PENDAHULUAN
Melanoma maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari sel melanosit
dengan gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit atau mukosa. Melanoma
sebagian besar ditemukan di kulit, namun kemungkinan juga dapat terjadi pada
dari semua keganasan di seluruh dunia. Melanoma maligna kanker yang paling
banyak pada dewasa muda (20-39 tahun) dan paling banyak menyebabkan
Pemeriksaan klinis saja tidak dapat menunjang diagnosa yang tepat pada
(Cavalli, 2009)
1
BAB II
MELANOMA MALIGNA
2.1. Definisi
membentuk melanin lagi tampak berwarna merah muda, tan, atau bahkan
(Tan, 2015).
2.1. Epidemiologi
Melanoma menempati urutan keenam dalam kejadian kanker pada pria dan
meningkat sampai 697 % antara tahun 1950-2000, lebih cepat dari proses
keganasan lain. Sekitar 10-20 % kelainan ini terjadi pada daerah kepala dan
2
2.3. Etiologi
a) Sinar Matahari
berkorelasi dengan jenis kulit, karena itu, faktor genetik lain yang
3
Tabel 1.Tipe jenis kulit menurut Fitzpatrick
pada jenis kulit putih, sedangkan, pada tipe kulit gelap yaitu tipe 5 dan
c) Nevi
bertahap pada usia 40-50 tahun dan seterusnya. Nevi dipengaruhi oleh
4
d) Anak-anak, Keluarga, dan Kehamilan
e) Faktor Biologis
f) Faktor Genotip
5
menyebabkan melanoma. Mutasi pada beberapa lokus genetik,
2.3 Patofisiologi
horizontal di dalam epidermis (in situ) dan lapisan dermal yang dangkal,
seringkali ini terjadi untuk waktu yang lama. Selama tahap pertumbuhan ini,
vertikal, tumbuh ke bawah ke lapisan dermal yang lebih dalam sebagai massa
yang relatif datar dalam fase pertumbuhan radial dan dikaitkan dengan
vertikal dari fase nodul di bagian bawah dari lapisan atas sel granular epidermis
6
di atasnya (ketebalan Breslow). Indikator lainnya adalah potensi metastasis
kelenjar getah bening regional, tetapi juga hati, paru-paru, otak, dan hampir
semua bagian lain yang dapat dijangkau oleh peredaran darah. Biopsi kelenjar
bedah eksisi tumor primer, hal ini menunjukkan fase dormansi yang panjang.
(Carlson, 2003)
A B C
melanoma di epidermis.
C. Sel-sel melanoma inti hyperchromatic dengan ukuran dan bentuk tidak beraturan
7
Gambar 2. Tahap perkembangan melanoma.
b. Junctional nevus.
c. Compound nevus.
d. Intradermal nevus.
nevus).
D. Tahap awal atau fase pertumbuhan radial melanoma (sel gelap besar di epidermis)
nevus. Mereka berisi banyak inti dengan kontur tak beraturan, memiliki
dengan bentuk seperti sarang yang buruk atau sel-sel individual di semua
8
tingkat epidermis dan dermal expansile, nodul seperti balon, ini merupakan
Melanoma maligna dapat berkembang dari lesi yang jinak dan juga bisa
dibentuk dari sel-sel epidernal. Sel melanosit yang normal berada di lapisan
bentuk dan ketinggian derajat pigmentasi dari lesi tersebut. Tipe lesi seperti
ini akan mengarah kepada maligna, biasanya terjadi indurasi dan dari lesi
darah dan melewati aliran limfa, melibatkan paru-paru dan juga hepar.
Melanoma dapat muncul dibawah mukosa, sebagai suatu massa polipoid yang
(70%). Subtipe ini paling sering terlihat pada individu usia 30-50 tahun.
Pada umumnya SSM timbul pada kulit normal (de novo), berupa plak
9
coklat, abu-abu, biru, hitam dan sering kemerahan Lesi ini meluas secara
bawah, sedangkan pada pria di badan dan leher. Secara histologis, ditandai
lebih agresif. Terjadi paling sering di kaki dan badan. Nodular melanoma
adalah lesi berupa nodul berbentuk setengah bola (dome shaped) atau
kehitaman.
10
limfogen dan hematogen. Secara histologis, lesi ini tidak memiliki fase
pertumbuhan radial.
lesi ini secara vertikal, terjadi sangat lambat bisa sampai 5-20 tahun.
Biasanya sering ditemukan di kepala, leher, dan lengan pada individu yang
dengan tepi tidak teratur, telah terjadi minimal 10-15 tahun, dan
predominan dan meluas sepanjang struktur adneksa kulit. Lesi ini terjadi
terutama pada wanita usia lanjut. Perbandingan antara pria dan wanita 1: 2-
3.
11
Gambar 5. Lentigo melanoma maligna.
invasif. Sering terjadi didekade ke-5 sampai ke-7 dari hidup seseorang.
Pertumbuhan lesi makula meluas kearah lateral dan ke arah vertikal berupa
12
2.5 Diagnosa
perubahan ukuran atau bentuknya, gejala gatal, perih, berdarah dan lainnya,
paparan terhadap faktor risiko kanker kulit termasuk pajanan sinar matahari,
Dengan dermoskopi dapat dinilai ukuran, warna, dan tekstur lesi. Tujuh
Jika salah satu kriteria mayor atau tiga kriteria minor terpenuhi, lesi
13
Setelah pemeriksaan fisik lesi, dilanjutkan dengan pemeriksaan
ketebalan tumor (Breslow).Selain biopsi eksisi, ada biopsi insisi dan punch
biopsy, biasanya untuk lesi besar, lokasi lesi yang sulit atau inoperable.
(Tan, 2015)
berpigmen adalah perubahan warna apakah lebih terang atau lebih gelap,
gatal, perubahan bentuk menjadi tidak teratur atau nevus bertambah luas
dan tebal, pertumbuhan horizontal dan vertikal, permukaan tidak rata, dan
14
1. MacKie's revised seven-point checklist/ Glasgow seven point checklist.
setidaknya satu tanda utama. Tanda minor yang hadir sekitar 30-40%
Tabel 3. MacKies revised seven point checklist. Tabel 4. Glasgow seven point checklist
C untuk variasi warna, D untuk diameter yang lebih besar dari 6 mm,
- A: Asimetry
15
- B: Border irregularity
- C: Colour variation
- D: Diameter
16
- E: Evolution
a) Biopsi
jika lesi berukuran kecil, namun pada lesi yang cukup besar dengan
b) Pemeriksaan Mikroskopis
17
Melanoma memiliki sejumlah gambaran histopatologi, termasuk
lokal ataupun skin graft. Biopsi insisi atau punch biopsy dilakukan bila
lesi besar, atau lokasi pada daerah estetik dan fungsional. Pemeriksaan
LDH, dan foto thorax, tetapi CT scan juga dianjurkan pada pasien
emisi positron (PET) untuk evaluasi pasien yang berisiko tinggi. PET
18
berhubungan dengan proses penyembuhan luka bedah (Montgomery PQ
et al, 2009).
a) Stadium I:
regional
eksisi
primer
b) Stadium II:
19
- Melanoma primer yang mengadakan metastase secara simultan
c) Stadium III:
20
Tingkat I : Sel melanoma terletak diatas membran basalis
retikularis dermis
subkutan
dari 1,5 mm
21
BAB III
3.1 Diagnosa
a. Anamnesis
riwayat kulit terbakar yang berulang akibat paparan sinar matahari, riwayat
memang ada lesi ditanyakan sesuai Glasgow 7-point checklist dimana jika ada
2 poin dari kriteria mayor seperti perubahan ukuran, perubahan warna, dan
darah, perubahan sensasi, inflamasi atau diameter lebih dari 7 mm. jika
b. Pemeriksaan Fisik
klinis:
22
berkembang menjadi nodula biru kehitaman. Berupa plak berukuran
permulaan klinis yang pendek. Lesi ini berasal dari de novo di kulit dan
kepala, atau leher. Biasanya berupa papula berwarna biru atau hitam,
diameternya 1-2 cm, dan berbatas tegas (Chan dan Greenbaum, 2013).
10% dan umumnya pada usia tua, pertumbuhannya vertikal dan sangat
paparan sinar matahari yang panjang dan intens, lebih sering terkena
orang kulit berwarna. Biasa pada orang Asia terutama Jepang, terhitung
insiden 70% di Jepang. Lesi ini berwarna dan sering ditemukan pada
telapak tangan, telapak kaki, atau di bawah nail bed. Jenis ini
c. Pemeriksaan dermoskopi
Maligna ADCDEF”.
23
d. Pemeriksaan Histopatologi dengan Biopsi
mayor dan 1 kriteria minor maka selanjutnya dilakukan biopsi eksisi luas.
biopsi tergantung pada ukuran dan lokasi anatomi lesi. Bila kurang dari 2
tumor dilakukan ketika diameter lesi lebih dari 2 cm dan secara anatomi
keganasan
24
3.2 Tatalaksana
1. Eksisi Bedah
III, dimana telah terdapat metastase ke kelenjar lymph. Hal ini dibuktikan
maligna, hal ini disesuaikan juga dengan letak melanoma, ukuran lesi dan
perluasan metastase.
25
3. Interferon a 2b
tingkat toksisitasnya yang masih tinggi. Tujuan terapi ini diharapkan dapat
4. Kemoterapi
5. Kemoterapi perfusi
6. Terapi Radiasi
26
BAB IV
KESIMPULAN
Melanoma maligna dapat muncul pada kulit, mata, sistem saraf pusat dan pada
matahari secara terus menerus. Faktor genetik juga berperan pada munculnya
melanoma maligna dimana pada pasien yang terkena melanoma maligna diperoleh
adanya insiden pada anggota keluarganya. Selain faktor genetik, trauma dan faktor
biopsi adalah sel-sel tumor yang ganas dan tersusun rapat. Sel-sel pleomorfik
melanoma biasanya sudah mengalami metastase ke organ tubuh yang lebih jauh.
27
DAFTAR PUSTAKA
Carlson JA, Slominski A, Linette GP, Mysliborski J, Hill J, Mihm MC, Ross
Cavalli F, Kaye SB, Hansen HH, Armitage JO, Piccart-Gebhart MJ. 2009.
United Kingdom.
Chan SP. 2009. Cutaneous melanoma. Fitzpatrick’s color atlas & synopsis
Montgomery PQ, Rhys Evans PH, Gullane PJ. 2009. Principles and
Siregar RS, 2015. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 3. Jakarta:
EGC
28