Anda di halaman 1dari 8

Kanker Buli-Buli (Kandung kemih)

Tuesday, 17 April 2012

DEFINISI Tumor buli-buli adalah tumor yang biasanya didapatkan dalam buli-buli (kandung kencing). Kanker ini biasanya merupakan tumor superficial. Tumor ini lama kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina phopria, otot dan lemak perivesika yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitarnya. Pada beberapa kasus akan didapatkan gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing warna merah terus. EPIDEMIOLOGI Salah satu penyakit yang termasuk masalah kesehatan masyarakat adalah kanker system urogenitalia. Tumor buli-buli paling sering menyerang 3 kali lebih sering dari tumor urogenital lain. Sebagian besar (atau 90%) tumor buli-buli adalah karsinoma sel transisional. Di Amerika Serikat keganasan ini merupakan penyebab kematian ke enam dari seluruh penyakit kaganasan, dan pada tahun 1996 yang lalu diperkirakan ditemukan 52.900 kasus baru kanker buli-buli. Di Indonesia berdasarkan pendataan hasil pemeriksaan jaringan yang dilakukan selama 3 tahun diketahui bahwa kanker buli-buli menempati urutan kesepuluh dari tumor ganas primer pada pria. Di subbangian Urologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo darii 152 kasus keganasan urologi antara tahun 1995-1997, 36% diantaranya adalah kanker buli-buli dan juga menempati urutan pertama. ETIOLOGI Etiologi yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui. Akan tetapi ada kanker ini memiliki beberapa faktor resiko: 1. Pekerjaan, Pekerja dipabrik kimia, laboratorium (senyawa amin aromatik) 2. Perokok, rokok mengandung amin aromatic dan nitrosamine 3. Infeksi saluran kemih, Eschericia coli dan proteus yang menghasilkan karsinogen 4. Kopi, pemanis buatan dan obat-obatan, untuk pemakaian jangka panjang dapat meningkatkan resiko karsinoma buli-buli MANIFESTASI KLINIK 1. Kencing campur darah yang intermitten 2. Merasa panas waktu kencing 3. Merasa ingin kencing

4. 5. 6. 7. 8.

Sering kencng terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing Nyeri suprapubik yang konstan Panas badan dan merasa lemah Nyeri pinggang karena tekanan saraf Nyeri pada satu sisi karena hydronefrosis

KOMPLIKASI 1. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi 2. Retensi urin bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck 3. Hydronefrosis oleh karena ureter mengalami oklusi PROGNOSIS Prognosis bergantung kepada jenis sel, derajat, keganasan, dan metastasis. Secara klinis dapat ditemukan dua jenis gambaran, yaitu pertumbuhan superfisial dan yang bertumbuh invasif dari permulaan. Tumor superfisial yang berdiferensiasi baik dapat timbul kembali atau muncul papiloma baru. Dengan kewaspadaan konstan, sistoskopi berkala diperlukan minimal 3 tahun. Tumor baru juga dapat dikontrol dengan cara transuretral, tapi bila muncul kembali, kemungkinan akan menjadi lebih invasif dan ganas. Sistektomi dan radioterapi harus dipertimbangkan kemudian. Secara umum, prognosis tumor buli bergantung pada derajat invasi dan diferensiasi. Pada tumor Grade 1,2, Stage 0, A, B1 hasil terbaik didapatkan dengan reseksi transuretral. Sistektomi dapat untuk mengatasi 15-25% tumor Grade 3,4, Stage B2, C dengan persentasi kematian saat operasi sebesar 5-15%. Radioterapi pada neoplasma ganas dapat mengontrol 15-20% neoplasma selama 5 tahun. Tumor papilari yang tidak menembus hanya berada pada kantung kemih. Mereka memilki karakteristik untuk tidak bermetastasis kecuali mereka melewati proses perubahan ganas, menembus lapisan membran dasar dan menembus dinding kantung kemih. Tumor jenis ini dapat selalu dihancurkan dengan sempurna dengan fulgurasi, radium ataupun elektroeksisi. Beberapa mungkin menghilang setelah terapi rontgen dalam atau proses instilasi atas podofilin. Sebuah prognosis yang bagus dapat diharapkan tercapai hanya setelah pemusnahan menyeluruh dari lokalisasi tumor sejenis dan kontrol atas kemungkinan datang kembalinya tumor yang teridentifikasilewat pemeriksaam sistoskopik secara reguler sepanjang sisa hidup pasien. PEMERIKSAAN Laboratorium

Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gross atau micros hematuria Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bakteri dalam urine Right Finger Tapping (RFT) normal Lymphopenia (N=1490-2930)

Radiology

Excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat menunjukkan tumornya Retrograde cystrogram dapat menunjukkan tumor Fractionated cytogram adanya invasi tumor dalam dinding buli-buli

Angiography untuk mengetahui adanya metastasr lewat pembuluh lymphe

Cystocopy dan biopsy


Cystoscopy hampir selalu menghasilkan tumor Biopsi dari pada lesi selalu dikerjakan secara rutin

Cystologi

pengecatan sieman/papanicelaou pada sedimen urine terdapat transionil cel daripada tumor

PENATALAKSANAAN Operasi

Reaksi transurethral untuk single/multiple pailoma dilakuakn pada stage 0, A, B1 dan grade I-II_low grade Total cystotomy dengan pengangkatan kelenjara prostat dan uinari diversion untuk:

Radioterapi

diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated pada grade III-IV da stage B2-C Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000-4000 Rads. Penderita dievaluasi selama 2-4 minggu dengan interval cystoscpy, foto thoraks dan IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi radiasi tambahan 2000-3000 Rads selama 2-3 minggu.

Kemoterapi

obat-obat anti kanker : citral, 5 fluoro urasil Topikal Kemoterapi yaitu Thic-TEPA, kemoterapi merupakan paliatif. 5-Fluorourasil (5-FU) dan doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan yang paling sering dipakai. Thiotepa dapat dimasukkan ke dalam buli-buli sebagai pengobatan topikal. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum pengobatan dengan theotipa dan obat dibiarkan dalam buli-buli selama dua jam.

ASUHAN KEPERAWATAN Diagnosa Keperawatan DS :klien sering menanyakan hasil pemeriksaan jaringan dan kemoterapi yang akan dijalani DO : Dx : Kecemasan b.d perubahan status kesehatan NOC : Kontrol Kecemasan diri, Vital Sign NIC : Penurunan kecemasan DS :-

DO : Klien pascaoperasi Dx : Nyeri akut b.d agen injuri biologi NOC: Status kenyamanan fisik, kontrol nyeri NIC: Manajemen nyeri, administrasi analgesik DS :DO : Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat (intgritas kulit yang tidak utuh akibat Cystotomi, Prosedur invasif) Dx :Resiko infeksi b.d prosedur invasif NOC: Deteksi resik (skala 1-5), Risk Control : Infection Process (Skala 1-5) NIC : kontrol infeksi, proteksi infeksi

Kanker Buli-Buli / Kandung Kencing


Oleh admin (Kam, 07/30/2009 - 16:33)

Mungkin suatu hari keluarga Anda atau teman Anda pernah mengeluhkan kencing yang berwarna merah dan bercampur darah. Karena pernah mendengar dari seorang kenalan lain bahwa itu adalah tanda adanya infeksi di saluran kemih dan bisa sembuh atau hilang dengan minum obat tertentu, Anda kemudian menjadi tenang. Tapi ketahuilah jangan pernah meremehkan kencing berdarah karena itu bukan hanya berarti infeksi, tapi bisa juga berarti tanda adanya batu saluran kencing bahkan keganasan atau kanker di saluran kemih. Bila Anda menemui keluhan kencing darah yang berulang atau menetap dengan atau tanpa rasa sakit, sebelum dipastikan oleh seorang dokter maka itu harus dianggap sebagai sebuah masalah yang serius dan bukan sekedar infeksi biasa. Dari berbagai jenis kanker saluran kemih, kanker buli-buli/kandung kemih merupakan yang sering ditemui. Di Amerika Serikat keganasan ini merupakan penyebab kematian ke enam dari seluruh penyakit keganasan, dan pada tahun 1996 yang lalu diperkirakan ditemukan 52.900 kasus baru kanker buli-buli. Di Indonesia berdasarkan pendataan hasil pemeriksaan jaringan yang dilakukan selama 3 tahun (1988-1990) diketahui bahwa kanker buli- buli menempati urutan kesepuluh dari tumor ganas primer pada pria. Di Subbagian Urologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dari 152 kasus keganasan urologi antara tahun 1995-1997, 36% diantaranya adalah kanker buli-buli dan juga menempati urutan pertama. Keganasan ini dapat mengenai semua jenis kelamin namun pria memiliki resiko 3 kali lebih besar daripada perempuan. Puncak kejadiannnya terutama berada pada usia dekade ke lima sampai ke tujuh. Faktor Resiko Dari beberapa penelitian berhasil menemukan adanya hubungan antara merokok dengan terjadinya kanker buli-buli. Hubungan tersebut terjadi secara dose respone yang berarti bertambahnya jumlah rokok yang diisap akan meningkatkan resiko terjadinya kanker bulibuli 2-5 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok. Pada perokok ditemukan adanya peningkatan metabolitmetabolit triptopan yang berada dalam urinnya (air kemih) yang bersifat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Beberapa bahan kimia juga dilaporkan bersifat karsinogenik pada terjadinya kanker buli-buli, seperti b -naftylamine yang

sering digunakan dalam industri cat dan karet, fenacetin, cyclophosphamine, cafein, dan pemanis buatan. Penelitian terbaru juga menyebutkan pada orang yang sering memakai cat rambut permanen resikonya jadi meningkat. Selain itu iritasi jangka panjang pada selaput lendir kandung kencing seperti yang terjadi pada infeksi kronis (infeksi yang berlangsung lama), pemakaian kateter yang menetap dan adanya batu pada buli-buli, juga diduga sebagai faktor penyebab. Gejala Dan Diagnosis Pada seseorang yang memiliki gejala hematuria atau terdapatnya darah dalam air kemih setelah dilakukan evaluasi lebih lanjut sebagian besar didiagnosis memiliki kanker buli-buli. Bila ditemukan adanya darah dalam urin, haruslah dilakukan evaluasi yang lebih lanjut untuk menyingkirkan penyebab yang bersifat keganasan. Hematuri tersebut umumnya bersifat total yang terjadi mulai awal BAK (buang air kecil) sampai selesai. Ditemukannnya hematuri mikroskopik (darah hanya ditemukan pada pemeriksaan laboratorium) pada penderita tanpa disertai rasa sakit, merupakan tanda penting adanya keganasan buli-buli. Rasa nyeri pinggang terjadi jika tumor meyumbat saluran kemih sehingga terjadi hidronefrosis. (pembesaran ginjal karena sumbatan). Adanya hematuri juga dapat terjadi pada trauma buli-buli, infeksi saluran kemih, kelainan parenkim/jaringan ginjal, atau adanya infeksi buli-buli yang disebabkan infeksi M. tuberculosis. Sehingga pemeriksaan lebih lanjut sangat diperlukan. Pada pemeriksaan fisik terhadap penderita kanker buli biasanya jarang ditemui adanya kelainan. Hal ini disebabkan karena tumor tersebut merupakan tumor epitel transisional kandung kemih yang letaknya superfisial dari buli-buli.Tumor tersebut baru dapat diraba bila tumor tersebut sudah tumbuh keluar dari dinding buli-buli. Mengingat pada kanker ini mudah terjadi metastasis (penyebaran jauh) ke kelenjar limfe regional, hati dan paru-paru. Beberapa pemeriksaan tambahan perlu dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis kanker buli-buli , diantaranya : 1. Pemeriksaan laboratorium Kelainan yang ditemukan biasanya hanya ditemukannya darah dalam air kemih. Tanda adanya anemia dapat dijumpai bila terjadi perdarahan yang umumnya terjadi pada tumor yang sudah lanjut atau dapat pula ditemukan tanda adanya gangguan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin dalam darah yang terjadi bila tumor tersebut menyumbat kedua muara ureter (saluran kemih). 2. Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan Foto Polos Perut dan Pielografi Intra Vena (PIV) digunakan sebagai pemeriksaan baku pada penderita yang memiliki persangkaan keganasan saluran kemih termasuk juga keganasan buli-buli. Pada pemeriksaan ini selain melihat adanya filling defect (kelainan) pada buli-buli juga dapat mengevaluasi ada tidaknya gangguan pada ginjal dan saluran kemih yang disebabkan oleh tumor buli-buli tersebut. Jika penderita alegi terhadap zat yang digunakan pada pemeriksaan PIV, maka dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Foto toraks (rongga dada) juga perlu dilakukan untuk melihat ada tidaknya metastasis ke paru-paru. 3. Sistoskopi dan biopsi

Pemeriksaan sistoskopi (teropong buli-buli) dan biopsi perlu dilakukan pada penderita dengan persangkaan tumor buli-buli, terutama jika penderita berumur 40-45 tahun. Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat ada atau tidaknya tumor di buli-buli sekaligus dapat dilakukan biopsi (pengambilan jaringan tumor) untuk menentukan derajat infiltrasi tumor yang menentukan terapi selanjutnya.

Kanker Kandung Kemih (Bladder Cancer) bisa berkembang dipermukaan dinding kandung kemih (papiloma jinak atau ganas) atau tumbuh di dalam dinding kandung kemih (umumnya lebih mematikan) dan cepat menyerang otot yang ada disitu. Sebagian besar tumor / kanker kandung kemih (90%) merupakan karsinoma sel transisional yang muncul dari epitelium transisional membran mukosa. Jenis lain yang kurang sering muncul adalah adenokarsinoma, karsinoma epidermoid, karsinoma sel skuama, sarkoma, tumor pada divertikula kandung kemih dan karsinoma in situ. Kanker kandung kemih lebih sering terjadi pada pria berusia lebih dari 50 tahun dan lebih sering muncul di area industrial padat penduduk, namun wanita didiagnosis mengalami kanker stadium lebih tinggi.

Penyebab Kanker Kandung Kemih (Bladder Cancer) - Karsinogen lingkungan, misal 2-naftilamin, benzidine, tembakau, dan nitrat - Karsinoma sel skuama kandung kemih adalah penyebab paling umum di area geografis yang merupakan endemi sistosomiasis. Tanda dan Gejala Kanker Kandung Kemih (Bladder Cancer) - Di stadium awal, 25% pasien kanker kandung kemih tidak mengalami gejala - Tanda pertama adalah hematuria yang banyak, tidak menyakitkan dan intermitten (biasanya disertai gumpalan dalam urin). - Jika ada lesi invasif, biasanya penderita mengalami nyeri suprapubis setelah buang air. Uji Diagnostik - Sistoskopi memastikan kanker kandung kemih dan sebaiknya dilakukan saat hematuria terjadi pertama kali. Jika dilakukan dengan anestesia, pemeriksaan bimanual biasanya dilakukan untuk menentukan apakah kandung kemih tertaut pada dinding pelvis. - Hasil biopsi positif bila ada kanker - Urinalisis bisa mendeteksi darah dalam urin dan sitologi ganas - Urografi ekskretorik bisa mengidentifikasi kanker yang besar dan stadium awal atau tumor yang merembes (infiltrasi), menggambarkan masalah fungsional di traktus kencing atas, menilai hidronefrosis, dan mendeteksi deformitas keras di dinding kandung kemih. - Sistografi retrograd mengevaluasi struktur dan integritas kandung kemih. Hasil uji

membantu memastikan diagnosis - Asteriografi pelvis bisa memperlihatkan penyebaran tumor sampai ke dinding kandung kemih - Computed tomography scan memperlihatkan ketebalan dinding kandung kemih yang mengandung kanker dan mendeteksi pembesaran nodus limfa retroperitoneal. - USG bisa mendeteksi metastasis diluar kandung kemih dan bisa membedakan kista kandung kemih dengan kanker atau tumor.

Tindakan Penanganana pada Kanker Kandung Kemih (Bladder Cancer) Tumor Kandung kemih Superfisial - Tumor ini dibuang dengan reseksi transuretral (sistoskopik) dan fulgurasi (penghancuran dengan listrik) prosedur ini sudah cukup jika tumor belum menyerang otot. - Kemoterapi intravesikular digunakan untuk tumor yang muncul di banyak tempat dan untuk mencegah rekurensi. Penanganan ini meliputi pencucian kandung kemih secara langsung dengan antineoplastik (yang paling umum digunakan adalah thiotepa, doxorubicin (rubex) atau mitomycin. - Pemberian vaksin basilus calmette-guerin (bacille calmette-guerin-BCG) yang hidup dan sudah dilemahkan secara intravesikal telah berhasil mengatasi kanker kandung kemih superfisial. - Untuk tumor tambahan, fulgurasi mungkin harus diulang setiap 3 bulan selama beberapa tahun. Akan tetapi jika tumor memasuki lapisan otot atau sering muncul kembali, sistoskopi dan fulgurasi tidak tepat lagi digunakan. - Tumor yang terlalu besar dan akan ditangani dengan sistoskop membutuhkan reseksi kandung kemih segmental untuk membuang bagian kandung kemih yang menebal secara menyeluruh. Prosedur ini hanya bisa dilakukan jika tumor tidak dekat dengan leher kandung kemih dan lubang ureteral. Instillasi thiotepa pada kandung kemih juga bisa membantu mengeontrol tumor semacam ini. - Imunoterapi bisa digunakan untuk melawan kanker. BCG merupakan agens imunomodulasi yang digunakan setelah pembedahan untuk membuang tumor. Pemodifikasi respon biologimisal interferon, interleukin, faktor penstimulasi koloni, antibodi monoklonal, dan vaksin juga bisa digunakan untuk mengubah interaksi antara pertahanan imun tubuh dan sel kanker. Tujuannya adalah mendorong, mengatur dan mengembalikan kemampuan tubuh dalam melawan penyakit.

Tumor Kandung Kemih yang Berinfiltrasi - Sistektomi radikal merupakan salah satu pilihan penanganannya. Pembedahan meliputi pembuangan kandung kemih dengan lemak perivesikal, nodus limfa, uretra, vesikel prostat dan seminal (pada pria) dan uterus adneksa (pada wanita). Kanker Kandung Kemih Lanjutan - Sistektomi, terapi radiasi dan kemoterapi sistemik dengan obat-obatan misal cyclophosphamide, fluorouracil (efudex), doxorubicin dan cisplatin (platinol-AQ) digunakan dalam kombinasi dan kadang-kadang berhasil menahan kanker kandung kemih - Cisplatin merupakan agen tunggal yang paling efektif.

Anda mungkin juga menyukai