Anda di halaman 1dari 19

BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Tumor adalah sebutan untuk neoplasma atau lesi solid yang ditandai dengan
pertumbuhan abnormal sel yang terlihat sebagai pembengkakan. Tumor berbeda dengan
kanker. Tumor dapat berupa tumor jinak dan maligna (ganas), dimana kanker merupakan
definisi dari sebuah maligna atau keganasan.
Tumor kulit adalah salah satu dari beberapa jenis tumor pada manusia yang dapat
diikuti secara dini karena dapat dilihat dan diraba sejak pemulaan. Pengawasan dan
penemuan tumor kulit dapat dilakukan lebih teliti dan dini, apabila masyarakat juga ikut
ditingkatkan pengetahuannya. Pengetahuan ini meliputi penerangan khusus soal tumor
melalui media massa dan peningkatan kecerdasan masyarakat pada umumnya.
Meningkatnya kecerdasan masyarakat akan meningkatkan daya tangkap akan penerangan-
penerangan melalui media massa menjadi lebih mantap, dan diharapkan masyarakat akan
datang secara sadar untuk berkonsultasi dengan dokter atau pusat-pusat kesehatan terdekat
Tumor jinak merupakan manifestasi dari semua kekacauan pertumbuhan kulit yang
bersifat kongenital atau akuisita, tanpa tendensi invasif dan metastasis, dapat berasal dari
vaskuler dan non vaskuler.
1.2.Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami gangguan dalam
sistem integumen, yakni penyakit tumor kulit jinak.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami definisi dan klasifikasi Peyakit tumor kulit
jinak.
b. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis dari Peyakit tumor kulit jinak.
c. Mampu membedakan antara tumor kulit jinak dan tumor kulit ganas.
d. Menjelaskan secara singkat tentang etiologi dan patofisiologi dari Peyakit
tumor kulit jinak.
e. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan dan pencegahan dari Peyaki
tumor kulit jinak.
f. Mengetahui dan memahami komplikasi dan prognosis dari Peyakit tumor
kulit jinak.
g. Menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dengan Peyakit tumor kulit
jinak
1.3. Manfaat
1. Dapat digunakan sebagai acuan bagi penulis serta rekan perawat yang lain dalam
praktik memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit integumen tumor
kulit jinak.
2. Dapat digunakan sebagai pedoman untuk memberikan penyuluhan pada masyarakat
dengan tujuan menekan peningkatan jumlah pasien dengan penyakit integumen tumor
kulit jinak.
BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1. Definisi tumor jinak pada kulit


Tumor jinak merupakan manifestasi dari semua kekacauan pertumbuhan kulit
yang bersifat kongenital atau akuisita, tanpa tendensi invasif dan metastasis, dapat berasal
dari vaskuler dan non vaskuler. Tumor jinak merupakan suatu kelainan dengan
pertumbuhan yang lambat, yang biasanya tidak menembus jaringan sekitarnya atau
menyebar ke bagian lain dalam tubuh. (dr. Susanto Buditjahjono dalam Ilmu Penyakit
Kulit, 2000).

2.2. Klasifikasi tumor jinak pada kulit

1. Tumor Lapisan Epidermis

 Nevus Epidermal : Merupakan suatu sindrom kongenital didapat yang diturunkan


secara autosomal dominan. Penyakit ini lebih sering disertai dengan kelainan skletal,
saraf dan mata. Kelainan skeletal ditemukan pada 15-70% pasien, kelainan
neurologik ditemukan pada 15-50% pasien dan kelainan mata ditemukan pada 9-30%
pasien.
 Nevus Pigmentosus : Nevus pigmentosus (tahi lalat) merupakan tonjolan berwarna
abu-abu coklat hitam, kadang-kadang berambur (pada jenis intradermal). Biasanya
mengandung pigmen melanin. Pembentukan pigmen melanin yang berlebihan akan
difagosit oleh sel makrofag yang dinamakan melanofor yang terletak di dermis
bagian atas.
Nevus pigmentosus

 Kista: Merupakan benjolan yang berisi cairan yang berada di indung telur,
tepatnya yaitu benjolan yang terjadi di bagian ovarium pada wanita.

 Kista Epidermal : Suatu sindrom kongenital yang diturunkan secara


autosomal dominan.
Penyakit ini lebih sering disertai dengan kelainan skletal, saraf dan mata.
Kelainan skeletal ditemukan pada 15-70% pasien, kelainan neurologik
ditemukan pada 15-50% pasien dan kelainan mata ditemukan pada 9-30%
pasien.
 Millia : Kista keratin subepidermal yang kecil, terutama terjadi pada
wajah, khususnya periorbital. Sering diumpai pada orang tua, namun dapat
terjadi pada bayi baru lahir. Lebih seing dijumpai pada wanita daripada
pria.

Milia

 Steatokistoma Multiplek : Ditandai dengan adanya kista dermis mutple


yang berisi sebum dn dibatasi oleh epitel yang berisi folikel sebasea.
Biasany dimulai pada usia pubertas atau saat dewasa muda, pria lebih
sering terkena daripada wanita. Secara klinis tampak nodul kistik
asimtomatik dengan konsistensi lunak sampai keras, melekat pada kulit
diatasnya, berwarna kekuningan dengan permukaan halus. Pada
umumnya lesi terletak pada daerah sternum, aksila lengan dan daerah
skrotum.
 Keratosis Meboroik : Tumor jinak yang berasal dari proloferasi
epidermis dan keratin yang menumpuk diatas permukaan kulit. Keratosis
Meboroik Merupakan papula atau plak yang berbatas tegas, kasar,
berpigmen dan mengenai wajah dan dada. Mereka timbul pada orang-
orang setengah baya atau yang berusia lebih tua.

Keratosis

2. Tumor Adneksa Kulit

 Siringoma : Tumor jinak adenoma duktus kelenjar ekrin intraepidermis dan


digolongkan dalam less mature tumors.

Siringoma

 Trikoepitelioma : Tumor folikuler jinak appartus pilosebaseus dapat berbentuk


soliter maupun multipel. Dijumpai lebih banyak wanita daipada pria. Tempat
predileksi tersering adalah wajah terutama pada lipatan nasolabia, kelopak mata
dan bibir atas. Tumor ini berukuran antara 2mm – 3 cm, bentuk lesi dapat berupa
papula, nodul yang multipet permukaan halus, mengkilat warnanya seperti kulit
normal dengan konsistensi padat.
 Xantelasma : Terdapat pada kelopak mata, khas dengan papula/plak yang lunak
memanjang berwarna kuning orange, biasanya pada kantus bagian dalam. Panjang
lesi 2-3 cm dan biasanya simetris, yang condong menetap.

Xantelasma

3. Tumor Dermis

 Hemangioma : Tumor jinak pembuluh darahyang terdiri dari prolifelasi sel-sel


endotel, yang dapat terjadi pada kulit membran mukosa.

Hemangioma
 Keloid: Merupakan istilah yang digunakan untuk pembentukan jaringan parut
yang biasanya berlebihan, letaknya di dalam suatu jaringan parut bekas
pembedahan atau akibat trauma-trauma lainnya yang menjadi lebih lebar dan
tebal, serta ketidakteraturan permukaan lebih dari yang diharapkan. Pembentukan
keloid merupakan varian respons jaringan terhadap trauma dan cenderung
terulang sendirinya pada setiap orang dengan setiap gangguan baru pada kulit.
Orang kulit hitam lebih rentan terhadap pembentukan keloid daripada orang kulit
putih. Suntikan kortison juga membantu untuk keloid kecil. Willms, Janice L.
(2003).

Keloid

 Skin Tag : Tumor jinak yang berasal dari jaringan ikat. Banyak didapat pada usia
pertengahan dan orang tua, umumnya pada wanita. Faktor predisposisi antara lain
obesitas dan kehamilan. Kelainan ini sring pada daerah intertriginosa (aksila,
inframemmae, lipat kepala) tetapi pada umumnya di daerah leher.

Skin Tag
 Neurofibromatosis: adalah penyakit dengan neurofibroma multiple, kadang-
kadang mencapai ratusan. Penyakit ini mengganggu pertumbuhan sel pada sistem
saraf pusat, sehingga menyebabkan munculnya tumor pada jaringan saraf. Tumor
ini dapat muncul di otak,tulang belakang, saraf yang besar maupun kecil. Swartz,
Mark H. (1995).

Neurofibromatosis
 Lipoma : Suatu tumor (benjolan) jinak yang berada di bawah kulit yang terdiri
dari lemak. Lipoma merupakan tumor mesenkim jinak (benign mesenchymal
tumors) yang berasal dari jaringan lemak (adipocytes). Biasanya lipoma dijumpai
pada usia lanjut (40-60 tahun), namun juga dapat dijumpai pada anak-anak.
Lipoma merupakan tumor jinak yang berasal dari jaringan lemak sehingga dapat
muncul dimanapun pada bagian tubuh. Jenis yang paling sering adalah yang
berada lebih ke permukaan kulit (superficial). Biasanya lipoma berlokasi di
kepala, leher, bahu, badan, punggung, atau lengan.

Lipoma

2.3. Manifestasi klinis tumor jinak pada kulit


Gejala atau efek patologis dari beberapa tumor jinak meliputi:

• Perdarahan atau kehilangan darah menyebabkan anemia


• Tekanan atau desakan tumor menyebabkan sakit atau disfungsi
• Perubahan kosmetik
• Gatal
• Gangguan hormone
• Obstruksi saluran tubuh
• Kompresi dari pembuluh darah atau organ vital.
Tumor jinak jarang mengganggu keadaan umum pasien dan jarang menimbulkan kematian
kecuali tumor itu sendiri timbul pada organ vital atau endokrin. Keadaan umum dan penampilan
penderita tumor jinak kulit pada umumnya baik. Ciri-ciri fisik tumor jinak pada kulit secara
umum menunjukkan gambaran sebagai berikut:
• Bentuk teratur, meliputi: bulat, oval, polipoid
• Batas tegas
• Tidak ada infiltrasi atau melekat dengan organ atau jaringan sekitarnya
• Tumbuh terbatas lokal saja, tidak menyebar
• Vaskularisasi normal
2.4. Perbedaan antara tumor jinak dan tumor ganas pada kulit
a. Tumor Kulit Jinak
Istilah “jinak” sama dengan “benigna” yang artinya ringan atau tidak progresif.
Tumor jinak hanya bersifat ekspansif atau mendesak karena masih memiliki kapsul.
Dikatakan tumor jinak jika gangguan proliferasi sel-sel ini tidak menyerang jaringan di
dekatnya atau menyebar ke bagian lain dari tubuh, istilahnya adalah metastasis. Dalam
kebanyakan kasus, prognosis tumor jinak sangat baik. Namun tumor jinak bisa
menjadi hal yang serius jika mereka terdapat pada struktur vital seperti pembuluh
darah atau saraf. Oleh karena itu, terkadang tumor jenis ini memerlukan pengobatan
dan kadang juga tidak. Tumor jinak biasanya dikelilingi oleh selubung fibrosa (kapsul)
yang menghambat kemampuan mereka untuk berperilaku ganas. Meskipun demikian,
banyak jenis tumor jinak memiliki potensi untuk menjadi ganas, seperti teratoma.
b. Tumor kulit Ganas
Kata “ganas” sama dengan “maligna” yang berarti buruk dan berpotensi
mematikan dengan karakteristik anaplasia, invasif dan metastasis. Tumor ganas, sel-
selnya dapat melepaskan diri dari kelompoknya. Sel-sel tersebut dapat mengeluarkan
enzim yang dapat menghancurkan protein atau matriks disekitarnya. Kemudian sel-sel
tersebut bergerak secara amuboid dan menginvasi jaringan sekitarnya. Setelah itu sel-
sel tersebut menerobos jaringan sekitarnya itu, menempel di pembuluh darah atau
limfe, menembus dinding pembuluh, dan masuk ke aliran darah atau limfe untuk
selanjutnya hinggap di jaringan lain (metastase). Tumor ganas adalah kanker, dan
kanker belum tentu berbentuk tumor, di mana sel-sel kanker dapat menyerang dan
merusak jaringan dan organ dekat tumor (invasif). Sel-sel kanker dapat melepaskan
diri dari tumor ganas dan memasuki sistem limfatik atau aliran darah. Kanker
menyebar dari tumor asli untuk membentuk tumor baru di bagian lain dari tubuh,
istilahnya adalah metastasis. Perbedaan lainnya dengan tumor jinak, kebanyakan
tumor ganas tidak berkapsul. Secara khusus, sel-sel tumor ganas mungkin memiliki
perubahan bentuk sel yang berkontribusi terhadap cepaatnya proliferasi mereka.
Banyak sel-sel ganas juga memiliki kromosom abnormal atau gen berubah, dan
mereka memproduksi protein abnormal. Banyak perubahan dari sifat sel pada sel-sel
ganas memungkinkan ahli patologi, untuk menentukan proses yang disebut “Staging”
tumor.
Jadi, secara garis besar, ada tiga hal yang dapat digunakan untuk membedakan
tumor kult jinak dan ganas, yaitu :
• size (ukuran sel)
• staining (pengecatan)
• dan shape (bentuk)

2.5. Etiologi tumor jinak pada kulit


1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari
maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya
pelindung kulit baik dengan pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh
terhadap terjadinya tumor kulit.mRadiasi UV merupakan peran utama sebagai
penyebab dari faktor lingkungan. Ada tiga jenis radiasi UV: UVA (320-400 nm), UVB
(290-320 nm), dan UVC (200-280nm). Sinar UVB adalah yang paling karsinogenik,
memicu tumor kulit melalui kerusakan fotokimia pada DNA, cedera pada mekanisme
perbaikan DNA, dan menghancurkan sebagian sel perantara imun. UVA, awalnya
dianggap tidak berbahaya, yang sekarang dikenal untuk meningkatkan efek UVB
sebagai karsinogen. Kebanyakan UVC disaring oleh lapisan ozon. Penipisan lapisan
ozon,dimulai dari Antartika dan bagian Australia, UVC meningkatkan perkembangan
tumor kulit. Laporan yang paling umum untuk NMSC serta melanoma adalah pada 2-3
anak atau ≥ 3 tahun terkena paparan sinar matahari secara intens. Bahan kimia seperti
arsenik, hidrokarbon aromatik polisiklik, dan psoralen digunakan dalam kombinasi
dengan UVA (pengobatan pengobatan untuk psoriasis) semuanya telah terlibat sebagai
pencetus timbulnya NMSC. Pasien yang mengalami inflamasi kulit kronis,seperti
keratosis radiasi kronis, bekas luka bakar, dan borok, memiliki peningkatan risiko
kanker kulit.
2. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena tumor kulit dari pada orang
yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada
orang kulit putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari
paparan berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena tumor kulit.
3. Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat
meningkatkan risiko terkena tumor kulit.Namun, dalam banyak kasus paparan dalam
jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan Tumor kulit.Gen pembawa kanker
atau tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan bantuan
zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor.
Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di Amerika
telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah
human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002). Genetika/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya tumor
kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena tumor kulit, maka risiko
terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.Beberapa
sindrom yang mempengaruhi seseorang untuk terkena tumor kulit.:
a. Basal cell nervus syndrom (sindrom Gorlin) adalah gangguan autosomal dominan
ditandai dengan beberapa BCC, keratocysts odontogenik, rusuk bifid, skoliosis,
brachymetacarpalism, palmar danplantar pits, calcification of yang cerebri falx,
pegunungan supraorbital menonjol, dan hipertelorisme. BCCs yang dihasilkan
terlihat sepertiNevi keciltetapi umumny seperti BCC nodular. Kontrol dengan laser
CO2 atau kuretase dan electrodesiccation (C dan E) sangat penting sebelum
pembesaran menghancurkan struktur anatomi.
b. Xerodermapigmentosa adalah gangguanautosomal resesif yang mengakibatkan
cacat pada perbaikan asam deoksiribonukleat (DNA). Radiasi UV menghancurkan
DNA kulit, sehingga xeroderma pigmentosa ditandai dengan hipersensitivitas
terhadap paparan sinar matahar. Anak-anak dengan gangguan ini harus pigmentosa
gaya hidup mereka menjadi fungsi sebagai orang malam. Ada kampung musim
panas bagi mereka, di mana kegiatan dimulai saat mereka bangun hingga matahai
terbenam.
c. Albinismeadalah gangguan autosomal resesif yang mengakibatkan tidak adanya
melanin yang meningkatan kanker kulit, terutama SCC
d. Epidermodysplasiaverruciformis adalah gangguan autosomal resesif yang
merupakan hasil dari perkembangan BCC dari kutil yang terkena sinar matahari
pada individu homozigot dan terinfeksi human papillomavirus (HPV) 3 atau 5.

2.6. Patofisiologi tumor jinak pada kulit


Perjalanan penyakit dari tumor kulit tidak dapat ditentukan dengan pasti, kadang-
kadang tumornya kecil akan tetapi telah bermetastasis jauh. tumor yang besar pun juga dapat
setempat saja dalam jangka waktu yang lama. Sel tumor pada kulit yaitu sel kulit yang
mengalami transparmasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel
normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Pada
umumnya tumor mulai tumbuh dari satu sel di suatu tempat (unisentrik) atau dari beberapa
sentral (multilokuler) pada waktu yang sama. Selama pertumbuhan tumor masih terbatas
pada organ dasarnya maka tumor disebut masih dalam fase lokal. Tetapi kalau sudah terjadi
infiltrasi ke organ sekitarnya, maka tumor telah mencapai fase lokal infasif atau lokal
infiltratif. Penyebaran lokal ini disebut penyebaran perkontinuitatum, karena masih
berhubungan dengan sel induknya. Sel tumor ini bertambah terus tanpa batas, sehingga
tumor makin lama makin besar dan mendesak jaringan sekitarnya sehingga dapat
menyumbat saluran tubuh dan menimbulkan obstruksi. Karsinoma sel sekuamosa berasal
dari sel epidermis yang mempunyai tingkat kematangan, dapat intraepidermal, dapat opula
bersifat infasif dan bermetastasis jauh. Lokasi kelainan penyakit paget ialah daerah kulit
yang mempunyai kelenjar apokrin. Bila tumor ini ganas dapat menyebar ke bagian tubuh
lain dan umumnya fatal bila dibiarkan karena merusak organ yang bersangkutan dan
menyebabkan kematian.
2.7 WOC
2.7. Pemeriksaan Diagnostik tumor jinak pada kulit
1. Laboratorium test
Test lababoratorium membantu mendiagnosa tumor. Sebagian malignasi dapat
merubah komposisi atau status hematologic.
2. Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh
dengan cara eksisi mengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invas
dan ketebalan lesi. Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas
untuk dapat diangkat dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan
(Runkle & Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang diperoleh dengan pemangkasan,
kuratasee atau aspirasi jarum dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat
diandalkan.
3. Pemeriksaan darah
4. Pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.
Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk
menemukan adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan
sinar x, dan atau CT scan.

2.8. Penatalaksanaan tumor jinak pada kulit


Tumor jinak kulit muka merupakan tumor jinak yang memerlukan perhatian
khusus. Karena letaknya di muka, maka aspek estetika/kosmetik memegang peranan yang
menonjol. Tumor jinak di muka yang paling sering ditemukan ialah nevus pigmentosus
(tahi lalat). Tahi lalat yang memerlukan perhatian untuk dianjurkan lebih cepat
pengangkatannya ialah bila ditemukan di mukosa (bibir, mata) dan daerah-daerah tertentu
misalnya ujung hidung, lipatan nasolabial atau batas antara kulit dan mukosa.
Tumor jinak yang lain ialah xantelasma, siringoma, adenoma sebaseum,
trikoepitelioma, keratosis seboroik, skintag, kista, limfangioma, keratoakan toma,
dermatofibroma, keloid, granuloma piogenikum dan hemangioma. Tumor jinak ini
umumnya dengan tindakan bedah skapel menghasilkan sikatriks yang secara kosmetik
memuaskan. Tumor jinak multipel yang sering ditemukan setelah usia 40 tahu, ialah
keratosis seboroik. Terapi yang paling mudah dan murah ialah dengan cara bedah listrik.
Penampilan tumor jinak yang dini kadang-kadang sulit dibedakan dengan keganasan dini,
misalnya trikoepitelioma soliter sulit dbedakan dengan karsinoma sel basal. Oleh karena
itu pemeriksaan histologi tumor-tumor yang tampak jinak perlu dilakukan guna
kepentingan dokter maupun kepentingan pasien.
Tindakan bedah tumor jinak, lebih dini dilakukan akan memberikan kepuasan yang
lebih optimal. Misalnya pada xantelasma, lebih dini dilakukan pengangkatannya akan
memberikan hasil yang lebih baik. Tidakan bedah skapel bila dilakukan secara lege artis
umumnya tanpa ada penyulit. Untuk daerah-daerah tertentu misalnya alis, lipatan nasobial,
teknik sayatan bukan fusiform akan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan. Di alis umumnya
dibuat sayatan V dan W plasty, sedang di sekitar hidung perlu dengan sayatan T plasty.
Semua tindakan bedah ini akan memberikan hasil yang optimal bila operatornya telah
terlatih.
No Jenis Tumor Penatalaksanaan
1 Nevus pigmentosus Bedah eksisi
2 Xanthelasma Pembedahan, fulgurasi, kauter dengan
asam trikorasetik, laser CO2
3 Siringoma Kuretase, kauterisasi kimia, biopsi
plong, elektrodesikasi, laser CO2
defocused beam
4 Trikoepitelioma Bedah eksisi, demabrasi,
elektrodesikasi, elektrofulgurasi, bedah
beku dengan nitrogen, laser CO2
5 Veruka Vulgaris Bedah listrik, bedah scapel, bedah beku
6 Keratosis seboroik Kuretase, having, elektrodesikasi,
eksisi, dermabrasi, bedah beku dengan
nitrogen, laser
7. Skin tag Elektrodesikasi/ cryotherapy jika
ukuran <2 cm, di eksisi jika ukuran >
2cm,
8 Kista epidermal Dieksisi, kuret, cairan kimiawi,
elektrodesikasi
9 Kista trikilemal Dieksisi, kuret, cairan kimiawi,
elektrodesikasi
10 Milium Insisi dan ekspresi isi milium
11 Kista dermoid Eksisi total
12 Steatokistoma multipleks Eksisi jika jumlah sedikit, jika banyak
dengan insisi dan ekspresi isi kista
13 Kista Gartiner Ekstirpais
14 Limfangioma Limfangioma simplek = dieksisi
Limfangioma sirtkumskripta = dieksisi
Limfangioma kavernosa = pembedahan
15 Keratoakantoma Bedah = eksisi shove, kuret, bedah
mikrografik, bedah beku, laser
Non bedah = radioterapi,
imunosupresan, interferon α
16 Dermatofibroma Pada umumnya tidak memerlukan
pengobatan, namun bila perlu dapat
dengan aksisi atau injeksi steroid lokal
17 Keloid Bedah beku, tekanan, bedah eksisi,
kortikosteroid intralesi
18 Granuloma Pioganikum Eksisi lesi dan elektrodesikasi yang
diikuti kuretase. Alternatif : bedah
beku, kauterisasi, terapi leser
19 Hemangioma
Nevus Flameus (Hemangioma kapiler) Laser, eksisi dan grafting pada lesi
kecil, pada lesi besar disamarkan
dengan krim penyamar : Covermark
dan dermablend
Hemangioma strawberi (Hemangioma Terapi aktif : gelombang kontinyu,
kapiler) bedah beku, bedah eksisi, skleroterapi
Intervensi medis : kortikosterois
sistemik (4 minggu), kemudian lanjut
dengan selang sehari selama 4-6
minggu, kemudian diturunkan bertahap
dosisnya. Kortikosteroid intralesi 2-3
kali dengan interval 3 minggu. Bila
terjadi ulserasi dan infeksi berikan
kompres basah dan antibiotik topikal
Hemangioma kavernosa Terapi aktif agar tidak terjadi regresi
dan kortikosteroid parenteral. Teknik
embolisasi dan kompresi dapat
mempercepat resolusi. Eksisi bedah
untuk lesi di daerah periorbital dan
ekstremitas
20 Angioma (tanda lahir) Sinar laser argon dan kosmetika
penutup (convermark atau dermablend)

2.9. Prognosis tumor jinak pada kulit


Pada umumnya, tumor jinak kulit mempunyai prognosis yang baik. Tetapi ada
beberapa tumor yang perlu diperhatikan karena ada kemungkinan berubah menjadi ganas
seperti neurofibroma, nevus pigmentosus (mola) kongenital, keratosis aktinika, nevus
junctional, dan nevus compound. Pada kista epidermal jarang sekali terjadi transformasi
maligna tapi bila tidak diobati kadang-kadang dapat mengalami transformasi
granulomatosa dan mengalami resolusi dengan meninggalkan parut dermal fokal yang
kecil. Tumor jinak lain yang jarang mengalami transformasi maligna adalah kista
trikilemal. Namun banyak juga tumor jinak yang tidak pernah berubah menjadi ganas
seperti keratosis seboroik, skin tag, milium, dan dermatofibroma. Tumor yang tidak bisa
atau jarang mengalami resolusi spontan seperti keloid, limfangioma kavernosa, dan
hemangioma kavernosa dapat dilakukan kompresi atau tekanan agar dapat mempercepat
resolusi. Sedangkan tumor jinak kulit yang kemungkinan bisa mengalami kekambuhan
adalah seperti veruka vulgaris, kista dermoid, steatokistoma multipleks, granuloma
pioganikum. Hal ini dapat terjadi tergantung dari ketrampilan operator dalam melakukan
pembedahan

2.10. Komplikasi tumor jinak pada kulit


Kompilkasi yang dapat terjadi seperti
1. Perubahan menjadi keganasan seperti neurofibroma, nevus pigmentosus (mola)
kongenital, keratosis aktinika, nevus junctional, dan nevus compound
2. Biasanya pada hemangioma kavernosa sering timbul bersama-sama dengan kelainan
lain sehingga membentuk sindroma seperti
a. Sindroma Struge-Weber : obstruksi jalan napas, sepsis, perdarahan paling banyak
menyebabkan mortalitas
b. Sindroma Klippel-Trenaunay-Weber : hipertrofi tulang dan jaringan lunak dari
ekstremitas yang sama
c. Sindroma Blue Rubber Bleb Nevus : hemangiomaa kutaneus multipel tersebar di
badan dan ekstremitas, disertai hemangioma tipe yang sama pada traktus
gastrointestinal
d. Sindroma Mafftci : hematoma vaskuler (hemangioma, flebektasia, dan limfangioma)
dan diskondroplasia pada bagian distal ekstremitas, tulang iga, skapula, dan vetebra,
sehingga tulang-tulang tersebut mengalami deformitas, memendek, dan sering terjadi
fraktur patologis
e. Sindroma Von Hippel-Lindau : angiomata pada retina dan serebelum yang disertai
hemangioma, kista, dan tumor pada organ lainnya.

Anda mungkin juga menyukai