Anda di halaman 1dari 11

REFERAT

Karsinoma Sel Basal

Disusun Oleh:

Anisa Aulia Reffida

112021036

Pembimbing:

dr. Sammy Yahya, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

RSUD TARAKAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

PERIODE 14 Maret – 16 April 2022

1
Pendahuluan

Kanker kulit merupakan suatu keganasan yang timbul pada permukaan kulit dan
berasal dari sel epitel, sel pluripotensial atau dari sel melanin. Secara umum tumor ganas kulit
dibagi atas tiga golongan besar yaitu :

1. Melanoma Malignum
2. Non Melanoma Malignum yang terdiri dari :
a. Karsinoma Sel Basal (KSB)
b. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
3. Tumor Ganas Kulit lainnya (jarang)

Karsinoma sel basal adalah suatu tumor kulit yang bersifat ganas, berasal dari sel-sel
basal epidermis dan apendiknya. Tumor ini berkembang lambat dan tidak/jarang
bermetastasis. Keganasan pada karsinoma ini ialah keganasan lokal (localized malignant)
yaitu invasi ke tumor ke jaringan dibawah kulit (sub kulit), fasia, otot dan tulang, umumnya
tidak menyebabkan kematian.1-4

Epidemiologi

Karsinoma sel basal merupakan penyakit kanker kulit yang terbanyak dijumpai, 75 -
80% dari kanker non melanoma. Menurut data Badan Registrasi Kanker Ikatan Ahli Patologi
Indonesia (1989), dari 1530 kasus kanker kulit, yang terbanyak adalah kasus karsinoma sel
basal (39,93%). Di Amerika Serikat, insiden karsinoma sel basal semakin meningkat, dari
65% pada tahun 1980 menjadi 80% dari karsinoma kulit non melanoma pada tahun 2010.

Karsinoma sel basal lebih sering dijumpai pada orang kulit putih dari pada kulit hitam
dan paparan sinar matahari yang lama dan kuat berperan dalam perkembangannya. Lebih
sering dijumpai pada pria dan wanita dan sering terjadi pada usia lanjut, antara 50 – 80 tahun,
rata-rata sekitar 65 tahun. Karsinoma sel basal dapat juga dijumpai pada anak-anak dan
remaja walaupun jarang.1,3 Karsinoma sel basal yang diderita pada usia kurang dari 35 tahun
berkisar 1-3%, terutama pada pasien dengan sindrom nevoid KSB yang berpotensi menderita
karsinoma sel basal pada usia muda.

2
Predileksi kanker ini adalah di daerah muka yang terpajan sinar matahari (sinar UV).
Daerah muka yang paling sering terkena ialah daerah antara dahi dan sudut bibir, dari daerah
ini 2/3 atas yang paling sering terkena. Dari penyelidikan yang dilakukan di Indonesia
ternyata terdapat predileksi sebagai berikut : pipi dan dahi 50% ; Hidung dan lipatan hidung
28% ; Mata dan sekitarnya 17 % ; Bibir 5%.1,4,6

Etiologi

Sampai saat ini masih belum diketahui pasti penyebabnya. Dari beberapa penelitian
menyatakan bahwa faktor predisposisi yang memegang peranan penting perkembangan
karsinoma sel basal. Faktor predisposisi yang diduga sebagai penyebab yaitu : Faktor internal
: umur, ras, genetik, dan jenis kelamin. Faktor eksternal : radiasi ultraviolet (UV B 290- 320
nm), radiasi ionisasi, bahan-bahan karsinogenik, misalnya : arsen, inorganik, zat-zat kimia,
hidrokarbon polisiklik, trauma mekanis kulit misalnya : bekas vaksin, bekas luka bakar, iritasi
kronis, dll.1-6

Patogenesis

Karsinoma sel basal dari epidermis dan adneksa struktur (folikel rambut, kelenjar
ekstrin). Terjadinya didahului dengan regenerasi dari kolagen yang sering dijumpai pada
orang yang sedikit pigmentnya dan sering mendapat paparan sinar matahari, sehingga nutrisi
pada epidermis terganggu dan merupakan prediksi terjadinya suatu kelainan kulit. Melanin
berfungsi sebagai energi yang dapat menyerap energi yang berbeda jenisnya dan menghilang
dalam bentuk panas. Jika energi masih terlalu besar dapat merusak sel dan mematikan sel
atau mengalami mutasi untuk selanjutnya menjadi sel kanker.

Beberapa peneliti mengatakan terjadinya karsinoma sel basal merupakan gabungan


pengaruh sinar matahari, tipe kulit, warna kulit dan faktor predisposisi lainnya. Peningkatan
radiasi ultraviolet dapat menginduksi terjadinya keganasan kulit pada manusia melalui efek
imunologi dan efek karsinogenik. Transformasi sel menjadi ganas akibat radiasi ultraviolet
diperkirakan berhubungan dengan terjadinya perubahan pada DNA yaitu terbentuknya photo
product yang disebut dimer pirimidin yang diduga berperan pada pembentukan tumor. Reaksi
sinar ultraviolet menyebabkan efek terhadap proses karsinogenik pada kulit antara lain :

3
lnduksi timbulnya menjadi sel kanker, menghambat immunosurveillance dengan
menginduksi limfosit T yang spesifik untuk tumor tertentu.7,8

Gambaran Klinis

Karsinoma sel basal umumnya mudah didiagnosis secara klinis. Ruam dari karsinoma
sel basal terdiri dari satu atau beberapa nodul kecil seperti lilin (waxy), semitranslusen
berbentuk bundar dengan bagian tengah lesi cekung (central depresion) dan bisa mengalami
ulserasi dan pendarahan, sedangkan bagian tepi meninggi seperti mutiara yang merupakan
tanda khas yang pada pinggiran tumor ini.

Pada kulit sering dijumpai tanda-tanda kerusakan seperti telangiektasis dan atropi.
Lesi tumor ini tidak menimbulkan rasa sakit. Adanya ulkus menandakan suatu proses kronis
yang berlangsung berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan ulkus ini secara perahan-lahan
dapat bertambah besar. Gambaran klinik karsinoma sel basal bervariasi. Terdapat 5 tipe dan 3
sindroma klinik yaitu :

1. Tipe Nodula-ulseratif (Ulkus Rodens)


Jenis ini dimulai dengan nodus kecil 2 – 4 mm, translusen, warna pucat seperti lilin
(waxy-nodulo). Dengan inspeksi yang teliti, dapat dilihat perubahan pembuluh darah
superficial melebar (telangiektasis).
Permukaan nodus mula-mula rata tetapi kalau lesi membesar, terjadi cekungan
ditengahnya dan pinggir lesi menyerupai bintil-bintil seperti mutiara (pearly border).
Nodus mudah berdarah pada trauma ringan dan mengadakan erosi spontan yang
kemudian menjadi ulkus yang terlihat di bagian sentral lesi.
Kalau telah terjadi ulkus, bentuk ulkus seperti kawah, berbatas tegas, dasar irreguler
dan ditutupi oleh krusta. Pada palpasi teraba adanya indurasi disekitar lesi terutama
pada lesi yang mencapai ukuran lebih dari 1 cm, biasanya berbatas tegas, tidak sakit
atau gatal. Dengan trauma ringan atau bila krusta diatasnya diangkat, mudah berdarah.
2. Tipe Pigmented
Gambaran klinisnya sama dengan nodula-ulseratif, adanya pada jenis ini berwarna
coklat atau berbintik-bintik atau homogen (hitam merata) kadang- kadang menyerupai
Melanoma. Banyak dijumpai pada orang dengan kulit gelap yang tinggal pada daerah
tropis.

4
3. Tipe Morphea-like atau fibrosing
Merupakan jenis yang agak jarang ditemukan. Lesinya berbentuk plakat yang
berwarna kekuningan dengan tepi yang tidak jelas, kadang-kadang tepinya meninggi.
Pada permukaannya tampak beberapa folikel rambut yang mencekung sehingga
memberikan gambaran seperti sikatriks.
Kadang-kadang tertutup krusta yang melekat erat. Jarang mangalami ulserasi. Tepi ini
cenderung invasif ke arah dalam. Tepi ini menyerupai penyakit morphea atau
skleroderma.
4. Tipe Superfisial
Berupa bercak kemerahan dengan skuama halus dan tepi yang meninggi. Lesi dapat
meluas secara lambat, tanpa mengalami ulserasi. Umumnya multipel, terutama
dijumpai pada badan, kadang-kadang pada leher dan kepala.
5. Tipe Fibroepitelioma
Berupa satu atau beberapa nodul yang keras dan sering bertangkai pendek,
permukaannya halus dan sedikit kemerahan. Terutama dijumpai dipunggung. Tipe ini
sangat jarang ditemukan.
Sindroma klinik yang merupakan bagian penting dari karsinoma sel basal yaitu :
1. Sindroma karsinoma sel basal nevoid.
Dikenal sebagai sindroma Gorlin-Goltz merupakan suatu sindroma yang
diturunkan secara autosomal dan terdiri dari :
- Kelainan kulit : berupa nodul kecil yang multipel yang terdapat pada masa
kanak-kanak atau akhir pubertas, terutama dijumpai pada muka dan badan.
- Selama stadium nevoid, ukuran dan jumlah nodur bertambah. Sering setelah
umur dewasa, lesinya mengalami ulserasi dan ke dalam stadium neoplastik dimana
terjadi invasi, destruksi dan multilasi. Kematian dapat terjadi karena invasi ke otak
terdapat cekungan (pit's) pada telapak tangan dan kaki
- Kelainan tulang : berupa kista pada rahang, kelainan pada tulang iga dan
tulang belakang (skoliosis, spina bifida).
- Kelainan sistem saraf : berupa perubahan menonjol dan retardasi mental
- Kelainan mata : berupa katarak, buta kongenital.
2. Sindroma linear and generalized folicular basal cell nevi.
Merupakan jenis yang sangat jarang ditemui pada lesi yang linier, berupa
nodul disertai komedo dan kista epidermal, tersusun seperti garis dan unilateral.
Biasanya terdapat sejak lahir. Pada jenis generalized folicular ditemukan adanya

5
kerontokan rambut yang bertahap, akibat kerusakan folikel rambut akibat
pertumbuhan tumor.
3. Sindrom Bazex
Diturunkan secara dominan. Muncul biasanya pada masa remaja dan dewasa
muda, tetapi kadang-kadang terjadi pada masa kanak-kanak. Disamping itu ada juga
tipe-tipe klinis yang jarang dijumpai yaitu : fibro epitelioma, giant pore BCC, wild
fire BCC, angiomatous BCC, lipoma like BCC, giant exophytic BCC, hiperkreatotic
BCC dan intra oral BCC.1,8,11,12

Pemeriksaan Penunjang

Biopsi kulit untuk pemeriksaan histopatologis pada tipe nodulo-ulseratif menunjukkan


massa tumor berupa pulau-pulau sel basaloid dengan tepi lapisan sel yang intinya tersusun,
seperti pagar (palisade). Pada tipe superfisial, sel tumor ini seperti tunas atau proliferasi
iregular di bawah epidermis. Pada tipe morfea, sel tumor tersusun seperti pita di dalam
stroma yang fibrosis. Pada tipe fibroepitelioma, sel tumor tersusun seperti pita yang tipis,
panjang, bercabang, dan saling berhubungan di dalam stroma yang fibrosis.

Diagnosis Banding

1. Karsinoma sel skuamosa

2. Melanocytyc naevi (Nevus Pigmentosus)

3. Melanoma Malignan

4. Trichoepitelioma

5. Hiperplassia sebaceus.

6. Keratosis seboroik (Keratosis senelis)1,2-4,7

Diagnosis

6
Ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik (gejala klinis), dan
pemeriksaan histopatologis. Dari anamnesis terdapat kelainan kulit terutama dimuka yang
sudah berlangsung lama berupa benjolan kecil, tahi lalat, luka yang sukar sembuh, lambat
menjadi besar dan mudah berdarah. Tidak ada rasa gatal / sakit. Pada pemeriksaan fisik
terlihat papul / ulkus dapat berwarna seperti warna kulit atau hiperpigmentasi. Pada palpasi
teraba indurasi. Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional. Pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan histopatologi yaitu dengan dilakukan biopsi. Pada setiap
kelainan kulit yang tersangka Karsinoma Sel Basal harus dilakukan biopsi.1

American Cancer Society menganjurkan agar memeriksakan kulit ke dokter setiap


tiga tahun bagi usia 20-39 tahun dan setiap tahun bagi usia di atas 40 tahun. Selain itu, dapat
juga dilakukan Periksa Kulit Sendiri (SAKURI), yaitu metode pemeriksaan kulit mandiri
yang rutin dilakukan sebulan sekali dalam rangka mendeteksi dini kanker kulit. Dengan
pencahayaan yang cukup, lakukan langkah-langkah SAKURI seperti gambar berikut.

7
Penatalaksanaan

Tujuan karsinoma sel basal yaitu kesembuhan dengan hasil kosmetik yang baik
karena umumnya karsinoma sel basal terdapat pada wajah. Terapi dapat bersifat preventif dan
kuratif. Banyak metode pengobatan karsinoma sel basal yaitu :

 Preventatif
Oleh karena sinar matahari predisposisi utama untuk terjadi kanker kulit maka perlu
diketahui perlindungan kulit terhadap sinar matahari, terutama bagi orang-orang yang
sering melakukan aktivitas diluar rumah dengan cara memakai sunscreens (tabir
surya) selama terpajan sinar matahari. Penggunaan tabir surya untuk kegiatan diluar
rumah diperlukan tabir surya dengan SPM yang lebih tinggi (>15-30).
Adanya hubungan antara terbentuknya berbagai radikal bebas antara lain akibat sinar
UV pada beberapa jenis kanker kulit, telah banyak dilaporkan. Pemakaian antioksidan
dapat berfungsi untuk menetralkan kerusakan atau mempertahankan fungsi dari
serangan radikal bebas. Telah banyak bukti bahwa terpaparnya jaringan dengan
radikal bebas dapat mengakibatkan berbagai gejala klinik atau penyakit yang cukup
serius.
Akibat reaksi oksidatif radikal bebas di DNA menimbulkan mutasi yang akhirnya
menyebabkan kanker. Diantara antioksidan tersebut adalah ; betakaroten, vitamin E,
dan vitamin C.1
 Kuratif
1. Bedah eksisi
Bedah eksisi atau bedah skalpel pada karsinoma sel basal dini memberikan tingkat
sembuhan yang tinggi.1
2. Radioterapi
Penyinaran lokal diberikan lapangan radiasi meliputi tumor dengan 1 - 2 cm
jaringan sehat disekelilingnya. Penyinaran dilakukan dengan dosis 200 cGy per
fraksi, 5 fraksi dalam 1 minggu dengan total dosis 4000 cGy.1
3. Kuretasi dan elektrodesikasi
Dilakukan pada tingkat yang dini, cara yang terbaik dengan cara cutting dan
koagulasi dibantu dengan curettage. Jika hendak mengambil spesimen jaringan
untuk pemeriksaan histopatologi, dilakukan dengan electro section (pure cutting).
Terlebih dahulu diberi marker 3 - 5 mm di luar tumor.1

8
4. Bedah beku (cryosurgery)
Bedah beku adalah suatu metode pengobatan dengan menggunakan bahan yang
dapat menurunkan suhu jaringan tubuh dari puluhan sampai ratusan derajat
Celcius di bawah nol (subzero). Efek yang ingin dicapai :
a. Perubahan sel epidermal dan epidermolisis dengan pembekuan ringan dimana
terjadi vesikulasi (tampak vesikel atau bula), kemudian diikuti krustasi dan
proses wound healing tanpa jaringan parut dan kemungkinan hipopigmentasi.
b. Cryonecrosis, destruksi serta nekrosis sel dalam jaringan dermis dan jaringan
dibawahnya dengan cara pembentukan kristal es intra dan ekstra sel, akibatnya
terjadi kerusakan membran sel dan perubahan konsentrasi elektrolit, iskemik,
respon immunologik selama masa pencarian kristal es (thaw period).1
5. Bedah kimia
6. Krim imiquimod 5% setiap hari atau 5 hari/minggu selama 12 minggu

Rekurensi

Karsinoma sel basal mempunyai rekurensi tinggi, terutama bila pengobatan tidak
adekuat. Biasanya rekurensi terjadi 4 bulan pertama sampai 12 bulan setelah pengobatan.2

Prognosis

Umumnya, tumor tumbuh setempat dan jarang sekali yang bermetastasis, tetapi dapat
sangat destruktif pada jaringan sekitarnya.

Kesimpulan

1. Karsinoma sel basal merupakan tumor kulit malignat yang berasal dari sel-sel basal
epidermis dan appendiknya, berkembang lambat dan tidak/jarang bermetastase, serta
tidak mengakibatkan kematian.
2. Faktor predisposisi dan pajanan sinar matahari sangat berperan dalam perkembangan
karsinoma sel basal.
3. Diagnosa karsinoma sel basal ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan
pemeriksaan histopatologis.

9
4. Pengobatan karsinoma sel basal bertujuan untuk kesembuhan dengan hasil kosmetik
yang baik.
5. Prognosis karsinoma sel basal umumnya baik apabila dapat ditegakkan diagnosis dini
dan pengobatan segera.

10
DAFTAR PUSTAKA
1. Cipto H, Pratomo U.S et al : Deteksi dan Penatalaksanaan Kanker Kulit Dini,
FKUl Jakarta 2011 : 15-24, 30-40, 73-85.
2. Harahap M : llmu penyakit kulit cetakan I, Hipokrates, Jakarta 2010, 222- 226.
3. Tambunan GW : Diagnosis dan Tata Laksana Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak di
Indonesia, Edisi l, EGC, Jakarta 1991: 52-58.
4. Arinold HL, et al : Andrew's Disesases of the skin, 9th edition, WB Soundeos Co
2010 : 820-829.
5. Moschella SL, Hurley Hj : Dermatology 3rd edition, WB Sounders Co 2015. Bol2
: 1746-1749.
6. Habib TB : Clinical Dermatology, 3rd edition, mosty missaouri 2016 : 649- 659.
7. Fitzpatrick TB et al : Dermatology in General Medicine, 4rd edition, Mc. Graw
Hill Inc 1993, Vol : 840-846.
8. Jayanta K, Widjaya Hakim R dkk : penanganan Karsinoma Sel Basal Dalam :
Perkembangan Orkologi dan Bedah Kulit di Indonesia, Kumpulan Makalah
Lengkap PTT V Perdoski Semarang November 2010.
9. Farmer ER, Hood AF : Pathology of Skin, Prentice Hall International 2010 : 568-
579.
10. Murphy F,G : Dermathology in General Medicine, 4rd edition, Mc. Graw Hill Inc
2013, Vol : 840-846.
11. Kanoko M : Beberapa Aspek Patologik Tumor Ganas Kulit Melanom dan Non
Melanoma. Dalam : Perkembangan Onkologi dan Bedan Kulit di Indonesia, Pada
Kumpulan Makalah Lengkap Pertemuan Ilmiah Tahunan V Perdoski Tahun 2010 :
Penerbit : Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang, 2010 : 24-25.
12. Lever WF : Histopatology of The Skin, 6rd edition, JB Lippincot Company,
2013 : 562-574.

11

Anda mungkin juga menyukai