Anda di halaman 1dari 22

1.

      DEFINISI
a.         Tumor kulit merupaka suatu tumor ganas yang sering terjadi, namun harapan hidup penderita
kanker kulit ini tidak terpengaruh; angka kematiannya sangat rendah.
b.         Tumor kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak
terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang
lain.
c.         Tumor kulit adalah suatu benjolan yang dapat berbentuk dari berbagai jenis sel-sel dalam kulit
(sel-sel epidermis, melanosit). Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau tumor ganas,
dapat terletak dalam epidermis atau menembus kedalam dermis dan jaringan subkutan (Arif
Muttaqin, 2010)
d.        Tumor kulit adalah tumor yang terbentuk dari berbagai jenis sel seperti sel-sel epidermis, dan
melanosit. Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas, dapat terletak dalam
epidermis atau menembus ke dalam dermis dan jaringan subkutan.(Price Sylvia, 2006)

2.      EPIDEMIOLOGI
            Keganasan kulit merupakan tiga serangkai keganasan pada umumnya yang ditemukan di
Indonesia. Urutannya dapat berubah, akan tetapi dalam kelompok 3 besar, yakni kulit, cervic,
mammae. Zaman sebelum penjajahan tumor ganas kulit lebih banyak ditemukan pada rakyat
atau petani (banyak trauma, tidak memakai sepatu pada golongan pribumi). Setelah penjajahan
(sesudah tahun 1945) ternyata tumor ganas sudah berubah tidak lagi di tungkai, dan kanker penis
banyak ditemukan pada pria yang tidak disunat. Basal sel karsinoma ternyata banyak ditemukan
di sekitar mata. Kelompok umur 50-59 tahun tetap merupakan golongan yang terbanyak
menanggung resiko tumor ganas kulit, perbedaan antara pria dan wanita tidak bermakna.  

3.      ETIOLOGI
a.       Sering berada di luar dan terpapar Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari sumber
yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik dengan
pakaian atau krim anti matahari. Jika tipe kulit anda termasuk kategori yang sensitif terhadap
radiasi sinar UV, maka kulit anda cenderung lebih mudah terbakar dan melepuh ketika terkena
paparan sinar matahari. Apalagi jika anda banyak menghabiskan waktu ruangan terbuka tanpa
memakai pelindung seperti sunblock. Hal ini membuat anda berisiko untuk terkena kanker kulit.

b.      Kekurangan Melanin atau orang berkulit putih


Melanin adalah pigmen yang terdapat pada makhluk hidup. Pada manusia, melanin memiliki
peran dalam memberikan warna pada mata, rambut, dan kulit, dan bermanfaat melindungi kulit
dari paparan sinar UV. Kurangnya melanin akan menyebabkan kulit menjadi putih dan tampak
pucat, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit. Orang yang
memiliki kulit putih lebih rentan terkena daripada orang yang memiliki kulit lebih gelap. Hal ini
dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih sedikit. Kadar melanin yang
tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko
terkena kanker kulit. Namun, orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker
kulit meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.

c.       Paparan Karsinogen


Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat meningkatkan risiko
terkena kanker kulit. Namun, dalam banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah yang
biasanya menyebabkan kanker kulit. Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki hampir
seluruh orang sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’ zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel
dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg
Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit
diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV.

d.      Genetik/Faktor Keturunan


Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit. Bila
ayah, ibu, atau saudara anda memiliki riwayat kanker kulit, maka anda juga bisa memiliki risiko
terkena penyakit tersebut. Sedangkan pada kerabat yang lebih jauh seperti kakek dan nenek atau
sepupu, dan mereka didiagnosa terkena kanker kulit, maka anda juga bisa berisiko terkena
kanker kulit, namun prosentasenya tidak sebesar yang terjadi pada keluarga kandung.
4.      FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi terjadinya kanker kulit antara lain
a.       Faktor dari dalam meliputi  genetik, imunologik, ras, dan jenis kelamin.
b.      Faktor luar meliputi bahan karsinogen ( zat kimia ), cahaya matahari, radiasi, lingkungan /
pekerjaan. Bahan karsinogen yang paling banyak dibicarakan adalah hidrokarbon yang
diisolasikan dari ter batubara pada pekerja cerobong asap yang mengakibatkan karsinoma sel
skuamosa pada daerah skrotum.
1)      Pola penyelidikan yang menarik ialah tumor kulit yang disebabkan oleh virus, misalnya veruka
vulgaris, kondiloma akuminatum. Ternyata virus yang memiliki inti DNA akan mengakibatkan
tumor jinak, sedangkan virus dengan inti RNA akan menyebabkan tumor ganas pada binatang
percobaan.
2)      Persoalan yang erat sekali hubungannya dengan penyakit neoplastik kulit adalah hubungan
antara sinar ultraviolet yang terdapat dalam sinar matahari dan pigmentasi kulit. Ultraviolet
merangsang pertumbuhan kanker serta sebaliknya terjadinya pigmentasi mencegah penyakit
neoplastik kulit.
c.       Penggunaan tanning bed
Istilah tanning bed memang tidak populer di Indonesia, namun sangat populer di negara-negara
barat terutama Amerika. Tanning bed merupakan alat yang berfungsi untuk membantu kulit
menjadi kecoklatan, dan prosesnya mirip seperti seseorang yang berjemur di pantai, di bawah
panasnya sinar matahari. Namun demikian, alat ini bisa meningkatkan risiko seseorang untuk
terkena melanoma, kanker kulit yang terbilang mematikan. Orang yang sering menggunakan
tanning bed, 74 persen lebih mungkin untuk terkena melanoma dibandingkan dengan orang yang
tidak pernah menggunakannya.

5.      PATOFISIOLOGI
Perjalanan penyakit dari tumor kulit tidak dapat ditentukan dengan pasti, kadang-kadang
tumornya kecil akan tetapi telah bermetastasis jauh; tumor yang besar pun juga dapat setempat
saja dalam jangka waktu yang lama.
Karsinoma sel sekuamosa berasal dari sel epidermis yang mempunyai tingkat kematangan,
dapat intraepidermal, dapat opula bersifat infasif dan bermetastasis jauh. Lokasi kelainan
penyakit paget ialah daerah kulit yang mempunyai kelenjar apokrin. Pada payudara di kenal
sebagai penyakit paget payudara (mammary paget’s disease), sedangkan lokasi lainnya ( extra
mammary paget’s desease) secara berurutan ialah: vulva, perianal, penis,skotum, lipat paha,
ketiak, dan kelopak mata.
Penyakit paget merupakan epidermotrophic Ca of the mammary ducts sehingga yang tampak
di kulit merupakan penyebaran dari saluran kelenjar payudara. Dengan demikian, adeno-
karsinoma payudara merupakan asal usul penyakit paget payudara. Penyakit paget di sekitar alat
kelamin dapat berasal dari adnexal carcinoma di bawahnya atau berasal dari karsinoma saluran
kemih bagian bawah. Penyakit paget di luar payudara sering bersamaan dengan anak sebar pada
anak dalam di sekitarnya.

Pathway
6.      MANIFESTASI KLINIS
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :
a.       Benjolan kecil yang membesar
Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya mengkilap, tidak terasa
sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar. Apabila diraba, benjolan
terasa keras kenyal. Kadang-kadang benjolan menjadi hitam atau kebiruan, bagian tengah
mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah berdarah bila diangkat.
b.      Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah bila
disentuh.
c.       Tahi lalat yang berubah warna
Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah berdarah.Tahi
lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul bintik-bintik.
d.      Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati, koreng ini
pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng karena terjadi
benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi.
e.       Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama permukaannya
makin kasar,bergerigi, tetapi tidak rapuh, tidak gatal, dan tidak sakit.
f.       Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan telapak tangan.
Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan, batas kabur, tepi tidak teraba, tidak
sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih hitam, menonjol diatas
permukaan kulit, dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah.

7.      KLASIFIKASI           
a.       Tumor Ganas
Tumor ganas dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1)      Kasinoma Sel Basa
   Merupakan tumor ganas pada kulit yang paling sering terjadi, berasal dari sel epiderma
sepanjang lamina basalis epodemis. Insiden karsinoma sel basa berbanding lurus dengan usia
pasien dan berbanding terbalik dengan jumlah pigmen melanin di epidermis. Pasien dengan
riwayat karsinoma sel basa harus menggunakan tabir surya atau pakaian pelindung untuk
menghindari sinar karsinogenik matahari. Tumor ini ditandai dengan nodul seperti mutiara,
halus, dam kemerahan. Karsinoma sel basa harus diobati dengan tepat. Pengobatan meliputi
kuretease dengan elektrodesikasi, bedah scalpel, iradiasi, bedah dengan bahan kimia, bedah
beku.
2)      Karsinoma Sel Skuamosa
   Sel skuamosa merupakan neoplasma ganas pada keratinosid yang berasal dari sel epidermis
yang lebih berdiferensiasi (keratinosid). Secara khas, tumor timbul di atas kulit yang dirusak
cahaya matahari dengan adanya banyak adanya keratonis aktinik. Cahaya matahari merupakan
factor etiologi utama yang menyebabkan karsinoma sel skuamosa pada kulit. Penyebab lain
karsinoma sel skuamosa meliputi menelan arsen, iradiasi sinar x, luka baker, jaringan parut, dan
kerentanan genetic. Karsinoma sela skuamosa yang timbul pada kulit yang rusak akibat cahaya
matahari biasanya tidak bermetastasis dan jarang menyebabkan kematian, namun ada yang tidak
terpajan sinar matahari, setelah menelan arsen atau di atas parut lama, mempunyai resiko
metastasis terbesar.
   Suatu varian karsinoma sel skuamosa yang terbatas pada epidermis disebut penyakit Bowen,
penyakit ini biasanya disebabkan oleh pajanan sinar matahari kronik. Karsinoma sel skuamosa
muncul karena bentuk tumor atau nodul yang menebal, berskuama, dan berulserasi yang kadang-
kadang berdarah dam biasanya timbul di atas kulit wajah, kepala, telinga, leher, tangan atau
lengan yang rusak oleh cahaya matahari. Pengobatan karsinoma sel skuamosa dan variannya
adalah eksisi bedah.
3)      Melanoma
   Melanoma malignum hanyalah 3% dari semua keganasan kulit primer tetapi mengakibatkan
hamper semua kematian yang disebabkan oleh kanker kulit. Kebanyakan melanoma terjadi pada
kelompok usia 40 – 70 tahun, tetapi jumlah kasus telah meningkat diantara kelompok usia 20 –
40 tahun. Salah satu penjelasan untuk peningkatan insiden ini adalah pajanan sinar matahari yang
lebih besar saat rekreasi dan perubahan cara berpakaian. Diagnosis didasarkan pada perubahan
bentuk, warna, ukuran dan konfigurasi lezi yang berpigmen.
   Melanoma yang menyebar superficial merupakan jenis yang paling sering (60% sampai 80%)
dan mempunyai prognosis paling baik. Sebagian besar pasien mempunyai harapan hidup 5 tahun
atau lebih dan banyak yang sembuh. Diagnosis dini dan pengobatan bedah berperan dalam
perbaikan statistic. Pengobatan melanoma malignum terutama dengan pembedahan. Pasien
dengan melanoma diseminata dilakukan kemoterapi.
b.      Tumor Jinak
1)      Keratonis Seboroid
   Bermanisfestasi sebagai neoplasma mirip kutil, berwarna coklat sperti dilekatkan pada
permukaan epidermis. Peneyebab dari tumor jinak ini tidak diketahui. Sel-sel tumor ini berasal
dari sel basar sel basal kecil yang terlokalisasi pada epidermis. Pasien yang lebih tua dapat
mengalami keratosis seboroid multipel di seluruh tubuh, wajah, dan ekstremitas atas. Pengobatan
tidak diperlukan kecuali atas alasan kosmetik atau diagnostik.
2)      Keratonis Aktinik
   Keratonis atinik bbiasanya timbul pada permukaan kulit yang terkena sinar matahari seperti
wajah, leher, kulit kepala dan ekstremitas. Daerah yang terserang tampak seperti lezi eritematosa,
bersisik dan dengan permukaan yang kasar. Lezi ini disebabkan oleh pajanan sinar matahari
kronik, terutama pada pasien berusia lanjut. Neoplasma prakanker ini dapat berubah menjadi
karsinoma sel skuamosa dan harus diobati. Tindakan pengobatannya termasuk elektrodesikasi
dengan kuretase atau bedah beku. Pasien diingatkan terhadap pajanan sinar matahari selanjutnya,
dan dianjurkan untuk memaki tabir surya yang dapat menghambat sinar UV B dan UV A dengan
faktor proteksi 15 atau 30 (Presun, Solbar, Sundown, Bain de Soleir).
3)      Keratoakantoma
   Keratoakantoma adalah tumor yang berbentuk kubah dengan bagian tengahnya berbentuk
kawah atau mengalami ulserasi. Tumor ini tumbuh dengan cepat dalam waktu beberapa bulan
dan biasanya timbul pada orang tua yang berkulit terang. Tumor ini jinak dan dapat mengalami
involunsi spontan. Karena tumor ini dapat menyerupai karsinoma sel skuamosa, maka tumor ini
harus di eksisi untuk pemeriksaan histopatologi.

4)      Dermatofibroma, Akrokordon dan Keloid


   Empat tumor jinak yang paling sering di temukan adalah dematofibroma, akrokordon
(skintags), keloid, hyperplasia sebaseus. Dermatofibroma adalah nodul coklat yang biasanya di
temukan pada kaki, tubuh dan lengan. Pada palpasi konsistensinya keras seperti kancing. Tumor
ini hanya di eksisis karena alas an kosmetik atau diagnostic, karena tumor ini jinak. Skintags
(akrokordon ) sering kali terdapat di leher, axial, dan lipat paha pada pasien tua dan setengah
baya. Akrokordon lebih banyak di jumpai pada pasien yang gemuk dan pada wanita hamil
daripada populasi secara umum. Tumor ini di eksisi bila nyeri dan karena alasan kosmetik.
Keloid di sebabkan oleh pembentukan jaringan parut abnormal yang terjadi bahkan setelah
cedera minor. Keloid lebih sering pada orang Afrika Amerika daripada keturuna Kaukasia, dan
ada kecenderungan genetik. Eksisi jaringan keloid boleh di usahakan untuk alasan kosmetik.
Eksisi keloid yang di kombinasi denga injeksi kortikosteroid ke dalam lesi sering kali merupakan
pengobatan yang efektif.
5)      Tumor Jinak Pembuluh Darah
   Diantara sejumlah tumor pembuluh darah kulit, jenis yang paling sering di temui adalah nevus
flammeus, angioma strauberi, angioma ceri, angioma laba-laba (spider nevi), dan granulome
piogenik. Floriferasi kapiler-kapiler matur yang menimbulkan perubahan warna menjadi merah
muda pada kulit bayi baru lahir disebut nevus plammeus. Apabila kapiler ini mengikuti cabang
saraf trigeminus, maka kondisi ini dapat disertai angioma pada mata ipsilateral dan sistem saraf
pusat (syndrom Sturge-Weber). Keadaan ini dapat menimbulkan glaukoma dan kejang kontra
lateral. Nevus plammeus dapat menghilang atau tetap bertahan untuk waktu yang sangat lama.
Jika lesinya tetap ada, direkomendasikan untuk melakukan penyamaran dengan dandanan
(Covermark, DermaBland). Laser pewarna dengan pulsasi berguna untuk pengobatan
hemangioma ini.
a.)    Angioma stawberi timbul setelah lahir dan mengalami involusi spontan setelah usia 7
tahun  pada 70% sampai 95 % dari semua kasus. Proliferasi kapiler dalam dermis menyebabkan
nodula merah-kebiruan yang meninggi biasanya di kepala dan tubuh bagian atas, tetapi dapt juga
tibul dimana saja di permukaan tubuh. Karena sering kali berinvolusi spontan maka pengobatan
tumor ini biasanya tidak diperlukan.
b.)    Angioma ceri adalah papula yang agak meninggi berwarna merah pada tubuh dan ekstremitas
orang tua dan setengah baya. Lesi asimtomatik dan jinak, dan tidak diperlukan pengobatan.
c.)    Angioma laba-laba timbul pada perempuan pada masa kehamilan, pada peminum alkohol dan
juga pada anak- anak. Sebuah arteriola sentral memberi makan berbagai cabang kecil dari tumor
ini. Angioma laba-laba multiple dapat disebabkan oleh penyakit hati seperti sirosis. Umunya
angioma laba-laba pada nak-anak dan wanita hamil dapat sembuh dengan sendirinya. Angioma
laba-laba yang persisten dapat dibuang dengan elektrodesikasi atau laser pewarna dengan pilsasi.
d.)   Granuloma piogenik disebabkan oleh suatu proliferasi abnormal jaringan granulasi. Tumor
timbul pada tempat trauma yang terjadi. Timbul nodul-nodul lembab berwarna merah atau ungu
bertangkai. Tumor jinak ini kadang-kadang berdarah dan diobati dengan pembedahan.

8.      PEMERIKSAAN PENUNJANG


Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a.       Foto polos di daerah lesi untuk melihat infiltrasi. Jika perlu dilakukan CT-scan
b.      Biopsi insisi atau eksisi untuk menentukan diagnosis histopatologis
c.       Radiologi, seperti X-foto toraks, X-foto tulang di daerah lesi dan CT-Scan/ MRI atas indikasi.
d.      Biopsi untuk pemeriksaan histopatologi, terdiri dari:
1)      Lesi < 2 cm dilakukan biopsi eksisional
2)      Lesi > 2 cm dilakukan biopsi insisional

9.      PENATALAKSANAAN
   Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit kanker kulit yaitu
pembedahan, kemoterapi dan terapi biologis.
a.       Pembedahan
         Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal sekitarnya
untuk mencegah berkembangnya kembali tumor. Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma
dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3mm. Lesi-lesi
dengan kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari 3mm ditangani melalui pembedahan
dengan kesembuhan kira-kira 70-80%. Lesi dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan
mengalami kekambuhan sekitar 40-50%. Batas-batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam
ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sdikit 2-3cm. Terapi radiasi merupakan bentuk
pengobatan lainnya dengan penggunaan energi sinar X dosis tinggi, kobalt, electron atau sumber-
sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma.
b.      Kemoterapi
         Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah secara topikal,
dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung ada lesi. Agen-agen yang digunakan
meliputi 5-fluorourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi
melpalan, dakarbazasin ( DTIC) dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan
kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini, kemoterapi sistemik belum apat membuktikan
efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini.
Tapi biasanya digunakan pada orang pada penyakit yang menyebar secara luas.
c.       Terapi Biologis
         Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi. Bekerja baik secara langsung
ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi
terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi di bawah penyelidikan untuk melanoma meliputi
paksin, injeksi bskterium yang diketahui sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan penggunaan
interperon, interleunkin dan antibiotic monoclonal. Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma
yang diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis sistem
imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan kemampuan system
untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik
dari system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-pasien fase awal. Diharapkan
bahwa bahwa injeksi BSG secara langsung ke dalam metastase nodul-nodul subkutan dapat
menyebabkan regresi lesi. Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel
(lokasi dan kedalaman), sifat-sifat yang invasif atau tidak anvasif dan ada tidaknya kelenjar limfe
yang mengalami metastase, tindakannya adalah sebagai berikut:
1)      Eksisi Bedah
Tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor.
2)      Pembedahan mikrografik
Merupakan metode untuk mengangkat lesi kulit yang maligna.
3)      Bedah Elektro
Merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan menggunakan energi listrik.
4)      Bedah Beku
Tujuannya menghancurkan tumor dengan cara dee freezing (alat jarumtermokopel). Dilakukan
setelah dikemoterapi.
5)      Terapi Radiasi
Terapi ini sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung dan daerah di dekat
struktur yang vital.

Berdasarkan klasifikasinya, penatalaksanaan kanker kulit yang dapat dilakukan adalah sebagai


berikut:
a.       Karsinoma Sel Basal (KSB)
      Apabila diagnosa telah ditegakkan secara jelas bahwa penderita mengalami kanker kulit
berjenis sel basal maka tindakan yang dilakukan umumnya adalah pembedahan atau
pengangkatan jaringan kulit (kanker) secara komplit atau dapat pula dengan tindakan penyinaran.
Metode lainnya yang juga kerap dilakukan adalah bedah beku, bedah listrik, laser, fotodinamik
serta dengan obat-obatan baik yang dioleskan maupun disuntikkan (kemoterapi).
b.      Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
      Tindakan terapi dan pengobatan pada kanker jenis ini cenderung sama dengan kanker sel
basal.
c.       Melanoma Maligna (MM)
      Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat menyebar
kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa. Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker
jenis ini adalah pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila
telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan
di sekitarnya. Jika sel kanker ditemukan menyebar ke kelenjar limfa, maka mau tidak mau
kelenjarnya juga diangkat.
Pada saat dilakukan terapi kanker kulit, hendaknya pasien melakukan beberapa tindakan sebagi
berikut:
a.       Hindari mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat-zat kimia.
b.      Hindari segala bedak dan handbody lotion yang terbuat dari zat kimia.
c.       Hindari terkena sinar matahari secara langsung diatas jam 9 pagi.
d.      Minumlah suplemen yang mampu membersihkan kotoran yang melekat di dinding usus (colon
cleanshing). Dalam hal ini yang terbaik adalah kolak waluh (labu parang) tanpa santan. Yang
perlu diingat dalam mengkonsumsinya harus ditambah air jeruk nipis. Minumlah 2 gelas sehari.
e.       Buatlah suplemen yang banyak mengandung zat-zat anti oksidan, seperti juss dari buah tomat
sayur, buah anggur, buah wortel, dan taoge kacang hijau. Untuk pembuatan juss, sebaiknya di
blender selama 20 menit, jangan berhenti. Tujuannya adalah agar ada injeksi oksigen ke dalam
juss. Karena itu harus langsung diminum habis, jangan dibiarkan lama karena oksigennya bisa
menguap lagi. Minumlah 2 gelas sehari.
f.       Buatlah rebusan herbal yang banyak mengandung zat-zat anti oksidan. Herbal ini antara lain
daun benalu mangga, daun benalu teh, daun sukun, daun tapak dara, daun mahkota dewa, temu
putih.
g.      Buatlah rebusan herbal yang lebih keras dari pada di atas. Bisa menggunakan mahkota dewa,
pace, jintan hitam. Minumlah 2 gelas sehari.
h.      Buatlah bedak dari keladi tikus, ketela pohon tahunan yang beracun. Balurkan bedak ini ke
kankernya, 4 - 5 kali sehari.
i.        Lakukanlah senam ayun tangan, 30 menit sehari.
j.        Berdo’a demi kelancaran proses penyembuhan.

10.  Pencegahan     
a.       Jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit lekas berwarna coklat kekuningan jika
kulit mudah terbakar.
b.      Hindari pajanan sinar matahari yang tidak diperlukan, khususnya ketika radiasi sinar UV terjadi
intensif antara pukul 10.00 – 15.00 WIB.
c.       Oleskan preparat tabir surya pelindung kulit jika harus berjemur di bawah terik matahari.
Preparat ini akan menghalangi pancaran sinar matahari yang berbahaya.
d.      Gunakan pelembab bibir yang mengandung reparat tabir surya dengan angka SPF tinggi.
e.       Kenakan pakaian pelindung yang tepat (misalnya: topi, kemeja tangan panjang).
f.       Jangan menggunakan lampu pemanas untuk membuat kulit berwarna cokelat kekuningan.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A.    Pengkajian
a.       Identitas diri klien
b.      Status kesehatan
1)      Status kesehatan saat ini : keluhan utama, alasan MRS, dan perjalanan sakit saat ini, upaya yang
dilakukan untuk mengatasinya
2)      Status kesehatan masa lalu : penyakit yang pernah dialami, pernah dirawat, alergi , riwayat
penyakit keluarga, dan diagnosa medis & therapy.
c.       Pola Kebutuhan Dasar Manusia ( 14 pola Virginia Henderson )
d.      Pemeriksaan fisik              
Kaca pembesar dan pencahayaan yang baik diperlukan dalam melakukan inspeksi kulit untuk
menemukan iregularitas dan perubahan pada nevus. Tanda-tanda yang menunjukkan perubahan
malignan mencakup berikut ini :
1.            Warna yang bervariasi
a)      Warna yang dapat menunjukan keganasan pada lesi yang coklat atau hitam adalah bayangan
warna merah, putih dan biru ; bayangan wana biru dianggap lebih menkhawatirkan .
b)      Daerah-daerah putih dalam lesi yang berpigmen perlu di curigai.
c)      Sebagian melanoma maligna tidak memiliki warna yang bervariasi tetapi sebaliknya mempunyai
warna yang seragam (hitam kebiruan, kelabu kebiruan, merah kebiruan).
2.   Tepi yang ireguler
a)         Indentasi atau lekukan yang menyudut pada bagian tepi nevus harus dicatat.
3.      Permukaan yang ireguler
a)      Tonjolan permukaan yang tidak merata (topografi ireguler) dapat teraba atau terlihat. Perubahan
pada permukaan bisa licin hingga seperti sisik.
b)      Sebagian melanoma manoduler memiliki permukaan yang licin.
  
   Lokasi melanoma yang sering adalah kulit pada bagian punggung, tungkai (khususnya wanita),
antara jari-jari kaki dan pada kaki, muka, kulit kepala, jari-jari tangan serta bagian dorsal tangan.
Pada orang yang berkulit gelap, melanoma paling sering terdapat ditempat yang tidak begitu
mengandung pigmen seperti : telapak tangan, telapak kaki, daerah subungual dan memebran
mukosa. Diameter nevus harus diukur karena umumnya melanoma berukuran lebih dari 6 mm.
Lesi satelit (lesi yang terletak didekat nevus ) harus di catat.
1.      Aktivitas Istirahat
Tanda: Keterbatasan mobilisasi atau kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin segera
karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).
2.      Sirkulasi
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri atauansietas), takikardia (respon
stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian luar yang tidak teratur.
3.      Neurosensori
Nyeri dada daerah karsinoma.
4.      Nyeri atau Kenyamanan
Gejala: Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada area lesi yang di
eksisi local yang luas dan pada grafh kulit).
5.      Keamanan
Tanda: Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan lokal pada warna nodul (biasanya
relatif licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat meningkat atau berubah secara
bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan berulselasi.
6.      Penyuluhan atau Pembelajaran
Gejala: lingkungan trauma, aktivitas perawatan dini dan tugas pemeliharaanatau perwatan
rumah.

B.     Diagnosa Keperawatan


1.      Nyeri berhubungan dengan pembentukan bula, papula, lesi dan perubahan pigmen kulit ditandai
dengan pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis dan memegang bagian yang sakit.
2.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembentukan bula, papula, lesi dan perubahan
pigmen kulit ditandai dengan tak ada jaringan kulit yang hidup, regenerasi (-).
3.      Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan demam, malaise,
dan penurunan nafsu makan ditandai dengan penurunan bb, makan tidak habis 1 porsi, turgor
lemah dan wajah pucat.
4.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, bau busuk, dan ansietas ditandai dengan pasien
terus menerus terjaga, tidak mampu menentukan kebutuhan waktu tidur; letargi; tampak ada
bayangan lengkaran gelap di bawah mata; terus menerus menguap karena mengantuk.
5.      Resiko infeksi berhubungan dengan pembentukan pus dan nekrosis jaringan kulit
C.    Perencanaan Keperawatan

Hari No Rencana Perawatan TTD


/Tgl Dx Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil

1 Setelah 1.      Kaji keadaan nyeri klien 1.    Membantu dalam


diberikan secara PQRST. menentukan status nyeri klien
tindakan asuhan dan menjadi data dasar untuk
keperawatan intervensi dan monitoring
selama ….x24 keberhasilan intervensi..
jam diharapkan 2.    Perubahan
nyeri dapat 2.      Berikan tindakan lokasi/karakter/intensitas
berkurang kenyamanan dasar nyeri dapat mengindikasikan
dengan kriteria contoh pijatan pada area terjadinya komplikasi
hasil: yang tidak sakit, (contoh: iskemia tungkai)
1.      Pasien perubahan posisi dengan atau perbaikan/kembalinya
melaporkan sering. fungsi saraf sensasi.
nyeri hilang/ 3.    Gerakan dan latihan
terkontrol menurunkan kekakuan sendi
dengan skala 0-1 dan kelelahan otot tetapi tipe
2.      Menunjukan 3.       Libatkan pasien dalam
latihan tergantung pada lokasi
ekspresi penentuan jadwal dan luas cedera.
wajah/postur aktivitas, pengobatan, 4.    Hipoksemia local dapat
tubuh rileks, pemberian obat. menyebabkan rasa nyeri dan
3.      Berpartisipasi peningkatan suplai oksigen
dalam aktivitas 4.      Ajarkan teknik relaxasi pada area nyeri dapat
dan seperti napas dalam pada membantu menurunkan rasa
tidur/istirahat saat rasa nyeri datang nyeri
dengan tepat. 5.    Nyeri hampir selalu ada pada
4.      Klien dapat beberapa derajat beratnya
mandiri dalam 5.      Jelaskan keterlibatan jaringan/
perawatan dan prosedur/berikan kerusakan tetapi biasanya
penanganannya informasi seiring dengan paling berat selama
secara sederhana tepat, khususnya selama pergantian balutan dan
debridemen luka. debridemen.
Kolaborasi 6.    Analgesik berfungsi
6.      Berikan analgesik sesuai untukmelakukan hambatan
indikasi. pada sensor nyeri sehingga
sensasinyeri pada klien
berkurang.
2 Setelah Mandiri
diberikan
tindakan asuhan1.      Observasi pada : insisi 1.      Tanda atau gejala yang
keperawatan yang tidak sembuh: menandakan kegagalan
selama ….x24 pembukaan kembali penyembuhan terjadi
jam diharapkan insisi yang telah sembuh; komplikasi yang memerlukan
kerusakan adanya drainase evaluasi/intervensi lanjut.
integritas kulit (berdarah atau purulen);
dapat teratasi area lokal yang bengkak
dengan kriteria dengan kemerahan, rasa
hasil: nyeri meningkat; dan
1.      Perfusi jaringan rasa panas pada 2.      Mempertahankan insisi
baik sentuhan. bersih, meningkatkan
2.      Integritas kulit 2.      Mandikan pasien dengan sirkulasi atau
yang baik bisa pancuran air hangat. Cuci penyembuhan. Catatan:”me
dipertahankan insisi dengan perlahan. manjat” keluar dari bak
(sensasi, mandi memerlukan
elastisitas, penggunaan lengan dengan
temperatur, otot pektoral, yang dapat
hidrasi, menimbulkan stres yang tak
pigmentasi) 3.       Ajarkan pasien untuk perlu pada sternotomi.
3.      Mampu menyokong insisi dengan 3.      Meningkatkan sirkulasi,
melindungi kulit strip steril (sesuai menurunkan edema untuk
dan kebutuhan) bila jahitan memperbaiki penyembuhan
mempertahanka diangkat. luka.
n kelembapan 4.       Anjurkan menggunakan 4.       Menurunkan iritasi/jahitan
kulit dan baju katun halus dan dan tekanan dari baju.
perawatan alami hindari baju ketat, Membeiarkan insisi terbuka
4.      Menunjukkan tutup/beri bantalan pada terhadap udara meningkatkan
pemahaman daerah luka sesuai proses penyembuhan dan
dalam proses indikasi, biarkan insisi menurunkan resiko infeksi.
perbaikan kulit terbuka terhadap udara
dan mencegah sebanyak mungkin. 5.      Membantu mempertahankan
terjadinya 5.      Berikan informasi penyatuan tepi luka untuk
cedera berulang kepada pasien untuk meningkatkan penyembuhan.
menghindari mandi
dalam bak sampai 6.      Membantu untuk
diijinkan oleh dokter. mempertahankan volume
6.      Ajarkan pasien untuk sirkulasi yang baik untuk
meningkatan nutrisi dan perfusi jaringan dan
masukan cairan adekuat. memenuhi kebutuhan energi
seluler untuk memudahkan
proses regenerasi atau
penyembuhan jaringan.
Kolaborasi
7.      Dapatkan spesimen dari7.      Bila infeksi terjadi,
drainase luka sesuai pengobatan lokal dan
indikasi. sistemik mungkin diperlukan,
misal : terapi
peroksida/salin/sabun
betadine, antibiotik.
3 Setelah Mandiri
diberikan
tindakan asuhan1.      Observasi massa 1.      Mungkin berguna dalam
keperawatan otot/lemak subkutan memperkirakan perbaikan
selama ….x24 sesuai indikasi tubuh/kehilangan dan
2.      Lakukan pemeriksaan
jam nutrisi dapat keefektifan terapi.
terpenuhi glukosa strip jari, 2.      Mengawasi terjadinya
dengan kriteria klinitese/asetes sesuai hiperglikemia sehubungan
hasil: indikasi. dengan perubahan
1.      Tidak ada hormonal/kebutuhan atau
tanda-tanda penggunaan hiperalimentasi
malnutrisi untuk memenuhi kebutuhan
2.      Tidak ada 3.       Berikan kebersihan oral kalori.
penurunan berat sebelum makan. 3.      Mulut/palatum bersih
badan yang meningkatkan rasa dan
berarti 4.      Pertahankan jumlah membantu nafsu makan yang
3.      Berat badan kalori ketat. Timbang BB baik.
ideal sesuai tiap hari. 4.      Pedoman tepat untuk
dengan tinggi pemasukan kalori tepat.
badan Sesuai penyembuhan luka.
4.      Adanya Dievaluasi untuk mengitung
peningkatan 5.       Berikan makan dan bentuk diet yang diberikan
berat badan makanan kecil sedikit dan penilaian yang tepat
sesuai dengan dan sering. dimulai.
tujuan 5.      Membantu mencegah distensi
gaster/ketidaknyamanandan
6.      Ajarkan pasien untuk meningkatkan pemasukan.
memandang diet sebagai6.      Kalori dan protein diperlukan
pengobatan dan untuk untuk mempertahankan BB,
mebuat pilihan memenuhi kebutuhan
makanan/minuman tinggi metabolik, dan meningkatkan
kalori/protein. penyembuhan.
7.      Ajarkan pasien untuk 7.      Duduk dapat mencegah
duduk saat makan, aspirasi dan membantu
dikunjungi orang lain. pencernaan makanan yang
baik. Sosialisai meningkatkan
relaksasi dan dapat
Kolaborasi meningkatkan pemasukan.
8.      Rujuk ke ahli diet/tim
dukungan nutrisi. 8.      Berguna dalam membuat
kebutuhan nutrisi individu
(berdasarkan berat badan dan
cedera area permukaan tubuh)
9.      Berikan diet tinggi
dan mengidentifikasi nutrisi
kalori/protein dengan
yang tepat.
tambahan vitamin.
9.      Kalori (3000-5000 per hari),
protein, dan vitamin yang
dibutuhkan untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan
metabolik, mempertahankan
10.  Awasi pemeriksaan BB, dan mendorong
laboratorium, contoh: regenerasi
albumin serum, kreatinin, jaringan. Catatan; rute oral
transferin, nitrogen urea paling baik untuk
urin. mengembalikan fungsi GIT.
10.  Indikator kebutuhan nutrisi
dan keadekuatan diet total
terapi.

4 Setelah Mandiri
diberikan 1.      Observasi tingkat 1.      Peningkatan kebingungan,
tindakan asuhan stress/orientasi sesuai disoreientasi dan tingkah laku
keperawatan perkembangan hari demi yang tidak kooperatif
selama ….x24 hari. (sindrom sundowner) dapat
jam diharapkan melanggar pola tidur yang
pola istirahat mencapai tidur pulas.
tidur terpenuhi 2.      Berikan kesempatan 2.      Penguatan bahwa saatnya
dengan kriteria untuk beristirahat tidur tidur dan mempertahankan
hasil: sejenak, anjurkan latihan kestabilan
1.      Jumlah jam saat siang hari , turunkan lingkungan.Catatan: penunda
tidur dalam aktivitas mental/fisik an waktu tidur mungkin
batas normal 6-8 pada sore hari. diindikasikan untuk
jam/hari memungkinkan pasien
2.      Pola tidur, membuang kelebihan energi
kualitas dalam dan memfasilitasi tidur.
batas normal 3.      Lengkapi jadwal tidur 3.      Karena aktivitas fisik dan
3.      Perasaan segar dan ritual secara teratur. mental mengakibatkan
sesudah tidur Katakan kepada apsien kelelahan yang dapat
atau istirahat bahwa saat ini adalah meningkatkan kebingungan,
4.      Mampu waktu tidur. aktivitas yang terprogram
mengidentifikasi tanpa stimulasi berlebihan
hal-hal yang yang meningkatkan waktu
meningkatkan 4.      Berikan makanan kecil tidur.
tidur sore hari, susu hangat, 4.      Meningkatkan relaksasi
mandi dan masase dengan perasaan mengantuk.
punggung.
5.      Putarkan musik yang 5.      Menurunkan stimulasi
lembut atau suara yang sensori dengan menghambat
jernih. suara-suara lain dari
lingkungan sekitar yang
akan menghambat tidur
6.      Ajarkan pasien untuk nyenyak.
menurunkan jumlah 6.      Menurunkan kebutuhan akan
minum pada sore hari. bangun untuk pergi ke kamar
Lakukan berkemih mandi/berkemih selam
sebelum tidur. malam hari.

Kolaborasi
7.      Berikan obat sesuai
indikasi: 7.      Mungkin efektif dalam
        Antidepresi  seperti: menangani pseudomensia
amitriptilin (Elavil); atau depresi, meningkatkan
doksepin (Senequan) dan kemampuan untuk tidur tetapi
trasolon (Desyrel). antikolinergik dapat
Koral hidrat; oksasepam memncetuskan bingung dan
(Serax); triazolan memperburuk kognitif dan
(Halcion) efek samping tertentu (seperti
hipotensi ortostatik) yang
mebatasi manfaat maksimal.
Gunakan dengan hemat,
hipnotik dosis rendah
mungkin efektif dalam
mengatasi insomnia atau
sindrom sundowner.
5 Setelah Mandiri
diberikan 1.      Awasi tanda vital untuk 1.      Indikator sepsis memerlukan
tindakan asuhan demam, peningkatan evaluasi cepat dan intervensi.
keperawatan frekuensi/kedalaman Catatan: perubahan sensori,
selama ….x24 pernafasan sehubungan kebiasaan defekasi, dan
jam diharapkan dengan perubahan frekuensi pernafasan biasanya
risiko infeksi sensori, adanya diare, berlanjut, demam dan
dapat dihindari penurunan jumlah perubahan hasil laboratorium
dengan kriteria trombosit, hiperglikemia Tergantung tipe/luasnya dan
hasil: dan glikosuria. (misalnya: pilihan
1.      Klien bebas dari pengobatan luka tertutup vs
tanda dan gejala terbuka); isolasi dapat
infeksi direntang dari luka
2.      sederhana/kulit sampai
Mendeskripsika komplit/sebaliknya untuk
n proses menurunkan resiko infeksi
penularan silang/ terpajan pada flora
penyakit, faktor bakteri multiple.
yang 2.      Memungkinkan pengenalan
mempengaruhi 2.      Periksa luka tiap hari, dini dan pengubatan khusus
penularan serta perhatikan/catat infeksi luka.
penatalaksanaan perubahan penampilan,
ya bau, atau kuantitas 3.      Mencegah kontaminasi
3.      Menunjukkan drainase. silang; menurunkan resiko
kemampuan 3.      Implementasikan teknik infeksi.
isolasi yang tepat sesuai 4.      Mencegah kontaminasi silang
untuk mencegah indikasi. dari pengunjung. Masalah
timbulnya 4.      Gunakan skort, sarung resiko infeksi harus seimbang
infeksi tangan, masker, dan melawan kebutuhan pasien
4.      Jumlah leukosit teknik aseptic ketat untuk dukungan keluarga dan
dalam batas selama perawatan luka sosialisasi.
normal langsung dan berikan
5.      Menunjukkan pakaian steril/baru juga
perilaku hidup linen/pakaian.
sehat
5.      Awasi/batasi
pengunjung, bila perlu. 5.      Meningkatkan penyembuhan.
Jelaskan prosedur isolasi Mencegah autokontaminasi.
terhadap pengunjung bila Lepuh yang kecil membantu
perlu. melindungi kulit dan
meningkatkan kecepatan
6.      Bersihkan jaringan reepitelisasi.
nekrotik/ yang lepas
(termasuk pecahanya 6.      Mengindetifikasi adanya
lepuh) dengan guntung penyembuhan (granulasi
dan forcep. Jangan jaringan).
ganggu lepuh yang utuh
bila lebih kecil dari 2-3
cm, jangan pengaruhi
fungsi sendi dan jangan
pajankan luka yang
terinfeksi. 7.      Mencegah terpajan pada
7.      Ajarkan pentingnya organisme infeksius.
teknik cuci tangan yang
baik untuk semua
individu yang datang
kontak dengan pasien.
8.      Bakteri dapat terkolonisasi
Kolaborasi
pada permukaan luka tanpa
8.      Ambil kultur rutin dan
masuk ke jaringan di
sensitivitas luka/drainase
bawahnya; namun luka biopsi
dan bantu biopsi eksisi
dapat diambil untuk diagnosa
bila infeksi dicurigai
infeksi.
9.      Memberi dasar dan catatan
9.      Foto luka pada awal dan
proses penyembuhan.
dengan interval periodik.
D.    Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan akan dilaksanakan sesuai dengan intervensi keperawatan yang sudah
direncakanan

E.     Evaluasi Keperawatan


1.      Diagnosa 1      : Nyeri dapat berkurang atau terkontrol, skala nyeri 0-1, ekspresi wajah/postur
tubuh rileks
2.      Diagnosa 2      : Kerusakan integritas kulit dapat teratasi, menunjukkan regenerasi jaringan yang
baik
3.      Diagnosa 3      : Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.
4.      Diagnosa 4      : Pola tidur dapat terpenuhi, pasien tampak segar setelah selesai beristirahat atau
bangun tidur
5.      Diagnosa 5      : risiko infeksi tidak terjadi, mencapai penyembuhan luka tepat waktu dan bebas
dari eksudat, purulen dan tidak demam
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC

Doenges E Marilynn, 2000 .  Rencana Asuhan Keperawatan. EGC:Jakarta

Dr.Maria Dwikarya, DSK. Kesehatan dan Kecantikan Merawat Kulit dan Wajah

Herdman, T. Heather. 2012. NANDA Definisi dan Klasifikasi 2012-2014 (terjemahan). Jakarta :

EGC
Jong, Wim de. 2004. Kanker, Apakah Itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan Dukungan
Keluarga. Jakarta

Prof.dr. Adhi Djuanda, dr Mochtar Hamzah. dr Siti Aisah.2002.Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Robin Graham Brown dan Tony Burns. 2005. Lecture Notes on Dermatologi. Edisi Kedelapan.
Jakarta : Erlangga

http://www.artikelkesehatan99.com/4-faktor-penyebab-timbulnya-kanker-kulit/

Anda mungkin juga menyukai