Anda di halaman 1dari 20

Neoplasma Pada Kulit

Disusun Oleh:

Diora Asha Divanna, S.Ked*

Pembimbing:

dr. Sondang Nora Harahap, Sp.B, Subsp. Onk (K) **

PROGRAM PROFESI DOKTER


BAGIAN ILMU BEDAH
RSUD RADEN MATTAHER KOTA JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
Anatomi kulit
\

Gambar 1. Anatomi Kulit

1. Lapisan epidermis terdiri atas: stratum korneum, stratum lusidum, stratum


granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale.
2. Lapisan dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal
daripada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat
dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi
menjadi dua bagian yakni:
a. Pars retikulare yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung
serabut saraf dan pembuluh darah.
b. Pars papilaris yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah
subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya
serabut kolagen, elastik, dan retikulin.
3. Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringa ikat longgar
berisi sel-sel lemak di dalamnya.

1) Non Maligna
a. Nevus Pigmentosus merupakan tumor yang tersusun dari sel-sel nevus. Sel-
sel nevus berasal dari neural crest membentuk sarang-sarang pada lapisan
basal epidermis dan tau dermepidermal. Dapat terjadi pada seluruh tubuh
termasuk membrane mukosa dekat permukaan tubuh. Lesi dapat datar,
papuler, atau papilamatosa, ukuran bervariasi dari sebesar peniti sampai
sebesar telapak tangan. Pigmentasinya juga bervariasi dari warna kulit
sampai coklat kehitaman. Dapat dibedakan menjadi:
1. Lesi hamartomatosa dari kelenjar sebasea biasa timbul pada wajah dan
kulit kepala. Gambaran lesi soliter/multiple, berbentuk plakat, berwarna
kuning kecoklatan, orange, erah mengkilat, violase, dengan diameter
beberapa mili hingga sentimeter.
2. Sindrom nevus epidermal merupakan kelainan kulit berupa nevus
epidermal yang berhubungan dengan berbagai kelainan sistem organ
lain.

Gambar 2. Nevus pigmentosus

Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu pemeriksaan histopatologi


dengan biopsi, teteapi jika tidak bisa dilakukan dapat digunakan alat sirface
mikroskopi dengan Teknik mikroskop epiluminesen. Pada umumnya tidak
dilakukan pengobatan, tetapi jika mengganggu dapat dilakukan eksisi.

b. Skin tag
Skin tag, disebut juga soft wart, acrochordon, cutaneous papilloma,
fibroma durum, fibroepithelial polyp, atau soft fibroma, merupakan tumor
jinak kulit yang berasal dari jaringan fibrovaskuler epidermis dan dermis,
sering menggantung, terutama pada area lipatan kulit. Banyak ditemukan
pada usia pertengahan dan orang tua, umumya pada wanita. Skin tag sering
ditemukan bersamaan dengan KS pada daerah leher dan intertriginosa
(aksila, inframammae, lipat paha), dapat profus sampai ke wajah, punggung
dan dada, dengan gambaran klinis berupa papul bulat/oval, teraba lunak,
bertangkai dengan panjang bervariasi, ukuran massa 1 mm - 1 cm, warna
mulai dari sewarna kulit sampai hiperpigmentasi.

Gambar 3. Skin tag

Skin tag bukan ancaman malignansi pada dewasa, terapi biasanya


untuk alasan kosmetik atau karena iritasi. Terapi paling mudah dan tanpa
anestesi ialah dengan scissor excision. Lesi kecil dapat diterapi dengan
elektrodesikasi atau cryotherapy. Lesi berukuran >2 cm harus dieksisi.
Kadang-kadang dapat terjadi resolusi spontan, tetapi biasanya menetap
dalam waktu lama. Evaluasi patologik tidak perlu dilakukan kecuali skin tag
muncul di masa kanak-kanak, sebab biasanya merupakan inisial presentasi
dari sindrom nevoid basal cell carcinoma.
c. Veruka vulgaris
Predileksi pada ekstremitas bagian ekstensor. Awalnya ukuran hanya
sebesar jarum dengan permukaan halus dan mengkilap. Dalam beberap
minggu hingga bulan kian membesar, permukaan kasar, berwarna abu-abu
dan kehitaman. Dapat dilakukan Tindakan elektrokauter, ekstirpasi, bedah
beku dan TCA.
Gambar 4. Veruka vulgaris

d. Keratosis seboroik
Merupakan tumor jinak pada kulit yang berasal dari proliferasi
epidermis dan keratin menumpuk diatas permukaan kulit sehingga
memberikan gambaran yang menempel. Biasanya berupa lesi datar,
berwarna coklat muda sampai tua, berbatas tegas dengan permukaan licin
atau hiperkeratotik bisa mengelupas berulang kali. Lama kelamaan lesi akan
menebal dan mengalami pigmentasi yang gelap dan tertutup oleh skuamosa
berminyak. Predileksi pada daerah seboroik yaitu dada, punggung, perut,
wajah, dan leher. Karena letaknya yang superfisial pengobatannya mudah
dihilangkan dengan kuretase, having, elektrodesikasi, eksisi, dermabrasi,
bedah beku dengan nitrogen selama 15-25 detik atau laser.

Gambar 5. Keratosis Seboroik

e. Hemangioma
Adalah tumor jinak pembuluh darah yang terdiri dari proliferasi sel-sel
endotel yang dapat terjadi pada kulit membrane mukosa dan organ-organ
lain, dibedakan menjadi:
1. Hemangioma strawberi
Merupakan tumor vaskuler jinak yang terdiri dari kapiler-kapiler
dengan proliferasi endotel yang membatasi ruang vaskuler. Terjadi saat
lahir, dalam 2 minggu pertama kehidupan sebagai macula merah muda
yang dikelilingi oleh halo berwarna putih. Dapat terjadi pada semua
tempat paling sering kepala dan leher. Cepat berkembang dalam 3-6
bulan. Berupa papula berbentuk lobuler, berbatas tegas, berwarna merah
cerah dengan konsistensi lunak.
Dilakukan observasi karena dapat regresi alamiah. Terapi aktif
diberikan jika melibatkan organ-organ vital, pertumbuhan cepat tidak
lazim disertai dengan destruktif fisiologis dan kormetik serta perdarahan.

Gambar 6. Hemangioma

2. Hemangioma kavernosa
Merupakan tumor jinak vaskuler terdiri dari pembuluh darah vena
yang melebar pada dermis dan jaringan subkutasn. Lesi berupa plak,
nodul, tumor dengan batas tidak tegas dan ukuran bervariasi. Saat ditekan
mengempis dan mengembang kembali, lesi superfisial berwarna merah
dan lesi dalam berwarna kebiruan. Pengobatan dengan kortikosteroid
parenteral dan eksisi bedah.

2) Maligna
a. Karsioma sel basal
Merupakan kanker kulit tersering, insidens banyak pada laki-laki,
pertumbuhan tumor ini lambat dan jarang metastasis jauh. Faktor resiko
antara lain paparan radiasi ultraviolet, kulit putih, rambut merah dan
pirang, mata biru, Riwayat kanker pada keluarga, diet tinggi kalori,
radiasi ion, zat kimia dan arsenic. Tipe karsinoma sel basal yaitu:

Gambar 7. Karsinoma Sel Basal

1. Nodular
Merupakan tipe karsinoma sel basal tersering (60%) dan
umumnya memiliki gambaran nodul bulat, seperti bertanduk
(pearly) dan papulae berwarna seperti daging dengan telangiektasis.
jika membesar lesi ini umumnya membentuk ulkus di sentral,
pinggiran menonjol dan tepi bertanduk dengan telangiektasis.
Umumnya berlokasi di wajah walaupun badan dan ekstremitas juga
bisa terkena.
2. Cystic
Merupakan varian dari nodular karsinoma sel basal yang
kajadiannya tidak sering. Tipe ini secara klinis sulit dibedakan
dengan karsinoma sel basal nodular, walaupun lesi ini terkadang
rnempunyai garnbaran polipoid. Gambaran khasnya adalah berupa
lesi kistik berwarna kebiruan samoai abu-abu (bluish-gray cyst-like
lesion). Bagian tengah kista ini berisi mucin jernih yang
konsistensinya seperti gelatin.
3. Pigmented
Juga merupakan varian dari nodular karsinoma sel basal yang
kejadiannya juga jarang. Tipe ini memiliki tampilan berupa macula
berwarna coklat sampai hitam, sering sulit dibedakan dengan
melanoma. Gambaran khasnya, beberapa area dari tumor ini tidak
terdapat pigment. Terkadang disertai dengan pearly, tepi rnenonjol
dengan telangiektasis, gambaran ini membantu mernbedakan tumor
ini dari melanoma.
4. Morpheaform
Merupakan varian yang jarang (10%) dimana sel-sel
menginduce proliferasi dari fibriblast di dalam dermis dan
meningkatkan deposisi kollagen (sclerosis) yang secara klinis
menyerupai skar. Tumor ini terlihat sebagai plak putih atau kuning,
berlilin, sclerotic dan jarang membentuk ulkus. Karena tumor
menginfiltrasi serat kollagen, terapinya sukar dan sulit menentukan
batas klinis tumor.
5. Superfisial
Tampilan klinis berupa plak atau tarnbalan (patch) yang
eriternatous dengan batas yang tegas dan multisentris. Terkadang
terdapat skar didalam plak atau patch. Tumor ini menyebar
superficial dan dapat melibatkan area yang luas.
6. Micronodular
Tipe ini mempunyai tampilan berupa plak menerupai indurasi
dengan batas yang kabur. lnsiden rekurensi tinggi dan berperilaku
agresif.
7. Tipe lain
Aaggressive-growth, infiltrative-growth, metatypical dan
Differentiated (Keratotic, infundibulocystic, follicular,
pleomorphic).

Lesi seperti tahi lalat yang membesar, dapat pula lesi tersebut berupa
borok yang tidak sembuh. Gambaran klasik dikenal sebagai ulkus rodent
yaitu ulkus dengan tepi tidak rata, warna kehitaman dengan perifer
tampak hiperplasia (meninggi) dan di sentral ulkus. Pemeriksaan
penunjang dengan pemeriksaan laboratorium, radiologi, sitologi, dan
pemeriksaan histopatologi. Terapi adalah dengan eksisi, moles
micrography surgery, kuretase, laser, cryoterapi. Dapat diberikan terapi
topical.

Tabel 1. Staging Karsinoma Sel Basal

Eksisi merupakan terapi utama, dianjurkan batas sayatan adalah 0,5-1cm


diluar indurasi. Radiasi dapat diberikan pada daerah sulit dicapai dengan
operasi atau pasca operasi yang tidak bebas tumor.

b. Kasinoma sel skuamosa


Karsinoma sel skuamous merupakan keganasan kulit terbanyak
kedua setelah karsinoma sel basal. Keganasen ini sering dijumpai pada
penduduk kulit putih, sangat jarang terjadi pada rnasyarakat kulit hitam
dan umumnya menyerang usia pertengahan (selalu usia diatas 40 tahun).
Pria lebih sering terkena dibanding wanita. kemungkinan akibat dari
peningkatan paparan radiasi ultraviolet. Pada populasi kulit hitam
umumnya terjadi pada yang memiliki faktor predisposisi seperti Iuka
bakar, skar, atau trauma.
Gambar 8. Karsinoma Sel Skuamosa

Karsinoma sel skuamous adalah neoplasma dari sel keratin yang


memperlihat karakter keganasan termasuk anaplasia, pertumbuhan
cepat, invasi lokal dan potensial metastasis. Lesi kanker ini umumnya
berlokasi di wajah, lengan, punggung, dan dorsum manus. Karsinoma sel
skuamous sering menginvasi jaringan subkutan dan adanya nyeri
mengindikasikan adanya ekstensi perineural.
Karsinoma ini dapat insitu atau invasive tergantung invasi kanker ke
jaringan sekitarnya, hanya kanker invasive yang dapat metastasis jauh ke
organ lain. Karsinoma sel skuamous insitu disebut juga Bowen's disease.
Karsinoma sel skuamous diklasifikasikan pada tipe-tipe berikut:
1. Adenoid squamous cell carcinoma (Pseudoglandular squamous cell
carcinoma), karakteristik dltandai oleh adnya gambaran tubular
mopheatormlsclerosis). microscopic pattern dan keratinosit
acantholysis.
2. Clear cell skuamous cell carcinoma (Clear cell carcinoma of the
skin), tanda karakteristiknya adalah adanya keratinocyt yang terlihat
jernih (clear) sebagai hasil dari hydropic swelling.
3. Spindle cell skuamous cell carcinoma disebut juga carcinosarcoma
atau sarcomatoid karsinoma, karakteristik adanya sel-sel atipikal
berbentuk spindle (spindle-shaped atypical cells). Lesi umumnya
berupa masa polipoid, eksopitik atau fungating dengan permukaan
sering membentuk ulkus yang bila terinfeksi akan terbentuk pus atau
abses.
4. Signet-ring cell squamous cell carcinoma, ditandai oleh concentrics
rings yang komposisinya terdiri dari keratin dan vakuola yang besar
disertai dilatasi retikulum endoplasma yang bermakna.
5. Basaloid squamous cell carcinoma, merupakan bentuk yang virulent
(mematikan) dengan predileksi di dasar lidah. Sering dengan invasi
lokal atau metastasis saat didiagnosis.
6. Verrucous carcinoma, mikroskopis mirip veruka atau kutil, sering
tidak terukur (immense) saat pertama datang dan jarang metastasis.
Tumor ini destruktif lokal namun namun tumor termasuk extremely
well differentiated. Histopatologis sering underdiagnosis· sebagai
karsinoma sel skuamous konvesional, oleh karena itu patolog harus
memeriksa sampel spesimen yang adekuat untuk menyingkirkan
didiagnosis sebagai karsinoma sel skuamous tipe biasa. Verrucous
carcinoma efektif diterapi dengan pembedahan (eksisi). Perhatian
untuk terapi dengan kemoterapi dan radioterapi meningkat dari
waktu ke waktu.
7. Keratoacanthoma, rnerupakan low grade malignansi yang
relatifsering. Berasal dari kelenjar pilosebaceous dan patologi sangat
mirip dengan karsinoma sel skuamous. Namun dalan kenyataanya
diklaslfikasikan sebagai varian dari karsinoma sel skuanious. Tipe ini
ditandai dengan pertumbuhan yang cepat dalam mingguan sampai
bulanan, diikuti resolusi spontan dalam 4-6 bulan dalam kebanyakan
kasus. Pembedahan agresif sangat dianjurkan untuk antisipasi
progresifitas ke invasif atau metastasis jauh.
8. Papillary atau lesi eksopitik dengan full thickness atipia, kejadiannya
jarang dan sering membingungkan pathologist dan ahli bedah dapat
ditemukan di banyak lokasi di tubuh termasuk kulit, servik uterus,
mata, larink, septum nasi dan nasopharink.
Secara histologi, tumor mungkin in situ atau invasif dengan
differensiasi histologi baik (well differentiated: keratinisasi lebih dari
75%), sedang (moderate differentiated: keratinisasi 25-70%), dan buruk
(poorly differentiated: keratinisasi kurang dari 25%). Menurut Broder's
classification differensiasi karsinoma sel skuamous dikelompokan
menjadi 4 grade, yakni grade 1: keratinisasi > 75%, grade 2: keratinisasi
50%-75%, grade 3: keratinisasi 25%-50% dan grade 4: keratinisasi
<25%.

Tabel 2. Staging Karsinoma Sel Skuamosa

Pada karsinoma set skuamous batas sayatan yang dianjurkan adaJah


1-2 cm diluar indurasi. Bila terdapat metastasis ke kelenjar getah beninj
regional, harus dilakukan diseksi kelenjar getah bening yakni diseksi
leher modifikasi, diseksi inguinal superfisial atau diseksi aksila sampai
level II. Khusus pada Karsinoma sel skuamous yang mengenai kulit
dileher dan kepala diseksi yang dianjurkan adalah classic radical neck
dissection oleh karena kanker ini sangat limfogenik dan infiltratif.
Penatalaksaan menurut stadium, stadium I, II dan Ill (dengan T-1 N0
M0) dilakukan eksisi luas dengan batas sayatan 1-2 cm. Stadium Ill
(dengan any T N1 M0) dilakukan eksisi luas dan diseksi kelenjar getah
bening regional. Stadium IV hanya diberikan terapi yang bersifat paliatif.
Radiasi primer diindikasikan pada kasus inoperable, kasus dengan
toleransi operasi yang buruk dan pcnderita menolak operasi. Radiasi
adjuvant diberikan pada kondisi: batas sayatan tidak bebas tumor, batas
sayatan dekat tumor, terdapat kontaminasi lapangan operasi oleh sel
tumor dan radikalitas sayatan diragukan, Radiasi untuk adjuvant
lokoregional diberikan iika kelenjar getah bening mengandung
metastasis lebih dari satu, diameter kelenjar getah bening> 3cm; ada
pertumbuhan ekstra kapsul atau high grade malignancy. Radioterapi
sebaiknya dihindari pada pasien usia muda oleh karena adanya
morbiditas kosmetik jangka panjang dan berisiko untuk terjadinya
karsinoma sel skuamous di arearadiasi. Radioterapi berhubungan untuk
terjacfinya transformasi anaplastik dari oral verrucous carcinoma pada
beberapa penelitian.
Kemoterapi primer diindikasikan pada kasus dengan metastasis
jauh, inoperable atau penderita yang gagal diterapi dengan pembedahan
dan radioterapi (salvage option). Saat ini terdapat kecenderungan untuk
menggunakan neoadjuvant kemoterapi sebelum pembedahan ataupun
radioterapi untuk mengurangi volume tumor dan optimalisasi
penyembuhan. Kemoterapi yang sering digunakan adalah cisplatin, 5-
fluorouracil, bleomycin dan doxorubicin. Respon rate untuk parsial
adalah 40-54% dan untuk respon komplet 28%-31% tergantung regimen
yang diberikan. Remisi jangka panjang dapat dicapai terutama bila
neoadjuvant kemoterapi dikombinasikan dengan pemedahan dan
radioterapi.

c. Melanoma maligna
Angka kematian juga meningkat dan menempati urutan kedua
penyebab kematian karena kanker, setelah kanker paru dan penyebab
utama kematian karena kanker kulit. Tipikal pasien melanoma memliki
kulit yang rentan terhadap sinar matahari. lndividu yang pernah
menderita melanoma dan yang memiliki multiple displatic nevi berisiko
lebih tinggi. Familial melanoma adalah jarang namun memiliki faktor
genetikal. Melanoma dapat menyerang semua tempat ditubuh namun
lebih sering pada ektremitas bawah untuk wanita dan trunkus (tubuh)
untuk pria. Risiko untuk terkena melanoma maligna adalah 1 dari 73
wanita dan1 dari 49 pria. Pada populasi non-kulit putih, lokasi melanoma
lebih banyak di akral (subungual, palmar, plantar) dan mukosa.
Secara morfologi melanoma maligna dapat diklasifikasikan menjadi
4 tipe yang tersering, yaitu :
1. Nodular melanoma (NM), merupakan jenis yang tersering
diIndonesia sedangkan di negara barat merupakan yang kedua
terbanyak 15%-30%, pertumbuhannya lebih agresif. Jenis kelainan
ini sering menimbulkan ulkus yang berwarna hitam pekat, yang
tumbuh secara bersamaan baik secara vertikal maupun radial. Lokasi
tersering adalah trunkus, kepala atau leher. Dapat muncul dari nevus
atau kulit normal. Lesi dapat berupa papula, nodule atau
pedunculated dengan diameter rata-rata 1-2cm. Berbeda dengan tipe
melanoma lainnya warna uniform blue-black, bluish-red atau
amelanotik. Lesi terkadang simeris dengan tepi teracur. Diagnosa
differensial adalah hemangioma, pyogenic granuloma, blue nevus,
eccrine poroma, dan pigmented karsinoma sel basal.
2. Superfisial spreading melanoma (SSM), jenis ini di Indonesia
merupakan yang kedua terbanyak, akan tetapi di negara -negara barat
merupakan yang terbanyak (70%). Dan jenis ini tumbuh radial jauh
mendahului pertumbuhan vertikal, yang kebanyakan berasal dari
nevus. Tanda awal dari perubahan nevus adalah adanya fokal area
kehitaman dengan batas tidak tegas. SSM dapat muncul di banyak
tempat namun yang sering adalah di kaki/tunkai dan punggung
dengan puncak insiden pada dekade ke 4 dan ke 5.
3. Lentigo maligna melanoma (LMM), tipe ini jarang diketemukan di
Indonesia, di negara barat sekitar 4%-10% lokasi yang tersering
adalah pada wajah, dan umumnya terjadi pada usia tua (median age
65 tahun), pertumbuhannya vertikal dan sangat lambat, lokasi yang
sering terkena adalah daerah muka yang sering terpapar sinar
matahari, walaupun dapat juga di daerah yang tidak terpapar sinar
matahari.
4. Acral lentigo melanoma (ALM), ini merupakan jenis yang lebih
banyak ditemukan pada orang kulit berwarna. Di Jepang kasus ini
mempunyai insidensi 70% dari semua kasus melanoma maligna, di
negara barat 2%-8%, sering terjadi pada telapak tangan, telapak kaki,
atau di bawah nail bed. Diagnosis ALM sering terlarnbat karena
pasien umumnya datang saat stadium lanjut dan berhubungan dengan
prognosis yang lebih buruk. Jenis ini sering dinyatakan yangpaling
agresif dibanding tipe lainnya. Hal ini mungkin karena sering
terlambat didiagnosis.
Keluhan utarna umurnnya adalah tahi lalat yang membesar, tumbuh
progresif, gatal, berdarah dan disertai borok. Pada perneriksaan fisik
tumor dikulit berwarna coklat muda sampaihitam, bentuk nodule, plak
disertai luka. Terkadang lesi tidak berwarna (amelanotik melanoma).
Untuk menegakkan diagnosis secara klinis melanoma maligna, sebagai
penuntun untuk menyaringnya ada 3 gejala mayor dan 4 gejala minor
yang ditemukan pada lesi yang berpigmentasi (nevus).
Tiga gejala mayor itu adalah :
1. Perubahan ukuran
2. Tepi yang irreguler
3. Warna yang tidak merata
Empat gejala minor adalah :
1. Ukuran lesi dengan diameter > 7 mm
2. lnflamasi
3. Sering berdarah
4. Perubahan sensasi dari kulit sekitar

Gambar 9. Melanoma Maligna

Apabila rnenemukan bentuk lesi pigmentasi yang memenuhi satu


gejala mayor atau 3 gejala minor rnaka lesi tersebut kemungkinan besar
adalah melanoma maligna. Dan langkah selanjutnya adalah dengan
melakukan biopsi dengan cara melakukan eksisi luas dan dilakukan
pemeriksaan histopatologi. Secara klinis kita dapat berpedoman pada
jembatan keledai "ABCDE", dimana lesi yang berpigmen mencurigakan
adaiah: A(asymmetry = tidak teratur), B (Border irregularity = tepi tidak
teratur), C (Colour = warna bervariasi), D (Diameter> 6 mm), E
(Elevation = permukaan yang tidak teratur).
Gambar 10. Identifikasi Lesi Berpigmen Mencurigakan dengan ABCD

Pada pemeriksaan klinis perlu dilakukan pencatatan letak lesi,


ukuran lesi, deskripsi mengenai ada tidaknya irregularitas tepi lesi,
irregularitas pigmentasi atau ulserasi, disamping itu juga apakah ada
pembesaran kelenjar getah bening. Juga harus diteliti ada tidaknya lesi in
transit. Lesi intransit adalah metastasis ke kulit atau subkutis pada jarak
lebih dari 2 cm dari tumor primer namun belum keluar dari area regional
(N2b). Lesi satelit (metastasis kutis atau subkutis dalam 2 cm dari tumor
primer) juga harus dikenali. Metastasis jauh terutama ke paru, hepar dan
limfe.
Tabel 3. Staging Melanoma

Terapi primer dilakukan dengan tindakan eksisi luas, batas sayatan


3-5 cm. Namun penelitian telah membuktikan bahwa batas lebih kecil
ternyata memiliki rerata rekurrensi yang sama, oleh karena dianjurkan
batas sayatan disesuaikan menurut ketebalan tumor:
• Sampai dengan ketebalan 0, 76 mm, batas insisi dari tepi tumor 1 cm
• Antara 0, 76 mm - 1,5 mm, batas insisi dari tepi tumor 1,5 cm
• Ketebalan > 1,5 mm, batas insisi dari tepi tumor 2 cm
• Bila hasil biopsi batas insisi dari tepi tumor tidak sesuai dengan
ketebalan Breslow, harus dilakukan reeksisi secepatnya sampai dasar
(fasia).
Melanoma yang berlokasi di jari tangan dan kaki termasuk
subungual melanoma harus dilakukan amputasi pada sendi
interphalangeal media jari tangan atau pada sendi antara tulang proksimal
dan distal dari ibu jari. Amputasi yang lebih proksimal tidak akan
meningkatkan survival. Untuk melanoma yang berlokasi di jari kaki,
amputasi seluruh jari kaki pada sendi metatarsophalangeal adalah
diindikasikan; sedangkan untuk amputasi yang berlokasi di ibu jari kaki
amputasi dapat dilakukan pada sendi antara tulang proksimal dan
interphalangeal. Melanoma pada kulit payudara, eksisi luas dan dijahit
primer adalah terapi pilihan, mastektomi secara umum tidak
direkomendasikan. Terapi adjuvant pada stadium Ill dapat berupa
imunoterapi, radioterapi, dan kemoterapi. Metastasis jauh, untuk kasus
dengan metastasis jauh diberikan terapi paliatif, sistemik (kemoterapi,
hormonal terapi dan immunoterapi) terapi merupakan terapi primer.
Daftar Pustaka

1. Sudarsa IW. BUKU AJAR BEDAH ONKOLOGI: Mata Kuliah BDH 202
Program Studi Ilmu Bedah Tingkat Bedah Dasar. Airlangga University
Press; 2019 Dec 1.
2. Suyatno, & Pasaribu, E. T. Kanker Kulit. In Bedah onkologi diagnosis dan
terapi (2 ed., p. 155). 2014. Jakarta: Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai