DEFINISI
• Sarcoma adalah
pertumbuhan maligna
jaringan mesodermal
(misal jaringan ikat,
otot, tulang).
• Liposarkoma adalah
tumor ganas atau
kanker pada jaringan
lemak, yang biasanya
dicirikan oleh adanya
diferensiasi abortif sel
– sel menjadi liposit
• Liposarcoma terjadi dari sel – sel
mesenkim primitif, beberapa diantaranya
membawa vakuola – vakuola lipid yang
harus ada paling sedikit beberapa sel.
Pleomorphic
liposarcoma
GEJALA KLINIS
• Benjolan: tanpa nyeri atau tanda radang,biasanya
mempunyai batas yang cukup jelas dengan
jaringan sekitarnya, tanpa gejala dan keluhan
apapun.
• Keluhan baru timbul setelah ukuran sudah besar
atau terjadi tarikan atau tekanan pada otot atau
saraf.
• Gejala dan tanda kanker jaringan lemak tidak
spesifik, tergantung pada lokasi dimana tumor
berada
• Nyeri bisa timbul karena penekanan pada saraf –
saraf tepi. Kanker yang sudah begitu besar, dapat
menyebabkan borok dan perdarahan kulit.
PREDILEKSI
• Distribusi anatomis liposarcoma sebagian
besar terkait dengan jenis histopatologinya.
• Well differentiated liposarcoma paling
sering terjadi pada jaringan lunak dalam
pada kedua tungkai dan retroperitoneum.
• Myxoid dan/atau round-cek liposarcoma
serta pleomorphic liposarcoa memiliki
perdileksi yang khas pada tungkai.
• Dedifferentiated liposarcoma terjadi paling
sering pada retroperitoneum.
PEMERIKSAAN
1. Anamnesis
Liposarcoma paling sering ditemukan pada
ekstremitas, retroperitoneum, dan lebih jarang pada
area kepala dan leher.
Umumnya pasien dengan liposarkoma tidak
mengeluhkan gejala, sampai tumor berukuran besar
dan menekan struktur disekitarnya menyebabkan
nyeri maupun disfungsi.
Gejala dapat berupa: pembengkakan yang nyeri,
penurunan fungsi, rasa kebas, pembesaran varises,
fatig, nyeri perut, berat badan menurun, sesak, dan
muntah.
2. Pemeriksaan fisis: palpasi didapatkan massa
berbatas tegas, juga perkirakan ukuran kelainan
dan perlekatan dengan struktur dangkal maupun
dalam.
3. Biopsi: menentukan ganas atau jinak.
4. Pemeriksaan pencitraan: radiografi,
ultrasonografi, limfangiografi, CT, atau MRI
sebaiknya digunakan dengan selektif. Angiografi
bermanfaat karena dapat menilai hubungan
anatomi tumor dengan jaringan sekitarnya.
PENATALAKSANAAN
• Terapi utama: pembedahan, radioterapi,
khemoterapi, hormonterapi dan bioterapi.
• Eksisi luas: bukan hanya tumornya saja yang
diangkat, namun juga dengan jaringan sekitarnya
sampai bebas tumor.
• Penggunaan radioterapi dan khemoterapi
hanyalah sebagai pelengkap. Untuk kanker yang
ukurannya besar, setelah operasi ditambah
dengan radioterapi.
• Setelah penderita operasi harus sering kontrol
untuk memonitor ada tidaknya kekambuhan pada
daerah operasi ataupun kekambuhan ditempat
jauh hasil metastase.
KOMPLIKASI
1. Metastase pada paru – paru, hepar, tulang.
2. Komplikasi dari penatalaksanaan yaitu infeksi
pada pembedahan, dan jika dilakukan terapi
radiasi mungkin akan terjadi perlambatan
penyembuhan luka, dan nekrosis dijaringan
setelahnya..
3. ika dilakukan khemoterapi, akan didapat
komplikasi antara lain : mual, muntah,
stomatitis, neuropati perifer, miopati jantung,
dan kerusakan hepar