Anda di halaman 1dari 47

Tumor Kulit

Keratosis Aktinik

Adalah neoplasia dari sel keratinosit


epidermal akibat pajanan ultraviolet
jangka panjang. Sering ditemukan
pada populasi geriatri, laki-laki, kulit
putih, rambut pirang, mata biru,
imunosupresi, riwayat pra-kanker dan
keganasan kulit sebelumnya, ataupun
memiliki sindrom genetik tertentu.
Merupakan bentuk prakanker dari
karsinoma sel skuamosa, dengan risiko
progresivitas 1-20%, namun memiliki
kemungkinan regresi spontan sebesar
84-85% (95% CI, 75-96%).
Kriteria Diagnostik

 Klinis
Lesi terletak di lokasi tubuh yang terpajan sinar matahari, dan memiliki berbagai
tipe klinis, yaitu: eritematosa, hiperkeratotik, pigmented, dan aktinik keilitis
Pemeriksaan Penunjang

1. Dermoskopi
Strawberry seeds appearance (eritema difus dan sumbatan keratin), surface
scale, eritema difus, dan rosette sign. Pada penyakit Bowen tipe pigmented
dapat ditemukan gambaran annular granular pigmentation, asymmetric
pigmented folicular opening, rhomboidal structure
2. Histopatologi
Pada lesi keratosis aktinik yang tidak karakteristik, tipe aktinik keilitis, dan bila
diagnosis banding merupakan karsinoma sel skuamosa. Pada gambaran
histopatologi akan tampak keratinosit yang atipik dengan peningkatan mitosis,
tampak sel diskeratosis, dan nekrotik pada lapisan epidermis
Penatalaksanaan

Medikamentosa topikal Tindakan


Beberapa medikamentosa topikal yang 1. Bedah beku
digunakan, antara lain:
2. Laser resurfacing
1. 5 Fluorourasil
3. Medium-deep peeling
2. Imiquimod
4. Bedah pisau tangensial
3. Natrium diklofenak gel
5. Dermabrasi
4. Ingenol mebutate
6. Photodynamic therapy kombinasi
5. Interferon dengan aminolevulinic acid/methyl
aminolevulinate
7. Radioterapi
Siringoma

Tumor jinak adneksa yang terbentuk


dari elemen duktus berdiferensiasi ke
arah eccrine acrosyringium.
Kriteria Diagnostis

Klinis Pemeriksaan Penunjang

1. Papul multipel, padat, sewarna kulit Pemeriksaan histopatologi: pada dermis


ditemukan gambaran duktus ekrin multipel
atau agak kekuningan
menyerupai tanda koma (comma-like) atau
2. Pada wajah terutama kelopak mata tadpoles
bawah Penatalaksanaan Non medikamentosa
3. Lebih sering pada wanita dewasa 1. Elektrokauter (bedah listrik)

4. Siringoma eruptif, ditandai dengan 2. Bedah laser


papul multipel, diseminata, kadang 3. Bedah eksisi
berkonfluens terutama pada tubuh 4. Dermabrasi
bagian setengah atas biasanya
Penatalaksanaan Medikamentosa
mengenai gadis pubertas atau dewasa
muda sotretinoin oral, terutama untuk tipe eruptif
Trikoepitelioma

Tumor jinak folikel rambut,


merupakan varian dari trikoblastoma
Kriteria Diagnostik

Klinis
Terdiri dari 3 bentuk, yaitu:
1. Soliter
Terutama papul, kecil (diameter 5-8 mm), sewarna kulit. Lokasi pada wajah terutama sekitar hidung,
bibir atas dan pipi. Kadang lesi juga timbul pada badan, leher, dan skalp. Dapat membesar terutama
pada paha dan regio perianal. Sering ditemukan pada pasien usia lanjut.
2. Multipel
Biasa timbul pada remaja, pada sindrom Brooke-Spiegler, berupa papul padat, mengkilat dalam
jumlah banyak pada wajah dengan predileksi di bibir atas, lipatan nasolabial dan kelopak mata. Dapat
juga tampak pada sindrom Rombo, lupus eritematosus sistemik dan myasthenia gravis.
3. Desmoplastik
Biasa terjadi pada wanita muda, berupa plak anular sklerotik, soliter padat,sewarna kulit sampai putih
keabuan dengan depresi sentral terletak di pipi atasatau sudut bibir. Berukuran 1 cm dan asimtomatik.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan histopatologi, terutama Medikamentosa


pada tipe desmoplastik yang mirip
1. Imiquimod topikal
dengan karsinoma sel basal.
Ditemukan kista tanduk (horn cyst) 2. Tretinoin
dalam berbagai ukuran dan pulau Tindakan
basaloid
1. Bedah listrik
2. Bedah eksisi
3. Bedah beku
4. Bedah laser
Keratosis Seboroik

Merupakan tumor jinak epidermal


yang paling sering terjadi. Lesi
umumnya terjadi pada usia
pertengahan, namun dapat muncul
pada awal masa remaja.
Kriteria Diagnostik

Klinis
Terdapat banyak varian klinis. Pada lesi awal terdapat batas yang tegas, permukaan rata,
kusam, dan berwarna kecoklatan. Seiring perkembangannya, lesi menjadi berbentuk
papul, permukaannya verukosa, stuck-on, mengkilat, dan terdapat kista pseudohorn.
Jenis varian:
1. Stucco keratosis
2. Dermatosis papulosa nigra
3. Inverted follicular keratosis
4. Lichenoid keratosis
5. Large cell acanthoma
6. Flat seborrheic keratosis
Pemeriksaan Penunjang

1. Dermoskopi Penatalaksanaan
2. Histopatologi 1. Kuretase, krioterapi
2. Bedah listrik (elektrodesikasi)
3. Laser CO2 ablatif.
4. Potassium-titanyl-phosphate
(KTP)
Kista Epidermoid

Kista dengan dinding berasal dari


epidermis atau epitel folikel rambut.
Lesi berkembang dari folikel
pilosebasea dan berisikan keratin.
Umumnya ditemukan pada wanita
atau pria dewasa. Nama lain yaitu
follicular cyst-infundibular type,
keratin cyst, epidermal inclusion cyst,
dan epithelial cyst. Milia secara
histopatologi merupakan kista
epidermoid yang berukuran kecil
Kriteria Diagnostik

Klinis
Nodul dermis atau subkutan yang dapat digerakkan (mobile) dengan jaringan
bawah kulit dan memiliki pungtum pada tengah lesi. Lesi yang tidak berkaitan
dengan trauma biasanya berlokasi pada dada bagian atas, punggung bagian atas,
leher, dan kepala sedangkan lesi yang berkaitan dengan trauma berada pada
telapak tangan, telapak kaki, dan bokong. Lesi biasanya sewarna kulit dan
terdapat bau yang tidak sedap seperti keju. Kista biasanya tumbuh secara
lambat, asimtomatik, namun sering pecah. Pada kista yang pecah dapat
meradang dan nyeri
Pemeriksaan Penunjang

1. Histopatologi
Nampak epitel skuamosa berlapis dengan lapisan granular yang intak dengan
kista yang berisi debris keratin eosinofilik.
2. Ultrasonografi
Nampak massa hyphoechoic pada bidang subkutan dengan muara punctum di
epidermis
Penatalaksanaan

Medikamentosa 2. Laser
Antibiotik golongan sefalosporin untuk  Laser karbon dioksida
Staphylococcus pada kista epidermal
yang mengalami inflamasi Untuk melakukan eksisi minimal
dilaporkan dapat menghilangkan
Tindakan secara total kista epidermoid pada 21
1. Surgical excision pasien.
Insisi, pengeluaran isi keratin, dan eksisi  Laser erbium: yttrium aluminum
dari dinding kista merupakan teknik garnet (Er:YAG)
yang paling sering dilakukan. Rekurensi
sebanyak 3%.3 Minimal insisi dengan Dilaporkan dapat mengecilkan kista
besar 3 mm dapat digunakan pada kista epidermoid tanpa bekas luka pada 23
epidermoid pada wajah dengan (92%) dari 25 pasien.
Nevus Verukosus

Tumor epidermal yang ditandai


dengan hiperkeratosis dari keratinosit
dan permukaan verukosa.
Kriteria Diagnostik

Klinis
1. Nevus verukosus ditandai dengan papul verukosus terlokalisasi atau difus, rapat,
sewarna kulit, coklat atau coklat keabuan, yang dapat menyatu membentuk plak
papilomatosa yang berbatas tegas. Konfigurasi linear sering ditemukan di
ekstremitas dengan distribusi pada garis Blaschko’s atau relaxed skin tension lines.
2. Systemized epydermal nevus adalah nevus verukosus dengan distribusi luas
(ektensif) termasuk didalamnya nevus unius lateris yaitu nevus epidermal dengan
distribusi setengan badan dan histriks ikhtiosis, nevus epidermal dengan distribusi
bilateral. Umumnya konfigurasi transversal di tubuh dan linear di ekstremitas.
3. Inflammatory linear verrocous epidermal nevus (ILVEN) adalah varian nevus
verukosus yang ditandai pruritus, eritema dan sisik. Terutama ditemukan di bokong
dan ekstremitas bawah.
Pemeriksaan Penunjang Medikamentosa
Pemeriksaan histopatologi: ditemukan 1. 5-FU topikal
gambaran akantosis, papilomatosis
2. Podofilin
dan hiperkeratosis, serta elongasi dari
rete ridges. Pada ILVEN menunjukkan 3. Tretinoin topikal
infiltrat eradangan kronik di dermis, 4. Calcitriol
hiperplasia epidermal psoriasiform
dan parakeratosis  Tindakan
 1. Bedah beku
 2. Bedah laser
 3. Bedah eksisi
Dermatofibroma

Tumor jinak fibrohistiositik kulit yang sering ditemukan.


Nama lain: fibroma simpleks, nodular subepidermal fibrosis, histiositoma, dermal
dendrositoma, histiositoma fibrosa, sklerosing hemangioma.
Kriteriaa Diagnostik

Klinis
Tumor padat, ”dome shaped” berupa papul/nodulus/nodul, asimptomatik,
berukuran beberapa mm hingga 10 mm, dapat mencapai 2 cm sebagai ukuran
terbesar. Tumor dapat timbul soliter, multipel maupun eruptif. Pada umumnya
warna tumor hiperpigmentasi, kecoklatan namun dapat pula berwarna pink,
eritema atau sewarna kulit. Etiologi diduga trauma, pasca-insect bite.
Tumor ini banyak ditemukan pada orang dewasa, wanita lebih sering, dengan
predileksi tersering pada tungkai bawah.
Pada palpasi, tumor teraba melekat pada kulit hingga lapisan subkutan; apabila
dilakukan “pinching”/cubitan dari tepi, lesi akan melekuk ke dalam kulit,
disebut dimple sign.
Penatalaksanaan

1. Tidak diperlukan terapi khusus karena asimtomatik


2. Tindakan bedah pisau untuk biopsi dan eksisi keseluruhan jaringan tumor, apabila:
 Lesi dicurigai ganas. Biasanya lesi dengan pertumbuhan cepat dan besar. Margin dari lesi
disarankan mencapai 3 mm serta hingga terangkat lapisan subkutan. Kemudian dilanjutkan:
pemeriksaan imunohistokimia.
 Menyebabkan keluhan subjektif (gatal/nyeri).
 Bila terdapat di lokasi yang rentan trauma berulang.
3. Shave excision
4. Bedah beku (bertujuan untuk mendatarkan lesi)
5. Pulsed dye laser 600 nm
6. Injeksi triamsinolon asetonid
7. Laser CO2 (untuk lesi multipel di wajah)
Fibroma Mole

Tumor lunak jaringan ikat. Penatalaksanaan


1. Bedah listrik
Klinis 2. Bedah pisau
Tumor lunak bertangkai, permukaan 3. Bedah laser
licin atau tidak teratur, letak di
kelopak mata, leher, aksila.

Pemeriksaan Penunjang
Histopatologi
Keloid

Salah satu manifestasi penyembuhan luka abnormal berupa jaringan parut timbul
tau tumbuh melebihi batas luka. Pada keloid terjadi ketidakseimbangan antara
sintesis dan degradasi kolagen. Faktor risiko, antara lain: kulit yang gelap, faktor
genetik (ras kulit hitam, ras Asia, dan ras Hispanik), riwayat keluarga, umur di
bawah 30 tahun, tingginya kadar hormon pada puberitas maupun kehamilan,
golongan darah A, hyper-immunoglobulin (IgE) syndrome, luka bakar, luka yang
membutuhkan waktu untuk sembuh lebih dari tiga minggu, dan luka yang
terdapat pada kulit di daerah sternum, pundak, lengan atas, daun telinga, dan
pipi
Kriteria Diagnostik

Klinis
Nodul maupun plak yang keras, berwarna merah muda, keunguan, maupun
hiperpigmentasi, memiliki permukaan yang umumnya halus dan mengkilat, dapat
terjadi ulkus, pinggir yang tidak rata, dapat disertai telangiektasia, serta
menimbulkan nyeri dan gatal. Awitan terjadinya keloid biasanya tidak langsung
terjadi setelah perlukaan, melebihi batas awal luka, jarang terjadi regresi
spontan, dapat rekurens, dan kadang memiliki bentuk yang terdistorsi
Penatalaksanaan

Medikamentosa Tindakan:

1. Triamcinolone acetonide injeksi 1. Bedah pisau


Bedah pisau dengan graft dikombinasi
Pilihan terapi baik tunggal maupun dengan injeksi triamcinolone acetonide.
kombinasi dengan terapi lainnya.
2. Terapi laser
2. Injeksi intralesi lainnya
 Pulse dye laser
 Lima-fluorourasil Merupakan terapi kombinasi dengan lainnya.
 Bleomycin  Laser CO2
 Botulinum toxin A 3. Bedah beku

 Interferon Pilihan terapi kombinasi dengan terapi


lainnya.
 Krim imiquimod 5%
Angiokeratoma

Dilatasi kapiler disertai hiperkeratosis Penatalaksanaan


dengan etiologi malformasi limfatik-
1. Eksisi (bedah pisau)
vaskular kapiler.
2. Elektrokauter (bedah listrik)
Klinis
3. Laser CO2 (bedah laser)
Papul verukosus, eritema
keunguan/hiperpigmentasi, dapat 4. Krioterapi (bedah beku)
timbul zosteriform, unilateral
menyerupai garis Blaschko
Granuloma Piogenikum

Tumor vaskular yang sering ditemukan, bisa Penatalaksanaan


timbul spontan atau setelah trauma
1. Bedah pisau
2. Bedah listri
Klinis
Papul/nodus eritema bertangkai, mudah 3. Bedah laser CO2
berdarah. Nodul, bisa berbentuk 4. Krioterapi
pedunculated berwarna merah, permukaan
lembut atau sessile, mudah berdarah,
krusta atau ulserasi. Lokasi sering pada
intraoral: marginal gingiva, palatum,
mukosa bukal, lidah, dan bibir. Lokasi di
kulit di wajah, leher, ekstremitas atas dan
bawah, mukosa membran di hidung, dan
kelopak mata
Hemangioma Infantil

Tumor jinak pembuluh darah, berupa proliferasi endotelial. Terdiri dari tiga fase, yaitu fase
proliferasi, stabil, dan involusi. Lesi ini didapatkan kurang lebih pada 4% anak usia 1 tahun. Lesi ini
lebih sering terjadi pada perempuan, bayi prematur, ras kaukasia, kehamilan yang multipel, dan usia
ibu di atas 30 tahun. Nama lain lesi ini antara lain vascular tumor, vascular birthmark, strawberry
birthmark, strawberry hemangioma dan juvenile hemangioma.
Klinis
Lesi biasanya muncul pada usia 1-8 minggu, pertumbuhan yang cepat selama 6- 12 bulan, dilanjutkan
dengan fase involusi selama 5-9 tahun.
Jenis dari hemangioma dibedakan menjadi:
1. Bentuk (fokal, multifokal, segmental, indeterminate)
2. Tipe (superfisial, dalam, kombinasi, retikular/abortif/perkembangan minimal)
 Lesi superfisial: makula eritematosa yang terang, papul, maupun plak muncul pada usia 1-4 minggu.
 Lesi dalam: berwarna ungu, biru, maupun sewarna kulit muncul pada usia 2-3 bulan.
Penatalaksanaan

Sebagian besar hemangioma dapat Medikamentosa


sembuh secara spontan tanpa terjadi 1. Propanolol
sekuele yang signifikan. Observasi 2. Topikal ß blockers
tanpa pemberian terapi dapat 3. Kortikosteroid
dilakukan pada kasus yang berukuran 4. Imiquimod 5% topikal
kecil, lokasi jauh dari organ vital, dan 5. Interferon-α
tanpa penyulit. Indikasi diperlukannya 6. Kemoterapi
tata laksana antara lain: bila terjadi  Vincristine
ulkus, lesi dapat mengganggu organ
 Siklofosfamid
vital seperti mata, mulut, hidung,
genitalia, dan perianal, yang
Tindakan
berpotensi menimbulkan kecacatan,
dan perdarahan 1. Operasi
2. Pulse dye laser
Limfangioma

Hiperplasia dan dilatasi pembuluh limfe Pemeriksaan Penunjang


akibat kelainan kongenital malformasi 1. Histopatologi
sistem limfatik. Kelainan dapat
bermanifestasi berbentuk vesikel yang 2. Ultrasonography (USG)
berisikan cairan limfe, biasanya terdapat 3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
pada daerah wajah dan ditemukan pada
4. Dermoskopi
usia kurang dari dua tahun. Nama lainnya
adalah lymphangioma circumscriptum Penatalaksanaan
Klinis 1. Bedah pisau
Lesi berupa kumpulan vesikel yang 2. Skleroterapi
berisikan cairan bening maupun cairan 3. Prosedur destruktif
serohemoragik. Lesi mempunyai batas
difus dan dapat menyerang struktur  Radiofrequency ablation
disekitarnya.  Bedah laser CO2
Nevus Flameus

Malformasi kutaneus vaskular, yang melibatkan postcapillary venule.


Nama lain: port wine stain
Klinis
Lesi berupa makula eritematosa atau kebiruan, tepi ireguler, muncul sejak lahir
dan tidak pernah hilang spontan. Umumnya ditemukan pada wajah di area
persarafan nervus trigeminus. Seiring bertambahnya usia, warna lesi akan
bertambah gelap dan dapat disertai munculnya papul dan nodus vaskular
diatasnya.
Penatalaksanaan
Bedah laser pulse dye
Nevus Melanositik

Spektrum neoplasia nevomelanositik yang berkembang pada waktu anakanak/ dewas


Klinis
1. Bentuk: makula/papul (papilomatosa, papul berbentuk kubah/dome shape,
bertangkai/pedunculated, atas datar/flat-topped).
2. Warna: sewarna kulit, merah jambu, kecoklatana muda
Pemeriksaan Penunjang
1. Dermoskopi
2. Histopatologi
Penatalaksanaan
1. Bedah pisau
2. Bedah listrik
3. Bedah laser
Karsinoma Sel Basal

Tumor ganas yang berasal dari lapisan epidermis, tumbuh secara lambat, dan
lokal invasif. Merupakan kanker kulit tipe non-melanoma yang paling sering
terjadi. Penyakit ini berhubungan dengan pajanan sinar matahari dan jarang
terjadi metastasis.
Kriteria Diagnostik

Klinis 4. Morfeaformis
1. Nodular Lesi yang paling jarang terjadi dan
Paling sering terjadi dan muncul di daerah sering ditemukan pada wajah.
yang sering terpajan sinar matahari. Menyerupai skar atau keloid berbatas
difus, merupakan tipe risiko tinggi.
2. Berpigmen
5. Ulseratif
Mempunyai kemiripan dengan tipe nodular
namun berwarna (biru, hitam, dan Termasuk ulkus rodens dan ulkus
kecoklatan) karena mengandung melanin. terebrans, berhubungan dengan
3. Superfisial destruksi lokal.

Tipe lesi yang paling tidak agresif, namun 6. Varian lain


sering multifokal, dan biasanya muncul di Yaitu: basoskuamosa, keratotik, dan
badan maupun ekstremitas. fibroepitelioma pinkus
Pemeriksaan Penunjang Tindakan
1. Dermoskopi
1. Bedah eksisi
2. Histopatologi
3. Computed tomography (CT) scan atau 2. Mohs micrographic surgery
magnetic resonance imaging (MRI)
3. Destructive surgical techniques
Medikamentosa
4. Kauter dan kuret
1. Imiquimod
2. Sonidegib 5. Cryosurgery
3. Vismodegib 6. Carbon dioxide laser ablation
4. 5-fluorouracil (5-FU)
7. Photodynamic therapy (PDT)
5. Topical tazarotene 0.1%
6. Zycure (0.005% mixture of solasodine
glycosides)
Karsinoa Sel Skuamosa

Tumor ganas non-melanoma yang berasal dari keratosit epidermis supra-basal.


Umumnya timbul pada bagian tubuh yang terpajan matahari dan sebagian besar
timbul dari lesi prekursor seperti keratosis aktinik, penyakit Bowen, luka bakar
dan penyakit kulit kronis lain
Klinis
Gambaran Klinis
Faktor Predisposisi
1. Lesi prekursor (keratosis aktinik, penyakit Bowen) Pada populasi kulit putih lesi kulit
2. Pajanan ultraviolet biasanya ditemukan pada daerah
3. Pajanan radiasi ionisasi
yang terpajan sinar matahari
4. Pajanan terhadap karsinogen lingkungan
5. Imunosupresi
seperti kepala, leher, dan
6. Skar
punggung tangan. Pada populasi
7. Luka bakar atau pajanan panas yang lama kulit berwarna terdapat distribusi
8. Ulkus kronik atau dermatosis inflamasi yang sama baik ditempat yang
9. Infeksi human papilloma virus sering terpajan matahari maupun
10. Genodermatosis (albinism, xeroderma pigmentosum,
porokeratosis,
tidak. Tumor biasanya soliter,
epidermolisis bulosa) merupakan kelanjutan dari lesi
11. Mutasi P53, Bcl2, dll prekursor.
Gambaran Tumor Risiko Tinggi (NCCN 2012) Dikatakan tumor risiko tinggi apabila
1. Area M ≥10 mm ada salah satu tanda diatas
2. Area H ≥6 mm
M: “medium” risk  daerah kening,
3. Poorly defined
kulit kepala, pipi, dan leher
4. Rekurensi
H: “High” risk  wajah bagian tengah,
5. Imunosupresi
telinga, periaurikular, kelopak mata,
6. Site of prior RT atau proses inflamasi kronis
periorbital, hidung, pelipis, dan bibir
7. Tumor yang berkembang dengan cepat
8. Gejala neurologi
9. Patologi
 Moderately or poorly differentiated histology
 Subtipe akantolitik, adenoskuamosa atau
desmoplastik
Pemeriksaan Penunjang  Penatalaksanaan

1. Dermoskopi  1. Pencegahan pajanan sinar


ultraviolet:
2. Biopsi  2. Medikamentosa
3. Histopatologi  Krim imiquimod 5%
4. Computed tomography (CT) dan  Tindakan
magnetic resonance imaging (MRI)
  Bedah pisau
  Mohs micrographic surgery (MMS)
  Superficial ablative techniques
  Kuret dan bedah listrik (BL)
  Bedah beku
Melanoma Maligna

Tumor ganas melanosit yaitu sel yang


menghasilkan melanin dan berasal dari
neural crest. Sebagian besar
melanoma maligna (MM) muncul pada
kulit tapi dapat juga timbul di
permukaan mukosa, misalnya uvea.
Faktor risiko
1. Pajanan sinar ultraviolet
 Pajanan sinar UV high levels intermiten atau Gambaran klinis
sporadik
 Pajanan kronik berlebihan
1. Superficial spreading melanoma (SSM)
2. Karakteritik fenotip 2. Nodular melanoma (NM)
 Kulit terang, ketidakmampuan menjadi 3. Lentigo malignant melanoma (LLM)
kecoklatan (tan), kecenderungan
4. Acral lentigo melanoma (ALM)
terbakar surya atau efelid (skin phototype I dan
II) Gambaran MM dini/ABCD (Tidak berlaku
 Mata biru atau hijau untuk NM)
 Rambut merah atau pirang A = asimetris
 Mempunyai nevus melanositik yang banyak, B = border/tepi yang tidak teratur
dan atau lebih dari satu nevus
C = color/warna yang bermacam-macam
melanositik atipik
 Nodular melanoma kongenital besar D = diameter sama atau lebih dari 6 mm,
atau terdapat perbedaan penampilan,
3. Riwayat melanoma sebelumnya
misal “ugly duckling”
4. Riwayat melanoma dalam keluarga
E = elevasi
5. Mutasi p16, BRAF atau MC1R
6. Xeroderma pigmentosum
7. Supresi imun (kontroversi)
 Pemeriksaan Penunjang  5. Pemeriksaan radiodiagnostik
 1. Dermoskopi  6. Sentinel lymph node biopsy
(bergantung pada adanya
 2. Histopatologi
indikasi/fasilitas)
 3. Pulasan (pewarnaan) khusus
untuk diagnostik
 4. Pulasan (pewarnaan) khusus
untuk prognostik apabila fasilitas
tersedia
Sesuai dengan stadium
1. Tindakan bedah:
2. Terapi sistemik
Stadium I dan II:
 Interferon-alpha dosis rendah: 3 mU s.c 3x seminggu selama 18-24 bulan Interferon-alpha dosis tinggi:
15-20 mU/m2 i.v (atau i.m) 5 hari/minggu selama 4 minggu atau 10 mU/m2 s.c 3x/minggu
 Injeksi BCG subkutan 0,375mg, diulang setiap 1-3 bulan
Stadium III dan IV sesuai dengan performance status
 Hasil kurang baik cukup diberikan kemoterapi single: dacarbazine dosis 1000 mg/m2 (hari 1,
intravena) atau dacarbazine dosis 250 mg/m2 (hari 1-5, intravena)
 Hasil baik diberikan kombinasi kemoterapi
Bila terdapat metastasis ke otak, diberikan temozolamide dosis 200 mg/m2 (hari 1-5, oral)
3. Terapi radiasi

Anda mungkin juga menyukai