1. Pendahuluan
Tumor Kulit merupakan salah satu dari beberapa jenis tumor pada manusia yang dapat
diikuti secara dini kaena dapat dilihat da di raba sejak permulaan. Pngawasan dan penemuan
tumor kulit dapat dilakukan lebih teliti dan dini, apabila masyarakat juga ikut ditingkatkan
pengetahuannya. Pengetahuan ini meliputi penerangan khusus mengenai tumor di media
massa (TV, radio, surat kabar, dan lain-lai) dan peningkatan kecerdasan masyarakat, maka
daya tangkap akan penerangan-penerangan melalui media masa menjadi lebih mantap, dan
diharapkan masyarakat akan daang secara sadar untuk berkonsultasi dengan sokter-sokter
atau pusat-pusat kesehatan terdekat
2. Isi
1. Definisi dan Epidemiologi Karsinoma Sel Skuamosa
Karsinoma sel skuamosa, disebut juga dengan Epitelioma sel skuamosa (prickle),
karsinoma sel prickle, karsinoma epidermoid, pavement epithelioma, spinalioma,
karsinoma Bowen, cornified epithelioma.1
Karsinoma sel squamosa didefinisikan sebagai karsinoma awal setempat yang
berkembang dari epitel squamosa, serta tampak sebagai sel-sel kuboid dan ditandai
dengan keratinisasi dan sering dengan tetap dipertahankan jembatan intraseluler. Pada
permukaan lokal dan superfisial, kemudian bermetastasis. Bentuk yang timbuk pada
kulit ini biasanya terjadi pada daerah yang terpajan sinar matahari atau pada lesi yang
pernah timbul sebelumnya.2
Tumor ini merupakan tumor kedua terbanyak, setelah karsinoma sel basal, yang
banyak terjadi pada daerah-daerah yang terekspos dengan matahari, dengan insidens
meningkat seiring bertambahnya usia. Karsinoma sel skuamosa lebih banyak terjadi
pada lelaki, dibandingkan dengan perempuan, kecuali dii daerah tungkai bawah. 3
Yang diperkirakan merupakan factor predisposisi karsinoma sel basal, selain
sinar matahari adalah karsinogen industri (tar dan minyak0, ulkus kronis dan
osteomielitis yang membasah, luka bakar lama, ingesti arsen, radiasi pigmen, dan (di
rongga mulut) tembakau dan mengunyah buah pisang. 3
2. Etiologi
Adapun penyebab langsung karsinoma sel basal meliputi:
Sinar matahari (2900 Å - 3000 Å ) masih merupakan faktor yang paling menonjol
sebagai penyebab karsinoma sel skuamosa. Pada daerah0daerah terpapar lebih
banyak ditemukan kasus keganasan ini.
Ras/herediter. Pada kulit berwarna ditemukan lebih banyak pada daerah tertutup
daripada terbuka/ Orang kulit putih lebih banyak daripada orang kulit berwarna.
Faktor genetic yang paling menonjol tampak pada xeroderma pigmentosum (X.P).
Pada X.P. ditemukan defek pembentukan DNA oleh karena pengaruh inar ultra-
violet.
Arsen inorganic yang terdapat dalam alam (air sumur), maupun yang dipakai
sebagai obat. Keganasan umumnya timbul di bagian badan.
Radiasi (sinar-X atau gamma)
Faktor hidrokarbon (tar, minyak mineral, paraffin likuidum, dll)
Sikatris, keloid, ulkus kronik, fistula (osteomielitis) 1
Penyebab eksogen tersering pada karsinoma sel skuamosa adalah pajanan sinar
ultraviolet, yang kemudian menyebabkan kerusakan DNA yang tidak dapat diperbaiki.
Selain itu, pasien dengan imunosupresi akibat kemoterapi , transplantasi organ, maupun
mengidap xeroderma pigmentosum berisiko lebih besar mengalami tumor ini. Selain
efeknya pada DNA, sinar UV juga dapat menimbulkan efek imunosupresif sementara di
kulit dengan mengganggu fungsi pengenalan antigen oleh Antigen Presenting
Langerhans Cell.
Kerusakan DNA yang terjadi pada karsinoma sel skuamosa, selain diakibatkan
paparan matahari, dapat pula diakibatkkan oleh infeksi virus (co: HPV 36) dan paparan
agen kimia yang menginduksi aktivasi onkogen. 3
3. Patogenesis
Karsinoma sel skuamosa brasal dari sel epidermis yang mempunyai beberapa tingkat
kematangan, dapat intraepidermal, dapat pula bersifat invasif dan bermetastasis jauh. 1
4. Histopatologi
Tidak seperti keratosis aktinik, karsinoma sel skuamosa in situ ditandai dengan el yang
sangat atipik pada semua lapisan epidermis. Jika sel ini menembus membran basal,
kelainannya menjadi invasif. Karsinoma sel skuamosa invasif memperlihatkan
diferensiasi yang bervariasi, berkisar dari tumor yang terbentuk oleh sel skuamosa
poligonal yang tersusun dalam lobulus teratur dan memperlihatkan banyak zona besar
keratinisasi higga neoplasma yang terbentuk oleh sel buat yang sangat anaplastik
dengan fokus-fokus nekrosis serta keratinisasi sel tunggal yang abortif (diskeratosis).
Gambaran yang dapat ditemukan pada karsinoma sel skuamosa:
Individual cell dyskeratosis (adaya keratin intrasel)
Mutiara tanduk (pearl horn)4
Karsinoma sel skuamosa invasif pada kulit biasanya ditemukan selagi masih kecil,
dan direseksi; kurang dari 5 % bermetastasis ke kelenjar regional saat didiagnosis. 3
Gambar 1. Gambaran karsinoma sel skuamosa invasive. (A) lesi odular dan ulseratif di kulit yang terpajan
matahari secara kronis (B) karsinoma menginvasi dermis dalam bentuk tonjolan-tonjolan epitel skuamosa
atipikal yang ireguler. (C) Secara sitologis, sel tumor memiliki sitoplasma “squamoid” yang banyak, serta
mengandung ukleus yang besar gelap dengan kontur berlekuk dan nucleolus yang mencolok 3
5. Gejala Klinis, diagnosis
Karsinoma sel skuamosa yag belum menginvasi menembus membran basal taut
dermoepidermis (karsinoma in situ) tampak sebagai plak merah, berskuama, dan
berbatas tegas. Lesi tahap lanjut yang invasif tampak nodular, dan memperlihatkan
produksi keratin dalam jumlah bervariasi yang secara klinis tampak sebagai
hiperkeratosis dan mungkin mengalami userasi.3
Umur yang paling sering ialah 40-50 tahun (dekade V-VI) dengan lokalisasi yang
tersering di tungkai bawah dan secara umum ditemukan lebih banyak pada laki-laki
daripada wanita.
Tumor ini dapat tumbuh lambat, merusak jaringan setempat dengan kecil
kemungkinan bermetastasis. Sebaliknya tumor ini dapat pula tumbuh cepat, merusak
jaringan disekitarnya dan bermetastasis jauh, umumnya melalui saluran getah bening.
Secara histopatologik ditemukan :
1. Bentuk intraepidermal
Bentuk intraepidermal ditemukan pada : keratosis solaris, kornu kutanea,
keratosis arsenikal, penyakit bowen, entroplasia (Queyrat), epitelioma
Jadassohn. Penyakit ini dapat menetap dalam jangka waktu lama ataupun
menembus lapisan basal sampai ke dermis dan selanjutya bermetastasis melalui
saluran getah bening.
2. Bentuk invasif
Bentuk ini terdiri dari:
a. Bentuk intraepidermal
b. Bentuk prakanker
c. De novo (kulit normal)
Mula-mula tumor ini berupa nodus yang keras dengan batas-batas yang tidak
tegas, permukaannya mula-mula licin seperti kulit normal yang akhirnya
berkembang menjadi verukosa atau menjadi papiloma. Pada keadaan ini
biasanya tampak skuamasi yang menonjol.
Pada perkembangan lebih lanjut tumor ini biasanya menjadi keras,
bertambah besar ke samping maupun ke arah jaringan yang lebih dalam. Invasi
ke arah jaringan lunak maupun otot serta tulang akan memberikan perabaan
yang sulit digerakkan dari jaringan di sekitarnya.
Ulserasi dapat terjadi umumnya ulai di tengah dan dapat timbul pada waktu berukuran
1-2 cm. Ulserasi tersebut diikuti pembentukan krusta dengan pinggir yang keras dan
mudah berdarah. Bentuk papiloma eksofitik jarang ditemukan.
Urutan kecepatan invasif dan metastasi tumor sebagai berikut
Tumor yang tumbuh di atas kulit normal (de novo): 30%
Tumor didahului oleh prakanker (radio dermatitis, sikarik, ulkus, sinud fistula):
25%
Penyakit Bowen, eriyoplasia Queyrat: 20%
Keratosis solaris: 2%
Tumor yang terletak di daerah bibir, anus, vulva, penis lebih cepat mengadakan invasi
dan bermetastasis dibandingkan dengan daerah lainnya. Metastasis umumnya melalui
saluran getah bening, engan perkiraan sekitar 0.1-50% semua kasus. Perbedaan
metastasis bergantung pada diagnosis dini, cara pengobatan dan pengawasan setelah
terapi.1
7. Prognosis
Prognosis karsinoma sel skuamosa sangat bergantung pada:
Diagnosis dini
Cara pegobatan dan keterampilan dokter
Kerjasama antara pasien dengan dokter
Prognosis yang paling buruk bila tumor tumbuh di atas kulit normal(de novo),
sedagka tumor yang ditemukan di kepala dan leher, prognosisnya lebih baik daripada
tempat lainnya. Demikian juga prognosis yang ditemukan di ekstremitas bawah, lebih
buruk daripada ekstremitas atas.1
9. Tatalaksana
Kebanyakan karsinoma sel skuamosa dapat dihilangkan seutuhnya dengan bedah minor
atau kadang-kadang pengobatan topikl. Tipe pengobatan karsinoma sel skuamosa
biasanya tergantung ukuran, lokasi, dan keagresifan tumor. Pengobatannya antara lain:
Pembekuan (cryosurgery). Membekukan sel kanker dengan niotrogen efektif
untuk karsinoma sel basal yang kecil, tetapi tidak direkomendasikan untuk tumor
yang lebih besar atau yang ada di hidung, telinga, atau kelopak mata.
Eksisi sederhana. Dalam prosedur ini, dokter memotong jaringan kanker dengan
kulit sekat yang membetasinya. Pada beberapa kasus, dokter menyarankan eksisi
luas, yaotu memotong tambahan kulit normal di s ekitar tur. Untuk minimalisasi
scar, terutama di wajah, konsultasi ke dokter yang memiliki keahlian dalam
rekonstruksikulit.
Laser therapy. Biasanya menyebabkan sedikit kerusakan pada jaringan sekitar dan
mereduksi risiko perdarahan, bengkak, dan pembantukan scar. Biasanya digunakan
untuk karsinoma superficial di bibir
Bedah Mohs. Bedah mohs merupakan cara pengobatan karsinoma sel skuamosa
yang paling efektif, terutama untuk karsinoma yang lebih besar dari 3 cm, kambuh,
atau berlokaso di wajah, membran mukosa dan area genital. Dokter membuang
tumor lapis per lapis, memeriksa setiap lapisam di bawah mikroskop hingga tidak
adaa sel abnormal yang tertinggal. Hal ini memungkinkan pembuangan tumor tapa
mengambil jaringan kulit sehat di sekitarnya secara berlebihan. Karena hal ini
membutuhkan seorang ahli, bedah Mohs hanya boleh dilakukan dokter yang telah
terlatih dengan prosedur ini
Terapi rasiasi, Ini dapat menjadi pilihan untuk merawat kanker yang besarm
seperti di kelopak mata, bibir, dan telinga yang merupakan area yang sulit untuk
diterapi secara bedah atau untuk tumor yang terlalu dalam untuk dipotong
Kemoterapi. Untuk kanker yang sangat superficiall, krim, atau lotin yang
mengandung agen antikanker dapat diaplikasikan secara langsung ke kulit.
Beberapa obat ini dapat menyebabkan inflamasi dan pembentukan parut yang
parah.6
3. Kesimpulan LTM
Karsinoma sel skuamosa merupakan kanker yang berasal dari epidermis yang mempunyai
berbagai tingkat kematangan, tipe keganasan yang sering ditemukan yang terjadi terutama
pada daerah-daerah yag terpapar sinar matahari sebagai
4. Daftar Pustaka
1. Rata IGAK. Tumor Kulit. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors, Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin, 5th ed. Jakarta: Balai penerbit FKYI; 2008.p.229-44
2. Dorlan, hlm 352
3. Murphy DF, Kulit. In: Hartanti H, Darmaniah N, Wulandari N, editors. Buku Ajar Patologi
Robbins. 7th ed, Jakarta: EGC; 2007.p. 894-5
4. panduan Praktikum Modul Kulit dan jaringan penunjang 2010-2011. Jakarta: Medical
Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010. p.9.
5. Mayo Clinic. Squmous Cell Carcinoma: Prevention [cited at 2010 Noov 16]. Available
from: http://www.mmayoclinic.com/helth/squmous-cell-carcinoma/DS00924/
DSECTION = Prevention
6. Mayo Clinic. Squmous Cell Carcinoma: Treatment and Drugs [cited at 2010 Noov 16].
Available from: http://www.mmayoclinic.com/helth/squmous-cell-carcinoma/
DS00924/DSECTION=Tratments-and-drugs
7. Mayo Clinic. Squmous Cell Carcinoma: Risk Factors [cited at 2010 Noov 16]. Available
from: http://www.mmayoclinic.com/helth/squmous-cell-carcinoma/DS00924
/DSECTION=risks-factors