Anda di halaman 1dari 2

Antraks (latar persawahan)

 Definisi
Antraks adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Secara
istilah kata ‘antraks’ berarti batu bara yang merujuk pada kondisi munculnya bercak hitam
pada kulit si penderita. (sapi, kambing, kerbau) (bakteri)
 Epidemiologi
Penyakit antraks menyerang hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing dan beberapa
spesies burung pemakan bangkai. Penyakit ini sering terjadi di daerah yang memiliki
lingkungan hangat dengan curah hujan yang tinggi. Indonesia merupakan salah satu negara
yang memiliki angka kejadian antraks cukup tinggi. Terdapat 11 propinsi yang dinyatakan
sebagai daerah endemis antraks. (peta) (lesi kulit)
 Penularan
Penularan penyakit antraks dapat terjadi dari hewan ke manusia, atau manusia yang secara
langsung. Herbivora biasanya terinfeksi saat menelan banyak bakteri pada tanaman di
padang rumput atau di tanah. Spora antraks dapat bertahan selama puluhan tahun di tanah,
air, atau produk hewani seperti kulit kering, susu, atau olahan dan wol. Sehingga penyakit ini
sering dialami terutama oleh dokter hewan, peternak, petani dan pekerja yang mengolah
produk kulit, rambut, dan wol. Bagaimana mekanismenya? (manusia yang sakit, petani,
peternak)
 Manusia dapat terinfeksi melalui salah satu dari ketiga kemungkinan yaitu melalui kulit,
melalui inhalasi atau melalui ingesti.
- Antraks kutaneus: infeksi oleh endospora bakteri melalui luka pada kulit. Penyakit
antraks ini khas dimana pada kulit ditandai dengan plak/bercak menonjol (bengkak)
kehitaman. (Dalam waktu 12 -36 jam setelah infeksi akan timbul jerawat atau papula
kecil dan akan berkembang dalam dua sampai tiga hari. 24 jam berikutnya papula
berubah menjadi vesikula yang berisi cairan berwarna biru gelap dan membentuk cincin
vesikula, diikuti oleh ulserasi papula yang mengering dan membekas berupa eschar
kehitaman pada bagian pusat lesi. Biasanya, pada hari kelima atau enam eschar
kehitaman akan menebal dan melekat erat pada jaringan dasarnya. Terdapat
limfadenopati regional dan juga terjadi pembengkakan di wajah atau leher yang bisa
berkembang menjadi meningitis). Luka akibat penyakit antraks kutaneus ini tak disertai
rasa nyeri. Demam, nanah dan nyeri terjadi jika terjadi infeksi lain selain antraks. (kulit)
- Antraks gastrointestinal: terjadi setelah mengonsumsi daging yang terkontaminasi.
(Spora di saluran usus mengalami germinasi dan menyebabkan terbentuknya lesi
ulseratif). Gejala awal dari bentuk abdominal bisa berupa lemah, lesu, demam, mual,
muntah, diare dan penurunan berat badan. (salcer)
- Bentuk penyakit anthrax lainnya yang dapat terjadi yaitu berupa sakit tenggorokan, sulit
menelan, demam, suara serak dan bengkak pada leher dan bisa mengakibatkan
gangguan jalan nafas.
- Antraks inhalasi: terjadi setelah manusia menghirup spora bakteri. Awal gejala berupa
demam, menggigil, lemas, batuk tak berdahak dan nyeri dada ringan. Gejalanya
terkadang membaik selama beberapa jam sampai tiga hari. (sal nap)
 Pecegahan (orang cuci tangan, cek kesehatan hewan, periksa ke dokter, masak daging
hingga matang)
- Menjaga kebersihan lingkungan, makanan, dan diri
- Menghindari mengonsumsi daging ternak yang kurang matang
- Melakukan pengecekan berkala kepada hewan ternak
- Memvaksinasi pada hewan secara berkala
- Mengobati hewan yang terkontaminasi dengan memeriksakannya kepada dokter
hewan.
- Memusnahkan bangkai ternak tersangka anthrax dan semua material yang diduga
tercemar dengan cara dibakar atau dikubur dalam-dalam serta bagian atas dari
lubang kubur dilapisi batu kapur secukupnya.
- Memeriksakan diri pada dokter jika terdapat gejala-gejala penyakit antraks.

Anda mungkin juga menyukai