Anda di halaman 1dari 25

BAB II

KONSEP DASAR

A. DEFINISI KANKER KULIT

Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk

generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat

membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh

kembali (tiro. 2010).

Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga

mudah dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu

menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan (Mangan,2005).

Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah

yang sering terjadi seranganya biasanya permukaan yang sering terkena

terpaparan sinar matahari, seperti wajah,tangan dan tungkai bawah

(Mangan,2005).

B. ETIOLOGI

Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada

beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:

1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)

Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari

maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada
tidaknya pelindung kulit baik dengan pakaian atau krim anti matahari,

semuanya berpengaruh terhadap terjadinya kanker kulit.

2. Kulit Putih

Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit daripada

orang yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan jumlah pigmen

melanin pada orang kulit putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa

melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi

risiko terkena kanker kulit. Namun, orang-orang yang memiliki kulit gelap

juga bisa terkena kanker kulit meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.

3. Paparan Karsinogen

Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat

meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak kasus

paparan dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker

kulit.Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang

sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’ zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi

sel dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di

University of Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-virus

yang dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah human papilloma

virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).

4. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya

kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit,

maka risiko terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan

meningkat

C. MANIFESTASI KLINIS

Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :

1. Benjolan kecil yang membesar

Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya

mengkilap, tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama

makin membesar. Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal.Kadang –

kadang benjolan menjadi hitam atau kebiruan, bagian tengah mencekung dan

tertutup kerak atau keropeng yang mudah berdarah dila dangkat.

2. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah

Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan

mudah berdarah bila disentuh.

3. Tahi lalat yang berubah warna

Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan

mudah berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di

sektarnya timbul bintik-bintik.

4. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh

Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah

diobati, koreng ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah
berdarah, adanya koreng karena terjadi benturan, bekas luka ang sudah lama

atau terinfeksi.

5. Bercak kecoklatan pada orang tua

Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama

permukaannya makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak gatal, dan tidak

sakit.

6. Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan

Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki

dan telapak tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam

keabuan,batas kabur,tepi tidak teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian

bercak cepat berubah menjadi lebih hitam, menonjol diatas permukaan kulit ,

dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah.

(Dalimartha, 2005)

D. KLASIFIKASI KANKER KULIT

Kanker kulit secara umum dibagiatas dua golongan besar yaitu, malenoma

maligna dan non malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi

dua yaitu karsinoma sel basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSS)

(dalimartha,setiawan,2005).

1. Non malenoma maligna

1) Karsinoma sel basal (KSB)

a.Definisi
Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit yang

timbul dari lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut.Kanker kulit jenis

ini tidak mengalami penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi

sel kanker dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit

sekitarnya. Karsinoma sel basal merupakan kanker kulit yang paling sering

ditemukan (Brunner and Suddarth, 2002).

b. Manifestasi klinis

Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya diwajah) dan

leher. Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, kaki

dan kulit kepala (Marwali, 2002).

Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu – abu

mengkilat, meninggi di atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah

berdarah.Papula makin lama makin membesar menjadi makula dan bagian

tengah dapat timbul ulkus atau tidak ada ulkus (Siregar, 2005).

Menurut (Marwali, 2000) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal ini

bervariasi, yaitu:

a) Tipe Nodulo-ulseratif

Merupakan jenis yang paling sering dijumpai.Lesi biasanya tampak

sebagai lesi tunggal.Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipartan

nasolabial, dahi dan tepi kelopak mata.Pada awalnya tampak nodul kecil,

transparan seperti mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi


meninggi. Kemudian lesi membesar secara perlahan dan suatu saat bagian

tengah lesi cekung, meninggalkan tepi yang meninggi dan keras.

b) Tipe Berpigmen

Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya pada

jenis ini berwarna coklet atau hitam berbintik-bintik atau homogeny yang

secara klinis dapat menyerupai melanoma.

c) Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing

Biasanya terjadi pada kepala dan leher.Lesi tampak sebagai plak

sklerotik yang cekung, berwarna putih kekuningan.

d) Tipe Superfisial

Lesi biasanya multiple, mengenai badan.Secara klinis tampak sebagai

plak transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk ovale

sampai ireguler dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti kawat.

e) Tipe Fibroepitelial

Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa

nodul kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek dengan

permukaan halus atau noduler dengan warna yang bervariasi

2) Karsinoma sel skuamosa

a. Defnisi

Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul

dari dalam epidermis.Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak

karena sinar matahari, karsinoma ini dapat pula timbul dar kulit yang
normal atau lesi yang sudah ada sebelumnya (Brunner and Suddarth,

2002).

Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena

sifatnya invasive dengan mengadakan metastase lewat system limfatik

atau darah.Metastase menyebabkan 75% kematian akibat dari karsinoma

sel skuamosa (Brunner and Suddarth, 2002).

b. Manifestasi klinis

Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada

daerah kulit yang terpapar sinar matahari dan membran mukosa, namun

dapat pula terjadi pada setiap bagian tubuh.Pada orang kulit putih lebih

sering dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas, sedangkan pada

orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih banyak pada

ekstremitas bawah, badan dan dapat pula dijumpai pada bibir bawah

serta punggung tangan (Marwali, 2002).

Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau

ulkus dengan tepi yang tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol

menyerupai kembang kol, pada perabaan keras dan mudah berdarah

yang berasal dari ulkus, permukaan dan tepi meninggi, warna

kekuningan. Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat

lain (Siregar, 2005).

Menurut Marwali (2002) gambaran klinis Karsinoma Sel Skuamosa

bervariasi, dapat berupa :


a) Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta

atau ulkus dengan tepi yang berbatas kurang jelas

b) Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas

permukaan kulit, tidak rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol,

berwarna merah atau pucat, membasah atau berdarah dan berbau.

c) Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna

kuning kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan

mengadakan metastasis ke kelnjar limfe regional atau ke organ-organ

dalam.

d) Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih sering

mengadakan invasi yang cepat dan terjadi metastasi.

2. Melanoma maligna

a. Definisi Melanoma Maligna

Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan

terdapatnya melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun

dermis (dan kadang-kadang sel subkutan) (Brunner and Suddarth, 2002)..

Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling

ganas dan berasal dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan

metastasis yang luas dalam waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran

limfe ke kelenjar regional, tetapi juga menyebar melalui aliran darah

kealat-alat dalam serta dapat menyebakan kematian (Marwali, 2000).


Melanoma Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari

melanosit dengan gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit

(Siregar, 2005).

b. Manifestasi klinis

Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini

sehingga diagnosis melanoma harus ditingkatkan bila penderita

melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau adanya tahi lalat atau tanda

lahir (tompel) yang berubah seperti:

1. Perubahan dalam warna

2. Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)

3. Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit)

4. Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar

5. Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi

berpigmen

Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah

menjadi ganas, dan dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja,

walaupun yang sering adalah terutama di telapak kaki, kepala/wajah,

leher, pinggang. Selain itu pada tahi lalat, yang mulai sering terasa gatal,

mudah berdarah,ada borok atau luka yang sukar sembuh, harus juga lebih

curiga.
Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas

adalah bila pada tahi lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma

maligna, yaitu:

A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan.

B= Border atau pinggirannya juga tidak rata.

C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa

kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan

berwarna putih, merah dan biru.

D= Diameternya lebih besar dari 6 mm

(Marwali, 2000).

c. Klasifikasi melanoma maligna

a) Melanoma superfisial

Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian

tubuh dan merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan.

Melanoma ini sering ditemukan serta ektremitas bawah.

b) Melanoma lentigo-maligna

Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh

dengan lambat pada daerah kulit yang terbuka,khususnya permukaan

dorsal tangan,kepala dan leher pada orang yang berusia lanjut.

c) Melanoma noduler

Melanoma noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang

menyerupai blueberry dengan permukaan yang relatife licin seta


berwarna biru hitam yang seragam. Melanoma noduler akan menginvasi

langsung kedalam lapisan dermis didekatnya (pertumbuhan vertikel) dan

dengan demikian memiliki prognosis yang buruk.

d) Melanoma akral-lentigonosa

Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang terdapat

didaerah yang terlalu terpajan sinar mataharidan tidak terdapat difolikel

rambut. Jenis melanoma ini sering terdapat ditelapak kaki,telapak tangan,

dasar kuku dan membrane mukosa yang berkulit gelap.

Berdasarkan tingkat penyebaran, Siregar (2005) membedakan

melanoma maligna dalam 5 stadium yaitu:

1. Stadium I

Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal (Melanoma in situ)

2. Stadium II

Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas

3. Stadium III

Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis

4. Stadium IV

Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis

5. Stadium V

Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan


6. Stadium VI

Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi

dengan kromatin kasar.Setiap sel mengandung butir melanin.Sel

berkelompok atau bergerombol. Pada dermis ditemukan infiltrate

limfosit atau makrofag yang mengandung melanin.

Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna yang

digunakan dalam stadium klinik (dengan beberapa modifikasi), yaitu

sebagai berikut:

1. Stadium I

Melanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau

ke kelenjar limfe regional.

2. Stadium II

Sudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe regional

3. Stadium III

Melanoma disseminata, dimana sudah terjadi metastasis jauh.

(Marwali, 2000).

d. Pengobatan melanoma maligna

Adapun pengobatan berdasarkan stadium Melanoma Maligna yaitu :

Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker melanoma maligna

ini adalah pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan

pembedahan, apabila telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan

operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Untuk


pengobatan secara medikomentosa dengan kemoterapi (obat-obat anti

kanker) yang dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu: alkylating

agents, antimetabolit, alkaloid tanaman, antibiotik antitumor, enzim,

hormon dan pengubah respon biologis. Dan pengobatan secara

nonmedikomentosa meliputi radioterapi, pembedahan dan terapi fisik.

Pembagian terapi berdasarkan stadium melanoma:

1. Stadium Klinik I Melanoma Malign.

Sampai saat ini metode pembedahan dengan eksisi luas masih tetap

merupakan cara pengobatan melanoma maligna yang terbaik.

2. Stadium Klinik II Melanoma Maligna

Eksisi luas disertai pengangkatan kelenjar limfe regional.

3. Stadium Klinik III Melanoma Maligna

a. Kemoterapeutik sistemik

Agen kemoterapeutik tradisional yang terbaik yaitu Dacarbazine/Dimetil

Triazeno Imidazole Carboxamide (DTIC).Dapat diberikan tersendiri atau

dikombinasi dengan obat kemoterapeutik sistemik lainnya.Respon

pengobatan dengan DTIC terjadi pada 20-25% penderita. Kemoterapeutik

sistemik yang direkomendasikan adalah:

DTIC: 200-300 mg/m2 (intravena) selama 5 hari, diulang tiap 3-4

minggu.Nitrosourea: 200 mg/m2 dosis tunggal (oral), diulang tiap 6

minggu atau kombinasi DTIC dan nitrosourea


b. Imunoterapi

BCG' merupakan imunoterapi aktif non spesifik, terutama digunakan

untuk pengobatan melanoma maligna yang mengadakan metastasis ke

kulit.Diberikan secara intralesi dan memberikan pengaruh yang cukup

bermanfaat. Hasilnya tidak menentu, tergantung pada sistem imunitas

penderita.Akhir-akhir ini dilakukan imunoterapi adoptif, dengan memakai

leukaferesis untuk mendapatkan limfosit dari kanker pasien, kemudian sel

itu diinkubasi dengan interleukin-2, untuk membentuk sel pembunuh

yang mengaktifkan limfokin (LAK), dan kemudian sel-sel LAK

diinfuskan kembali bersama pemberian interleukin-2.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium test dan Cuci darah.

Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian

malignasi dapat merubah komposisi atau status hematologic.

2. Biopsy jaringan

Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang

diperoleh dengan cara eksisi mengungkapkan informasi histologik mengenai

tipe, taraf invas dan ketebalan lesi. Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang

dicurigai terlalu luas untuk dapat diangkat dengan aman tanpa pembentukan

sikatriks yang berlebihan (Runkle & Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang

diperoleh dengan pemangkasan, kuratasee atau aspirasi jarum dianggap bukan

bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan.


3. pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.

Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk

menemukan adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah,

pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.

F. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi, proses malignansi.

2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi

3. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah,efek samping

kemoterapi atau radioterapi.

4. Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan proses penyakit

(kompresi/destruksi jaringan saraf,infiltrasi saraf atau suplai

vaskularnya,obstruksi jaringan saraf,inflamasi.).

5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan konsekuensi

kemoterapi

6. Kekurangan vulome cairan berhubungan dengan kerusakan kulit.

7. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi.

8. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.

G. Intervensi keperawatan

1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi

Intervensi :
a. Tinjau ulang pengalaman pasien / orang terdekat sebelum nya dengan

kanker. Tentukan apakah dokter telah mengatakan pada pasien dan apakah

kesimpulan pasien telah dicapai.

Rasional : Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep

berdasarkan pada pengalaman dengan kanker.

b. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.

Rasional : Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realitas serta

kesalahan konsep tentang dignosis.

c. Peratahan kan kontak sering dengan pasien.

Rasional :Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau di tolak;

berikan respek penerimaan individu, mengembangkan rasa kepercayaaan.

d. Bantu pasien/ orang terdekat dalam mengenali dan mengklasifikasi rasa takut

untuk memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa

takut.

Rasional :Keterampilan koping sering rusak setelah diagnosis dan selama

fase pengobatan yang berbeda. Dukungan dan konseling sering perlu untuk

memungkin kanindividu mengenal dan menghadapi rasa takut dan untuk

meyakini bahwa strategi kontrol/ koping tersedia.

e. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang.

Rasional : Memudahkan istirahat, menghemat energi, dan meningkatkan

kemampuan koping.
2. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah,efek samping

kemoterapi atau radioterapi.

Intervensi :

a. Diskusikan dengan pasien/ orang terdekat bagaimana diagnosis dan

pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi pasien/ rumah dan

aktivitas kerja.

Rasional : Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses

pemecahan masalah.

b. Dorong diskusi tentang/ pecahkan masalah tentang efek kanker/ pengobatan

pada peran sebagai ibu rumah tangga, orang tua, dan sebagai nya.

Rasional :Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi

penerimaan pengobatan atau merangsang kemnajuan penyakit.

c. Berikan dukungan emosi untuk pasien/ orang terdekat selama tes diagnostik

dan fase pengobatan.

Rasional :Meskipun beberapa pasien mampu beradaptasi/menyesuaikan

dengan efek kanker atau efek samping terapi banyak memerlukan dukungan

tambahan selama periode ini.

d. Gunakan sentuhan selama interaksi , bila dapat diterima pada pasien dan

mempertahankan kontak mata.

Rasional :Pemastian individualitas dan penerimaan penting dalam

menurunkan perasaan pasien tentang ketidakamanan dan keraguan diri.


3. Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan proses penyakit

(kompresi/destruksi jaringan saraf,infiltrasi saraf atau suplai

vaskularnya,obstruksi jaringan saraf,inflamasi.).

Intervensi :

a. Tentukan riwayat nyeri misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan

intensitas (skala 0 – 10 ) dan tindakan penghilang yang di gunakan.

Rasional : Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/

keefektifan intervensi. Catatan : pengalaman nyeri adalah individual yang di

gabungkan dengan baik respons fisik dan emosional.

b. Evaluasi/sadari terapi tertentumisalkan pembedahan, radiasi, kemotrapi,

bioterapi. Ajarkan pasien/ orang terdekat apa yang diharapkan.

Rasional : Ketidak nyamanan rentang luas adalah umum misalkan nyeri

insisi, kulit terbakar, nyeri punggung bawah, sakit kepala tergantung pada

prosedur/ agen yang digunakan.

c. Berikan tindkan kenyamanan dasar misal reposisi, gosokan punggung dan

aktifitas hiburan misal musik dan televisi.

Rasional :Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali

perhatian.

d. Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri misalkan teknik

relaksasi,visualisasi, bimbingan imajinasi, tertawa, musik dan sentuhan

teraupetik .
Rasional :Memungkin kan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan

meningkat kan rasa kontrol.

e. Evaluasi penghilang nyeri/ kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu.

Rasional :Tujuan nya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh

minimum pada AKS.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan konsekuensi

kemoterapi

a. Pantau masukan makan setiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian

tentang makanan sesuai indikasi.

Rasional :Mengidentifikasi kekuatan/ defisiensi nutrisi.

b. Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep.pastikan jumlah

penurunan berat badan saat ini. Timbang berat badan setiap hari.

Rasional :Membantu dan mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khusus

nya bila berat badan dan pengukuran antropometrik kurang dari normal.

c. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan

cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering/ lebih

sedikit yang di bagi – bagi selama sehari.

Rasional :Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan (

untuk menghilangkan produk sisa). Sumplemen dapat memainkan peran

penting dalam mempertahan kan masukan kalori dan protein adekuat.


d. Ciptakan suasana makan malam yang menyenangkan, dorong pasien untuk

berbagi makanan dengan keluarga/ teman

Rasional : Membuat waktu makan lebih menyenangkan yang dapat

meningkat kan masukan.

e. Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinas, latihan

sedang sebelum makan.

Rasional : Dapat mencegah awitan atau menurunkan berat nya mual,

penurunan anoreksia, dan memungkinkan pasien meningkatkan masukan

oral.

5. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi.

Intervensi :

a. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf dan pengunjung.

Batasi pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan pada isolasi sesuai

indikasi.

Rasional : Lindungi pasien dari sumber – sumber infeksi, seperti pengunjung

dan staf yangmengalami ISK.

b. Tekankan higene personal

Rasional :Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder.

c. Patau suhu

Rasional : Peningkatan suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat

kortikostreoid atau anti inflamsi karena berbagai faktor misal efek samping
terapi kemoterapi, proses penyakit atau infeksi. Identifikasi dini proses

infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk di mulai dengan segera.

d. Hindari/ batasi prosedur invasif. Taati teknik aseptik.

Rasional : Menurunkan resiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap

agen infeksius.

6. Gangguan integritas kulit b/d efek radiasi, proses malignansi.

a. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker; perhatikan

kerusakan/ pelambatan penyembuhan luka. Tekan kan pentingnya

melaporkan area terbuka pada pemberi perawatan.

Rasional : Efek kemerahan dan kulit samak ( reaksi radiasi) dapat terjadi

dalam area radiasi. Deskuaminasi kering ( kekeringan dan pruritus),

deskuamasi lembab ( lepuh) ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis,

dan kelenjar keringat juga dapat terlihat. Selain itu reaksi kulit dapat terjadi

pada bebebrapa agen kemoterapi.

b. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.

Rasional:Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.

c. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang

kering dari pada menggaruk.

Rasional :Membantu mencegah friksi/ trauma kulit.


d. Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep, dan bedak

kecuali di izinkan dokter.

Rasional :Dapat meningkatkan iritasi/ reaksi secara nyata.

e. Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat terapi radiasi.

Rasional ; Dilakukan untuk meinimalkan trauma pada area terapi radiasi.

f. Hindari menggaruk atau menggunakan sabun, losion, atau deodoran pada

area; hindari memberikan panas atau mengusahakan mencuci tanda/ tato

yang ada di kulit sebagai identifikasi area iradiasi.

Rasional : Dapat menimbulkan atau bahkan mempengaruhi pemberian

radiasi.

G. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

1. Penatalaksanaan medis

a. Pembedahan

Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan

normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut.

Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat

untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3 mm lesi-lesi dengan

kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari 3 mm ditangani melalui

pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80 %lesi dalam lebih dari 3 mm

kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50 %. Batas- batas

reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya direkomendasikan

menjadi paling sedikit 2-3 cm


b. Kemoterapi

kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara

topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung pada lesi. Agen-

agen yang digunakan meliputi 5 flourourasil atau psorelen. Obat-obat yang

paling umum digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin (DTIC),

dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah

secara sistemik. Saat ini kemoterapi sistemik belum dapat membuktikan

efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis

kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang dengan penyakit yang

menyebar secara luas

c. Terapi biologis

Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara

langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara

tubuh untuk bereaksi terhadap kanker.Bentuk umum dari bioterapi dibawah

penyelidikan untuk melanoma meliputi vaksin, injeksi bacterium yang

diketahui sebgaai BSG (Basilus Calmeete Guerin) dan penggunaan interferon,

interleukin, dan antibiotic monoklanal.Vaksinasi tersebut dibuat dari

melanoma yang diradiasi dan dinon-aktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin

tersebut akan mensintesis system imun untuk mengenal melanoma dan oleh

karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan

melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non-spesifik dari

system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-pasien fase
awal.Diharapkan bahwa injeksi BSG secara langsung kedalam metastase

nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi.

d. Terapi radiasi

Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan

energy sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, atau sumber-sumber radiasi

lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma

Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi

kedalaman), sifat-sifat yang invasive atau tidak invasive dan tidak adanya

kelenjar limfe yang mengalami metastase, tindakannya adalah :

1) Eksisi bedah : tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor

2) Pembedahan mikrografik moh : merupakan metode untuk mengangkat lesi

kulit yang malignan

3) Bedah elektro : merupakan teknik penghancuran atau penghilangan

jaringan dengan menggunakan energy listrik

4) Bedah beku : tujuannya menghancurkan tumor dengan cara de freezing

(alat jarum termokopel). Dilakukan setelah kemoterapi

5) Terapi radiasi : terapi ini sering dilakukan untuk kanker kelopak mata,

ujung hidung dan daerah didekat struktur yang vital

2. Penatalaksanaan keperawatan

Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran

perawat adalah :

1) Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan


2) Pemberian analgetik tepat

3) Meredakan ansietas

4) Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.

Anda mungkin juga menyukai