UNIVERSITAS HALUOLEO
TRIKOEPITELIOMA
PENYUSUN
K1A1 13 095
PEMBIMBING
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2018
Trikoepitelioma
1. Pendahuluan
pilosebaseus dapat berbentuk soliter maupun multiple. Tumor ini pertama kali
yang menyerang folikel pilosebaseus. Terdapat gen yang terlibat pada tipe
soliter biasanya non herediter. Lesi-lesi ini mulai muncul semasa anak-anak
melaporkan sekitar 2,14 dan 2,75 kasus trik oepithelioma pada 9000 spesimen
per tahun. Baik laki-laki maupun perempuan dapat terkena, akan tetapi karena
nasolabia, kelopak mata dan bibir atas. Selain itu dapat juga mengenai kulit
kepala leher dan badan bagian atas. Tumor ini berukuran antara 2-3 cm bentuk
lesi berupa papula, nodul yang multipel, mengkilat, warnanya seperti kulit
normal, dan konsistensinya padat.1,2,3
2. Etiologi
muncul sehubungan dengan adanya mutasi gen yang disandi oleh supresi
tumor pada pita kromosom 9p21. Gen yang terlibat dalam karsinoma sel basal
(PTCH, human patched gene yang terdapat pada pita kromosom 9q22.3) juga
3. Epidemiologi
dan 2,75 kasus trikoepitelioma pada 9000 spesimen per tahun. Tidak ada data
keturunan Arab dalam tiga generasi. Mohammadi dan Seyed Jafari juga
autosomal dominan dan kedua jenis kelamin menerima gen yang sama,
karena tekanan yang lebih kecil dan penetrasi kromosom pada pria. Kasus
4. Patogenesis
lengan pendek dari kromosom 9. Karena beberapa gen supresor tumor berada
pada area ini (misalnya p16, p15, dan gen pada sindrom nevus sel basal),
kurang baiknya fungsi atau bahkan ketiadaan dari supresi tumor. Dengan
adanya angka yang signifikan dari sel Merkel dalam sarang tumor dan deteksi
struktur rambut, terutama dari tonjolan rambut. Jarang sekali tumor yang
trikoepitelioma. 6
Mutasi pada gen ini telah terbukti menjadi penyebab dari multiple
merupakan variasi fenotipik dari penyakit yang sama. Penetrasi gen telah
5. Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
terjadi ulserasi.
nasolabial, hidung, dahi, di atas bibir, dan pada kulit kepala; 50%
lesi terjadi dimuka dan kulit kepala, adakalanya lesi juga dapat
Gambar 1.6
serupa. Lesi akan muncul pada masa kanak – kanak atau remaja
nasolabial, tetapi dapat juga timbul pada daerah dahi, dagu dan
nodul atau tumor yang bersatu. Lesi tipe multipel sering disebut
trikoepitelioma.6
Gambar 2.6
Gambar 3.2
Gambar 4. Banyak papula dan nodul yang berwarna
kulit atau merah muda, asimtomatik pada wajah
(terutama di daerah peri-nasal dan dagu) pada dua
saudara berusia 17 dan 25 tahun. Ayah dan nenek
mereka memiliki lesi yang sama kecuali nodul ulserasi
di daerah peri-nasal dan lesi ulkus, yang sangat gatal di
dahi nenek. Karena penampilan tidak pantas yang
disebabkan oleh lesi kulit wajah, kedua saudara itu
meninggalkan pendidikan dan menjadi gembala.
Rincian beberapa trichoepithelioma familial dalam
keluarga ini telah dipublikasikan baru-baru ini. 3
6. Pemeriksaan Penunjang
mirip dengan karsinoma sel basal. Ditemukan kista tanduk (horn cyst) dalam
Kedua tumor ini menunjukan gambaran deretan sel tipis sel bsaloid yang
menunjukan gambaran kista tanduk yang banyak dan tidak didapatkan retraksi
tumor. 8
Gambar 5.6 Gambar 6.6
7. Diagnosis Banding
1. Adenoma sebasea
Syndrome. Lesi berupa papul atau nodul (diameter ± 0,5 cm), dapat soliter
ulserasi atau perdarahan. Lokasi biasanya pada kepala dan leher, kadang
Gambar 7. 3
2. Steatositoma multipleks
ditandai dengan adanya kista dermis multiple yang berisi sebum dan
dibatasi oleh epitel yang berisi folikel sebasea. Biasanya dimulai pada usia
pubertas atau saat dewasa muda. Pria lebih sering terkena dari pada wanita.
Dahulu dianggap sebagai kista inklusi keratin atau sebaseus. Saat ini
Gambar 8. 4
Lesi dapat timbul saat lahir atau saat kemudian secara klinis
halus dan bila lesi ditusuk akan keluar cairan kuning berminyak seperti
biasanya jarang lebih dari 1,5 cm. pada umumnya lesi terletak pada daerah
tanpa lapisan granuler. Kista biasanya terlipat. Ciri khas yang tampak
berupa lapisan non seluler yang tebal, eosinofilik, homogen, yang melapisi
epitel pada sisi lumen. Dinding kista sering terdiri dari struktur adneksa
terutama kelenjar sebaseus atau folikel rambut abortif. Ruang kista berisi
rambut lanugo. 1
8. Tatalaksana
Tabel 1. Rincian agen farmakologis yang digunakan untuk pengelolaan trichoepithelioma dalam 4
studi klinis
Agen Dosis, Rute dan Durasi
Referensi Pengaturan Khasiat
farmakologis pemberian
klinis
Beberapa
Van Voorst trichoepitheliom
Vader 13-cis-retinoic 1 mg / kg / hari secara oral Tidak
a dan jerawat Asam selama 12 minggu efektif
et al, 1986 kistik
(51)
3 kali seminggu dan
Urquhart Imiquimod cream kemudian, dua kali sehari
dan Beber dalam kombinasi Tentang8
apa secara topikal (Imiquimod) 0%
Weston, dengan gel bersama sekali sehari secara
2005 (50) trichoepithe tretinoin 1% peningkata
lioma topikal (tretinoin) selama 3 n
tahun
325 mg dua kali sehari secara
oral (aspirin) bersama dengan
Fisher dan Aspirin dalam 40 mg setiap minggu lainnya Tingkat
Geronemus, Berulang beberapa kombinasi selama 2 bulan pertama dan peningkat
2006 (53) keluarga dengan sesudahnya , 40 mg setiap an yang
trichoepithelio adalimumab minggu sebagai injeksi luar biasa
mas subkutan
(adalimumab) selama 8
bulan
Trichoepithelio
Alessiet al, mas sebagai 5 hingga 7 kali per minggu Sebagian
2009 Imiquimod cream secara topikal respon
bagian dari 5%
(52) Brooke-Spieg selama 32 minggu klinis
ler sindrom
Tabel 1. 3
Tata Laksana yang disebutkan untuk trikoepitelioma tidak mengatasi
terjadinya tumor baru. Karena hasil BSS dari hilangnya penghambatan normal
produk gen CYLD dari jalur TNF-α dan peningkatan ekspresi NF-κβ, kontrol
jalur lainnya. Inhibitor ini, termasuk turunan aspirin natrium salisilat dan
vitro garis sel knockdown CYLD. Paparan sel terhadap natrium salisilat
saat ini sedang berjalan dan mungkin merupakan pengobatan yang mudah
9. Prognosis
jarang, tumor juga dapat berkembang menjadi karsinoma stadium lanjut dan
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/3410/08E00609.pd
f?sequence=1&isAllowed=y
http://www.perdoski.or.id/doc/mdvi/fulltext/34/223/Laporan_Kasus_(1).p
df
2017.
http://www.orrpha.net/data/patho/GB/uk-Tricoepitelioma