Anda di halaman 1dari 16

BAB I

pendahuluan
A. Latar Belakang
Golfer’s elbow, lebih teknis disebut dengan epicondylitis medial, adalah sama
dengan kondisi tennis elbow atau epicondylitis lateral, tetapi hal ini lebih jarang
terjadi. Karena ada sedikit atau tidak ada peradangan ada dalam sindrom ini, mereka
dikenal sebagai tendinopathies, di mana terjadi degenerasi pada tendon dan
memberikan gejala. Faktor-faktor yang penyebabnya seperti pada olahraga tenis
lapangan, golf dan olahraga seperti melempar, juga akan berpengaruh pada
olahraga seperti atlet angkat besi, pemanah dan Bowlers kriket.
Otot-otot yang fleksibel dan memutar lengan bawah berasal atas epikondilus
medial, tonjolan tulang pada bagian dalam siku, dengan tendon masuk ke dalam
tulang oleh insersi tendon. Rasa sakit terjadi di dekat ini dan mungkin karena proses
degeneratif yang terjadi pada tendon, peradangan sedikit telah dicatat dalam kasus
ini.
Tekanan yang tinggi terjadi pada fase dengan memiringkan lemparan dan selama
akselerasi berikutnya, dan dalam ayunan golf dari backswing tinggi sampai ke dekat
pemukul bola. Golfers lebih cenderung terjadi pada tangan yang dominan dan
pemain tenis yang menggunakan topspin berat dalam forehands mereka juga lebih
berisiko.
Golfer’s elbow tidak sama seperti tennis elbow tetapi merupakan penyebab
tersering nyeri siku medial dengan sekitar setengah dari jumlah wanita yang terkena
adalah pria. Tiga sampai lima dekade kehidupan adalah periode yang paling umum
untuk timbulnya nyeri dan 60% dari Golfer’s elbow terjadi pada tangan yang
dominan. Timbulnya nyeri akut dilaporkan pada sepertiga pasien, dengan dua per
tiga lainnya berkembang selama jangka waktu tertentu.
Pasien yang mengeluh nyeri di bagian depan dari inner epikondilus , lebih buruk
pada saat wrist fleksi dan lebih baik saat istirahat. Nyeri dapat terjadi di bahu, elbow,
lengan atau tangan, dengan kelemahan pada lengan bawah dan tangan. Fisioterapis
akan memeriksa daerah tulang dan sendi siku, memeriksa otot dan insersi tendon.
Fisioterapis akan melakukan palpasi pada saraf ulnaris pada sulkus di belakang siku,
yang disebut “ujung siku”. Saraf dapat memberikan rasa kesemutan atau kelemahan
pada lengan bawah dan juga melakukan pemeriksaan neurologis yang belum
termasuk penyebab lain dari nyeri atau kelemahan.
Pengobatan utama golfer elbow adalah konservatif, termasuk anti-
inflamasi,imobilisasi wrist dan lengan bawah, injeksi kortikosteroid dan
fisioterapi. Modifikasi aktivitas yang memprovokasi merupakan bagian pertama dari
manajemen, melakukan pendidikan pada pasien tentang kondisi dan faktor-faktor
utama yang muncul. Contohnya adalah memodifikasi mekanisme pada ayunan golf
untuk mencegah masalah secara terus-menerus. Pasien diajarkan untuk
menghindari posisi dan kegiatan yang memicu, seperti bertumpu pada siku jika
terjadi keterlibatan saraf.

Epikondilitis medial, walaupun lebih jarang dari epikondilitis


lateral,menyumbang 10% hingga 20% dari semua epikondilitis. Menurut sebuah
penelitian, prevalensinya adalah 0,4% dari populasinya. Ini tertinggi diantara subyek
berusia 45 hingga 64 dan lebih umum pada wanita dibandingkan dengan pria. Dalam
pekerjaan tertentu, prevalensinya mungkin setinggi 3,8% hingga 8,2%. Tiga dari
empat kasing berada dilengan dominan.

Insiden kasus ini terjadi pada usia produktif antara 15-64 tahun dan puncak
insiden pada usia 20 sampai 49 tahun.Perempuan lebih banyak menderita Gofer's
Elbow daripada laki-laki dengan perbandingan 2:1.

Faktor resiko untuk mengembangkan epikondilitis medial pada atlet termasuk


kesalahan pelatihan, teknik yang tidak tepat, peralatan, atau faktor resiko fungsional
termasuk kurangnya kekuatan, daya tahan, atau fleksibilitas. Faktor resiko terkait

B.Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi penyakit Golfers Elbow?
2. Bagaimana patofisiologi, dan patologi Golfers elbow?
3. Bagaimana tes pemeriksaan Golfers elbow?
4. Bagaimana penatalaksanaan fisioterapi pada kasus tersebut?
BAB II

A. ANATOMI & BIOMEKANIKA


1. Anatomi Elbow

Sendi elbow merupakan gabungan dari 3 sendi. Dua sendi pertama adalah sendi
yang secara tradisional dianggap sebagai pembentuk elbow. Sendi tersebut
diantaranya: - sendi humeroulnar joint
-sendi humeroradial joint
- proximal radioulnar joint
Sendi elbow terdiri dari ujung distal tulang humerus dan ujung proximal tulang
radius.(Beals RK. 1976. The normal carrying angle of the elbow)

a) struktur tulang elbow


elbow joint dibentuk oleh 3 sendi, ketiga sendi tersebut dibungkus oleh
kapsul sendi yang sama. Tulang yang membentuk elbow joint adalah os
humerus bagian distal, os radius dan os ulna.
b) Stuktur ligamen elbow
Elbow joint diperkuat oleh ligamen collateral ulnar/medial serta ligamen
annulare.
 Ligamen collateral terdiri atas:
1. serabut anterior yang memperkuat ligamen annular learah posterior
2. serabut intermediate yang memperkuat liga-men annular kearah
posterior
3. serabut posterior.
 Ligamen collateral medial terdiri atas:
1. serabut anterior yang memperkuat ligamen annular
2. serabut inetrmediate yang paling kuat
3. serabut posterior atau ligamen bardinet, diperkuat oleh serabut
transverse dari ligamen coppers.

c) otot pada elbow

 otot-otot fleksor elbow adalah:


1. otot brachialis; otot one-joint yang berpartisipasi dalam semua
aktivitas fleksi elbow,
2. otot biceps brachii; otot two joint yang berperan besar dalam fleksi
elbow saat lengan bawah supinasi
3. otot brachioradialis; berfungsi utama dalam stabilitas elbow,
berperan dalam fleksi elbow saat midposisi lengan bawah.
 otot-otot ekstensor elbow adalah:
1. triceps brachii; otot two joint yang memiliki 3 caput origo, berperan
besar dalam ekstensi elbow, membantu ekstensi shoulder
2. anoceneus; otot ini membantu ekstensi elbow dan berperan sebagai
stabilitas selama supinasi&pronasi
 otot-otot supinator lengan bawah:
1. supinator; sangat berperan dalam gerak supinasi& sebagai stabilitas
elbow bagian lateral
2. biceps brachii
 otot-otot pronator lengan bawah:
1. otot pronator teres; otot ini menghasilkan gerak pronasi lengan
bawah& sebagai stabilisasi proksimal radioulnar joint
2. otot pronator quardratus; oto yang bekerja aktif selama aktivitas
pronasi lengan bawah
otot-otot wrist joint dan tangan yang berorigo di regio elbow
( epycondilus medial dan lateral humeri) berperan dalam stabilitas
elbow dan sedikit memberikan kontribusi terhadap gerakan elbow.

B. PATOLOGI

Glof elbow syndrome adalah suatu keadaan nyeri pada siku bagian dalam,
tepatnya pada tendon otot flexor carpi radialis dan otot pronator teres, yang
disebabkan karena gerakan flexi pergelangan tangan dan pronasi siku hentak dan
berulang kali. Keadaan ini semakin nyeri bila dipakai beraktifitas. Flexi pergelangan
tangan disertai pronasi, seperti pada gerakan menggenggam atau memegang atau
saat posisi tendon tersebut terulur. Nyeri pada sendi siku bagiandalam ini cukup
menggangu, karena gerakan sendi ini kompleks dan didukung oleh beberapa sendi
(jowir, 2012)

Tendonitis merupakan akumulasi kerobekan-kerobekan kecil tendon, dimana


gejala dan keluhan yang sedikit-dikit tapi pasti, dan semakin hari semakin buruk,
sehingga terjadi gangguan gerak dan fungsi otot.

Ciri khas tendonitis yang muncul antara lain :

 Bengkak local pada sendi,

 Ada tanda-tanda peradangan pada permukaan kulit baik lihat maupun


disentuh,

 Nyeri muncul bila tendon mendapat tekanan (kontraksi maupun terulur),

C. Etiologi

cidera tendon otot ini karena adanya trauma hentak maupun berulang sehingga
terjadi tendonitis, yaitu peradangan atau iritasi pada tendon, dimana terjadi jaringan
fibrous anatara otot dan tulang. Tendon dibentuk oleh serabut-serabut reticular dari
substansia intrasel yang terdiri dari serabut kolagen yang mengandung fibril yang
menjadi satu ikatan oleh substansia (Febriani,2013).
Tendonitis merupakan akumulasi kerobekan-kerobekankecil tendon, dimana
gejala dan keluhan yang sedikit-sedikit tapi pasti, dan semakin hari semakin buruk,
sehingga terjadi gangguan gerak dan fungsi otot (Febriani 2013), penyebab lain;
 Strain otot flexor carpi radialis dan pronator teres
 Trauma langsung pada sendi siku bagian dalam
 Degenerasi jaringan tendon karena trauma hentakan kecil
 Inflamasi kronis pada tendon otot carpi radialis

D. Patofisilogi
Epikondilitis Medial didapatkan sekitar 10-20% pada penderita dengan keluhan
nyeri siku dan sering terjadi pada lengan yang dominan (aktif digunakan untuk
aktifitas sehari-hari).
Epikondilitis medial biasanya berhubungan dengan adanya stressor berlebih atau
berulang, terutama akibat gerakan menekuk pergelangan tangan ke arah dalam
yang terlalu kuat, misalnya saat mengayunkan tongkat golf dengan cara yang salah.
Cara melempar, memukul, atau mengangkat yang tidak tepat, serta pemanasan
yang kurang, juga bisa menyebabkan terjadinya epikondilitis medial.

Epikondilitis medial adalah tendonipaty yang terlalu sering digunakan


karena pemuatan konsentrik atau eksentrik berulang yang kronis pada flexor
pergelangan tangan dan terpronator, menghasilkan perubahan angiofibroblastik.
Aktifitas berulang mengakibatkan microtears berulang dalam tendon dan tendonesis
berikutnya. Meskipun diperkirakan bahwa pronator teres dan flexor carpi radialis
paling sering terkena, literatur menunjukan bahwa semua otot dipengaruhi sama
kecuali untuk palmaris longus. Tidak ada peradangan tulang saat tendon mengalami
microtears berulang, terjadi remodeling serat kolagen dan peningkatan substansi
tanah berlendir. Nekeosis atau klasifikasi focal dapat terjadi. Selanjutnya, kekuatan
kolagen berkurang yang menyebabkan peningkatan kerapuhan, pembentukan
jaringan parut, dan penebalan tendon. Meskipun kurang umum, trauma akut juga
bisa menyebabkan epicondilitis medial dari kontraksi otot yang tiba-tiba.

Gerakan berulang menekuk lengan bawah dan pergelangan


tangan
Penyebab epikondilitis medial lainnya yang mungkin antara lain :
• Melakukan serve dengan tenaga yang kuat saat bermain tenis
• Olahraga melempar, misalnya baseball, softball, atau lempar lembing, dengan
teknik yang tidak tepat
• Menggunakan peralatan olahraga yang kurang tepat/sesuai (raket terlalu berat,
terlalu pendek atau panjang, dll)
• Adanya kelemahan pada otot bahu dan pergelangan tangan
• Mengangkat beban berat dengan cara yang salah, misalnya memutar
pergelangan tangan saat olahraga angkat beban atau membawa koper yang berat
• Aktivitas yang menyebabkan terjadinya epikondilitis medial umumnya harus
dilakukan selama lebih dari 1 jam sehari untuk waktu tertentu, hingga menimbulkan
gangguan.
Akibat adanya aktifitas berulang dan beban berlebih pada tendon lengan bawah
dan siku yang berperan dalam menggerakkan lengan bawah ke arah dalam atau
menekuk pergelangan tangan ke arah telapak tangan, akan terjadi kerusakan kecil
dan proses peradangan (inflamasi). Sejalan dengan waktu, akan terjadi proses
penyembuhan atau perbaikan dari tendon yang mengalami inflamasi dengan
membentuk jaringan parut yang akhirnya menyebabkan tendon menjadi menebal
dan kehilangan kekuatan dan sifat elastisitasnya. Jaringan parut pada tendon tidak
akan sepenuhnya mengalami proses penyembuhan, sehingga akan ada bagian yang
tetap rusak dan lemah dan dapat menimbulkan gangguan fungsi.

Kerusakan dan peradangan pada tendon


Penyebab cidera tendon otot ini karena adanya trauma hentak maupun berulang
sehingga terjadi tendonitis yaitu peradangan atau iritasi pada tendon, dimana terjadi
jaringan fibrous antara otot dan tulang. Peradangan terjadi kerana ada kerobekan
dan/atau adanya cidera pada jaringan, sehingga terjadi respon fisiologis berupa:
Gangguan sistim sirkulasi, dimana terjadi fase vasokontriksi pada menit ke 5-10
pada daerah cidera,fase vasodilatasi pada cidera karena adanya kerobekan
membrane sel maupun pembuluh darah, sehingga terjadi peningkatan suplai darah
sebagai reaksi dalam transportasi untuk pembentukan fibrinogen dan transportasi
sel darah putih sebagai reaksi antibodi tubuh,
Terjadi reaksi kimia atau disebut juga chemotaxis, dimana akibat cidera maka
permeabilitas membrane pembuluh darah terbuka/melebar sehingga bradykinin dan
histamine ada pada daerah interstitial menimbulkan impuls nyeri, sebagai alarm
tubuh karena ada ketidak-beresan pada jaringan, ditambah lagi adanya produksi sel
darah putih yang melakukan fagositas dan regenerasi sel, (Protaglandin, leukotrienes
dan thromboxanes),
E. Pemeriksaan spesifik pada region elbow
 Mill test :satu tes spesifik untuk kasus elbow diperkenalkan mills 1928 untuk memetakan
rasa nyeri secara pasti (bojanic,2004)
Posisi : pasien duduk dengan senyaman mungkin , terapis ergonomic tangan kiri memegang
siku dan tangan lain sebagai stabilitas /pengunci pergelangan tangan dari arah ventral
Pelaksananan terapis meminta agar mengektesikan siku , lengan bawah pronasi dan fleksi
pergelangan tangan kemusian mengekstensikan pergelanagan tangan sambil melawan tahanan
dari terapis dan memperhatikan nyeri epikondilus latearal
 Tes instabilitas Ligaments
Stabilitasi lengan pasien didaerah elbow oleh tangan pemeriksa, sedang tangan lainnya
diletakkan diatas wrist pasien. Selanjutnya pasien memfleksikan elbownya sekitar 20 – 30
derajat. Untuk memeriksa ligament collateral lateral, berikan penekanan kearah adduksi/varus
dan penekanan kearah abduksi/valgus untuk memeliksa ligament collateral medial. Penekanan
ditingkatkan dan perhatikan ada tidaknya perubahan nyeri atau ROM.
 Medial Epicondylitis Test (Golfer’s elbow)
Pameriksa mempalpasi epicondylus medial pasien selanjutnya pameriksa menggerakkan lengan
pasien kearah supinasi lengan bawah disertai ekstensi elbow dan wrist joint. Tanda positif
indikasi timbul nyeri diatas epicondylus medial humeri.
 Fleksi elbow test
Meminta pasien untuk fleksi elbow maksimal dan pertahankan posisi tersebut sampai 5 menit.
Tanda positif indikasi adanya rasa kram atau paresthesia sepanjang distribusi saraf ulnar di
lengan bawah dan tangan. Tes ini membantu untuk mengetahui adanya cubital tunnel syndrome.
F. Teknologi fisioterapis
Tens , IR,US,MWD,terapis manipulative,terapis latihan
G. Manifestasi Klinik
1. Bengkak local pada sendi.
2. Ada tanda-tanda peradangan pada permukaan kulit baik di lihat maupun disentuh.
Peradangan terjadi kerena ada kerobekan dan/atau adanya cidera pada jaringan, sehingga terjadi
respon fisiologis berupa :
a. Gangguan sistem sirkulasi
b. Fase vasokontriksi pada menit ke 5-10 pada daerah cidera
c. Fase vasodilatasi pada cidera karena adanya kerobekan membrane sel maupun pembuluh darah,
sehingga terjadi peningkatan suplai darah sebagai reaksi dalam transportasi untuk pembentukan
fibrinogen dan transportasi sel darah putih sebagai reaksi antibodi tubuh.
3. Nyeri muncul bila tendon mendapat tekanan (kontraksi maupun terulur).
4. Nyeri pada siku bagian dalam, yang terkadang menjalar ke lengan bawah bagian dalam
5. Nyeri bisa bertambah berat saat :
a. Mengayunkan tongkat golf atau raket
b. Menggenggam, meremas dan melempar bola
c. Berjabatan tangan
d. Memutar knob pintu
e. Mengangkat beban
f. Menekuk pergelangan tangan atau gerakan memutar lengan ke bawah
6. Kekakuan pada siku
7. Rasa baal atau kesemutan yang menjalar ke satu atau lebih jari-jari tangan, biasanya jari manis
dan kelingking
ProblemFisioterapi

Imparement

Keterbatasan gerak

Penurunan kekuatan otot

2 function limination

Diagnosis bandingan

Prognosis

Teknologi fisioterapis

Tens ,ir,us,mwd,terapis manipulatif, terapi latihan

H. GangguanADLmandi,dressing dan penurunanprestasi


I. Intervrensi pengobatan
 Pada aktualitas tinggi maka tindakan fisioterapi yang dapat dilakukan adalah dengan metode
“RICE” yaitu :
1. Rest (istirahat), tindakan ini dilakukan dengan mengistirahatkan lengan yang mengalami cedera
dan menghindari aktivitas yang menimbulkan nyeri selama beberapa minggu,
2. Ice, tindakan ini dilakukan dengan cara mengompres es pada bagian yang cedera, yaitu dengan
melapisi es tersebut menggunakan handuk supaya es tidak kontak langsung dengan kulit pasien
atau bisa dengan menggunakan cool pad. Dan dilakukan selama 10-15 menit, setiap 3-4 jam
selama 2-3 hari atau sampai nyeri hilang atau tergantung berat ringan keluhan.
3. Compression, tindakan ini dilakukan dengan cara memberikan penekanan pada daerah yang
mengalami cedera dengan menggunakan perban kusus/ bandage. Kompresi berfungsi
mengurangi pembengkakan di sekitar daerah cedera. Bandage yang diberikan tidak boleh ketat
agar tidak menimbulkan mati rasa atau bahkan menambah rasa sakit.
4. Elevation, tindakan ini dilakukan dengan cara memposisikan lengan lebih tinggi dari jantung,
terutama saat berbaring.
INTERVENSI

A.IR

Inframerah adalah radiasielektromagnetik dari panjangelombang


lebihpanjangdari cahaya tampak,tetapilebihpendekdariradiasi
gelombangradio.merahmerupakan warna
daricahayatampakdengangelombangterpanjang.Radiasiinframerahmemilikijangkaua
ntiga"order"danmemilikipanjanggelombangantara700nm dan1
mm.InframerahditemukansecaratidaksengajaolehSirWilliamHerschell,astronom
kerajaanInggris ketikaiasedangmengadakanpenelitianmencaribahanpenyaring optis
yangakandigunakanuntukmengurangikecerahangambarmataharipada
teleskoptatasurya

Karakteristik
Tidakdapatdilihatolehmanusia
Tidakdapatmenembusmateriyangtidaktembuspandang
Dapatditimbulkanolehkomponenyangmenghasilkanpanas
Panjanggelombangpadainframerahmemilikiarahyangberlawananatauberbandingterbalikdeng
ansuhu.Ketikasuhumengalamikenaikan,makapanjanggelombangmengalamipenurunan.
Jenis-jenisinframerahberdasarkanpanjanggelombang
Inframerahjarakdekatdenganpanjanggelombang0.75-1.5
Inframerahjarakmenengahdenganpanjanggelombang1.50-10
Inframerahjarakjauhdenganpanjanggelombang10-100
Kegunaaninframerahdalamkehidupan
Mengaktifkanmolekulairdalamtubuh.
Meningkatkansirkulasimikro.
Meningkatkanmetabolismetubuh
Mengembangkanphdalamtubuh
Inframerahjarakjauhbanyakdigunakanpadaalatkesehatan

Sinarinframerahpunyapanjanggelombangyanglebihpanjangdaripadapanjanggelombangc
ahayatampak.Semuabendadialamsemestamemancarkanbeberapatingkatradiasiinframerah,
tapisumberyangpalingjelasadalahmataharidanapi.RadiasiInframerahtermasukjenisradiasiel
ektromagnetiksebagaimanacahayatampak.Yangdihasilkanketikasuatuatommenyerapdanm
elepasenergidalambentukfoton.WilliamHerschel,astronomInggris,orangyangpertamakalime
nyadarikeberadaangelombanginframerahpadatahun1800.Diamelakukanpercobaanuntukm
engukurperbedaan suhu,
diantaraberbagaiwarnapadacahayatampak.Menempatkantermometerdisepanjangjalurcah
ayapelangiakibatdispersikristal.Diamengamatikenaikansuhudaricahayabiruhinggamerah,dia
menemukansuhupanasyangganjildidekatsetelahcahayamerah.

B.MMTELBOW

Manualmuscletesting(MMT)adalahsalahsatuusahauntukmenentukanataumenget
ahuikemampuanseseorangdalammengontraksikanototataugroupototsecaravolu
ntary,MMTstandarsebagaiukurankekuatantidakakansesuaiataucocokuntukseseo
rangyangtidakdapatmengkontraksikanototnyasecaraaktifdandidasari.Dengande
mikian,seseorangyangmengalamiganguansistemsyarafpusatyangmemperlihatka
nspasisitasotottidakcocokuntukdilakukanMMT.

PenggunaanMMTdigunakanuntuk:
Untukmembantumenegakandiagnosa
Untukmentukanjenis-jenisalat-alatbantuyangdiperlukanolehpasien
Untukmenentukanjenis-jenisterapi
Untukmentukanprognosis

NILAIKEKUATANOTOT

0-1:Dapatmempalpasitendonbicepsbrachii

2:Dudukdenganlengandisamping&lenganbawah

3:Pasientidurbacklayingdenganmemutarbahu90derajatdandiputarsecaralateral.P
asienmenggeserlenganbawahsepanjangmejamelaluirentangfleksisiku

4-
5(normal):pasiendudukdenganlengandisamping&lenganlenganbawahmensta
bilkanlenganatas.Pasiendapatmelenturkansikumelaluirentanggerak,Perlawan
andiberikandariproximalkesendipergelangantangaN

BAB III

HASILDANPEMBAHASAN

1. Lingkup gerak sendi

NO Gerakan T1 T2 T3 T4 T5 T6
KekuatanOtotdenganMMT keterangan

Nilai

5 N= normal : subyek bergerak dengan lingkup gerak sendi lgs


penuh ; melawan gravitasi dan melawan tahanan maksimal
dan 100% mempertahankan gravitasi dan tahanan maksimal
4 G=Good subyek bergerak dengan lingkup bergerak penuh ,
melawan gravitasi dan moderat 80% mempertahankan
posisi melawan gravitasi
3 F = subjek bergerak dengan lingkup lgs penuh melawan
gravitasi tanpa melawan tahanan 50% melawan gravitasi
2 P = poor subjek bergeark sedikit dengan melawan gravitasi/
tanpa melawan gravitasi
1 T race /5% : komtrak si otot bisa di palpasih tanpa gerakan
0 Kontraksi otot tidak terdeteksi dengan palapasih

1 Aktif S;00–00- S;00–00- S;00–00- S;00-00- S;00–00- S;00–00-


650 650 700 700 900 1200
2 Pasif
R;500– R;500– R;600– R;600– R;750– R;800–
00-650 00-650 00-600 00-700 00-800 00-850

S;100– S;100– S;100– S;100– S;100– S;100–


00-650 00-650 00-800 00-800 00-900 00-1200

R;450– R;450– R;550– R;600– R;600– R;650–


00-550 00-650 00-700 00-750 00-850 00-900

Tabl 4.3 elbow penderita


no gerakan T1 T2 T3 T4 T5 T6
1 Flexor elbow 5 5 5 5 5 5
2 ekstensor 3 3 3 4 4 4
3 supinasi 3 3 3 3 4 4
4 pronasi 3 3 3 4 4 4

BAB iv
PENATALAKSANAAN FISIOTERAFI
A. Anamnesis
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :
1) Keluhan utama
Nyeri dan bengkak pada siku kanan
2) Riwayat penyakit sekarang
Nyeri dirasakan beberapa hari yang lalu saat mengangkat benda yang berat dalam posisi
memikul. Awalnya pasien merasa nyerinya tidak terlalu namun beberapa hari kemudian
setelah berlatih anggar, nyerinya semakin meningkat terutama dalam keadaan
mengangkat anggarnya. Pasien mengatakan nyeri menigkat ketika digerakkan dan nyeri
berkurang ketika istirahat. Sebelumnya pasien belum pernah menjalani pengobatan dan
ini kali petamanya pasien berobat ke fisioterapi.
3) Riwayat penyakit dahulu
Tidak ada
4) Riwayat pribadi
Pasien seorang atlit anggar, yang kesehariannya sering digunakan untuk latihan anggar
dan menggunakan tangan kanan.
5) Riwayat keluarga
Tidak ada

B. Pemeriksaan fisik
1) Tanda – tanda vital
a. Tekanan darah : 110/80mmHg
b. Denyut nadi : 78x/menit
c. Pernafasan : 18x/menit
d. Temperatur :36,6°C
e. Tinggi badan :
f. Berat badan :
2) Inspeksi
 Statis : - pasien terlihat cemas dan meringis kesakitan
 Dinamis : - pasien tanpak tidak mampu menggerakkan sikunya
3) Palpasi
 Tidak ada odem
 Suhu normal pada elbow dextra
 Terdapat nyeri tekan pada daerah elbow dextra bagian medial
C. Pemeriksaan gerak dasar\
Sendi gerakan rom End feel nyeri
Elbow Fleksi full soft Tidak nyeri
ekstensi full hard Nyeri
Radioulnar pronasi full Hard Nyeri
supinasi full Hard Nyeri
wrist Palmar fleksi full Firm Nyeri
Dorsal Full Firm Tidak nyeri

Melawan tahanan
sendi gerakan tahanan nyeri
elbow Fleksi Maxsimal Tidak nyeri
ekstensi moderat Nyeri
Radius ulnar Pronasi moderat Nyeri
Supinasi moderat nyeri
wrist Dorsal flexi Moderat Tidak nyeri
Plamar flexi moderat nyeri

D. Kognitif, interpersonal dan intrapersonal


BAB V
Kesimpulan dan sarana. Penatalaksanaan fisioterapi pada golfe elbow dextra di rst dr soedjono
Magelang setelah dilakukan terapi sebanyak 6 kali, dapat disimpulkan sebagai
Berikut:
1. Terapi dengan menggunakan infra red, terapi latihan dan massage dapat
Mengurangi nyeri dengan mild heating dan rileksasi.
2. Terapi dengan menggunakan infra red, terapi latihan dan massage dapat

Meningkatkan lgs sendi elbow


3. Terapi dengan menggunakan infra red, terapi latihan dan massage dapat
Meningkatkan kekuatan otot pada sendi elbow

B. Saran

1. Kepada pasien

A. Kesungguhan pasien dalam melakukan latihan harus ada agar keberhasilantercapai.

B. Dapat juga memberikan kompres air hangat padabagian yang sakit untuk mengurangi nyeri.

2. Kepada fisioterapi

A. Kepada fisioterapi dalam melakukan pelayanan hendaknya melakukan pemeriksaan yang


teliti dan sistematis sehingga dapat memecahkan permasalahan pasien secara rinci.
Daftar Pustaka
www.rechargeme.biz
www.idealphysicatherapy.com
www.p-ortho.com
www.thepainsource.com
www.pinterest.com
www.braceadvies.nlwww.orlandparkorthopedics.com
www.neds.cl
www.chrisscheelgolffitness.comhttp://www.ilmufisioterapi.net/3605/golfer%E2%80%99s-elbow-
syndrome.html
 Tim Penyusun. (1982). Ensiklopedia Indonesia 3. Chapter31 .Page13. Jakarta: Ichtiar Baru -
Van Hoeve
 Turkle, Sherry (1995). Life on The Screen: Identity in the Age of the Internet. New York:
Touchstone.

Anda mungkin juga menyukai