Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan
pertumbuhan sel-sel kulit yangtidak terkendali, dapat merusak jaringan di
sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit
terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacammacamsesuai dengan jenis sel yang terkena.Akan tetapi yang paling
sering terdapat adalah karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel
skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). Karsinomasel basal dan
karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit
non melanoma (Ajoemedi soemardi, 2006).
Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti,
namun faktor lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan
lingkungan merupakan faktor utama penyebab kanker kulit. Angka
kejadian kanker kulit lebih banyak terdapat pada orang dengan pola
hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar matahari. Kanker kulit
non-malenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika
Serikat,dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000
kasus. Prevalensi kejadian kanker kulit pada tahun 2008 diperkirakan
dibawah 5.000 kasus. Karsinoma sel skuamosa merupakan 20% dari

semua kanker kulit non malenoma, namun kemampuan metastasinya.


(Brunner and Suddarth, 2002).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas ,
kelompok kami merumuskan permasalahan sebagai berikut
: apa definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi,
komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan dari
karsinoma

sel

skuamosa

serta

bagaimana

asuhan

keperawatan pada pasien karsinoma sel skuamosa.


C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan utama pembuatan makalah ini adalah untuk
pemenuhan

tugas

mata

kuliah

sistem

integumen.

Selanjutnya pembahasan masalah tentang kanker kulit


terutama karsinoma sel skuamosa yang bertujuan untuk
mendalami tentang kanker kulit khususnya karsinoma
sel skuamosa serta peran perawat dalam kasus kanker
kulit. Selain itu, makalah ini juga di harapkan dapat
memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang
karsinoma sel skuamosa.
2. Tujuan Khusus
a. Agar dapat mengerti definisi karsinoma sel skuamosa
b. Agar dapat mengetahui etiologi dari karsinoma sel
skuamosa
c. Agar dapat

mengetahui

karsinoma sel skuamosa


2

manifestasi

klinis

dari

d. Agar dapat mengetahui patofisiologi dari karsinoma sel


skuamosa
e. Agar dapat mengetahui komplikasi dari karsinoma sel
skuamosa
f. Agar dapat mengetahui pemeriksaan penunjang dari
karsinoma sel skuamosa
g. Agar dapat mengetahui

penatalaksanaan medis dari

karsinoma sel skuamosa


h. Agar dapat mengetahui asuhan keperawatan pada
pasien karsinoma sel skuamosa

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Definisi

Karsinoma
maligna yang

sel

skuamosa

merupakan

proliferasi

timbul dari dalam epidermis. Meskipun

biasanya muncul pada kulit yang rusak karena sinar


matahari, karsinoma ini dapat pula timbul darI kulit yang
normal atau lesi yang sudah ada sebelumnya (Brunner
and Suddarth, 2002).
Karsinoma sel skuamosa merupakan tumor ganas
yang berasal dari sel-sel epitel skuamosa yang cenderung
menginfiltrasi

jaringan

sekitarnya

dan

biasanya

menimbulkan metastase ( Marwali, 2002).


Karsinoma sel skuamosa adalah jenis kanker kulit
non-melanoma yang dimulai dari sel epitel gepeng. Ini
adalah jenis kanker kulit non-melanoma kedua yang
paling sering terjadi, lebih sering terjadi pada orang
berusia setengah baya, orang tua atau orang yang
berkulit kuning langsat. Sel epitel gepeng terletak di
bawah permukaan kulit terluar. Karsinoma sel gepeng
berkembang karena proliferasi dari sel-sel tersebut yang
tidak terkendali. Hal ini juga dapat terjadi akibat rusaknya
DNA

yang

bertanggung

jawab

untuk

mengatur

pertumbuhan sel. Kebanyakan karsinoma sel gepeng


merupakan akibat dari paparan jangka panjang dari
radiasi ultraviolet (UV), baik dari sinar matahari atau dari
ranjang mesin penyamak kulit atau dari lampu. Karsinoma

sel gepeng pertama kali dimulai sebagai keratosis aktinik


(pertumbuhan pre-kanker) yang biasanya disebabkan oleh
paparan sinar matahari. Kondisi ini sering muncul sebagai
bercak

merah,

bersisik

dan

kemudian

berkembang

menjadi permukaan yang menyerupai kutil yang keras.


Apabila tidak dirawat, beberapa dari kondisi ini dapat
berkembang menjadi karsinoma sel gepeng. Karsinoma
sel gepeng yang berat dapat merusak jaringan yang sehat
di sekeliling tumor, menyebar ke kelenjar getah bening
atau organ lain, dan seringkali berakibat fatal (Smeltzer &
Bare, 2001).
Komplikasinya antara lain penyebaran lokal dari
tumor atau penyebaran ke sisi yang lebih jauh tetapi
keduanya relatif jarang dan perlahan (tetapi lebih besar
daripada karsinoma sel basal). Kanker ini merupakan
permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya invasive
dengan mengadakan metastase lewat system limfatik
atau darah. Metastase menyebabkan 75% kematian
akibat

dari

karsinoma

sel

Suddarth, 2002).
B. Etiologi

skuamosa

(Brunner

and

Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti,


namun ada beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya
kanker kulit yaitu :
1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari
matahari maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas
sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik dengan pakaian atau
krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap terjadinya kanker
kulit.
2. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit
daripada orang yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan
jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih sedikit. Kadar
melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya
sinar

matahari,

sehingga

mengurangi

risiko

terkena

kanker

kulit. Namun, orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena
kanker kulit meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.
3.

Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini
dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak
kasus paparan dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan
kanker kulit. Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki hampir
seluruh orang sejak lahir. Namun dengan bantuan zat atau bahan
karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor.

Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer


Institute di Amerika telah memukan virus-virus yang dapat
menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah human papilloma virus/
HPV .
4. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap
munculnya kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang
terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit pada anggota
keluarga yang lain juga akan meningkat (Isselbacher, et al, 2002).

C.

Manifestasi Klinis
Bagian tubuh yang terserang kanker sel skuamosa
biasanya pada daerah kulit yang terpapar sinar matahari
dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi pada
setiap bagian tubuh. Pada orang kulit putih lebih sering
dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas, sedangkan
pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih
banyak pada ekstremitas bawah, badan dan dapat pula
dijumpai

pada

bibir

bawah serta

punggung

tangan

(Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau
ulkus dengan tepi yang tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol
menyerupai kembang kol, pada perabaan keras dan mudah berdarah yang
berasal dari ulkus, permukaan dan tepi meninggi, warna kekuningan.

Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat lain (Siregar,


2005).
Menurut Marwali (2002) gambaran klinis karsinoma sel skuamosa
bervariasi, dapat berupa :

Gambar 1. Karsinoma sel skuamosa

1.

Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa

krusta atau ulkus dengan tepi yang berbatas kurang jelas


2. Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas
permukaan kulit, tidak rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol,
berwarna merah atau pucat, membasah atau berdarah dan berbau.
3. Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna
kuning kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan
mengadakan metastasis ke kelenjar limfe regional atau ke organ-organ
dalam.

4. Karsinoma sel skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih sering
mengadakan invasi yang cepat dan terjadi metastasi.

D. Patofisiologi
Squamous cell carcinoma ( SCC ) adalah tumor ganas
pada keratinosit epidermis. Beberapa kasus karsinoma sel
skuamosa terjadi de novo (tidak adanya lesi precursor),
namun

beberapa

karsinoma

skuamosa

berasal

dari

matahari yang di sebabkan oleh lesi prakanker dikenal


sebagai keratosis actinic. Pasien dengan keratosis actinic
multiple
untuk

memberikan

manifestasi

mengembangkan

Karsinoma

sel

peningkatan

karsinoma

skuamosa

yang

sel
mampu

risiko

skuamosa.
infiltrasi

pertumbuhan local, menyebar ke kelenjar getah bening


regional, dan metastasis jauh, paling sering ke paru-paru (
Corwin, 2009).
E.

Pathway

Radiasi sinar
matahari dan sinar
Merusak epidermis
x, genetik

Kulit bersisik

Sel-sel epidermis
berdiferensiasi

Ulserasi dan
pendarahan

Terbentuk nodula
9

Kerusakan
integritas kulit

Perubahan
status
kesehatan
Peningkatan
ketegangan

Menekan/merus
ak ujung-ujung
saraf nyeri

Karsinoma sel
skuamosa

Perubahan
nutrisi sel normal
dan sel tumor

Gangguan
metabolic

Kaheksia
tumor

Penghambat
an aktifitas
sumsum
tulang

Nosiseptor
nyeri di
medulla

Stress
psikologi

Malnutrisi
Menuju
hipotalamus

Takut mati

Ansietas

Nyeri
dipersepsikan

Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh

Penurunan
produksi
globulin dan
SDP

Penurunan
sistem imun

Nyeri

Resiko
infeksi

Sumber : Corwin, E.J. 2009. Buku saku patofisiologi. Jakarta


: EGC.

F.

Komplikasi

10

Komplikasi yang terdapat terjadi antara lain : Selulitis adalah lesi


kanker yang terkontaminasi bakteri, tanda-tanda yang dapat dilihat pada
kulit adalah tanda-tanda inflamasi seperti rubor, kalor, dolor, dan
functiolesa. Peningkatan resiko infeksi diakibatkan oleh kurangnya
higienitas saat perawatan lesi maupun saat proses pembedahan. Terjadi
efek samping akibat radioterapi seperti kulit terbakar, susah menelan,
lemah, kerontokan rambut, nyeri kepala, mual muntah, berat badan
menurun, kemerahan pada kulit. Terjadi efek samping akibat kemoterapi
seperti anorexia, anemia aplastik, trombositopeni, leukopeni, diare,
rambut rontok, mual muntah, mulut kering, dan rasa lelah (Smeltzer &
Bare, 2001)
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium test dan Cuci darah.
Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker.
2. Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis karsinoma sel skuamosa.
Spesimen biopsy yang diperoleh dengan cara eksisi mengungkapkan
informasi histologik mengenai tipe, taraf invas dan ketebalan lesi.
Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas
untuk dapat diangkat dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang
berlebihan (Runkle & Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang
diperoleh dengan pemangkasan, kuratasee atau aspirasi jarum
dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan.
3. Pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.

11

Untuk karsinoma sel skuamosa yang lebih dalam, pemeriksaan


mungkin

diindikasikan

untuk

menemukan

adanya

metastase

penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan


atau CT scan.

H. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan yaitu
pembedahan,

kemoterapi

dan

terapi

biologis

(Buditjahyono Susanto, 2003).


1.

Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah
batas-batas

jaringan

normal

sekitarnya

untuk

mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut.


Satu

margin

dipertimbangkan

1-2

cm

secara

sekeliling

adekuat

untuk

melanoma
melanoma

dengan ketebalan kurang dari 3mm. lesi-lesi dengan


kedalaman lebih dari 1mm tetapi kurang dari 3mm
ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan
kira-kira 70-80%.
Lesi dalam lebih dari 3mm kemungkinan akan
mengalami kekambuhan sekitar 40-50%. Batas-batas
reseksi sekeliling karsinoma sel skuamosa yang dalam
ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sedikit 23cm.
12

Terapi

radiasi

merupakan

bentuk

pengobatan

lainnya. Dengan penggunaan energi sinar X dosis


tinggi, kobalt, electron, tau sumber-sumber radiasi
lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel
karsinoma.
2. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara
salah satunya adalah secara topical, dimana agen-agen
tersebut diberikan secara langsung ada lesi. Agen-agen
yang digunakan meliputi 5-fluorourasil atau psorelen.
Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini
meliputi melpalan, dakarbazasin ( DTIC), dan sisplatin.
Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi
adalah secara sistemik. Saat ini, kemoterapi sistemik
belum

apat

membuktikan

efektivitasnya

dalam

mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan


jenis kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada
orang pada penyakit yang menyebar secara luas
3. Terapi biologis
Terapi
biologis
juga
disebut
bioterapi

atau

immunoterapi, bekerja baik secara langsung ataupun


tidak langsung melawan kanker dengan mengubah
cara-cara

tubuh

untuk

bereaksi

terhadap

kanker.

Bentuk umum dari bioterapi dibawah penyelidikan


untuk karsinoma meliputi paksin, injeksi bakterium

13

yang diketahui sebagai BSG (basilus calmeete Guerin)


dan enggunaan interperon, interleunkin, dan antibiotic
monoclonal. Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma
yang diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan vaksinvaksin tersebut akan mensintesis system imun untuk
mengenal

karsinoma

meningkatkan
menghancurkan

dan

oleh

kemampuan
karsinoma

karenanya
system

tersebut.

Injeksi

akan
untuk
BSG

mempengaruhi stimulasi non spesifik dari system imun


dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk asien-pasien
fase awal. Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG secara
langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan
dapat menyebabkan regresi lesi.
Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada
lokasi tumor, tipe sel (lokasi dan kedalaman), sifat-sifat
yang invasif atau tidak anvasif dan ada tidaknya
kelenjar limfe yang mengalami metastase, tindakannya
adalah:
a. Eksisi bedah ,tujuannya untuk mengangkat keseluruhan
tumor
b. Pembedahan

mikrografik

,merupakan

mengangkat lesi kulit yang malignan.

14

metode

untuk

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.

Pengkajian
1. Identitas Pasien
Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin,
alamat, agama, suku, pekerjaan, dan diagnosa medis.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa dirasakan oleh pasien
karsinoma sel skuamosa adalah muncul bercakbercak

merah

pada

15

kulit

yang

tidak

kunjungi

sembuh, tahi lalat yang membesar dan berubah


warna, terdapat benjolan atau gumpalan bersisik
pada

tubuh

yang

ukurannya

bisa

membesar

(bengkak).
b. Riwayat kesehatan saat ini
Biasanya pasien karsinoma sel skuamosa sering
merasakan nyeri dan gatal pada daerah yang
muncul bercak-bercak merah, mengalami penurunan
berat badan, kondisi luka sebagian kuning kehijauan
dan berbau.
c. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien sering terpapar sinar
matahari secara langsung.
d. Riwayat penyakit keluarga
Perlukan ditanyakan apakah ada anggota keluarga
yang pernah menderita penyakit tersebut.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut bersih, warna rambut hitam, tidak ada lesi.
b. Mata dan telinga
Konjungtiva anemis (-), pupil isokor , lubang telinga bersi
c. Hidung
Lubang hidung simetris, sekitar hidung bersih, tidak ada polip.
d. Mulut
Sianosis atau tidak, sekitar mulut kotor atau bersih.
e. Kulit
- Inspeksi : terdapat bercak-bercak merah pada
kulit yang tidak kunjungi sembuh, tahi lalat yang
membesar dan berubah warna kuning kehijauan,
sering

gatal

dan

dilakukan

mengakibatkan luka dan berair.

16

garukan

yang

Palpasi

: nyeri tekan pada daerah yang muncul

bercak-bercak kemerahan.
f. Dada/jantung/paru
Paru-paru :
- Inspeksi
: kembang kempis dada simetris
- Palpasi
: sterfimitus kanan kiri sama
- Perkusi
: terdengar bunyi resonan pada
-

thorak klien
Auskultasi

: pada bagian paru-paru, bagian

trakea terdengar bunyi trokealis, pada bagian


percabangan

bronkus

terdengar

bunyi

bronkovesikuler, pada bagian ujung paru-paru


terdengar bunyi vesikuler
Jantung :
-

Inspeksi
: ictus cordis tampak
Palpasi
: ictus cordis teraba
Perkusi
: konfigurasi normal
Auskultasi
: bunyinya normal
g. Perut
- Inspeksi
: tidak asites
- Auskultasi
: terdengar bising usus
- Palpasi
: tidak ada nyeri
- Perkusi
: suaranya normal
h. Genitalia
Terpasang kateter, genitalia bersih.
i. Extremitas
- Atas
: tidak ada oedem,
Bawah

: tidak ada oedem

B. Analisa Data

17

terpasang

infus

No.
1.

Data
Perubahan selera

makan
Perubahan

tekanan darah
Perubahan

frekuensi jantung
Perubahan
frekuensi

pernapasan
Laporan isyarat
Diaforesis
Mengekspresikan
rasa nyeri

Etiologi
Radiasi sinar matahari,

Masalah
Nyeri akut

sinar x dan genetik


Merusak epidermis
Sel- sel epidermis
berdiferensiasi
Terbentuk nodula
Menekan/merusak
ujung-ujung saraf nyeri
Nosiseptor nyeri di
medulla spinalis
Menuju hipotalamus
Nyeri dipersepsikan
Nyeri akut

2.

Menghindari

makan
Berat badan 20%
atau lebih

Radiasi sinar matahari,


sinar x dan genetik
Merusak epidermis
Sel- sel epidermis

dibawah berat

berdiferensiasi

badan ideal
18

Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

Penurunan berat

Terbentuk nodula
Karsinoma sel

badan dengan

skuamosa

asupan makanan

adekuat
Membran

mukosa pucat
Tonus otot

Perubahan nutrisi sel


normal dan sel tumor
Kaheksia tumor
Malnutrisi

menurun

Nutrisi kurang dari


3.

Pertahanan tubuh

kebutuhan tubuh
Radiasi sinar matahari,

primer yang tidak

sinar x dan genetik

adekuat
Ketidakmampuan

Merusak epidermis
Sel- sel epidermis

pertahanan

sekunder
Pemajanan

berdiferensiasi
Terbentuk nodula
Karsinoma sel

terhadap patogen
lingkungan

skuamosa

meningkat

Gangguan metabolik
Penghambatan aktifitas
sumsum tulang
Penurunan produksi
globulin dan SDP
Penurunan sistem imun
Resiko infeksi

19

Resiko infeksi

4.

Mengekspresikan

Radiasi sinar matahari,

kekhawatiran

sinar x dan genetik

karena perubahan

Merusak epidermis

dalam peristiwa

Sel- sel epidermis

hidup
Kontak mata

yang buruk
Kesedihan yang

mendalam
Ketakutan
Distres
Peningkatan

tekanan darah
Peningkatan

denyut nadi
Peningkatan

berdiferensiasi
Terbentuk nodula
Karsinoma sel
skuamosa
Perubahan status
kesehatan
Peningkatan
ketegangan
Stress psikologi
Takut mati

frekuensi

Ansietas

pernapasan

20

Ansietas

5.

Kerusakan

lapisan kulit
Gangguan

permukaan kulit
Invasi
struktur

Radiasi sinar matahari,


sinar x dan genetik
Merusak epidermis
Sel- sel epidermis
berdiferensiasi

kulit

Terbentuk nodula
Kulit bersisik
Ulserasi dan
pendarahan
Kerusakan integritas
kulit

C.

Masalah Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Resiko infeksi
4. Ansietas
5. Kerusakan integritas kulit
D. Prioritas Masalah
1. Kerusakan integritas kulit
21

Kerusakan
integritas kulit

2. Nyeri akut
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Ansietas
5. Resiko infeksi
E. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit
2. Nyeri akut
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Ansietas
5. Resiko infeksi
F.

Intervensi Keperawatan

Diagnosa
Keperawatan
Kerusakan
integritas kulit

Tujuan (NOC)
NOC :

Intervensi (NIC)
NIC :

Tissue integrity :

Pressure ulcer prevention

Batasan

skin and mucous wound care


Wound healing :
karakteristik :
- Kaji kulit dengan sering
primary and
terhadap efek samping
Kerusakan lapisan
secondary
terapi kanker; perhatikan
kulit
intention
Gangguan
kerusakan/ pelambatan
Kriteria Hasil :
permukaan kulit
penyembuhan luka.
Invasi struktur kulit
Perfusi jaringan
Tekankan pentingnya
Faktor
berhubungan
normal
melaporkan area terbuka

Tidak ada tandadengan :

Perubahan

pigmentasi
Perubahan turgor
Penurunan

imunologis
Kondisi gangguan

tanda infeksi
Menunjukkan
pemahaman
dalam proses
perbaikan kulit
Menunjukkan

metabolik
22

pada pemberi perawatan.


Mandikan dengan air

hangat dan sabun ringan.


Dorong pasien untuk
menghindari menggaruk
dan menepuk kulit yang

Kondisi

terjadinya

kering dari pada

ketidakseimbangan

proses

nutrisi
Gangguan sensasi

penyembuhan

menggaruk
Anjurkan pasien untuk
menghindari krim kulit

luka
apapun, salep, dan bedak
-

kecuali di izinkan dokter.


Tinjau protokol perawatan
kulit untuk pasien yang

mendapat terapi radiasi.


Hindari menggaruk atau
menggunakan sabun,
losion, atau deodoran
pada area; hindari
memberikan panas atau
mengusahakan mencuci
tanda/ tato yang ada di
kulit sebagai identifikasi

Nyeri akut

NOC :

Batasan

Pain level
Pain control
Comfort level

karakteristik :

Perubahan

makan
Perubahan

area radiasi.
NIC :

darah
Perubahan frekuensi

Tentukan riwayat nyeri


misal lokasi nyeri,

selera Kriteria Hasil :


tekanan

Pain management

Pasien tidak

frekuensi, durasi, dan

terlihat meringis
Skala nyeri

intensitas (skala 0 10 )

23

dan tindakan penghilang

jantung
Perubahan frekuensi

pernapasan
Laporan isyarat
Diaforesis
Mengekspresikan

berkurang
-

yang di gunakan.
Berikan tindakan
kenyamanan dasar misal
reposisi, gosokan

rasa nyeri

punggung
Ajarkan teknik relaksasi

Faktor berhubungan :

Analgesic administration

Agen cedera (mis.

Kolaborasi : berikan
analgesic sesuai indikasi

Biologis, zat kimia,


fisik, psikolgis)

Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
Batasan
karakteristik :

Menghindari makan
Berat badan 20%
atau lebih dibawah

berat badan ideal


Penurunan berat

NOC :

NIC :

Nutritional

Nutrition management

status : food and fluid intake


Nutritional

makanan setiap hari


Ukur tinggi berat badan
dan ketebalan lipatan kulit

status : nutrient

trisep atau pengukuran

intake
Weight control

antropometrik lain sesuai

Kriteria Hasil:

indikasi pastikan jumlah

badan dengan

Berat badan

asupan makanan

meningkat
Tidak ada tanda

adekuat
Membran mukosa

Pantau masukan

malnutrisi
Pasien

penurunan berat badan


saat ini. Timbang berat
-

24

badan setiap hari.


Dorong pasien untuk

pucat
Tonus otot menurun

menghabiskan

makan diet tinggi kalori

makanan

kaya nutrien, dengan

Faktor

masukan cairan adekuat.

berhubungan :

Faktor biologis
Ketidakmampua
n untuk
mengabsorpsi

nutrien
Ketidakmampua
n mencerna

makanan
Faktor psikologis

Ansietas

NOC :

NOC :

Batasan

Anxiety self-

Anxiety reduction

karakteristik :

control
Anxiety level
Coping

Mengekspresikan

Tinjau ulang pengalaman


pasien atau orang terdekat

kekhawatiran karena Kriteria Hasil :

sebelumnya dengan

perubahan dalam

Koping pasien

kanker.
Dorong pasien untuk

peristiwa hidup
Kontak mata yang

adaptif
Vital sign dalam

buruk
Kesedihan yang

batas norma
Tampak rileks

mendalam
Ketakutan
Distres

mengungkapkan pikiran
-

dan perasaan.
Berikan lingkungan
terbuka dimana pasien
merasa aman untuk

25

Peningkatan tekanan

mendiskusikan perasaan
atau menolak untu bicara.

darah
Peningkatan denyut

nadi
Peningkatan
frekuensi
pernapasan

Faktor
berhubungan :

Perubahan
status

kesehatan
Ancaman

kematian
Stres
Resiko infeksi
Batasan
karakteristik :

Pertahanan tubuh

NOC :

NIC :

Immune status
Knowledge :

Infection control
-

infection control
Risk control

Tingkatkan prosedur
mencuci tangan yang baik

primer yang tidak Kriteria Hasil :

dengan staff dengan

adekuat
Ketidakmampuan

pengunjung. Batasi

pertahanan sekunder
Pemajanan terhadap

Infeksi tidak
menyebar ke

pengunjung yang

area lainnya

mengalami infeksi.
Tekankan personal

higiene.
Pantau suhu.

patogen lingkungan
meningkat

26

BAB IV
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Karsinoma

sel

skuamosa

merupakan

proliferasi

maligna yang timbul dari dalam epidermis. Karsinoma sel


skuamosa merupakan tumor ganas yang berasal dari selsel

epitel

jaringan

skuamosa
sekitarnya

yang

cenderung

menginfiltrasi

dan

biasanya

menimbulkan

metastase. Kebanyakan karsinoma sel gepeng merupakan


akibat dari paparan jangka panjang dari radiasi ultraviolet
27

(UV), baik dari sinar matahari atau dari ranjang mesin


penyamak kulit atau dari lampu. Karsinoma sel gepeng
pertama

kali

dimulai

sebagai

keratosis

aktinik

(pertumbuhan pre-kanker) yang biasanya disebabkan oleh


paparan sinar matahari. Kondisi ini sering muncul sebagai
bercak

merah,

bersisik

dan

kemudian

berkembang

menjadi permukaan yang menyerupai kutil yang keras.


Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal,
atau ulkus dengan tepi yang tidak teratur. Permukaan
nodula

berbenjol

menyerupai

kembang

kol,

pada

perabaan keras dan mudah berdarah yang berasal dari


ulkus, permukaan dan tepi meninggi, warna kekuningan.

Daftar Pustaka
Buditjahyono Susanto. 2003. Ilmu Penyakit Kulit, EGC, Jakarta.
Harahap Marwali. 2002. Ilmu Penyakit Kulit, Hipokrates, Jakarta.
Smeltzer, S. C. & Bare. 2001 . Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah

28

Brunner & Suddarth. 2002. Ilmu Penyakit Kulit. Ed.8. Vol 3.


Jakarta : EGC
Isselbacher, et al. 2000. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam.
Ed.13. Jakarta:EGC.
Corwin, E.J. 2009. Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC.
https://maryatiku.wordpress.com/karsinoma-sel-skuamosasquamous-cell-carcinoma
NANDA International. 2012. Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications
2012-2014. Jakarta : EGC
Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J. McCloskey. 2012.
Nursing Interventions Classification (NIC). Fifth Edition. Iowa : Mosby Elsavier.
Jhonson,Marion. 2012. Iowa Outcomes Project Nursing Classification (NOC). St.
Louis ,Missouri ; Mosby.

29

Anda mungkin juga menyukai