/menit, regular, kuat angkat
• Pernafasan : 20x/menit, tipe abdominothoracal
• Suhu : 37 C aksilla
• SpO2 : 97 % tanpa bantuan O2

2
• Nyeri : Skor 5 NPRS

B. PemeriksaanFisis
• Kepala :
Ekspresi : Biasa
Simetris muka : Simetris kiri dan kanan
Deformitas : (-)
Rambut : Hitam, lurus, sukar dicabut
• Mata :
Eksoptalmus/ Enoptalmus : (-)
Gerakan : Dalam batas normal
Kelopak Mata : Edema (-)
Konjungtiva : Pucat (-)
Sklera : Ikterus (-)
Kornea : Jernih
Pupil : Bundar, isokor diameter 2,5 mm
• Telinga
Pendengaran : Dalam batas normal
Tophi : (-)
Nyeri tekan di prosesus mastoideus: (-)
• Hidung :
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)
• Mulut:
Bibir : Pucat (-), kering (-)
Lidah : Kotor (-), tremor (-)
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
Faring : Hiperemis (-)

3
Gigi geligi : Caries dentis (+)
Gusi : Hiperemis (-)

• Leher :
• Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
• Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran
• DVS : R+1 cmH2O
• Pembuluh darah : Dalam batas normal
• Kaku kuduk : Tidak ada
• Tumor : Tidak ada (-)
• Trachea : Deviasi (-)

 Thoraks
Inspeksi : Pergerakan Asimetris, kiri tertinggal saat dinamis
Sela iga : Dalam batas normal
Palpasi : Vokal fremitus menurun di hemitorals kiri
Perkusi : Pekak Hemithorax kiri setinggi ICS VII posterior
Bunyi pernapasaan : Bronchovesiculer, menurun di sebelah kiri setinggi
ICS VII
Bunyi tambahan : Ronkhi -/+ ;Wheezing -/-

• Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Thrill tidakteraba
Perkusi : Dala batas normal
Batas Jantung: Kanan atas : ICS II linea parasternalis dextra
Kiri atas : ICS II linea mid clavicularis sinistra
Kanan bawah : ICS IV linea parasternalis dextra

4
Kiri bawah : ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, Gallop (-), murmur (-)
 Abdomen
Inspeksi : Distended (-), venektasi (-), Ikut gerak napas, meteorismus
(+)
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Palpasi : Nyeri tekan (-) regio epigastrium, massa tumor (-), Hepar
dan lien sulit dinilai
Perkusi : Timpani, undulasi (-)
Lain-lain : Ascites (-)
 Alat Kelamin
Tidak dilakukan pemeriksaan
 Anus dan Rektum
Tidak dilakukan pemeriksaan
 Punggung
Palpasi : Nyeri tekan (-), Massa tumor (-)
Nyeri ketok : (-)
Gerakan : Dalam batas normal
Lain-lain : Tidak ada skoliosis
• Ekstremitas :
Edema : -/-
Eritema Palmaris : -/-
Akral hangat

5
• Laboratorium:
Darah Rutin (23/03/2018)
JENIS 23/03/2018 NILAI
PEMERIKSAAN RUJUKAN
3 3
WBC 9.89x10 /Ul 4-10 x 10 /uL
6 6
RBC 3.41x10 /uL 4-6 x 10 /uL
HGB 9.4 g/dl 12-16 g/dl
HCT 29.2% 37-48 %
MCV 85.6fl 80 – 97 fl
MCH 27.6 pg 26.5–33.5 pg
MCHC 32.2 g/dl 31.5-35 g/dl
NEUT 77.6% 52.0-75.0
LYMPH 12.2% 20.0–40.0
MONO 7.1% 2.00-8.00
EO 2.6% 1.00–3.00
BASO 0.5% 0.00-0.10

Kimia Darah (23/03/2018)


Jenis
23/03/2018 Nilai Rujukan
Pemeriksaan
GDS 107 mg/dl 80 - 180mg/dl
SGOT 30 mg/dl <35 U/L
SGPT 18 mg/dl <45 U/L
Protein total 16 U/L
Albumin 18 U/L
Ureum 5.8 gr/dl 0 - 53 mg/dl
L(<1.3) ; P(<1.1)
Kreatinin 2.1 gr/dl
mg/dl
Natrium - mmol/l 136 - 145 mmol/l
Kalium - mmol/l 3.5 -5.1 mmol/l
Klorida - mmol/l 97 – 111 mmol/l

6
• Imunoserologi (26/03/2018)
Tumor Marker : CEA 3,45 (Nilai Normal : 0-4.70)
Imunoserologis lain : Prokalsitonin 0.09
• Kultur dan sensitivitas mikrobiologi (27/03/2018)
Ada pertumbuhan bakteri gram positif coccus berpasangan
• Foto Thorax AP di RS. Fak Fak (14/03/2018)

Kesan :
Efusi pleura sinistra dd Malignancy

7
 MSCT Scan (23/03/2018)

Kesan :
-Suspek massa pleura dd massa paru sinistra
-Bronkopneumonia dextra
-Efusi pleura sinistra

1.4 ASSESSMENT
 Community Acquired Pneumonia (CAP) CURB 65 score 2
 Hemoptisis et causa Tumor Paru Sinistra T4N0M1b Stadium IVA PS 2

1.5 PLANNING
 Pengobatan:
1. O2 via nasal kanul 3 liter/menit
2. NaCl 0.9% 20 tpm
3. Codein 10 mg/8 jam/oral

8
4. Asam traneksamat 500mg/ 8jam/ oral
5. Ceftriaxon 2 gr/ 24 jam/ intravena
 Diagnostik:
1. Elektrolit dan Darah rutin
2. MRSCT Kontras Toraks, TTNA
3. Bronchoscopy
4. CEA

1.6 PROGNOSIS
 Ad Functionam : Malam
 Ad Sanationam : Malam
 Ad Vitam : Malam

1.7 DAFTAR MASALAH


NO ASSESSMENT PLANNING TERAPI
1. Tumor paru kiri jenis T4N0M1b stage IV B • TTNA • Kemoterap
• i bila
S: Keluhan nyeri pada dada kiri sejak 3 bulan sudah
yang lalu. Nyeri tidak menjalar, dan tegak
menembus ke belakang. Batuk ada sejak 3 diagnosis
bulan yang lalu, disertai lendir berwarna putih
disertai darah. Keluhan kadang disertai
dengan sesak. Sesak tidak dipengaruhi oleh
aktivitas dan cuaca serta tidak berkurang
dengan istirahat. Mual dan muntah tidak ada.
Kadang-kadang nafsu makan menurun. Pasien
mengaku mengalami penurunan berat badan
selama sakit namun tidak diketahui berapa
besar penurunannya. Buang air besar dan
buang air kecil kesan normal

O:
► Thoraks
Inspeksi : Pergerakan Asimetris, kiri
tertinggal saat dinamis

9
Sela iga : Dalam batas normal
Palpasi : Vokal fremitus menurun di
Hemithoraks sinstra
Perkusi : Pekak Hemithorax sinistra
setinggi ICS VII posterior
Auskultasi
• Bunyi pernapasaan :
Bronchovesiculer, menurun di
sebelah kiri setinggi ICS VII
• Bunyi tambahan : Ronkhi -/+
;Wheezing -/-
FOTO THORAKS (14/03/2018) RS
Fak-Fak
Kesan :
Efusi pleura sinistra dd/massa paru kiri
• MSCT (23/03/2018) :
Kesan : -Suspek massa pleura dd massa
paru sinistra
-Bronkopnemonia dextra
-Efusi pleura sinistra
• Imunoserologi (26/03/2018) :
Prokalsitonin 0,09, Tumor Marker CEA
3,45

2. CAP • Foto Thorax • Ceftriaxon


• Pemeriksaan 2gr/24
S: Batuk, riwayat merokok lama, sesak sputum jam/intrave
kadang-kadang, • Uji na
O: sensitivitas
antibiotik
► Thoraks
Inspeksi : Pergerakan Asimetris, kiri
tertinggal saat dinamis
Sela iga : Dalam batas normal
Palpasi : Vokal fremitus menurun di
Hemithoraks sinstra
Perkusi : Pekak Hemithorax sinistra
setinggi ICS VII posterior
Auskultasi

10
• Bunyi pernapasaan :
Bronchovesiculer, menurun di
sebelah kiri setinggi ICS VII
• Bunyi tambahan : Ronkhi -/+
;Wheezing -/-
• Kultur dan sensitivitas mikrobiologi
(27/03/2018) :
Ada pertumbuhan bakteri gram positif coccus
berpasangan
• MSCT (23/03/2018) :
Kesan : -Suspek massa pleura dd massa paru
sinistra
-Bronkopnemonia dextra
-Efusi pleura sinistra
• Imunoserologi (26/03/2018) :
Prokalsitonin 0,09

3. Hemoptisis • Kontrol lab • Codein 10


darah Rutin mg/8
S: Riwayat batuk darah • Tampung jam/oral
dahak/24 • Asam
jam tranexamat
• Rencana 500 mg/8
transfusi jam/intrave
na

1.8 FOLLOW UP
Tanggal Subjektif Objektif Assessment Planning
23/03/2018 Batuk lendir Anemia tidak ada, - Tumor paru - Tunggu hasil
campur darah pembesaran KGB Sinistra MSCT scan
01.00 sekitar 2 cc yang colli dan - Hemoptisis thorax
WITA dialami sejak 3 supraclavicular
bulan yang lalu. tidak ada. Trakea
Sesak napas ada di tengah. Thorax:

11
kadang-kadang simetris, vocal
terutama saat fremitus menurun
batuk. Nyeri di hemitoraks
dada kiri bagian sinistra, pekak
bawah menjalar setinggi ICS V
sampai belakang kiri belakang.
dialami sejak 2 Bronkovesikuler,
bulan terakhir. ronkhi dan
Demam tidak wheezing toidak
ada. Nafsu ada.
makan menurun,
berat badan Foto thorax
menurun sejak 3 14/03/2018:
bulan yang lalu. massa paru,
Riwayat konsolidasi
merokok ada 15 homogeny (massa
batang/hari paru sinistra).
selama kurang
lebih 40 tahun WBC: 10.800
dan berhenti
merokok sejak 3 HBG: 10.2
bulan yang lalu.
Riwyat minum PLT: 408.000
OAT tidak ada.
NEUT: 74.70%

LYMPH: 16.5%

UR/CR: 57/1.34

SGOT/SGPT:
30/18

24/03/2018 Batuk lendir Bronkovesikuler - Tumor Paru - Infus NaCl


campur darah di hemitoraks sinistra 0.9% 20
08.00 berkurang, nyeri sinistra setinggi - Hemoptisis tetes/menit
WITA dada kadang- ICS VI kiri - Efusi pleura kiri - Codein 10
kadang, sesak belakang . Ronkhi - CAP mg/8 jam/oral
napas kadang- ada wheezing - Asam
kadang, nafsu tidak ada tranexamat
makan menurun, 500 mg/8

12
demam tidak jam/intravena
ada. - Ceftriaxon 2
gr/24
Riwayat jam/intravena
didiagnosis - Torakosintesis
tumor paru kiri USG guide
(26/3/2018)
Riwayat - Cek CEA,
bronchoscopy ( - darah rutin,
) prokalsistein
- Sputum BTA,
Riwayat kultur
Merokok ( + ) - Bronkoskopi
- TTNA
Riwayat TTNA
25/03/2018 Batuk lendir Bronkovesikuler - Tumor Paru - Infus NaCl 0.9%
campur darah menurun di sinistra 20 tetes/menit
08.00 menurun hemitoraks - Hemoptisis - Codein 10 mg/8
WITA sinistra setinggi - Efusi pleura kiri jam/oral
Nyeri dada ada ICS VI kiri - CAP - Asam
menurun. belakang . Ronkhi tranexamat 500
ada wheezing mg/8
tidak ada. jam/intravena
- Ceftriaxon 2
gr/24
jam/intravena

26/03/2018 Batuk lender Bronkovesikuler - Tumor • Infus NaCl


campur darah menurun di Paru 0.9% 20
06.00 berkurang. hemitoraks sinistra tetes/menit
WITA sinistra - Hemoptis • Codein 10
Nyeri dada is mg/8
kadang-kadang Ronkhi ada - Efusi jam/oral
wheezing tidak pleura • Asam
Sesak napas ada. kiri tranexamat
tidak ada - CAP 500 mg/8
jam/intrave
na
• Ceftriaxon
2 gr/24
jam/intrave
na

13
• Torakosinte
sis USG
guide
(26/3/2018)
• Cek CEA,
darah rutin,
prokalsistei
n
• Sputum
BTA,
kultur
• Bronkosko
pi
• TTNA

27/03/2018 Nyeri dada ada , ronkovesikuler  Tumor • TTNA


batuk masih ada, menurun paru kiri • Bronkosko
06.00 sesak tidak ada , dihemithoraks jenis pi
WITA demam tidak sinistra, WBC : T4N0M1 • usul
ada. 9.900 (menurun), b transfuse
Hb : 9,4 (metastasi PRC 2 bag
(menurun), PLT : s tulang) target Hb >
394.00 stage IV 10 mg/dl ,
(menurun), B • Infus
Neutrophil :  Hemoptis Natrium
77,6% is Clorida
(meningkat),  Communi 0,9% 20
prokalsiton : 0,09, ty tetes/menit,
CEA : 3,45 Acquired • Codein 10
Pneumoni mg/ 8 jam /
a oral,
• Ceftriaxon
2
gr/24jam/in
travena ,
• durogesic
patch 25
mq/transde
rmal

28/03/2018 Sesak tidak ada, Bronkovesikuler  Tumor  Transfusi


batuk darah menurun di paru kiri PRC 2 bag,

14
06.00 tidak ada, nyeri hemithoraks jenis  Infus
WITA dada ada. sinistra , Hb : 9,4 T4N0M1 Natrium
b Clorida
(metastasi 0,9% 20
s tulang) tetes/menit,
stage IV  Codein 10
B mg/ 8 jam /
 Hemoptis oral,
is  Ceftriaxon
 Communi 2
ty gr/24jam/in
Acquired travena,
Pneumoni  durogesic
a patch 25
mq/transder
mal

29/03/2018 Sesak tidak ada, Bronkovesikuler  Tumor paru  Transfusi


batuk darah menurun di kiri jenis PRC 2 bag,
06.00 tidak ada, nyeri hemithoraks T4N0M1b  Infus
WITA dada berkurang, sinistra , Hb : 9,4 (metastasis Natrium
demam tidak tulang) stage Clorida
ada. IV B 0,9% 20
 Hemoptisis tetes/menit,
 Community  Asam
Acquired traneksama
Pneumonia t
500mg/8ja
m/intraven
a
 Codein 10
mg/ 8 jam /
oral
 Ceftriaxon
2
gr/24jam/in
travena
 durogesic
patch 25
mq/transde
rmal

15
30/03/2018 Sesak tidak ada, Bronkovesikuler  Tumor  Natrium
batuk darah menurun di paru kiri Clorida
06.00 tidak ada, hemithoraks jenis 0,9% 20
WITA demam tidak sinistra , Hb : 9,4 T4N0M1 tetes/menit
ada b  Asam
(metastas traneksama
is tulang) t
stage IV 500mg/8ja
B m/intraven
 Hemoptis a
is  durogesic
 Commun patch 25
ity mg/transde
Acquired rmal
Pneumon
ia

31/03/2018 Seasak nafas Bronkovesikuler  Tumor  TTNA


tidak ada, nyeri menurun di paru kiri (Senin) tgl
06.00 dada berkurang , hemithorax jenis 2)
WITA batuk lendir sinistra, rhonki T4N0M1  Bronkosko
campur darah dan wheezing b pi (Selasa
tidak ada , tidak ada. (metasta tgl 3)
demam tidak sis  Natrium
ada. WBC : 11.000 tulang) klorida 9
stage IV % 16 tetes
Hb : 13 B permenit.
performa  Durogesic
Neurofil : 81.4 nce patch 25
status 2 mcg/ 72
Platelet : 356  Commun jam/tansde
ity rmal
PT : 11.0 Acquired  Codein 10
Pneumo mg / 8 jam
INR : 1.2 nia / oral.

APTT : 29.0

16
RESUME

Keluhan nyeri pada dada kiri sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri tidak menjalar,
dan menembus ke belakang. Batuk ada sejak 3 bulan yang lalu, disertai lendir
berwarna putih disertai darah. Keluhan kadang disertai dengan sesak. Sesak tidak
dipengaruhi oleh aktivitas dan cuaca serta tidak berkurang dengan istirahat Kadang-
kadang nafsu makan menurun. Pasien mengaku mengalami penurunan berat badan
selama sakit namun tidak diketahui berapa besar penurunannya.Pasien sebelumnya
pernah di rawat di RS Fak Fak Papua (17/03/18) selama 7 hari dengan dengan
diagnosa Efusi Pleura sinistra suspek TB Paru DD Malignancy lalu dirujuk ke RS
Wahidin (23/03/2018). Riwayat merokok ada ± 50 tahun, 1 bungkus per hari, sudah
berhenti sejak 6 bulan yang lalu. Indeks brikman : 16x50 : 800 (perokok berat).
Riwayat minum OAT ada pada tahun 2013, dinyatakan tuntas oleh dokter, dan BTA
(-). Pada pemeriksaan fisis didapatkan tanda-tanda vital : tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 80x/menit, regular, kuat angkat, pernafasan 20x/menit, tipe
abdominothoracal, Suhu 37 C aksilla, SpO2 97 % tanpa bantuan O2, nyeri skor 5
NPRS. Pada pemeriksaan thoraks didapatkan pergerakan asimetris, kiri tertinggal saat
dinams, vokal fremitus menurun di hemitoraks sinistra, pekak hemithorax sinistra
setinggi ICS VII posterior, bunyi pernapasaan bronchovesiculer, menurun di sebelah
kiri setinggi ICS VII, ronkhi -/+ ;wheezing -/-. Foto thoraks di RS. Fak Fak
(14/03/2018) memperlihatkan kesan Efusi pleura sinistra dd malignancy. Pada
3
pemeriksaan darah rutin, terdapat RBC 3.41 x 10 /Ul, HGB 9.4 g/dl, HCT 29.2%,
peningkatan neutrophil 77,6%,penurunan limfosit 12.2.

Berdasarkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang


yang telah dilakukan maka diagnosis pasien ini adalah Hemoptisis et causa Tumor
paru sinistra T4 N0 M1b Stadium IVA PS 2, Community Acquired Peumonia (CAP)
CURB-65: Score 2.

17
BAB II
DISKUSI KASUS

A. KANKER PARU

Kanker merupakan suatu neoplasma yang tumbuh cepat yang mendestruksi jaringan
sekitar dan dapat tumbuh di organ tubuh lainnya melalui hematogen ataupun limfogen. Setiap
tahunnya hampir 1,1 juta orang meninggal karena kanker paru yang menjadikannya kanker
yang sering ditemui dan sangat mematikan. Pada laki-laki, dari 85-90% kasus kanker paru
berhubungan dengan kebiasaan merokok. Seiring berjalannya waktu, kebiasaan merokok ini
semakin menyebar ke beberapa negara industri khususnya di Asia dan di Eropa, yang
menyebabkan tren prevalensi wanita muda yang merokok semakin meningkat.

Dari seluruh tumor paru 95% dari tumor paru primer merupakan karsinoma,
sementara 5% lainnya terdiri dari kelompok lain termasuk karsinoid, malignansi mesenkimal,
limfoma dan beberapa lesi jinak lainnya. (Kumar, et al, 2013)

Klasifikasi stadium tumor sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada


pasien. Dasar tujuan dari stadium ini yaitu menediakan nomenklatur tentang luas anatomis
dari penyakit yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia. Hal ini dapat membantu
mengkomunikasikan suatu keadaan pasien, memberikan pemahaman akan luas dari
penyakitnya terutama pada uji klinis, dan meningkatkan kemampuan klinisi untuk membuat
keputusan tentang sebarapa baik strategi manajemen dan hasil yang diaplikasikan pada
pasien.

Deskripsi luas anatomis dari tumor terdiri dari 3 komponen yaitu: T untuk luas dari
tumor primernya, N untuk keterlibatan jaringan nodus limfe, dan M untuk metastasis. Setiap
komponen tersebut dibagi menjadi beberapa kategori yang memiliki masing-masing deskripsi
karakteristik yang termasuk di dalamnya. Kombinasi dari ketiga komponen tersebut
kemudian dikelmpokkan bersama menjadi kelompok stadium. Berikut deskripsi dari
komponen ketiga komponen tersebut (Detterbeck, et al, 2017)

17
Label
T (Tumor Primer)
T0 Tidak ada tumor primer
Tis Karsinoma in situ (skuamosa atau adenokarsinoma) Tis
T1 Tumor 3cm
T1a(mi) Adenokarsinoma invasif minimal T1a(mi)
T1a Penyebaran superfisial tumor di saluran pernapasan pusat T1a ss
T1a 1 cm T1a 1
T1b >1 tapi 2 cm T1b >1-2
T1c >2 tapi 3 cm T1c >2-3
T2 >3 tapi 5 cm atau tumor yang melibatkan pleura viseral, T2 Visc Pl
bronkus utama (karina), atelektasis ke hilum T2 Centr
T2a >3 tapi 4 cm T2a >3-4
T2b >4 tapi 5 cm T2b >4-5
T3 >5 tapi 7 cm, atau invasi dinding dada, perikardium, nervus T3 >5-7
frenikus, atau penyebaran nobul tumor di lobus yang sama T3 Inv
T3 Satell
T4 >7 cm, atau tumor invasif: mediastinum, diafragma, jantung, T4 >7
pembuluh darah besar, nervus rekuren laringeal, karina, trakhea, T4 Inv
esofagus, tulang belakang; atau nodul tumor pada beda lobus T4 Ipsi Nod
yang sesisi
N (Nodus Limfe Regional)
N0 Tidak ada nodus metastasis
N1 Metastasis pada nodus paru sesisi atau nodus hilum
N2 Metastasis pada nodus mediastinum/subkarinal yang sesisi
N3 Metastasis pada mediastinum/hilum yang kontralateral, atau
nodus supraklavikula
M (Metastasis)

18
M0 Tidak ada cakupan metastasis
M1a Malignansi pleura/efusi perikardium atau nodul M1a Pl
plerua/perikardium, atau nodul tumor terpisah di lobus Dissem
kontralateral M1a Contr
Nod
M1b Metastasis ekstratoraks tunggal M1b Single
M1c Metastasis ekstratoraks multipel (1 atau >1 organ) M1c Multi
Simbol X menyatakan belum atau tidak bisa dilakukan penilaian ( contoh Tx, Nx, Mx)

Setelah mengelompokkan komponen anatomis maka dapat dintukan kelompok


stadium kanker menurut tabel di bawah.

Stadium kanker yang telah ditentukan kemudian dapat ditentukan tatalaksana dan
diperkiarakan rasio kesintasan 5 tahun menurut tabel di bawah.

19
Tampilan umum (performance status) menjadi suatu parameter untuk menentukan
prognosis penyakit, indikasi untuk menentukan jenis terapi, dan agresifitas pengobatan.
Tampilan umum ini dapat dideskripsikan berdasarkan skor WHO yang setara dengan skor
Karnfosky yang dapat dilihat pada tabel dibawah. (Kemenkes RI, 2017)

Skor Karnfsky Skor WHO Deskripsi


90-100 0 Aktivitas normal
70-80 1 Ada keluhan tetapi masih aktif dan dapat mengurus
diri sendiri
50-60 2 Cukup aktif, namun kadang memerlukan bantuan
30-40 3 Kurang aktif, perlu perawatan
10-20 4 Tidak dapat meninggalkan tempat tidur, perlu
perawatan di rumah sakit
0-10 5 Tidak sadar/mati

Berikut deskripsi dari skor Karnofsky.

Skor Keterangan
100 Normal tanpa komplain, tidak ada bukti penyakit
90 Mampu beraktivitas normal, tanda atau gejala minor dari penyakit
80 Aktivitas normal dengan usaha, beberapa tanda dan gejala dari penyakit
70 Merawat diri sendiri, tidak mampu berktivitas normal atau melakukan
pekerjaan yang aktif
60 Terkadang butuh bantuan, namun bisa merawat hampir seluruh kebutuhan
personalnya
50 Butuh bantuan dan perawatan medis yang lebih sering
40 Disabilitas, butuh perawatan khusus dan bantuan
30 Sangat terbatas, indikasi perawatan rumah sakit walaupun tidak ada prediksi
kematian segera
20 Sangat sakit, sangat perlu perawatan rumah sakit, perlu tatalaksana suportif

20
aktif
10 Hampir mati, proses fatal yang cepat progresif
0 Mati

Berdasarkan uraian diatas tumor pasien termasuk T4N3M1a yang artinya tumor
berukuran >7 cm dengan infasif ke karina disertai metastasis ke kavum pleura dengan
metastasis nodus limfe di supraclavicula sinistra. Menurut klasifikasi stadium maka tumor
pasien termasuk stadium IVA dengan perkiraan angka kesintasan 5 tahun sebesar 10%.
Berdasarkan tampilan umum, pasien termasuk ke dalam performance state 3 (skor WHO)
yang artinya pasien kurang aktif dan perlu perawatan. Dengan tampilan umum (performance
state) pada pasien yaitu 3, maka pasien belum layak diberikan kemoterapi. Oleh karena itu,
perlu dilakukan stabilisasi keadaan umum pasien sehingga dapat dicapai skor 3 (WHO) atau
skor >60 (karnofsky). (Kemenkes RI, 2017)

Pada pasien ini detemukan hipoalbuminemia yang dikarenakan adanya sindroma


anorexia-kaheksia kanker. Sindroma kakeksia ini merupakan sindrom yang ditandai dengan
penurunan berat badan yang progresif dan menurunnya jaringan lemak dan otot abnormal.
Kondisi ini mengancam jiwa penderita akibat dari beberapa patologis yang biasa terjadi pada
80% pasien kanker. Hipolabuminemia dapat terjadi karena keterlibatan hati pada keheksia
dengan meningkatkan pengeluaran energi melalui glukoneogenesis dan mengurangi sirkulasi
very low density lipoprotein (VLDL). Hal ini menyebabkan inflamasi yang semakin parah
dengan mensekresi protein fase akut dan mengurangi sekresi albumin, sebuah proses yang
biasanya dikendalikan oleh IL-6 dan TNF alfa. Akhirnya berakibat pada pemecahan protein
otot dan lipolisis dari adiposit. (Porporato, 2016).

B. COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA (CAP)

Community acquired pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru yang
didapat di masyarakat. Peradangan ini dapat disebabkan oleh berbagai macam kuman yaitu
bakteri, virus, jamur dan protozoa.Penelitian di beberapa negara melaporkan bahwa bakteri
gram positif menjadi penyebab utama pneumonia komunitas. Dari data tahun 2012, penyebab
terbanyak pneumonia komunitas di Indonesia ialah bakteri gram negatif. Pneumonia
komunitas menduduki urutan ke 3 dari 30 penyebab kematian di dunia. Angka kematian

21
pada rawat jalan 2%, rawat inap 5-20%. Di Indonesia, pneumonia termasuk dalam 10 besar
penyakit rawat inap dengan proporsi laki-laki 53.95% dan perempuan 46.05%. (PDPI.2014)

Diagnosis :

-Pada foto thorax terdapat infiltrat / air bronchogram ditambah dengan beberapa gejala :

• Batuk dengan lendir berwarna kehijauan (purulent)

• Perubahan karakteristik sputum / purulen

• Suhu tubuh ≥ 38oC (aksila) / riwayat demam

• Nyeri dada

• Sesak

-Pemeriksaan fisis : ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas bronkhial dan rhonki

-Pemeriksaan lab : leukosit ≥ 10.000 atau < 4.500

Skoring CURB 65 :

• Penurunan kesadaran dites dengan abbreviated Mental Test Score jika <=8 point.
Cara lain bila pasien dalam kondisi sadar (0), tidak sadar (1).

• Kadar Blood Urea Nitrogen (BUN) > 7 mmol/L atau BUN > 19mg/dL atau kadar
Ureum serum 40.66 mg/dL

• Respirasi rate > 30 kali/menit

• Tekanan darah sistolik < 90 mmHg dan tekanan diastolik ≤ 60 mmHg

• Umur ≥ 65 tahun

Tatalaksana :

• Pemasangan inful untuk rehidrasi, nutrisi, dan koreksi elektrolit jika perlu.
• Terapi oksigen untuk mempertahankan oksigenasi seluler dan mencegah kerusakan
sel dan jaringan.

22
• Antibiotic sefalosporin untuk membunuh bakteri dan mencegah infeksi lebih jauh
dari bakteri di paru.

C. HEMOPTISIS

Hemoptisis disebabkan oleh beberapa hal, biasanya dikategorikan sebagai: penyakit


parenkim, penyak it pada saluran nafas, dan penyakit vaskuler. Perdarahan dapat berasal dari
pembuluh darah paru kecil atau pembuluh darah paru besar. Perdarahan dari pembuluh darah
kecil biasanya menyebabkan perdarahan alveoli yang difus atau fokal dan biasanya karena
imunologi, vaskulitis, kardiovaskuler dan faktor koagulasi. Penyebab perdarahan dari
pembuluh darah besar yaitu infeksi, kardiovaskular, kongenital, neoplasma dan penyakit
vaskuler.

23
24
DAFTAR PUSTAKA

Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Robbins Basic Pathology. 9th edition. Canada: Elsevier.
2013.
Detterbeck FC, et al. The Eighth Edition Lung Cancer Stage Calssification. CHEST 2017;
151(1):193-203.
Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Kanker
Paru. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2017.
Porporato PE. Understanding cachexia as a cancer metabolism syndrome. Oncogenesis 2016;
5(3): 1-10.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.2014. Pneumonia Komunitas Pedoman Diagnosis dan


Penatalaksanaan di Indonesia Edisi II.

25

Anda mungkin juga menyukai