Oleh:
RESIDEN PEMBIMBING
dr. Gunawan
SUPERVISOR PEMBIMBING:
Dr. dr. Irawaty Djaharuddin Sp. P (K)
1.2 SUBJEKTIF
Anamnesis : Autoanamnesis dan Alloanamnesis
KeluhanUtama : Nyeri dada
Anamnesis Terpimpin :
Keluhan nyeri pada dada kiri sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri tidak
menjalar, dan menembus ke belakang. Batuk ada sejak 3 bulan yang lalu,
disertai lendir berwarna putih disertai darah. Keluhan kadang disertai
dengan sesak. Sesak tidak dipengaruhi oleh aktivitas dan cuaca serta tidak
berkurang dengan istirahat. Mual dan muntah tidak ada. Kadang-kadang
nafsu makan menurun. Pasien mengaku mengalami penurunan berat
badan selama sakit namun tidak diketahui berapa besar penurunannya.
Buang air besar dan buang air kecil kesan normal.
1
• Riwayat Hipertensi sebelumnya disangkal
• Riwayat DM disangkal
• Riwayat hiperkolesterolemia disangkal
• Riwayat penyakit jantung disangkalRiwayat keluhan yang sama
sebelumnya tidak ada.
• Riwayat keluhan yang sama sebelumnya tidak ada
• Riwayat keluarga minum OAT tidak ada.
• Riwayat kontak dengan penderita TB disangkal
• Riwayat merokok ada ± 50 tahun, 1 bungkus per hari, sudah berhenti sejak
6 bulan yang lalu. Indeks brikman : 16x50 : 800 (perokok berat)
• Riwayat minum OAT ada pada tahun 2013, dinyatakan tuntas oleh dokter,
dan BTA (-)
• Riwayat riwayat konsumsi alkohol tidak ada.
1.3 OBJEKTIF
A. Status Present
• Keadaan Umum : Sakit Sedang/Gizi Kurang/ Compos Mentis
• Tinggi badan : 168 cm
• Berat Badan : 50 kg
• IMT = BB/TB2
= 50/1,682
= 17.71 kg/m2(gizi kurang)
Status Vitalis :
• Tekanan Darah : 110/80 mmHg
• Nadi : 80x/menit, regular, kuat angkat
• Pernafasan : 20x/menit, tipe abdominothoracal
• Suhu : 37 C aksilla
• SpO2 : 97 % tanpa bantuan O2
2
• Nyeri : Skor 5 NPRS
B. PemeriksaanFisis
• Kepala :
Ekspresi : Biasa
Simetris muka : Simetris kiri dan kanan
Deformitas : (-)
Rambut : Hitam, lurus, sukar dicabut
• Mata :
Eksoptalmus/ Enoptalmus : (-)
Gerakan : Dalam batas normal
Kelopak Mata : Edema (-)
Konjungtiva : Pucat (-)
Sklera : Ikterus (-)
Kornea : Jernih
Pupil : Bundar, isokor diameter 2,5 mm
• Telinga
Pendengaran : Dalam batas normal
Tophi : (-)
Nyeri tekan di prosesus mastoideus: (-)
• Hidung :
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)
• Mulut:
Bibir : Pucat (-), kering (-)
Lidah : Kotor (-), tremor (-)
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
Faring : Hiperemis (-)
3
Gigi geligi : Caries dentis (+)
Gusi : Hiperemis (-)
• Leher :
• Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
• Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran
• DVS : R+1 cmH2O
• Pembuluh darah : Dalam batas normal
• Kaku kuduk : Tidak ada
• Tumor : Tidak ada (-)
• Trachea : Deviasi (-)
Thoraks
Inspeksi : Pergerakan Asimetris, kiri tertinggal saat dinamis
Sela iga : Dalam batas normal
Palpasi : Vokal fremitus menurun di hemitorals kiri
Perkusi : Pekak Hemithorax kiri setinggi ICS VII posterior
Bunyi pernapasaan : Bronchovesiculer, menurun di sebelah kiri setinggi
ICS VII
Bunyi tambahan : Ronkhi -/+ ;Wheezing -/-
• Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Thrill tidakteraba
Perkusi : Dala batas normal
Batas Jantung: Kanan atas : ICS II linea parasternalis dextra
Kiri atas : ICS II linea mid clavicularis sinistra
Kanan bawah : ICS IV linea parasternalis dextra
4
Kiri bawah : ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, Gallop (-), murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Distended (-), venektasi (-), Ikut gerak napas, meteorismus
(+)
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Palpasi : Nyeri tekan (-) regio epigastrium, massa tumor (-), Hepar
dan lien sulit dinilai
Perkusi : Timpani, undulasi (-)
Lain-lain : Ascites (-)
Alat Kelamin
Tidak dilakukan pemeriksaan
Anus dan Rektum
Tidak dilakukan pemeriksaan
Punggung
Palpasi : Nyeri tekan (-), Massa tumor (-)
Nyeri ketok : (-)
Gerakan : Dalam batas normal
Lain-lain : Tidak ada skoliosis
• Ekstremitas :
Edema : -/-
Eritema Palmaris : -/-
Akral hangat
5
• Laboratorium:
Darah Rutin (23/03/2018)
JENIS 23/03/2018 NILAI
PEMERIKSAAN RUJUKAN
3 3
WBC 9.89x10 /Ul 4-10 x 10 /uL
6 6
RBC 3.41x10 /uL 4-6 x 10 /uL
HGB 9.4 g/dl 12-16 g/dl
HCT 29.2% 37-48 %
MCV 85.6fl 80 – 97 fl
MCH 27.6 pg 26.5–33.5 pg
MCHC 32.2 g/dl 31.5-35 g/dl
NEUT 77.6% 52.0-75.0
LYMPH 12.2% 20.0–40.0
MONO 7.1% 2.00-8.00
EO 2.6% 1.00–3.00
BASO 0.5% 0.00-0.10
6
• Imunoserologi (26/03/2018)
Tumor Marker : CEA 3,45 (Nilai Normal : 0-4.70)
Imunoserologis lain : Prokalsitonin 0.09
• Kultur dan sensitivitas mikrobiologi (27/03/2018)
Ada pertumbuhan bakteri gram positif coccus berpasangan
• Foto Thorax AP di RS. Fak Fak (14/03/2018)
Kesan :
Efusi pleura sinistra dd Malignancy
7
MSCT Scan (23/03/2018)
Kesan :
-Suspek massa pleura dd massa paru sinistra
-Bronkopneumonia dextra
-Efusi pleura sinistra
1.4 ASSESSMENT
Community Acquired Pneumonia (CAP) CURB 65 score 2
Hemoptisis et causa Tumor Paru Sinistra T4N0M1b Stadium IVA PS 2
1.5 PLANNING
Pengobatan:
1. O2 via nasal kanul 3 liter/menit
2. NaCl 0.9% 20 tpm
3. Codein 10 mg/8 jam/oral
8
4. Asam traneksamat 500mg/ 8jam/ oral
5. Ceftriaxon 2 gr/ 24 jam/ intravena
Diagnostik:
1. Elektrolit dan Darah rutin
2. MRSCT Kontras Toraks, TTNA
3. Bronchoscopy
4. CEA
1.6 PROGNOSIS
Ad Functionam : Malam
Ad Sanationam : Malam
Ad Vitam : Malam
O:
► Thoraks
Inspeksi : Pergerakan Asimetris, kiri
tertinggal saat dinamis
9
Sela iga : Dalam batas normal
Palpasi : Vokal fremitus menurun di
Hemithoraks sinstra
Perkusi : Pekak Hemithorax sinistra
setinggi ICS VII posterior
Auskultasi
• Bunyi pernapasaan :
Bronchovesiculer, menurun di
sebelah kiri setinggi ICS VII
• Bunyi tambahan : Ronkhi -/+
;Wheezing -/-
FOTO THORAKS (14/03/2018) RS
Fak-Fak
Kesan :
Efusi pleura sinistra dd/massa paru kiri
• MSCT (23/03/2018) :
Kesan : -Suspek massa pleura dd massa
paru sinistra
-Bronkopnemonia dextra
-Efusi pleura sinistra
• Imunoserologi (26/03/2018) :
Prokalsitonin 0,09, Tumor Marker CEA
3,45
10
• Bunyi pernapasaan :
Bronchovesiculer, menurun di
sebelah kiri setinggi ICS VII
• Bunyi tambahan : Ronkhi -/+
;Wheezing -/-
• Kultur dan sensitivitas mikrobiologi
(27/03/2018) :
Ada pertumbuhan bakteri gram positif coccus
berpasangan
• MSCT (23/03/2018) :
Kesan : -Suspek massa pleura dd massa paru
sinistra
-Bronkopnemonia dextra
-Efusi pleura sinistra
• Imunoserologi (26/03/2018) :
Prokalsitonin 0,09
1.8 FOLLOW UP
Tanggal Subjektif Objektif Assessment Planning
23/03/2018 Batuk lendir Anemia tidak ada, - Tumor paru - Tunggu hasil
campur darah pembesaran KGB Sinistra MSCT scan
01.00 sekitar 2 cc yang colli dan - Hemoptisis thorax
WITA dialami sejak 3 supraclavicular
bulan yang lalu. tidak ada. Trakea
Sesak napas ada di tengah. Thorax:
11
kadang-kadang simetris, vocal
terutama saat fremitus menurun
batuk. Nyeri di hemitoraks
dada kiri bagian sinistra, pekak
bawah menjalar setinggi ICS V
sampai belakang kiri belakang.
dialami sejak 2 Bronkovesikuler,
bulan terakhir. ronkhi dan
Demam tidak wheezing toidak
ada. Nafsu ada.
makan menurun,
berat badan Foto thorax
menurun sejak 3 14/03/2018:
bulan yang lalu. massa paru,
Riwayat konsolidasi
merokok ada 15 homogeny (massa
batang/hari paru sinistra).
selama kurang
lebih 40 tahun WBC: 10.800
dan berhenti
merokok sejak 3 HBG: 10.2
bulan yang lalu.
Riwyat minum PLT: 408.000
OAT tidak ada.
NEUT: 74.70%
LYMPH: 16.5%
UR/CR: 57/1.34
SGOT/SGPT:
30/18
12
demam tidak jam/intravena
ada. - Ceftriaxon 2
gr/24
Riwayat jam/intravena
didiagnosis - Torakosintesis
tumor paru kiri USG guide
(26/3/2018)
Riwayat - Cek CEA,
bronchoscopy ( - darah rutin,
) prokalsistein
- Sputum BTA,
Riwayat kultur
Merokok ( + ) - Bronkoskopi
- TTNA
Riwayat TTNA
25/03/2018 Batuk lendir Bronkovesikuler - Tumor Paru - Infus NaCl 0.9%
campur darah menurun di sinistra 20 tetes/menit
08.00 menurun hemitoraks - Hemoptisis - Codein 10 mg/8
WITA sinistra setinggi - Efusi pleura kiri jam/oral
Nyeri dada ada ICS VI kiri - CAP - Asam
menurun. belakang . Ronkhi tranexamat 500
ada wheezing mg/8
tidak ada. jam/intravena
- Ceftriaxon 2
gr/24
jam/intravena
13
• Torakosinte
sis USG
guide
(26/3/2018)
• Cek CEA,
darah rutin,
prokalsistei
n
• Sputum
BTA,
kultur
• Bronkosko
pi
• TTNA
14
06.00 tidak ada, nyeri hemithoraks jenis Infus
WITA dada ada. sinistra , Hb : 9,4 T4N0M1 Natrium
b Clorida
(metastasi 0,9% 20
s tulang) tetes/menit,
stage IV Codein 10
B mg/ 8 jam /
Hemoptis oral,
is Ceftriaxon
Communi 2
ty gr/24jam/in
Acquired travena,
Pneumoni durogesic
a patch 25
mq/transder
mal
15
30/03/2018 Sesak tidak ada, Bronkovesikuler Tumor Natrium
batuk darah menurun di paru kiri Clorida
06.00 tidak ada, hemithoraks jenis 0,9% 20
WITA demam tidak sinistra , Hb : 9,4 T4N0M1 tetes/menit
ada b Asam
(metastas traneksama
is tulang) t
stage IV 500mg/8ja
B m/intraven
Hemoptis a
is durogesic
Commun patch 25
ity mg/transde
Acquired rmal
Pneumon
ia
APTT : 29.0
16
RESUME
Keluhan nyeri pada dada kiri sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri tidak menjalar,
dan menembus ke belakang. Batuk ada sejak 3 bulan yang lalu, disertai lendir
berwarna putih disertai darah. Keluhan kadang disertai dengan sesak. Sesak tidak
dipengaruhi oleh aktivitas dan cuaca serta tidak berkurang dengan istirahat Kadang-
kadang nafsu makan menurun. Pasien mengaku mengalami penurunan berat badan
selama sakit namun tidak diketahui berapa besar penurunannya.Pasien sebelumnya
pernah di rawat di RS Fak Fak Papua (17/03/18) selama 7 hari dengan dengan
diagnosa Efusi Pleura sinistra suspek TB Paru DD Malignancy lalu dirujuk ke RS
Wahidin (23/03/2018). Riwayat merokok ada ± 50 tahun, 1 bungkus per hari, sudah
berhenti sejak 6 bulan yang lalu. Indeks brikman : 16x50 : 800 (perokok berat).
Riwayat minum OAT ada pada tahun 2013, dinyatakan tuntas oleh dokter, dan BTA
(-). Pada pemeriksaan fisis didapatkan tanda-tanda vital : tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 80x/menit, regular, kuat angkat, pernafasan 20x/menit, tipe
abdominothoracal, Suhu 37 C aksilla, SpO2 97 % tanpa bantuan O2, nyeri skor 5
NPRS. Pada pemeriksaan thoraks didapatkan pergerakan asimetris, kiri tertinggal saat
dinams, vokal fremitus menurun di hemitoraks sinistra, pekak hemithorax sinistra
setinggi ICS VII posterior, bunyi pernapasaan bronchovesiculer, menurun di sebelah
kiri setinggi ICS VII, ronkhi -/+ ;wheezing -/-. Foto thoraks di RS. Fak Fak
(14/03/2018) memperlihatkan kesan Efusi pleura sinistra dd malignancy. Pada
3
pemeriksaan darah rutin, terdapat RBC 3.41 x 10 /Ul, HGB 9.4 g/dl, HCT 29.2%,
peningkatan neutrophil 77,6%,penurunan limfosit 12.2.
17
BAB II
DISKUSI KASUS
A. KANKER PARU
Kanker merupakan suatu neoplasma yang tumbuh cepat yang mendestruksi jaringan
sekitar dan dapat tumbuh di organ tubuh lainnya melalui hematogen ataupun limfogen. Setiap
tahunnya hampir 1,1 juta orang meninggal karena kanker paru yang menjadikannya kanker
yang sering ditemui dan sangat mematikan. Pada laki-laki, dari 85-90% kasus kanker paru
berhubungan dengan kebiasaan merokok. Seiring berjalannya waktu, kebiasaan merokok ini
semakin menyebar ke beberapa negara industri khususnya di Asia dan di Eropa, yang
menyebabkan tren prevalensi wanita muda yang merokok semakin meningkat.
Dari seluruh tumor paru 95% dari tumor paru primer merupakan karsinoma,
sementara 5% lainnya terdiri dari kelompok lain termasuk karsinoid, malignansi mesenkimal,
limfoma dan beberapa lesi jinak lainnya. (Kumar, et al, 2013)
Deskripsi luas anatomis dari tumor terdiri dari 3 komponen yaitu: T untuk luas dari
tumor primernya, N untuk keterlibatan jaringan nodus limfe, dan M untuk metastasis. Setiap
komponen tersebut dibagi menjadi beberapa kategori yang memiliki masing-masing deskripsi
karakteristik yang termasuk di dalamnya. Kombinasi dari ketiga komponen tersebut
kemudian dikelmpokkan bersama menjadi kelompok stadium. Berikut deskripsi dari
komponen ketiga komponen tersebut (Detterbeck, et al, 2017)
17
Label
T (Tumor Primer)
T0 Tidak ada tumor primer
Tis Karsinoma in situ (skuamosa atau adenokarsinoma) Tis
T1 Tumor 3cm
T1a(mi) Adenokarsinoma invasif minimal T1a(mi)
T1a Penyebaran superfisial tumor di saluran pernapasan pusat T1a ss
T1a 1 cm T1a 1
T1b >1 tapi 2 cm T1b >1-2
T1c >2 tapi 3 cm T1c >2-3
T2 >3 tapi 5 cm atau tumor yang melibatkan pleura viseral, T2 Visc Pl
bronkus utama (karina), atelektasis ke hilum T2 Centr
T2a >3 tapi 4 cm T2a >3-4
T2b >4 tapi 5 cm T2b >4-5
T3 >5 tapi 7 cm, atau invasi dinding dada, perikardium, nervus T3 >5-7
frenikus, atau penyebaran nobul tumor di lobus yang sama T3 Inv
T3 Satell
T4 >7 cm, atau tumor invasif: mediastinum, diafragma, jantung, T4 >7
pembuluh darah besar, nervus rekuren laringeal, karina, trakhea, T4 Inv
esofagus, tulang belakang; atau nodul tumor pada beda lobus T4 Ipsi Nod
yang sesisi
N (Nodus Limfe Regional)
N0 Tidak ada nodus metastasis
N1 Metastasis pada nodus paru sesisi atau nodus hilum
N2 Metastasis pada nodus mediastinum/subkarinal yang sesisi
N3 Metastasis pada mediastinum/hilum yang kontralateral, atau
nodus supraklavikula
M (Metastasis)
18
M0 Tidak ada cakupan metastasis
M1a Malignansi pleura/efusi perikardium atau nodul M1a Pl
plerua/perikardium, atau nodul tumor terpisah di lobus Dissem
kontralateral M1a Contr
Nod
M1b Metastasis ekstratoraks tunggal M1b Single
M1c Metastasis ekstratoraks multipel (1 atau >1 organ) M1c Multi
Simbol X menyatakan belum atau tidak bisa dilakukan penilaian ( contoh Tx, Nx, Mx)
Stadium kanker yang telah ditentukan kemudian dapat ditentukan tatalaksana dan
diperkiarakan rasio kesintasan 5 tahun menurut tabel di bawah.
19
Tampilan umum (performance status) menjadi suatu parameter untuk menentukan
prognosis penyakit, indikasi untuk menentukan jenis terapi, dan agresifitas pengobatan.
Tampilan umum ini dapat dideskripsikan berdasarkan skor WHO yang setara dengan skor
Karnfosky yang dapat dilihat pada tabel dibawah. (Kemenkes RI, 2017)
Skor Keterangan
100 Normal tanpa komplain, tidak ada bukti penyakit
90 Mampu beraktivitas normal, tanda atau gejala minor dari penyakit
80 Aktivitas normal dengan usaha, beberapa tanda dan gejala dari penyakit
70 Merawat diri sendiri, tidak mampu berktivitas normal atau melakukan
pekerjaan yang aktif
60 Terkadang butuh bantuan, namun bisa merawat hampir seluruh kebutuhan
personalnya
50 Butuh bantuan dan perawatan medis yang lebih sering
40 Disabilitas, butuh perawatan khusus dan bantuan
30 Sangat terbatas, indikasi perawatan rumah sakit walaupun tidak ada prediksi
kematian segera
20 Sangat sakit, sangat perlu perawatan rumah sakit, perlu tatalaksana suportif
20
aktif
10 Hampir mati, proses fatal yang cepat progresif
0 Mati
Berdasarkan uraian diatas tumor pasien termasuk T4N3M1a yang artinya tumor
berukuran >7 cm dengan infasif ke karina disertai metastasis ke kavum pleura dengan
metastasis nodus limfe di supraclavicula sinistra. Menurut klasifikasi stadium maka tumor
pasien termasuk stadium IVA dengan perkiraan angka kesintasan 5 tahun sebesar 10%.
Berdasarkan tampilan umum, pasien termasuk ke dalam performance state 3 (skor WHO)
yang artinya pasien kurang aktif dan perlu perawatan. Dengan tampilan umum (performance
state) pada pasien yaitu 3, maka pasien belum layak diberikan kemoterapi. Oleh karena itu,
perlu dilakukan stabilisasi keadaan umum pasien sehingga dapat dicapai skor 3 (WHO) atau
skor >60 (karnofsky). (Kemenkes RI, 2017)
Community acquired pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru yang
didapat di masyarakat. Peradangan ini dapat disebabkan oleh berbagai macam kuman yaitu
bakteri, virus, jamur dan protozoa.Penelitian di beberapa negara melaporkan bahwa bakteri
gram positif menjadi penyebab utama pneumonia komunitas. Dari data tahun 2012, penyebab
terbanyak pneumonia komunitas di Indonesia ialah bakteri gram negatif. Pneumonia
komunitas menduduki urutan ke 3 dari 30 penyebab kematian di dunia. Angka kematian
21
pada rawat jalan 2%, rawat inap 5-20%. Di Indonesia, pneumonia termasuk dalam 10 besar
penyakit rawat inap dengan proporsi laki-laki 53.95% dan perempuan 46.05%. (PDPI.2014)
Diagnosis :
-Pada foto thorax terdapat infiltrat / air bronchogram ditambah dengan beberapa gejala :
• Nyeri dada
• Sesak
-Pemeriksaan fisis : ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas bronkhial dan rhonki
Skoring CURB 65 :
• Penurunan kesadaran dites dengan abbreviated Mental Test Score jika <=8 point.
Cara lain bila pasien dalam kondisi sadar (0), tidak sadar (1).
• Kadar Blood Urea Nitrogen (BUN) > 7 mmol/L atau BUN > 19mg/dL atau kadar
Ureum serum 40.66 mg/dL
• Umur ≥ 65 tahun
Tatalaksana :
• Pemasangan inful untuk rehidrasi, nutrisi, dan koreksi elektrolit jika perlu.
• Terapi oksigen untuk mempertahankan oksigenasi seluler dan mencegah kerusakan
sel dan jaringan.
22
• Antibiotic sefalosporin untuk membunuh bakteri dan mencegah infeksi lebih jauh
dari bakteri di paru.
C. HEMOPTISIS
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Robbins Basic Pathology. 9th edition. Canada: Elsevier.
2013.
Detterbeck FC, et al. The Eighth Edition Lung Cancer Stage Calssification. CHEST 2017;
151(1):193-203.
Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Kanker
Paru. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2017.
Porporato PE. Understanding cachexia as a cancer metabolism syndrome. Oncogenesis 2016;
5(3): 1-10.
25