Anda di halaman 1dari 32

Hipokalemia berat +

hiponatremia sedang
+ limfadenopati
Oleh :
Yasmin Amelia P, S.Ked

Pembimbing :
dr. Rina Kriswiastiny , Sp.PD
PENDAHULUAN
Kalium adalah komponen penting untuk fungsi normal dari
otot, jantung dan saraf. Hal ini memainkan peran penting
dalam mengontrol aktivitas otot polos, otot rangka, serta otot
jantung.
Hipokalemia adalah ketidak seimbangan elektrolit dan
diindikasikan oleh tingkat rendah kalium dalam darah. Nilai
normal untuk kalium pada orang dewasa sebesar 3.5 – 5.3
mmol/L
Di Amerika Serikat angka kejadian hipokalemia pasien
rawat inap adalah 20%, walaupun hanya 4-5% dari pasien
hipokalemia tersebut yang gejala klinisnya terlihat. Pada
hipokalemia yang ringan (serum K: 3,0±3,5) gejala klinisnya
asimptomatik. Namun, pada hipokalemia yang berat (serum
kalium sangat rendah) bisa sangat berbahaya.
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. S
• Tanggal Lahir : 03 Juli 1994
• Usia : 24 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Tanggamus
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Suku Bangsa : Indonesia
• Agama : Islam
• No.RM : 096702
• Masuk RSPBA : 02/08/2018 pukul 14.00
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan
alloanamnesis.

Keluhan utama
• Kedua kaki terasa lemas dan
memberat sejak 1 minggu sebelum
masuk rumah sakit

Keluhan tambahan
• Nyeri ulu hati, mual, dan
penurunan nafsu makan
RIWAYAT PERJALANAN
PENYAKIT
1 bulan sebelum masuk rumah sakit os mengatakan
kedua kakinya tiba-tiba terasa lemas saat bangun tidur. Os
juga mengatakan kakinya terasa kram seperti ditusuk-
tusuk. Os menyangkal adanya riwayat jatuh sebelum
keluhan tersebut muncul. Os hanya memberikan kompres
hangat pada kedua kakinya selama di rumah.
1 minggu sebelum masuk rumah sakit, os merasa lemas
pada kedua kakinya bertambah berat. Os mengatakan
kedua kakinya terasa seperti mati rasa sehingga os
membutuhkan bantuan untuk berjalan. Kemudian os
langsung berobat ke puskesmas di dekat rumahnya. Setelah
diberi obat dari puskesmas keluhan os mulai membaik.
Namun, saat obat yang diberikan dari puskesmas habis, os
merasakan lemas pada kedua kakinya muncul kembali.
1 hari sebelum masuk rumah sakit, lemas pada kedua kaki
os tidak kunjung hilang. Selain itu, os juga merasa tengkuknya
mulai terasa berat dan os merasa kesakitan saat menoleh ke
kiri dan kanan. Os mulai merasa nafsu makannya menurun,
dikarenakan tengkuknya sakit setiap kali os bergerak untuk
makan.
Sampai akhirnya pada tanggal 02 Agustus 2018, os datang
diantar suaminya ke IGD Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin
dengan keluhan kedua kaki terasa lemas sejak 1 bulan yang
lalu dan dirasakan memberat sejak 1 minggu ini. Kedua kaki
terasa lemas secara tiba-tiba. Os juga mengeluhkan nyeri pada
tengkuknya sejak 1 hari yang lalu. Nyeri yang dirasakan
menyebabkan os kesulitan untuk menoleh ke kiri dan kanan.
Selain itu os juga mengeluhkan nafsu makannya mulai menurun
dan terasa mual. Terdapat nyeri tekan pada ulu hati. BAB dan
BAK normal. Saat diperiksa tekanan darah os 110/70 mmHg;
Nadi 80 x/menit; Pernapasan 20 x/menit; dan suhu 36.0°C.
Oleh dokter jaga IGD, Os di sarankan untuk rawat inap agar
mendapatkan terapi lebih lanjut.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Tidak ada

Riwayat Penyakit
Keluarga
• Tidak ada

Riwayat Alergi

• Tidak ada
ANAMNESA SISTEM
• Kepala
• Mata
• Telinga
• Hidung
• Mulut Tak ada keluhan
• Tenggorok
• Leher
• Jantung
• Paru
• Gastrointestinal Nafsu makan menurun,
mual
• Saluran kemih
• Alat kelamin
• Payudara
• Neurologis Tak ada keluhan
• Psikologis
• Kulit
• Endokrin
• Muskuloskeletal Lemas di kedua kaki
Riwayat • os jarang
kebisaaan mengkonsumsi
sayuran

• Frekuensi/hari : 1-2x/
Riwayat hari
makanan • Jumlah/hari : Satu
porsi
• Variasi/hari :
Bervariasi
• Nafsu makan:
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 80 x/menit, regular
• Suhu : 36,0 ⁰C
• Pernapasan : 20 x/menit, regular, isi, tegangan
cukup
• Sianosis : Tidak sianosis
• Berat Badan : 55 kg
• Tinggi badan (cm) : 148 cm
• IMT : 25,1
ASPEK KEJIWAAN
• Tingkah laku :
Wajar/Gelisah/Tenang/Hipoaktif/Hiperaktif
• Alam perasaan :
Biasa/Sedih/Gembira/Cemas/Takut/Marah
• Proses pikir : Wajar/Cepat/Gangguan
Waham/Fobia/Obsesi
STATUS GENERALISATA

• Kulit
Warna : Sawo matang Efloresensi : Tidak
ada
Jaringan parut : Tidak ada Pigmentasi : Tidak
ada
Pertumbuhan rambut : Normal
Pembuluh darah : Normal
Suhu raba : Normal Lembab/kering: Kering
Keringat, umum : Normal Turgor : Normal
• Kepala
Ekspresi wajah: Normal Simetris muka : Simetris
Rambut : Normal
• Mata
Eksolftalmus : Tidak ada Endoftalmus : Tidak
ada
Kelopak : Normal Lensa : Normal
Konjungtiva: Normal Visus : Normal
Sklera : Normal Gerakan mata : Normal
Lap.penglihatan : Normal
Tek. bola mata : Normal
Deviatio konjungtiva : Tidak ada
Nistagmus : Tidak ada
• Telinga
Tuli : Tidak tuli Selaput pendengaran : Normal
Lubang : Normal Penyumbatan : Tidak ada
Serumen: Tidak diperiksa Perdarahan : Tidak ada
• Hidung
Trauma : Tidak ada Nyeri : Tidak ada
Sekret : Tidak ada Pernafasan cuping hidung :
Tidak ada
• Mulut
Bibir : Tidak sianosis Tonsil : Normal
Langit-langit : Normal Bau nafas : Tidak berbau
Trismus : Normal Lidah : Normal
Faring : Normal
• Leher
Tekanan vena jugularis: JVP 5-2 cm H 2O
Kelenjar tiroid : Normal, tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : Normal, tidak ada pembesaran
• Kelenjar getah bening
Submandibula : TerabaLeher : Tidak teraba
Supraklavikula : Tidak teraba Ketiak: Tidak
teraba
Lipat paha : Tidak teraba
• Thorak
Bentuk : Simetris kiri = kanan
Sela iga : Normal
• Paru Depan Belakang
Inspeksi : Bentuk normal, statis, dinamis dan simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan dan kiri normal ,
massa (-), krepitasi (-)
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+)
• Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba; thrill (-)
Perkusi : Batas jantung atas
ICS III linea parasternalis sinistra
: Batas jantung kiri
ICS VII linea axillaris anterior sinistra
: Batas jantung kanan
ICS VII linea parasternalis dextra
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 normal; Murmur
(-); Gallop (-)
• Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, caput medusa (-), ikterik (-)
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+); Rabaan seperti
papan (-);
Hati dan limpa tidak teraba; Shifting dullness (-); Nyeri
ketok CVA (-) Kiri/Kanan; Ballotement ginjal (-)
Perkusi : Timpani.
Auskultasi : Bising usus normal
• Ekstremitas
Ekstremitas superior dextra dan sinistra :
Oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), nyeri sendi (-),
ptekie (-), eritem palmar (-), akral dingin (-), krepitasi (-)
Ekstremitas inferior dextra dan sinistra :
Lemas (+), oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), nyeri
sendi (-), ptekie (-), eritem palmar (-), akral dingin (-),
krepitasi (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HEMATOLOGI
No Has
. Pemeriksaan il Normal Satuan
LK 14–18 Wn 12–
1 Hemoglobin 15,2 16 gr/dl
2 Leukosit 22.000 4.500–10.700 ul
Hit. Jenis Leukosit
3 Basofil 0 0–1 %
Hit. Jenis Leukosit
4 Eosinofil 0 0–3 %
Hit. Jenis Leukosit
5 Batang 2 2–6 %
Hit. Jenis Leukosit
6 Segmen 82 50–70 %
Hit. Jenis Leukosit
7 Limfosit 12 20–40 %
Hit. Jenis Leukosit
8 Monosit 4 2-8 %
Lk 4,6–6,2 Wn 4,2–
KIMIA DARAH 02/08/18
Satu
No. Pemeriksaan Hasil Normal an
1. Gula Darah Sewaktu 205 < 200 mg/dl
nmol/
2. Natrium 129 135-145 l
nmol/
3. Kalium 1,6 3,5-5,5 l
nmol/
4. Chloride 98 96-106 l

KIMIA DARAH 04/08/18


nmol/
1. Natrium 131 135-145 l
nmol/
2. Kalium 2,3 3,5-5,5 l
nmol/
3. Chloride 99 96-106 l
RESUME
Os datang diantar suaminya ke IGD Rumah Sakit Pertamina
Bintang Amin dengan keluhan kedua kaki terasa lemas sejak 1
bulan yang lalu dan dirasakan memberat sejak 1 minggu ini.
Kedua kaki terasa lemas secara tiba-tiba. Os juga mengeluhkan
nyeri pada tengkuknya sejak 1 hari yang lalu. Nyeri yang
dirasakan menyebabkan os kesulitan untuk menoleh ke kiri dan
kanan. Selain itu os juga mengeluhkan nafsu makannya mulai
menurun dan perutnya terasa mual. Terdapat nyeri tekan pada
ulu hati. BAB dan BAK normal.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit, regular, suhu
36.4 C. Nyeri tekan epigastrium (+). Kelenjar getah bening di
submandibular teraba.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan nilai leukosit
22.200 ul, trombosit 565.000 ul, natrium 129 nmol/l, dan kalium
1,6 nmol/l.
DAFTAR MASALAH

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan
penunjang
• Lemas • Abdomen : • Darah
Anamnesis

pada kedua nyeri tekan Lengkap :


kaki epigastriu leukosit
• Tengkuk m (+) 22.200 ul,
terasa • Ekstremitas trombosit
berat dan inferior : 565.000 ul.
nyeri lemas di • Elektrolit :
• Nyeri ulu kedua natrium
hati ekstremitas 129 nmol/l,
• Mual • Kelenjar kalium 1,6
• Penurunan getah nmol/l.
nafsu bening :
makan submandib
ular teraba
Diagnosa Diagnosa
kerja banding
Hipokalemia berat + Hipokalemia berat +
hiponatremia sedang + hiponatremia sedang +
limfadenopati limfoma
PENATALAKSANAAN

Non- • Tirah baring


farmakol • Kurangi aktivitas yang tidak perlu
• Konsumsi makanan tinggi kalium
ogi

• IVFD RL + KCl 1 flash drip


• Ceftriaxon 2x1 gr
Farmakol • Ranitidin 2x1 amp
ogi • KSR 3x1 tab
• PCT 3x1 tab
• Ulsafat syr 3x1 C
RENCANA PEMERIKSAAN
• Pemeriksaan darah lengkap
• Pemeriksaan elektrolit
• Biopsi kelenjar
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
ANALISA KASUS
Hipokalemia didefinisikan sebagai kalium plasma kurang
dari 3,5 mEq/L. hipokalemia dapat terjadi akibat asupan
yang kurang, perpindahan kalium ke dalam sel atau
kehilangan kalium renal maupun non renal. Hipokalemia
dapat dibagi berdasarkan tingkatan yaitu ringan (3,0 – 3,5
mmol/L), sedang (2,5 – 3,0 mmol/L), dan berat (<2,5
mmol/L). Sedangkan, hiponatremia dapat didefinisikan
sebagai kadar natrium plasma <135 mmol/L. Hiponatremia
merupakan gangguan keseimbangan cairan tubuh dan
elektrolit yang paling sering ditemukan dalam praktik klinis.
Hiponatremia dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat
berat nilai biokimiawi yaitu derajat ringan (130-135
mmol/L), sedang (125-129 mmol/L), dan berat (<125
mmol/L).
Derajat manifestasi cenderung seimbang dengan tingkat
keberatan dan lama hipokalemia. Gejala biasanya tidak timbul
sampai kadar kalium berada di bawah 3,0 mmol/L, kecuali kadar
kalium turun secara cepat atau pasien tersebut mempunyai
faktor-faktor yang memperberat seperti kecenderungan aritmia.
Gejala biasanya membaik dengan koreksi hipokalemia.
Kelemahan otot berat atau paralisis biasanya tidak timbul pada
kadar kalium diatas 2,5 mmol/L apabila hipokalemia terjadi
perlahan. Namun, kelemahan yang signifikan dapat terjadi
dengan penurunan tiba-tiba seperti pada paralisis hipokalemik
periodik, meskipun penyebab keadaan ini mungkin lebih
kompleks. Pola kelemahan kurang lebih mirip dengan yang
diamati pada hiperkalemia, biasanya dimulai dengan ekstremitas
bawah, meningkat sampai ke batang tubuh dan ekstremitas atas
serta dapat memburuk sampai pada titik paralisis.
Hipokalemia juga dapat menyebabkan hal
berikut ini: kelemahan otot pernapasan yang dapat
begitu berat sampai menyebabkan kematian.
Keterlibatan otot-otot pencernaan, menyebabkan
ileus dan gejala-gejala yang diakibatkannya seperti
distensi, anoreksia, nausea dan vomitus.
Limfadenopati merupakan pembesaran kelenjar
getah bening dengan ukuran lebih besar dari 1 cm.
Terabanya kelenjar getah bening supraklavikula,
iliak, atau popliteal dengan ukuran berapapun dan
terabanya kelenjar epitroklear dengan ukuran
>5mm merupakan keadaan abnormal. Dapat
diklasifikasikan berdasarkan luas limfadenopati
yaitu generalisata (limfadenopati pada 2 atau lebih
region anatomi yang berbeda), dan lokalisata
(limfadenopati pada 1 regio).
Penatalaksanaan dari kasus ini sesuai dengan
teori dimana pada pasien hipokalemia diberikan
terapi kalium yang dapat diberikan secara oral
maupun intravena. Potassium chloride merupakan
terapi yang efektif untuk mengobati dan mencegah
hipokalemia. Potassium adalah kation utama dari
cairan intraseluler dan menginduksi impuls syaraf di
jantung, otak, otot rangka dan otot halus,
memelihara fungsi normal ginjal, keseimbangan
asam basa, metabolism karbohidrat dan sekresi GI.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai