Anda di halaman 1dari 7

Lembar Tugas Mahasiswa Pemicu 5 Modul Kulit dan Jaringan Penunjang

Karsinoma Sel Skuamosa


Melissa Lenardi, 08065082960

1. Pendahuluan
Tumor Kulit merupakan salah satu dari beberapa jenis tumor pada manusia yang dapat
diikuti secara dini kaena dapat dilihat da di raba sejak permulaan. Pngawasan dan penemuan
tumor kulit dapat dilakukan lebih teliti dan dini, apabila masyarakat juga ikut ditingkatkan
pengetahuannya. Pengetahuan ini meliputi penerangan khusus mengenai tumor di media
massa (TV, radio, surat kabar, dan lain-lai) dan peningkatan kecerdasan masyarakat, maka
daya tangkap akan penerangan-penerangan melalui media masa menjadi lebih mantap, dan
diharapkan masyarakat akan daang secara sadar untuk berkonsultasi dengan sokter-sokter
atau pusat-pusat kesehatan terdekat

2. Isi
1. Definisi dan Epidemiologi Karsinoma Sel Skuamosa
Karsinoma sel skuamosa, disebut juga dengan Epitelioma sel skuamosa (prickle),
karsinoma sel prickle, karsinoma epidermoid, pavement epithelioma, spinalioma,
karsinoma Bowen, cornified epithelioma.1
Karsinoma sel squamosa didefinisikan sebagai karsinoma awal setempat yang
berkembang dari epitel squamosa, serta tampak sebagai sel-sel kuboid dan ditandai
dengan keratinisasi dan sering dengan tetap dipertahankan jembatan intraseluler. Pada
permukaan lokal dan superfisial, kemudian bermetastasis. Bentuk yang timbuk pada
kulit ini biasanya terjadi pada daerah yang terpajan sinar matahari atau pada lesi yang
pernah timbul sebelumnya.2
Tumor ini merupakan tumor kedua terbanyak, setelah karsinoma sel basal, yang
banyak terjadi pada daerah-daerah yang terekspos dengan matahari, dengan insidens
meningkat seiring bertambahnya usia. Karsinoma sel skuamosa lebih banyak terjadi
pada lelaki, dibandingkan dengan perempuan, kecuali dii daerah tungkai bawah. 3
Yang diperkirakan merupakan factor predisposisi karsinoma sel basal, selain
sinar matahari adalah karsinogen industri (tar dan minyak0, ulkus kronis dan
osteomielitis yang membasah, luka bakar lama, ingesti arsen, radiasi pigmen, dan (di
rongga mulut) tembakau dan mengunyah buah pisang. 3

2. Etiologi
Adapun penyebab langsung karsinoma sel basal meliputi:
 Sinar matahari (2900 Å - 3000 Å ) masih merupakan faktor yang paling menonjol
sebagai penyebab karsinoma sel skuamosa. Pada daerah0daerah terpapar lebih
banyak ditemukan kasus keganasan ini.
 Ras/herediter. Pada kulit berwarna ditemukan lebih banyak pada daerah tertutup
daripada terbuka/ Orang kulit putih lebih banyak daripada orang kulit berwarna.
 Faktor genetic yang paling menonjol tampak pada xeroderma pigmentosum (X.P).
Pada X.P. ditemukan defek pembentukan DNA oleh karena pengaruh inar ultra-
violet.
 Arsen inorganic yang terdapat dalam alam (air sumur), maupun yang dipakai
sebagai obat. Keganasan umumnya timbul di bagian badan.
 Radiasi (sinar-X atau gamma)
 Faktor hidrokarbon (tar, minyak mineral, paraffin likuidum, dll)
 Sikatris, keloid, ulkus kronik, fistula (osteomielitis) 1

Penyebab eksogen tersering pada karsinoma sel skuamosa adalah pajanan sinar
ultraviolet, yang kemudian menyebabkan kerusakan DNA yang tidak dapat diperbaiki.
Selain itu, pasien dengan imunosupresi akibat kemoterapi , transplantasi organ, maupun
mengidap xeroderma pigmentosum berisiko lebih besar mengalami tumor ini. Selain
efeknya pada DNA, sinar UV juga dapat menimbulkan efek imunosupresif sementara di
kulit dengan mengganggu fungsi pengenalan antigen oleh Antigen Presenting
Langerhans Cell.
Kerusakan DNA yang terjadi pada karsinoma sel skuamosa, selain diakibatkan
paparan matahari, dapat pula diakibatkkan oleh infeksi virus (co: HPV 36) dan paparan
agen kimia yang menginduksi aktivasi onkogen. 3

3. Patogenesis
Karsinoma sel skuamosa brasal dari sel epidermis yang mempunyai beberapa tingkat
kematangan, dapat intraepidermal, dapat pula bersifat invasif dan bermetastasis jauh. 1

4. Histopatologi
Tidak seperti keratosis aktinik, karsinoma sel skuamosa in situ ditandai dengan el yang
sangat atipik pada semua lapisan epidermis. Jika sel ini menembus membran basal,
kelainannya menjadi invasif. Karsinoma sel skuamosa invasif memperlihatkan
diferensiasi yang bervariasi, berkisar dari tumor yang terbentuk oleh sel skuamosa
poligonal yang tersusun dalam lobulus teratur dan memperlihatkan banyak zona besar
keratinisasi higga neoplasma yang terbentuk oleh sel buat yang sangat anaplastik
dengan fokus-fokus nekrosis serta keratinisasi sel tunggal yang abortif (diskeratosis).
Gambaran yang dapat ditemukan pada karsinoma sel skuamosa:
 Individual cell dyskeratosis (adaya keratin intrasel)
 Mutiara tanduk (pearl horn)4
Karsinoma sel skuamosa invasif pada kulit biasanya ditemukan selagi masih kecil,
dan direseksi; kurang dari 5 % bermetastasis ke kelenjar regional saat didiagnosis. 3

Gambar 1. Gambaran karsinoma sel skuamosa invasive. (A) lesi odular dan ulseratif di kulit yang terpajan
matahari secara kronis (B) karsinoma menginvasi dermis dalam bentuk tonjolan-tonjolan epitel skuamosa
atipikal yang ireguler. (C) Secara sitologis, sel tumor memiliki sitoplasma “squamoid” yang banyak, serta
mengandung ukleus yang besar gelap dengan kontur berlekuk dan nucleolus yang mencolok 3
5. Gejala Klinis, diagnosis
Karsinoma sel skuamosa yag belum menginvasi menembus membran basal taut
dermoepidermis (karsinoma in situ) tampak sebagai plak merah, berskuama, dan
berbatas tegas. Lesi tahap lanjut yang invasif tampak nodular, dan memperlihatkan
produksi keratin dalam jumlah bervariasi yang secara klinis tampak sebagai
hiperkeratosis dan mungkin mengalami userasi.3
Umur yang paling sering ialah 40-50 tahun (dekade V-VI) dengan lokalisasi yang
tersering di tungkai bawah dan secara umum ditemukan lebih banyak pada laki-laki
daripada wanita.
Tumor ini dapat tumbuh lambat, merusak jaringan setempat dengan kecil
kemungkinan bermetastasis. Sebaliknya tumor ini dapat pula tumbuh cepat, merusak
jaringan disekitarnya dan bermetastasis jauh, umumnya melalui saluran getah bening.
Secara histopatologik ditemukan :
1. Bentuk intraepidermal
Bentuk intraepidermal ditemukan pada : keratosis solaris, kornu kutanea,
keratosis arsenikal, penyakit bowen, entroplasia (Queyrat), epitelioma
Jadassohn. Penyakit ini dapat menetap dalam jangka waktu lama ataupun
menembus lapisan basal sampai ke dermis dan selanjutya bermetastasis melalui
saluran getah bening.
2. Bentuk invasif
Bentuk ini terdiri dari:
a. Bentuk intraepidermal
b. Bentuk prakanker
c. De novo (kulit normal)
Mula-mula tumor ini berupa nodus yang keras dengan batas-batas yang tidak
tegas, permukaannya mula-mula licin seperti kulit normal yang akhirnya
berkembang menjadi verukosa atau menjadi papiloma. Pada keadaan ini
biasanya tampak skuamasi yang menonjol.
Pada perkembangan lebih lanjut tumor ini biasanya menjadi keras,
bertambah besar ke samping maupun ke arah jaringan yang lebih dalam. Invasi
ke arah jaringan lunak maupun otot serta tulang akan memberikan perabaan
yang sulit digerakkan dari jaringan di sekitarnya.

Ulserasi dapat terjadi umumnya ulai di tengah dan dapat timbul pada waktu berukuran
1-2 cm. Ulserasi tersebut diikuti pembentukan krusta dengan pinggir yang keras dan
mudah berdarah. Bentuk papiloma eksofitik jarang ditemukan.
Urutan kecepatan invasif dan metastasi tumor sebagai berikut
 Tumor yang tumbuh di atas kulit normal (de novo): 30%
 Tumor didahului oleh prakanker (radio dermatitis, sikarik, ulkus, sinud fistula):
25%
 Penyakit Bowen, eriyoplasia Queyrat: 20%
 Keratosis solaris: 2%

Tumor yang terletak di daerah bibir, anus, vulva, penis lebih cepat mengadakan invasi
dan bermetastasis dibandingkan dengan daerah lainnya. Metastasis umumnya melalui
saluran getah bening, engan perkiraan sekitar 0.1-50% semua kasus. Perbedaan
metastasis bergantung pada diagnosis dini, cara pengobatan dan pengawasan setelah
terapi.1

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi


 Pajanan sinar matahari kronis
 Kulit putih. Queensland, Australia, memiliki angka kejadian kanker kulit
tertinggi di dunia karena jumlah pajanan UV yang tinggi dan kebanyakan
peduduknya adalah orang Inggris atau Irlandia yng mempuya kulit sensitif UV
 Umur. Karsinoma sek skuamosa lebih sering terjadi pada orang tua. Umur rata-
rata terjadinya kondisi ini adalah 66.
 Jenis kelamin. Laki-laki leih cenderung mengalami karsinoma sel skuamosa
dibanding wanita, mungkin karena pajanan terhadap UV yang lebih besar
 Riwayat kanker kulit pada diri sendiri. Sekali terkena karsinoma sel
skuamosa, ada kemungkinan untuk terkena lagi
 Sistem imun yang lemah. Hal ini terjadi antara lain pada: leukemia kronis,
kanker lain, atau HIV/AIDS, dan orang yang memperolh transplantasi organ
yang menggunaka obat umtuk mensupresi sistem imun.
 Kelainan kulit langka. Orang sengan xeroderma pigmentosum,
yangmenyebabkan sensitivitas yang ekstrim terhadap sinar matahari,
mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena kanker kulit
 Merokok. Meskipun penelitian tidak yakin menegnai mengapa merokok
menyebabkan hal ini, mereka membuat teori bahwa tembakau merusak DNA,
menyebabkan perubahan sel menjadi sel kanker leih mungkin
 Inflamasi atau cedera kulit.7

7. Prognosis
Prognosis karsinoma sel skuamosa sangat bergantung pada:
 Diagnosis dini
 Cara pegobatan dan keterampilan dokter
 Kerjasama antara pasien dengan dokter

Prognosis yang paling buruk bila tumor tumbuh di atas kulit normal(de novo),
sedagka tumor yang ditemukan di kepala dan leher, prognosisnya lebih baik daripada
tempat lainnya. Demikian juga prognosis yang ditemukan di ekstremitas bawah, lebih
buruk daripada ekstremitas atas.1

8. Promotif dan Preventif


Kebanyakan karsinoma sel skuamosa dapat dicegah. Cara pencegahannya, antara lain
 Hindari sinar matahari pada tengah hari. sinar matahari terkuat adalah
antara pukul 10.00 – 16.00. ingat ahwa sinar matahari lebih kuat jika
dopantulkan oleh aor, pasir, dan salju.
 Menggunakan sunscreen. Sunscreen tidak memfilter smua radiasi sinar UV
yang berbahaya. Gunakan suscreen spectrum luas dengan SPF minimal 15.
Gunakan sekitar 1 oz (29,5 mm), lindungi semua permukaan tubuh, termasuk
bibir, telinga, punggung tangan dan leher. Gunakan sunscreen 20-30 menit
sebelum pajanan sinar matahari dan gunakan kembali setiap 2 jam dan setelah
berenang atau latihan fisik. UV A mempenetrasi kulit lebih kuat dibandingkan
UVB, dab berperan dalam penuaan serta peningkatan risiko kanker.
 Gunakan pakaian pelindung. KArena sunscreen tidak menyediakan proteksi
lengkap, penting untuk menggunakan pakaian yang ditenun secara rapat untuk
menutupi tangan dan kaki, serta topi dengan pinggiran luas daripada ropi
baseball atau peci. Jangan lupa menggunakan kacamata hitm
 Hindari tanning beds. Tanning secara indoor dapat lebih berbahaya daripada
sinar matahari alami. Tanning beds mengemisikan sinar UVA yang mempenetrasi
kulit lebih dalam dan menyebabkan lesi kanker. Peneliti menemukan
peningkatan tidak wajar kanker kulit di antara orang-orang yang menggunakan
tanning beds. Jika tetap ingin mendapatkan warna kulit seperti terjemur
matahari, gunakan tanning lotion atau spray.
 Hati-hati terhadap obat yang menyebabkan sensitisasi terhadap sinar
matahari. Obat-obat tertentu, ibuprofen, obat jerawat isotretinoin.
 Lakukan pemeriksaan kulit secara teratur.
 Kosumsi vitamin D yang cukup. Vitamiun ini membentuk menurunkan risiko
kanker tertentu
 Makan 4 sehat 5 smpurna, terutama buah dan sayur. C=Vitamin C, E, dan
karotenois menurunkan risiko kanker. U.S. Dietary Guielines menyarankan
orang dewasa untuk mengonsumsi diet 2000 kalori sehari, makan 4,5 cangkir
buah dan sayur.5

9. Tatalaksana
Kebanyakan karsinoma sel skuamosa dapat dihilangkan seutuhnya dengan bedah minor
atau kadang-kadang pengobatan topikl. Tipe pengobatan karsinoma sel skuamosa
biasanya tergantung ukuran, lokasi, dan keagresifan tumor. Pengobatannya antara lain:
 Pembekuan (cryosurgery). Membekukan sel kanker dengan niotrogen efektif
untuk karsinoma sel basal yang kecil, tetapi tidak direkomendasikan untuk tumor
yang lebih besar atau yang ada di hidung, telinga, atau kelopak mata.
 Eksisi sederhana. Dalam prosedur ini, dokter memotong jaringan kanker dengan
kulit sekat yang membetasinya. Pada beberapa kasus, dokter menyarankan eksisi
luas, yaotu memotong tambahan kulit normal di s ekitar tur. Untuk minimalisasi
scar, terutama di wajah, konsultasi ke dokter yang memiliki keahlian dalam
rekonstruksikulit.
 Laser therapy. Biasanya menyebabkan sedikit kerusakan pada jaringan sekitar dan
mereduksi risiko perdarahan, bengkak, dan pembantukan scar. Biasanya digunakan
untuk karsinoma superficial di bibir
 Bedah Mohs. Bedah mohs merupakan cara pengobatan karsinoma sel skuamosa
yang paling efektif, terutama untuk karsinoma yang lebih besar dari 3 cm, kambuh,
atau berlokaso di wajah, membran mukosa dan area genital. Dokter membuang
tumor lapis per lapis, memeriksa setiap lapisam di bawah mikroskop hingga tidak
adaa sel abnormal yang tertinggal. Hal ini memungkinkan pembuangan tumor tapa
mengambil jaringan kulit sehat di sekitarnya secara berlebihan. Karena hal ini
membutuhkan seorang ahli, bedah Mohs hanya boleh dilakukan dokter yang telah
terlatih dengan prosedur ini
 Terapi rasiasi, Ini dapat menjadi pilihan untuk merawat kanker yang besarm
seperti di kelopak mata, bibir, dan telinga yang merupakan area yang sulit untuk
diterapi secara bedah atau untuk tumor yang terlalu dalam untuk dipotong
 Kemoterapi. Untuk kanker yang sangat superficiall, krim, atau lotin yang
mengandung agen antikanker dapat diaplikasikan secara langsung ke kulit.
Beberapa obat ini dapat menyebabkan inflamasi dan pembentukan parut yang
parah.6

10. Diagnosis Dini


Kecurigaan akan keganasan hendaknya sudah timbul bila:
1. Secara anamnesis terdapat:
 Rasa gatal/nyeri
 Perubahan warna (gelap, pucat dan terang)
 Ukurannya membesar
 Pelebarannya tak merata ke samping permukaan tak rata
 Trauma
 Pendarahan (walaupun karena trauma ringan)
 Ulserasi.infeksi yang sukar sembuh
2. Secara obyektif ditemukan
 Tidak berambut
 Warna: suram (waxy, seperti mutiara, translusen)atau sama dengan kulit
normal
Permukaan: tak rata, cekug di tengah dengan pinggir agak menonjol (linear
atau papular)
 Penyebaran warna tidak homogen skuaasi halus atau krusta yang melekat
bila diangkat timbul perdarahan
 Sering timbul tunas yang bersifat seperti tumor induknya
 Perabaa berbeda-beda sesuai dengan keadaanl; dapat keras, kenyal, terasa
nyeri; dalam taraf permulaan, dasar mudah digerakkan
 Diameter terpanjang membentuk sudut dengan garis R.S.T.L (Rest Skin
Tension Line)
 Telangiektasia kadang-kadang sitemukan mulai dari pinggir ke arah sentral
Sangat sukit membedakan bentuk dini karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamoda
maupun melanoma malihna. Diagnosis pasti keganasan ditemukan dengan pemeriksaan
patologi-anatomik.1

3. Kesimpulan LTM
Karsinoma sel skuamosa merupakan kanker yang berasal dari epidermis yang mempunyai
berbagai tingkat kematangan, tipe keganasan yang sering ditemukan yang terjadi terutama
pada daerah-daerah yag terpapar sinar matahari sebagai

4. Daftar Pustaka
1. Rata IGAK. Tumor Kulit. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors, Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin, 5th ed. Jakarta: Balai penerbit FKYI; 2008.p.229-44
2. Dorlan, hlm 352
3. Murphy DF, Kulit. In: Hartanti H, Darmaniah N, Wulandari N, editors. Buku Ajar Patologi
Robbins. 7th ed, Jakarta: EGC; 2007.p. 894-5
4. panduan Praktikum Modul Kulit dan jaringan penunjang 2010-2011. Jakarta: Medical
Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010. p.9.
5. Mayo Clinic. Squmous Cell Carcinoma: Prevention [cited at 2010 Noov 16]. Available
from: http://www.mmayoclinic.com/helth/squmous-cell-carcinoma/DS00924/
DSECTION = Prevention
6. Mayo Clinic. Squmous Cell Carcinoma: Treatment and Drugs [cited at 2010 Noov 16].
Available from: http://www.mmayoclinic.com/helth/squmous-cell-carcinoma/
DS00924/DSECTION=Tratments-and-drugs
7. Mayo Clinic. Squmous Cell Carcinoma: Risk Factors [cited at 2010 Noov 16]. Available
from: http://www.mmayoclinic.com/helth/squmous-cell-carcinoma/DS00924
/DSECTION=risks-factors

Anda mungkin juga menyukai