DEFINISI
a. Tumor kulit merupaka suatu tumor ganas yang sering terjadi, namun harapan hidup penderita
kanker kulit ini tidak terpengaruh; angka kematiannya sangat rendah.
b. Tumor kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak
terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang
lain.
c. Tumor kulit adalah suatu benjolan yang dapat berbentuk dari berbagai jenis sel-sel dalam kulit
(sel-sel epidermis, melanosit). Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau tumor ganas,
dapat terletak dalam epidermis atau menembus kedalam dermis dan jaringan subkutan (Arif
Muttaqin, 2010)
d. Tumor kulit adalah tumor yang terbentuk dari berbagai jenis sel seperti sel-sel epidermis, dan
melanosit. Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas, dapat terletak dalam
epidermis atau menembus ke dalam dermis dan jaringan subkutan.(Price Sylvia, 2006)
2. EPIDEMIOLOGI
Keganasan kulit merupakan tiga serangkai keganasan pada umumnya yang ditemukan di
Indonesia. Urutannya dapat berubah, akan tetapi dalam kelompok 3 besar, yakni kulit, cervic,
mammae. Zaman sebelum penjajahan tumor ganas kulit lebih banyak ditemukan pada rakyat
atau petani (banyak trauma, tidak memakai sepatu pada golongan pribumi). Setelah penjajahan
(sesudah tahun 1945) ternyata tumor ganas sudah berubah tidak lagi di tungkai, dan kanker penis
banyak ditemukan pada pria yang tidak disunat. Basal sel karsinoma ternyata banyak ditemukan
di sekitar mata. Kelompok umur 50-59 tahun tetap merupakan golongan yang terbanyak
menanggung resiko tumor ganas kulit, perbedaan antara pria dan wanita tidak bermakna.
3. ETIOLOGI
a. Sering berada di luar dan terpapar Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari sumber
yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik dengan
pakaian atau krim anti matahari. Jika tipe kulit anda termasuk kategori yang sensitif terhadap
radiasi sinar UV, maka kulit anda cenderung lebih mudah terbakar dan melepuh ketika terkena
paparan sinar matahari. Apalagi jika anda banyak menghabiskan waktu ruangan terbuka tanpa
memakai pelindung seperti sunblock. Hal ini membuat anda berisiko untuk terkena kanker kulit.
5. PATOFISIOLOGI
Perjalanan penyakit dari tumor kulit tidak dapat ditentukan dengan pasti, kadang-kadang
tumornya kecil akan tetapi telah bermetastasis jauh; tumor yang besar pun juga dapat setempat
saja dalam jangka waktu yang lama.
Karsinoma sel sekuamosa berasal dari sel epidermis yang mempunyai tingkat kematangan,
dapat intraepidermal, dapat opula bersifat infasif dan bermetastasis jauh. Lokasi kelainan
penyakit paget ialah daerah kulit yang mempunyai kelenjar apokrin. Pada payudara di kenal
sebagai penyakit paget payudara (mammary paget’s disease), sedangkan lokasi lainnya ( extra
mammary paget’s desease) secara berurutan ialah: vulva, perianal, penis,skotum, lipat paha,
ketiak, dan kelopak mata.
Penyakit paget merupakan epidermotrophic Ca of the mammary ducts sehingga yang tampak
di kulit merupakan penyebaran dari saluran kelenjar payudara. Dengan demikian, adeno-
karsinoma payudara merupakan asal usul penyakit paget payudara. Penyakit paget di sekitar alat
kelamin dapat berasal dari adnexal carcinoma di bawahnya atau berasal dari karsinoma saluran
kemih bagian bawah. Penyakit paget di luar payudara sering bersamaan dengan anak sebar pada
anak dalam di sekitarnya.
Pathway
6. MANIFESTASI KLINIS
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :
a. Benjolan kecil yang membesar
Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya mengkilap, tidak terasa
sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar. Apabila diraba, benjolan
terasa keras kenyal. Kadang-kadang benjolan menjadi hitam atau kebiruan, bagian tengah
mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah berdarah bila diangkat.
b. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah bila
disentuh.
c. Tahi lalat yang berubah warna
Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah berdarah.Tahi
lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul bintik-bintik.
d. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati, koreng ini
pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng karena terjadi
benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi.
e. Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama permukaannya
makin kasar,bergerigi, tetapi tidak rapuh, tidak gatal, dan tidak sakit.
f. Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan telapak tangan.
Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan, batas kabur, tepi tidak teraba, tidak
sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih hitam, menonjol diatas
permukaan kulit, dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah.
7. KLASIFIKASI
a. Tumor Ganas
Tumor ganas dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1) Kasinoma Sel Basa
Merupakan tumor ganas pada kulit yang paling sering terjadi, berasal dari sel epiderma
sepanjang lamina basalis epodemis. Insiden karsinoma sel basa berbanding lurus dengan usia
pasien dan berbanding terbalik dengan jumlah pigmen melanin di epidermis. Pasien dengan
riwayat karsinoma sel basa harus menggunakan tabir surya atau pakaian pelindung untuk
menghindari sinar karsinogenik matahari. Tumor ini ditandai dengan nodul seperti mutiara,
halus, dam kemerahan. Karsinoma sel basa harus diobati dengan tepat. Pengobatan meliputi
kuretease dengan elektrodesikasi, bedah scalpel, iradiasi, bedah dengan bahan kimia, bedah
beku.
2) Karsinoma Sel Skuamosa
Sel skuamosa merupakan neoplasma ganas pada keratinosid yang berasal dari sel epidermis
yang lebih berdiferensiasi (keratinosid). Secara khas, tumor timbul di atas kulit yang dirusak
cahaya matahari dengan adanya banyak adanya keratonis aktinik. Cahaya matahari merupakan
factor etiologi utama yang menyebabkan karsinoma sel skuamosa pada kulit. Penyebab lain
karsinoma sel skuamosa meliputi menelan arsen, iradiasi sinar x, luka baker, jaringan parut, dan
kerentanan genetic. Karsinoma sela skuamosa yang timbul pada kulit yang rusak akibat cahaya
matahari biasanya tidak bermetastasis dan jarang menyebabkan kematian, namun ada yang tidak
terpajan sinar matahari, setelah menelan arsen atau di atas parut lama, mempunyai resiko
metastasis terbesar.
Suatu varian karsinoma sel skuamosa yang terbatas pada epidermis disebut penyakit Bowen,
penyakit ini biasanya disebabkan oleh pajanan sinar matahari kronik. Karsinoma sel skuamosa
muncul karena bentuk tumor atau nodul yang menebal, berskuama, dan berulserasi yang kadang-
kadang berdarah dam biasanya timbul di atas kulit wajah, kepala, telinga, leher, tangan atau
lengan yang rusak oleh cahaya matahari. Pengobatan karsinoma sel skuamosa dan variannya
adalah eksisi bedah.
3) Melanoma
Melanoma malignum hanyalah 3% dari semua keganasan kulit primer tetapi mengakibatkan
hamper semua kematian yang disebabkan oleh kanker kulit. Kebanyakan melanoma terjadi pada
kelompok usia 40 – 70 tahun, tetapi jumlah kasus telah meningkat diantara kelompok usia 20 –
40 tahun. Salah satu penjelasan untuk peningkatan insiden ini adalah pajanan sinar matahari yang
lebih besar saat rekreasi dan perubahan cara berpakaian. Diagnosis didasarkan pada perubahan
bentuk, warna, ukuran dan konfigurasi lezi yang berpigmen.
Melanoma yang menyebar superficial merupakan jenis yang paling sering (60% sampai 80%)
dan mempunyai prognosis paling baik. Sebagian besar pasien mempunyai harapan hidup 5 tahun
atau lebih dan banyak yang sembuh. Diagnosis dini dan pengobatan bedah berperan dalam
perbaikan statistic. Pengobatan melanoma malignum terutama dengan pembedahan. Pasien
dengan melanoma diseminata dilakukan kemoterapi.
b. Tumor Jinak
1) Keratonis Seboroid
Bermanisfestasi sebagai neoplasma mirip kutil, berwarna coklat sperti dilekatkan pada
permukaan epidermis. Peneyebab dari tumor jinak ini tidak diketahui. Sel-sel tumor ini berasal
dari sel basar sel basal kecil yang terlokalisasi pada epidermis. Pasien yang lebih tua dapat
mengalami keratosis seboroid multipel di seluruh tubuh, wajah, dan ekstremitas atas. Pengobatan
tidak diperlukan kecuali atas alasan kosmetik atau diagnostik.
2) Keratonis Aktinik
Keratonis atinik bbiasanya timbul pada permukaan kulit yang terkena sinar matahari seperti
wajah, leher, kulit kepala dan ekstremitas. Daerah yang terserang tampak seperti lezi eritematosa,
bersisik dan dengan permukaan yang kasar. Lezi ini disebabkan oleh pajanan sinar matahari
kronik, terutama pada pasien berusia lanjut. Neoplasma prakanker ini dapat berubah menjadi
karsinoma sel skuamosa dan harus diobati. Tindakan pengobatannya termasuk elektrodesikasi
dengan kuretase atau bedah beku. Pasien diingatkan terhadap pajanan sinar matahari selanjutnya,
dan dianjurkan untuk memaki tabir surya yang dapat menghambat sinar UV B dan UV A dengan
faktor proteksi 15 atau 30 (Presun, Solbar, Sundown, Bain de Soleir).
3) Keratoakantoma
Keratoakantoma adalah tumor yang berbentuk kubah dengan bagian tengahnya berbentuk
kawah atau mengalami ulserasi. Tumor ini tumbuh dengan cepat dalam waktu beberapa bulan
dan biasanya timbul pada orang tua yang berkulit terang. Tumor ini jinak dan dapat mengalami
involunsi spontan. Karena tumor ini dapat menyerupai karsinoma sel skuamosa, maka tumor ini
harus di eksisi untuk pemeriksaan histopatologi.
9. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit kanker kulit yaitu
pembedahan, kemoterapi dan terapi biologis.
a. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal sekitarnya
untuk mencegah berkembangnya kembali tumor. Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma
dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3mm. Lesi-lesi
dengan kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari 3mm ditangani melalui pembedahan
dengan kesembuhan kira-kira 70-80%. Lesi dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan
mengalami kekambuhan sekitar 40-50%. Batas-batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam
ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sdikit 2-3cm. Terapi radiasi merupakan bentuk
pengobatan lainnya dengan penggunaan energi sinar X dosis tinggi, kobalt, electron atau sumber-
sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma.
b. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah secara topikal,
dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung ada lesi. Agen-agen yang digunakan
meliputi 5-fluorourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi
melpalan, dakarbazasin ( DTIC) dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan
kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini, kemoterapi sistemik belum apat membuktikan
efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini.
Tapi biasanya digunakan pada orang pada penyakit yang menyebar secara luas.
c. Terapi Biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi. Bekerja baik secara langsung
ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi
terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi di bawah penyelidikan untuk melanoma meliputi
paksin, injeksi bskterium yang diketahui sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan penggunaan
interperon, interleunkin dan antibiotic monoclonal. Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma
yang diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis sistem
imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan kemampuan system
untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik
dari system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-pasien fase awal. Diharapkan
bahwa bahwa injeksi BSG secara langsung ke dalam metastase nodul-nodul subkutan dapat
menyebabkan regresi lesi. Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel
(lokasi dan kedalaman), sifat-sifat yang invasif atau tidak anvasif dan ada tidaknya kelenjar limfe
yang mengalami metastase, tindakannya adalah sebagai berikut:
1) Eksisi Bedah
Tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor.
2) Pembedahan mikrografik
Merupakan metode untuk mengangkat lesi kulit yang maligna.
3) Bedah Elektro
Merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan menggunakan energi listrik.
4) Bedah Beku
Tujuannya menghancurkan tumor dengan cara dee freezing (alat jarumtermokopel). Dilakukan
setelah dikemoterapi.
5) Terapi Radiasi
Terapi ini sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung dan daerah di dekat
struktur yang vital.
10. Pencegahan
a. Jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit lekas berwarna coklat kekuningan jika
kulit mudah terbakar.
b. Hindari pajanan sinar matahari yang tidak diperlukan, khususnya ketika radiasi sinar UV terjadi
intensif antara pukul 10.00 – 15.00 WIB.
c. Oleskan preparat tabir surya pelindung kulit jika harus berjemur di bawah terik matahari.
Preparat ini akan menghalangi pancaran sinar matahari yang berbahaya.
d. Gunakan pelembab bibir yang mengandung reparat tabir surya dengan angka SPF tinggi.
e. Kenakan pakaian pelindung yang tepat (misalnya: topi, kemeja tangan panjang).
f. Jangan menggunakan lampu pemanas untuk membuat kulit berwarna cokelat kekuningan.
4 Setelah Mandiri
diberikan 1. Observasi tingkat 1. Peningkatan kebingungan,
tindakan asuhan stress/orientasi sesuai disoreientasi dan tingkah laku
keperawatan perkembangan hari demi yang tidak kooperatif
selama ….x24 hari. (sindrom sundowner) dapat
jam diharapkan melanggar pola tidur yang
pola istirahat mencapai tidur pulas.
tidur terpenuhi 2. Berikan kesempatan 2. Penguatan bahwa saatnya
dengan kriteria untuk beristirahat tidur tidur dan mempertahankan
hasil: sejenak, anjurkan latihan kestabilan
1. Jumlah jam saat siang hari , turunkan lingkungan.Catatan: penunda
tidur dalam aktivitas mental/fisik an waktu tidur mungkin
batas normal 6-8 pada sore hari. diindikasikan untuk
jam/hari memungkinkan pasien
2. Pola tidur, membuang kelebihan energi
kualitas dalam dan memfasilitasi tidur.
batas normal 3. Lengkapi jadwal tidur 3. Karena aktivitas fisik dan
3. Perasaan segar dan ritual secara teratur. mental mengakibatkan
sesudah tidur Katakan kepada apsien kelelahan yang dapat
atau istirahat bahwa saat ini adalah meningkatkan kebingungan,
4. Mampu waktu tidur. aktivitas yang terprogram
mengidentifikasi tanpa stimulasi berlebihan
hal-hal yang yang meningkatkan waktu
meningkatkan 4. Berikan makanan kecil tidur.
tidur sore hari, susu hangat, 4. Meningkatkan relaksasi
mandi dan masase dengan perasaan mengantuk.
punggung.
5. Putarkan musik yang 5. Menurunkan stimulasi
lembut atau suara yang sensori dengan menghambat
jernih. suara-suara lain dari
lingkungan sekitar yang
akan menghambat tidur
6. Ajarkan pasien untuk nyenyak.
menurunkan jumlah 6. Menurunkan kebutuhan akan
minum pada sore hari. bangun untuk pergi ke kamar
Lakukan berkemih mandi/berkemih selam
sebelum tidur. malam hari.
Kolaborasi
7. Berikan obat sesuai
indikasi: 7. Mungkin efektif dalam
Antidepresi seperti: menangani pseudomensia
amitriptilin (Elavil); atau depresi, meningkatkan
doksepin (Senequan) dan kemampuan untuk tidur tetapi
trasolon (Desyrel). antikolinergik dapat
Koral hidrat; oksasepam memncetuskan bingung dan
(Serax); triazolan memperburuk kognitif dan
(Halcion) efek samping tertentu (seperti
hipotensi ortostatik) yang
mebatasi manfaat maksimal.
Gunakan dengan hemat,
hipnotik dosis rendah
mungkin efektif dalam
mengatasi insomnia atau
sindrom sundowner.
5 Setelah Mandiri
diberikan 1. Awasi tanda vital untuk 1. Indikator sepsis memerlukan
tindakan asuhan demam, peningkatan evaluasi cepat dan intervensi.
keperawatan frekuensi/kedalaman Catatan: perubahan sensori,
selama ….x24 pernafasan sehubungan kebiasaan defekasi, dan
jam diharapkan dengan perubahan frekuensi pernafasan biasanya
risiko infeksi sensori, adanya diare, berlanjut, demam dan
dapat dihindari penurunan jumlah perubahan hasil laboratorium
dengan kriteria trombosit, hiperglikemia Tergantung tipe/luasnya dan
hasil: dan glikosuria. (misalnya: pilihan
1. Klien bebas dari pengobatan luka tertutup vs
tanda dan gejala terbuka); isolasi dapat
infeksi direntang dari luka
2. sederhana/kulit sampai
Mendeskripsika komplit/sebaliknya untuk
n proses menurunkan resiko infeksi
penularan silang/ terpajan pada flora
penyakit, faktor bakteri multiple.
yang 2. Memungkinkan pengenalan
mempengaruhi 2. Periksa luka tiap hari, dini dan pengubatan khusus
penularan serta perhatikan/catat infeksi luka.
penatalaksanaan perubahan penampilan,
ya bau, atau kuantitas 3. Mencegah kontaminasi
3. Menunjukkan drainase. silang; menurunkan resiko
kemampuan 3. Implementasikan teknik infeksi.
isolasi yang tepat sesuai 4. Mencegah kontaminasi silang
untuk mencegah indikasi. dari pengunjung. Masalah
timbulnya 4. Gunakan skort, sarung resiko infeksi harus seimbang
infeksi tangan, masker, dan melawan kebutuhan pasien
4. Jumlah leukosit teknik aseptic ketat untuk dukungan keluarga dan
dalam batas selama perawatan luka sosialisasi.
normal langsung dan berikan
5. Menunjukkan pakaian steril/baru juga
perilaku hidup linen/pakaian.
sehat
5. Awasi/batasi
pengunjung, bila perlu. 5. Meningkatkan penyembuhan.
Jelaskan prosedur isolasi Mencegah autokontaminasi.
terhadap pengunjung bila Lepuh yang kecil membantu
perlu. melindungi kulit dan
meningkatkan kecepatan
6. Bersihkan jaringan reepitelisasi.
nekrotik/ yang lepas
(termasuk pecahanya 6. Mengindetifikasi adanya
lepuh) dengan guntung penyembuhan (granulasi
dan forcep. Jangan jaringan).
ganggu lepuh yang utuh
bila lebih kecil dari 2-3
cm, jangan pengaruhi
fungsi sendi dan jangan
pajankan luka yang
terinfeksi. 7. Mencegah terpajan pada
7. Ajarkan pentingnya organisme infeksius.
teknik cuci tangan yang
baik untuk semua
individu yang datang
kontak dengan pasien.
8. Bakteri dapat terkolonisasi
Kolaborasi
pada permukaan luka tanpa
8. Ambil kultur rutin dan
masuk ke jaringan di
sensitivitas luka/drainase
bawahnya; namun luka biopsi
dan bantu biopsi eksisi
dapat diambil untuk diagnosa
bila infeksi dicurigai
infeksi.
9. Memberi dasar dan catatan
9. Foto luka pada awal dan
proses penyembuhan.
dengan interval periodik.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan akan dilaksanakan sesuai dengan intervensi keperawatan yang sudah
direncakanan
Dr.Maria Dwikarya, DSK. Kesehatan dan Kecantikan Merawat Kulit dan Wajah
EGC
Jong, Wim de. 2004. Kanker, Apakah Itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan Dukungan
Keluarga. Jakarta
Prof.dr. Adhi Djuanda, dr Mochtar Hamzah. dr Siti Aisah.2002.Ilmu Penyakit Kulit dan
Robin Graham Brown dan Tony Burns. 2005. Lecture Notes on Dermatologi. Edisi Kedelapan.
Jakarta : Erlangga
http://www.artikelkesehatan99.com/4-faktor-penyebab-timbulnya-kanker-kulit/