Disusun Oleh:
Pembimbing:
1) Non Maligna
a. Nevus Pigmentosus merupakan tumor yang tersusun dari sel-sel nevus. Sel-
sel nevus berasal dari neural crest membentuk sarang-sarang pada lapisan
basal epidermis dan tau dermepidermal. Dapat terjadi pada seluruh tubuh
termasuk membrane mukosa dekat permukaan tubuh. Lesi dapat datar,
papuler, atau papilamatosa, ukuran bervariasi dari sebesar peniti sampai
sebesar telapak tangan. Pigmentasinya juga bervariasi dari warna kulit
sampai coklat kehitaman. Dapat dibedakan menjadi:
1. Lesi hamartomatosa dari kelenjar sebasea biasa timbul pada wajah dan
kulit kepala. Gambaran lesi soliter/multiple, berbentuk plakat, berwarna
kuning kecoklatan, orange, erah mengkilat, violase, dengan diameter
beberapa mili hingga sentimeter.
2. Sindrom nevus epidermal merupakan kelainan kulit berupa nevus
epidermal yang berhubungan dengan berbagai kelainan sistem organ
lain.
b. Skin tag
Skin tag, disebut juga soft wart, acrochordon, cutaneous papilloma,
fibroma durum, fibroepithelial polyp, atau soft fibroma, merupakan tumor
jinak kulit yang berasal dari jaringan fibrovaskuler epidermis dan dermis,
sering menggantung, terutama pada area lipatan kulit. Banyak ditemukan
pada usia pertengahan dan orang tua, umumya pada wanita. Skin tag sering
ditemukan bersamaan dengan KS pada daerah leher dan intertriginosa
(aksila, inframammae, lipat paha), dapat profus sampai ke wajah, punggung
dan dada, dengan gambaran klinis berupa papul bulat/oval, teraba lunak,
bertangkai dengan panjang bervariasi, ukuran massa 1 mm - 1 cm, warna
mulai dari sewarna kulit sampai hiperpigmentasi.
d. Keratosis seboroik
Merupakan tumor jinak pada kulit yang berasal dari proliferasi
epidermis dan keratin menumpuk diatas permukaan kulit sehingga
memberikan gambaran yang menempel. Biasanya berupa lesi datar,
berwarna coklat muda sampai tua, berbatas tegas dengan permukaan licin
atau hiperkeratotik bisa mengelupas berulang kali. Lama kelamaan lesi akan
menebal dan mengalami pigmentasi yang gelap dan tertutup oleh skuamosa
berminyak. Predileksi pada daerah seboroik yaitu dada, punggung, perut,
wajah, dan leher. Karena letaknya yang superfisial pengobatannya mudah
dihilangkan dengan kuretase, having, elektrodesikasi, eksisi, dermabrasi,
bedah beku dengan nitrogen selama 15-25 detik atau laser.
e. Hemangioma
Adalah tumor jinak pembuluh darah yang terdiri dari proliferasi sel-sel
endotel yang dapat terjadi pada kulit membrane mukosa dan organ-organ
lain, dibedakan menjadi:
1. Hemangioma strawberi
Merupakan tumor vaskuler jinak yang terdiri dari kapiler-kapiler
dengan proliferasi endotel yang membatasi ruang vaskuler. Terjadi saat
lahir, dalam 2 minggu pertama kehidupan sebagai macula merah muda
yang dikelilingi oleh halo berwarna putih. Dapat terjadi pada semua
tempat paling sering kepala dan leher. Cepat berkembang dalam 3-6
bulan. Berupa papula berbentuk lobuler, berbatas tegas, berwarna merah
cerah dengan konsistensi lunak.
Dilakukan observasi karena dapat regresi alamiah. Terapi aktif
diberikan jika melibatkan organ-organ vital, pertumbuhan cepat tidak
lazim disertai dengan destruktif fisiologis dan kormetik serta perdarahan.
Gambar 6. Hemangioma
2. Hemangioma kavernosa
Merupakan tumor jinak vaskuler terdiri dari pembuluh darah vena
yang melebar pada dermis dan jaringan subkutasn. Lesi berupa plak,
nodul, tumor dengan batas tidak tegas dan ukuran bervariasi. Saat ditekan
mengempis dan mengembang kembali, lesi superfisial berwarna merah
dan lesi dalam berwarna kebiruan. Pengobatan dengan kortikosteroid
parenteral dan eksisi bedah.
2) Maligna
a. Karsioma sel basal
Merupakan kanker kulit tersering, insidens banyak pada laki-laki,
pertumbuhan tumor ini lambat dan jarang metastasis jauh. Faktor resiko
antara lain paparan radiasi ultraviolet, kulit putih, rambut merah dan
pirang, mata biru, Riwayat kanker pada keluarga, diet tinggi kalori,
radiasi ion, zat kimia dan arsenic. Tipe karsinoma sel basal yaitu:
1. Nodular
Merupakan tipe karsinoma sel basal tersering (60%) dan
umumnya memiliki gambaran nodul bulat, seperti bertanduk
(pearly) dan papulae berwarna seperti daging dengan telangiektasis.
jika membesar lesi ini umumnya membentuk ulkus di sentral,
pinggiran menonjol dan tepi bertanduk dengan telangiektasis.
Umumnya berlokasi di wajah walaupun badan dan ekstremitas juga
bisa terkena.
2. Cystic
Merupakan varian dari nodular karsinoma sel basal yang
kajadiannya tidak sering. Tipe ini secara klinis sulit dibedakan
dengan karsinoma sel basal nodular, walaupun lesi ini terkadang
rnempunyai garnbaran polipoid. Gambaran khasnya adalah berupa
lesi kistik berwarna kebiruan samoai abu-abu (bluish-gray cyst-like
lesion). Bagian tengah kista ini berisi mucin jernih yang
konsistensinya seperti gelatin.
3. Pigmented
Juga merupakan varian dari nodular karsinoma sel basal yang
kejadiannya juga jarang. Tipe ini memiliki tampilan berupa macula
berwarna coklat sampai hitam, sering sulit dibedakan dengan
melanoma. Gambaran khasnya, beberapa area dari tumor ini tidak
terdapat pigment. Terkadang disertai dengan pearly, tepi rnenonjol
dengan telangiektasis, gambaran ini membantu mernbedakan tumor
ini dari melanoma.
4. Morpheaform
Merupakan varian yang jarang (10%) dimana sel-sel
menginduce proliferasi dari fibriblast di dalam dermis dan
meningkatkan deposisi kollagen (sclerosis) yang secara klinis
menyerupai skar. Tumor ini terlihat sebagai plak putih atau kuning,
berlilin, sclerotic dan jarang membentuk ulkus. Karena tumor
menginfiltrasi serat kollagen, terapinya sukar dan sulit menentukan
batas klinis tumor.
5. Superfisial
Tampilan klinis berupa plak atau tarnbalan (patch) yang
eriternatous dengan batas yang tegas dan multisentris. Terkadang
terdapat skar didalam plak atau patch. Tumor ini menyebar
superficial dan dapat melibatkan area yang luas.
6. Micronodular
Tipe ini mempunyai tampilan berupa plak menerupai indurasi
dengan batas yang kabur. lnsiden rekurensi tinggi dan berperilaku
agresif.
7. Tipe lain
Aaggressive-growth, infiltrative-growth, metatypical dan
Differentiated (Keratotic, infundibulocystic, follicular,
pleomorphic).
Lesi seperti tahi lalat yang membesar, dapat pula lesi tersebut berupa
borok yang tidak sembuh. Gambaran klasik dikenal sebagai ulkus rodent
yaitu ulkus dengan tepi tidak rata, warna kehitaman dengan perifer
tampak hiperplasia (meninggi) dan di sentral ulkus. Pemeriksaan
penunjang dengan pemeriksaan laboratorium, radiologi, sitologi, dan
pemeriksaan histopatologi. Terapi adalah dengan eksisi, moles
micrography surgery, kuretase, laser, cryoterapi. Dapat diberikan terapi
topical.
c. Melanoma maligna
Angka kematian juga meningkat dan menempati urutan kedua
penyebab kematian karena kanker, setelah kanker paru dan penyebab
utama kematian karena kanker kulit. Tipikal pasien melanoma memliki
kulit yang rentan terhadap sinar matahari. lndividu yang pernah
menderita melanoma dan yang memiliki multiple displatic nevi berisiko
lebih tinggi. Familial melanoma adalah jarang namun memiliki faktor
genetikal. Melanoma dapat menyerang semua tempat ditubuh namun
lebih sering pada ektremitas bawah untuk wanita dan trunkus (tubuh)
untuk pria. Risiko untuk terkena melanoma maligna adalah 1 dari 73
wanita dan1 dari 49 pria. Pada populasi non-kulit putih, lokasi melanoma
lebih banyak di akral (subungual, palmar, plantar) dan mukosa.
Secara morfologi melanoma maligna dapat diklasifikasikan menjadi
4 tipe yang tersering, yaitu :
1. Nodular melanoma (NM), merupakan jenis yang tersering
diIndonesia sedangkan di negara barat merupakan yang kedua
terbanyak 15%-30%, pertumbuhannya lebih agresif. Jenis kelainan
ini sering menimbulkan ulkus yang berwarna hitam pekat, yang
tumbuh secara bersamaan baik secara vertikal maupun radial. Lokasi
tersering adalah trunkus, kepala atau leher. Dapat muncul dari nevus
atau kulit normal. Lesi dapat berupa papula, nodule atau
pedunculated dengan diameter rata-rata 1-2cm. Berbeda dengan tipe
melanoma lainnya warna uniform blue-black, bluish-red atau
amelanotik. Lesi terkadang simeris dengan tepi teracur. Diagnosa
differensial adalah hemangioma, pyogenic granuloma, blue nevus,
eccrine poroma, dan pigmented karsinoma sel basal.
2. Superfisial spreading melanoma (SSM), jenis ini di Indonesia
merupakan yang kedua terbanyak, akan tetapi di negara -negara barat
merupakan yang terbanyak (70%). Dan jenis ini tumbuh radial jauh
mendahului pertumbuhan vertikal, yang kebanyakan berasal dari
nevus. Tanda awal dari perubahan nevus adalah adanya fokal area
kehitaman dengan batas tidak tegas. SSM dapat muncul di banyak
tempat namun yang sering adalah di kaki/tunkai dan punggung
dengan puncak insiden pada dekade ke 4 dan ke 5.
3. Lentigo maligna melanoma (LMM), tipe ini jarang diketemukan di
Indonesia, di negara barat sekitar 4%-10% lokasi yang tersering
adalah pada wajah, dan umumnya terjadi pada usia tua (median age
65 tahun), pertumbuhannya vertikal dan sangat lambat, lokasi yang
sering terkena adalah daerah muka yang sering terpapar sinar
matahari, walaupun dapat juga di daerah yang tidak terpapar sinar
matahari.
4. Acral lentigo melanoma (ALM), ini merupakan jenis yang lebih
banyak ditemukan pada orang kulit berwarna. Di Jepang kasus ini
mempunyai insidensi 70% dari semua kasus melanoma maligna, di
negara barat 2%-8%, sering terjadi pada telapak tangan, telapak kaki,
atau di bawah nail bed. Diagnosis ALM sering terlarnbat karena
pasien umumnya datang saat stadium lanjut dan berhubungan dengan
prognosis yang lebih buruk. Jenis ini sering dinyatakan yangpaling
agresif dibanding tipe lainnya. Hal ini mungkin karena sering
terlambat didiagnosis.
Keluhan utarna umurnnya adalah tahi lalat yang membesar, tumbuh
progresif, gatal, berdarah dan disertai borok. Pada perneriksaan fisik
tumor dikulit berwarna coklat muda sampaihitam, bentuk nodule, plak
disertai luka. Terkadang lesi tidak berwarna (amelanotik melanoma).
Untuk menegakkan diagnosis secara klinis melanoma maligna, sebagai
penuntun untuk menyaringnya ada 3 gejala mayor dan 4 gejala minor
yang ditemukan pada lesi yang berpigmentasi (nevus).
Tiga gejala mayor itu adalah :
1. Perubahan ukuran
2. Tepi yang irreguler
3. Warna yang tidak merata
Empat gejala minor adalah :
1. Ukuran lesi dengan diameter > 7 mm
2. lnflamasi
3. Sering berdarah
4. Perubahan sensasi dari kulit sekitar
1. Sudarsa IW. BUKU AJAR BEDAH ONKOLOGI: Mata Kuliah BDH 202
Program Studi Ilmu Bedah Tingkat Bedah Dasar. Airlangga University
Press; 2019 Dec 1.
2. Suyatno, & Pasaribu, E. T. Kanker Kulit. In Bedah onkologi diagnosis dan
terapi (2 ed., p. 155). 2014. Jakarta: Sagung Seto.