Anda di halaman 1dari 63

Kanker kulit

dr. Tri Rini Pramuningsih, M.Kes


Pengertian Kanker Kulit

Adalah kelainan pada sel kulit yang disebabkan oleh


mutasi pada DNA sel, yang membuat pertumbuhan sel
cepat, usia sel lebih panjang dan sel kehilangan sifat
dasarnya.

Kanker kulit umumnya terjadi pada bagian kulit yang


sering terkena sinar matahari, namun kondisi ini juga
dapat terjadi pada bagian kulit yang tidak terkena sinar
matahari secara langsung.
Anatomi Kulit
Jenis kanker kulit
1. Melanoma. Ini merupakan kanker kulit yang terjadi pada
bagian melanosit atau sel-sel penghasil pigmen kulit.
Kanker kulit melanoma merupakan kanker kulit yang
jarang terjadi, namun berbahaya.
2. Kanker kulit non-melanoma. Ini merupakan kanker kulit
yang terjadi pada jaringan kulit selain melanosit. Kanker
kulit non-melanoma dibedakan menjadi dua jenis sebagai
berikut:
• Karsinoma Sel Basal (Basal Cell Carcinoma, BCC), yaitu kanker
kulit yang terjadi pada bagian bawah epidermis. Kanker sel basal
merupakan jenis kanker non-melanoma yang paling umum terjadi
pada manusia.
• Karsinoma Sel Skuamosa (Squamous Cell Carcinoma, SCC), yaitu
kanker kulit yang terjadi pada bagian atas epidermis. Kanker sel
skuamosa cukup umum terjadi, namun frekuensinya tidak sebanyak
kanker sel basal.
Gejala Kanker Kulit

Kanker kulit umumnya terjadi pada daerah yang


sering terkena sinar matahari seperti pada kulit
kepala, wajah, bibir, telinga, leher, dada, lengan, dan
tungkai.
Akan tetapi pada beberapa kasus, kanker kulit juga
dapat terjadi di daerah yang jarang terkena sinar
matahari seperti di telapak tangan dan kaki, bagian
bawah jari, bahkan di daerah genital.
Kanker kulit dapat terjadi pada siapa saja, termasuk
pada orang yang memiliki warna kulit gelap.
Karsinoma Sel Basal (BCC).
• BCC umumnya terjadi pada daerah yang
sering terkena sinar matahari seperti leher
atau wajah. Gejala kanker sel basal di
antaranya adalah:
Benjolan lunak dan mengkilat pada kulit.
Lesi berbentuk datar pada kulit berwarna
cokelat gelap atau cokelat kemerahan seperti
daging.
Faktor risiko

1. Paparan sinar matahari kronis


2. Terapi radiasi. Terapi radiasi untuk mengobati
psoriasis, jerawat atau kondisi kulit lainnya
dapat meningkatkan risiko karsinoma sel basal
di tempat pengobatan sebelumnya pada kulit.
3. Kulit yang pucat, mudah terbakar atau
memiliki kulit yang tipis, rambut merah atau
pirang, atau mata berwarna terang.
4.Pria lebih cenderung lebih banyak
5. Usia > 50 tahun.
6. Riwayat kanker kulit pribadi atau keluarga.
7. Obat imunosupresan
8. Paparan arsenik. Arsenik, logam beracun
9. Sindrom yang : Nevoid basal cell carcinoma
syndrome (sindrom Gorlin-Goltz, Xeroderma
pigmentosum menyebabkan sensitivitas yang
ekstrim terhadap sinar matahari dan risiko tinggi
terkena kanker kulit karena orang dengan kondisi
ini memiliki sedikit atau tidak memiliki
kemampuan untuk memperbaiki kerusakan pada
kulit dari sinar ultraviolet.
Komplikasi
1. Risiko kekambuhan.
Karsinoma sel basal biasanya kambuh. Bahkan setelah
pengobatan berhasil, lesi bisa muncul kembali,
seringkali di tempat yang sama.
2. Peningkatan risiko jenis kanker kulit lainnya.
Riwayat karsinoma sel basal juga dapat meningkatkan
kemungkinan pengembangan jenis kanker kulit lainnya,
seperti karsinoma sel skuamosa.
3. Kanker yang menyebar di luar kulit.
Bentuk karsinoma sel basal yang langka dan agresif
dapat menyerang dan menghancurkan otot, saraf, dan
tulang di dekatnya. Karsinoma sel basal bisa
menyebar ke daerah lain di tubuh tetapi jarang
Pencegahan
1. Hindari matahari tengah hari. antara pukul
10 pagi dan 4 sore.
2.Gunakan tabir a yang menghalangi radiasi
jenis UVA dan UVB dari matahari dan
minimal SPF (SPF 30/>)./ tiap 2 jam
3. Pakailah pakaian pelindung.
4.Hindari penggunaan tanning bed.
5. Lakukan pemeriksaan sendiri terhadap
kulit.
Karsinoma Sel Skuamosa (SCC).
• SCC juga pada umumnya terjadi di daerah kulit
yang terkena sinar matahari. Namun pada
orang berkulit gelap, kanker sel skuamosa
sering terjadi pada kulit di bagian tubuh yang
jarang terkena sinar matahari. Gejala SCC
secara umum adalah sebagai berikut:
Benjolan merah keras pada kulit.
Lesi pada kulit yang berbentuk datar dan bersisik
keras seperti kerak.
Tanda dan gejala
1. Sebuah nodul merah tegas
2. Kadang datar dengan kerak bersisik
3. Daerah sakit atau daerah baru pada bekas luka atau
ulkus tua
4. Ada bagian kasar dan bersisik di bibir yang mungkin
berevolusi menjadi luka terbuka
5. Pita merah atau kasar di mulut
6. Pita merah atau kusam seperti bulatan atau di anus atau
alat kelamin
Komplikasi
Karsinoma sel squamous yang tidak diobati dapat
menghancurkan jaringan sehat terdekat, menyebar ke
kelenjar getah bening atau organ lainnya, dan mungkin
berakibat fatal, meskipun hal ini jarang terjadi.
Risiko karsinoma sel skuamosa agresif pada kulit dapat
meningkat pada kasus dimana kanker:
Sangat besar atau dalam
Melibatkan selaput lendir, seperti bibir
Terjadi pada seseorang dengan sistem kekebalan tubuh
yang lemah, seperti seseorang yang menggunakan obat
anti-penolakan setelah transplantasi organ atau seseorang
yang memiliki leukemia kronis.
Melanoma.
• Dapat tumbuh di bagian kulit manapun, baik di kulit
normal atau pada tahi lalat yang sudah ada yang
berubah menjadi ganas. Pada laki-laki, kanker
melanoma biasanya muncul pada wajah dan badan.
Sedangkan pada perempuan, melanoma lebih
sering muncul di tungkai bawah. Baik pada laki-laki
maupun perempuan, melanoma dapat muncul di
bagian kulit yang tidak terkena sinar matahari.
Melanoma dapat dialami siapa saja terlepas dari
warna kulitnya. Pada orang berkulit gelap,
melanoma umumnya terjadi pada telapak tangan
atau kaki dan bagian bawah jari tangan atau kaki.
Gejala melanoma
• Benjolan berwarna cokelat dengan bintik-bintik hitam pada
benjolan tersebut.
• Tahi lalat yang mengalami perubahan warna dan ukuran atau
mengeluarkan darah.
• Munculnya lesi kecil pada kulit dengan tepi yang tidak
beraturan, atau lesi berwarna merah, putih, biru, serta biru
kehitaman.
• Munculnya lesi berwarna gelap pada telapak tangan, telapak
kaki, ujung jari tangan atau kaki.
• Munculnya lesi berwarna gelap pada membran mukosa di
dalam mulut, hidung, vagina, atau anus.
Membedakan dengan tahi lalat?

• Asimetris. Bentuk melanoma umumnya asimetris jika


dibandingkan dengan tahi lalat biasa.
• Border (pinggiran). Pinggiran melanoma umunya berlekuk-
lekuk, bukan berbentuk bulat seperti tahi lalat normal.
• Color (warna). Warna melanoma merupakan gabungan dari
dua warna atau lebih.
• Diameter melanoma umumnya lebih dari 6 mm.
• Enlargement (pembesaran). Melanoma akan membesar dari
waktu ke waktu.
Kasus Kanker Kulit Lain
• Sarkoma Kaposi. Sarkoma Kaposi terjadi
karena infeksi virus yang menyebabkan mutasi
pada sel-sel endotelial, berbentuk bercak
berwarna merah atau ungu pada jaringan di
bawah kulit. Sarkoma Kaposi dapat terjadi
pada orang dengan gangguan sistem imun
seperti penderita AIDS atau penerima
transplantasi organ, yang terinfeksi
oleh human herpesvirus 8 (HHV-8).
• Karsinoma sel Merkel. Sel Merkel
adalah sel yang terletak dekat dengan
ujung saraf di kulit, dan terkait dengan
fungsi kulit sebagai indra peraba.
Keganasan pada sel Merkel ini sangat
jarang terjadi, dan menyebabkan
terbentuknya benjolan keras di bawah
kulit atau pada folikel rambut.
• Karsinoma kelenjar minyak (kelenjar
sebasea). Kanker kelenjar sebasea
merupakan kanker yang jarang terjadi,
namun bersifat agresif. Kanker kelenjar
sebasea umumnya muncul di kelenjar
minyak pada kulit, kemudian
membentuk benjolan keras yang tidak
terasa sakit. Kanker sebasea dapat
terjadi di mana saja, namun biasanya
terjadi di kelopak mata dan sering salah
didiagnosis sebagai gangguan mata lain.
Penyebab Kanker Kulit
• Umumnya kanker kulit disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet
sehingga menyebabkan kerusakan DNA pada jaringan kulit.
Sumber utama sinar ultraviolet adalah sinar matahari yang terdiri
dari tiga jenis yaitu :Ultraviolet A (UVA)
• Ultraviolet B (UVB)
• Ultraviolet C (UVC)
• Dari ketiga jenis sinar ultraviolet tersebut, yang paling berbahaya
bagi kulit adalah sinar UVC. Akan tetapi sinar UVC dapat diserap
oleh atmosfer sebelum mencapai tanah. UVA dan UVB dapat
merusak sel-sel kulit, terutama yang berwarna pucat, dan
berpotensi menyebabkan kanker kulit.Sumber sinar UV buatan
seperti lampu UV dan tanning bed juga dapat menyebabkan
kanker kulit.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
seseorang terkena kanker kulit adalah:

Memiliki kulit putih. Setiap orang, terlepas dari warna


kulitnya, dapat menderita kanker kulit. Namun kulit putih
memiliki perlindungan terhadap sinar UV yang lebih lemah
dibandingkan dengan kulit yang lebih gelap. Kulit yang lebih
gelap memiliki jumlah melanin lebih banyak sehingga memliki
perlindungan terhadap sinar UV yang lebih kuat. Selain itu
mudahnya terbentuk bintik-bintik pada kulit menandakan kulit
tersebut lebih rentan terkena kanker kulit.
Sering terpapar sinar matahari. Orang yang
sering terpapar sinar matahari lebih berisiko
mengalami kanker kulit dibandingkan dengan
mereka yang jarang terpapar sinar matahari.
Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan
paparan sinar matahari antara lain
Tinggal di daerah yang memiliki iklim cerah.
Tinggal di daerah yang lebih tinggi.
• Tahi lalat. Orang yang memiliki banyak
tahi lalat atau memiliki tahi lalat yang
abnormal (berukuran lebih besar dari
biasanya) lebih berisiko terkena kanker
kulit dibandingkan dengan orang yang
memiliki sedikit tahi lalat.
• Usia.Orang dengan usia lanjut lebih
mudah terkena kanker kulit dibandingkan
dengan anak-anak atau remaja.
• Kulit yang pernah terbakar sinar matahari
(sunburn). Kulit yang melepuh akibat sinar
matahari membuat kulit lebih berisiko terkena
kanker kulit, terutama jika pelepuhan kulit tersebut
terjadi pada waktu anak-anak atau remaja.
• Actinic keratosis. Pada orang dengan warna kulit
cerah, pajanan sinar matahari mudah
menyebabkan terbentuknya bercak-bercak berupa
penebalan kulit yang bersisik pada daerah wajah,
tangan, dan kepala. Kondisi ini merupakan pra
kanker, dan sangat berpotensi berubah menjadi
kanker kulit.
• Riwayat kanker kulit.
Jika seseorang pernah mengalami kanker
kulit dan sembuh, ada kemungkinan
bahwa kondisi yang sama akan muncul
kembali.
• Riwayat kanker kulit pada anggota
keluarga.
Seseorang berisiko tinggi terkena kanker
kulit jika memiliki saudara atau orang tua
yang pernah menderita kanker kulit.
• Pelemahan sistem imun. Orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah memiliki risiko
tinggi terkena kanker kulit. Termasuk juga
penderita HIV/AIDS, orang yang mengonsumsi
obat imunosupresan, dan penerima transplantasi
organ.
• Terapi radiasi. Penderita eksim atau jerawat
yang diberikan terapi radiasi memiliki risiko
tinggi terkena kanker kulit, terutama kanker sel
basal.
• Paparan bahan kimia tertentu. Beberapa bahan
kimia bersifat karsinogenik, seperti arsenik,
dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit.
Diagnosis Kanker Kulit

• Pemeriksaan fisik pada kulit. Dokter akan


memeriksa bentuk kelainan kulit terutama
perubahan yang terjadi pada penampakan
fisiknya. Dengan pemeriksaan ini, dokter akan
menentukan apakah perubahan yang terjadi
disebabkan oleh kanker atau penyakit lainnya.
• Melakukan biopsi kulit. Pemeriksaan sampel
jaringan kulit yang diambil melalui biopsi di
laboratorium.
Stadiumnya sebagai berikut:
• Stadium 0, menunjukkan bahwa jaringan kanker masih berada
di tempat di mana ia muncul pertama kali dan belum
menyebar (in situ).
• Stadium 1, menunjukkan bahwa jaringan kanker masih kecil
dan belum menyebar.
• Stadium 2, menunjukkan bahwa jaringan kanker sudah
tumbuh, namun belum menyebar.
• Stadium 3, menunjukkan bahwa kanker sudah membesar dan
sudah menyebar ke jaringan sekitar atau ke kelenjar getah
bening terdekat.
• Stadium 4, menunjukkan bahwa kanker sudah menyebar ke
bagian tubuh yang lain atau sudah mengalami metastasis.
• Penentuan stadium kanker kulit dilakukan guna
menentukan pengobatan yang tepat. Pada
karsinoma sel basal, sel-sel kanker biasanya
tidak menyebar sehingga biopsi kulit sudah
dapat menentukan jenis dan stadium kanker.
Namun pada jenis kanker kulit lain, seperti
karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel merkel,
atau melanoma, dokter akan melakukan
pemeriksaan lanjutan guna mendapatkan hasil
yang lebih akurat. Salah satu pemeriksaan
lanjutan yang biasanya dilakukan adalah biopsi
kelenjar getah bening pada area kanker.
Pengobatan Kanker Kulit
• Penanganan yang dilakukan bergantung pada jenis dan stadium
kanker kulit. Pengobatan kanker kulit yang utama adalah
pembedahan untuk mengangkat sel-sel kanker, terutama pada jenis
melanoma.Pada kanker kulit jenis melanoma, pengobatan
disesuaikan dengan stadium kanker. Gambaran umum pengobatan
untuk masing-masing stadium kanker adalah sebagai berikut:
• Melanoma stadium 1 dan 2 dapat diobati dengan melakukan
pembedahan untuk menghilangkan jaringan kanker dan kulit yang
sehat di sekitar jaringan tersebut. Pembedahan ini dikenal dengan
nama pembedahan eksisi. Jika proses pembedahan eksisi
diperkirakan akan meninggalkan bekas luka yang luas, prosedur ini
dapat dikombinasikan dengan pencangkokan kulit (skin grafting).
Pembedahan eksisi memiliki keberhasilan cukup baik pada pasien
kanker melanoma stadium 1 dan 2, yaitu sekitar 80-90 persen.
Setelah dilakukan pembedahan, pasien akan dimonitor kondisinya
secara intensif oleh petugas kesehatan terkait.
• Melanoma stadium 3 dapat diobati
dengan melakukan pembedahan eksisi
pada jaringan kanker. Untuk menjaga
agar kanker tidak menyebar ke organ
tubuh lain, dapat dilakukan biopsi
kelenjar getah bening. Jika hasil biopsi
kelenjar getah bening menunjukkan
kanker sudah menyebar ke kelenjar, maka
dapat dilakukan operasi pengangkatan
kelenjar getah bening untuk mencegah
penyebaran kanker lebih lanjut.
• Melanoma stadium 4 terjadi ketika
jaringan kanker sudah menyebar ke
organ lain (metastasis). Tujuan
pengobatan kanker stadium 4 bukan lagi
untuk membunuh sel-sel kanker, namun
untuk memperpanjang harapan hidup
pasien, memperlambat pertumbuhan
kanker, serta mengurangi gejala yang
timbul. Pengobatan antara lain dengan
melalui radioterapi atau imunoterapi.
• Pada kanker kulit non-melanoma, penanganannya dapat
dilakukan melalui metode-metode berikut ini:Pembedahan
eksisi yang dikombinasikan dengan cangkok kulit. Tujuannya
adalah untuk mengangkat sel-sel kanker dan mencegah agar
tidak menyebar.
• Pembedahan mikrografik Mohs (Mohs micrographic
surgery/MMS). Metode ini digunakan jika sel-sel kanker
dikhawatirkan sudah menyebar atau terjadi pada bagian kulit
yang sangat penting, seperti pada daerah mata atau hidung.
Dalam bedah MMS, bagian tepi jaringan kanker diperiksa secara
mikroskopis untuk memastikan semua sel kanker sudah
terbuang seluruhnya. Jika jaringan kanker masih ada,
pembedahan dilakukan kembali.
• Kuretase. Metode pengobatan ini diterapkan pada kanker
non-melanoma yang berukuran sangat kecil. Di sini dokter
akan melakukan pengerokan jaringan kanker hingga tersisa
jaringan yang sehat, kemudian melakukan pembakaran
(kauterisasi). Prosedur metode kuretase dapat dilakukan
beberapa kali untuk memastikan tidak ada sel kanker yang
tersisa.
• Krioterapi. Metode pengobatan kanker ini dilakukan dengan
menggunakan suhu dingin untuk mematikan sel-sel kanker
pada stadium awal. Dalam krioterapi, pasien akan diberikan
nitrogen cair untuk membekukan jaringan kanker yang
menyebabkan terbentuknya koreng pada daerah tersebut.
Setelah beberapa minggu, koreng yang mengandung
jaringan kanker kemudian akan terlepas dengan sendirinya.
• Krim antikanker. Krim antikanker digunakan
untuk pengobatan jaringan kanker yang hanya
terdapat pada lapisan atas kulit, seperti kanker sel
basal atau penyakit Bowen. Terdapat dua jenis
krim anti kanker yaitu:
• Krim kemoterapi
• Krim perangsang sistem imun
• Terapi fotodinamis. Terapi ini digunakan untuk
mengobati kanker sel basal, penyakit Bowen, dan
keratose asitinik. Terapi ini menggunakan krim
tertentu untuk membuat kulit kanker menjadi
lebih sensitif terhadap cahaya. Setelah krim
digunakan, kulit disinari dengan cahaya
berintensitas kuat untuk membunuh sel kanker.
• Radioterapi. Yaitu pengobatan melalui metode radiasi. Terapi ini
dilakukan jika pembedahan tidak bisa dilakukan atau kanker sudah
menyebar secara luas.
• Elektrokemoterapi. Ini merupakan metode kemoterapi yang lebih
rumit, namun lebih efektif. Elektrokemoterapi diterapkan jika
metode pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi tidak bekerja
secara efektif dalam menghilangkan kanker. Elektrokemoterapi
dilakukan dengan cara memberikan kemoterapi kepada pasien
secara intravena, yang diikuti dengan pemberian kejutan aliran listrik
menggunakan elektroda ke jaringan kanker. Aliran listrik akan
mempermudah obat kemoterapi untuk masuk ke dalam sel kanker
sehingga sel kanker menjadi lebih mudah dirusak. Metode ini
biasanya dilaksanakan dengan menggunakan anestesi total kepada
pasien, meskipun pada beberapa kasus, pasien hanya diberikan
anestesi lokal. Prosedur elektrokemoterapi biasanya berlangsung
selama beberapa jam dan hasilnya dapat terlihat dalam enam
minggu.
Pencegahan Kanker Kulit

• Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk


mencegah terjadinya kanker kulit:Menghindari sinar matahari
pada tengah hari. Langkah ini dapat dilakukan dengan mengatur
jadwal aktivitas di luar ruangan pada siang hari. Akumulasi sinar
UV yang mengenai kulit dalam jangka waktu lama dapat merusak
kulit dan menyebabkan kanker. Dengan menghindari sinar
matahari pada waktu siang hari, akumulasi sinar UV dapat
dikurangi.
• Menggunakan tabir surya secara rutin. Sunscreen atau tabir
surya tidak dapat menyerap seluruh jenis radiasi UV yang
berbahaya, namun dapat mengurangi efek buruk dan kerusakan
pada kulit yang diakibatkan oleh sinar matahari.
• Menggunakan pakaian yang dapat melindungi dari
sinar matahari. Dikarenakan tabir surya tidak dapat
menyerap radiasi UV seluruhnya, menggunakan
pakaian yang menutupi badan, termasuk lengan dan
kaki, dapat memberikan perlindungan tambahan
terhadap efek buruk sinar matahari. Selain itu, topi
dan kacamata hitam dapat memberikan perlindungan
lebih bagi kepala dan mata dari radiasi sinar matahari,
terutama UVA dan UVB.
• Menghindari penggunaan tanning bed. Tanning
bed yang digunakan untuk menggelapkan warna kulit
memancarkan radiasi UV yang dapat berbahaya bagi
kulit.
• Berhati-hati dalam menggunakan obat
dengan efek samping terhadap
kulit. Beberapa jenis obat seperti antibiotik
meningkatkan sensitivitas kulit terhadap
cahaya. Jika mengonsumsi obat dengan efek
samping tersebut, hendaknya mengurangi
aktivitas di luar ruangan terutama pada tengah
hari.
• Melakukan pengecekan kulit secara rutin dan
mengonsultasikan perubahan kulit yang
dirasa tidak wajar kepada dokter.

Anda mungkin juga menyukai