A. Definisi
Ca mammae adalah sekelompok sel tidak normal yang terus tumbuh di dalam jaringan
mammae (Tapan, 2005). Ca Mammae adalah kanker yang menyerang jaringan payudara yang
menyebabkan sel dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormal dan bertambah
banyak secara tidak terkendali (Mardiana, 2004).
B. Insiden
Ca mammae merupakan jenis kanker kedua terbanyak yang diderita kaum wanita setelah
ca serviks. Amerika utara dan Eropa memiliki angka insiden ca mammae yang lebih tinggi
daripada Asia. Di Amerika Serikat ca mammae merupakan 32 % dari seluruh jumlah kanker
pada wanita. Diperkirakan 1 diantara 8 wanita di Amerika Serikat ( 12,8%) mengidap
karsinoma payudara selama hidupnya. Tiap tahun 180.000 kasus baru invasive breast cancer
terdiagnosis dengan lebih dari 40.000 angka kematian terjadi di AS sedangkan lebih dari 1
juta kasus baru dan 370.000 kematian tiap tahunnya terjadi di seluruh dunia. Ini menunjukkan
bahwa metode pengobatan yang efektif sangat dibutuhkan untuk memberantas penyakit ini
(Ibrahim, 2010).
Angka insiden tertinggi dapat ditemukan pada beberapa daerah di Amerika Serikat
(100/100.000), beberapa negara Eropa Barat (tertinggi di Swiss, (73,5/100.000). Untuk Asia,
masih berkisar antara 10-20/100.000 (Jepang 17,6/100.000), (Kuwait 17,2/100.000), (Cina
9,5/100.000) (RS Kanker Dharmais, 2002).
Belum ada data yang akurat untuk insiden ca mammae di masyarakat Indonesia pada saat
ini, karena luasnya wilayah dan terbatasnya sarana maka semua data kanker berdasarkan data
dari rumah sakit. Dari beberapa laporan, Angka ca mammae diperkirakan 20 % dari seluruh
kanker yang menyerang wanita (Azamris, 2006).
C. Etiologi
Saat ini belum ditemukan data yang pasti yang menjadi faktor penyebab utama penyakit
ca mammae. Sampai saat ini terjadinya ca mammae diduga akibat interaksi yang rumit dari
banyak faktor seperti faktor genetika, lingkungan, dan hormonal yaitu kadar hormon estrogen
dalam tubuh yang berlebihan (Harianto, 2005).
D. ANATOMI
3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Papila mammae
Areola mammae
Carpus mammae
Inter costa
Calvicula
Lemak
Iga
Lobus
9. Duktus lactiferus
E. Faktor Risiko
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara. Ada beberapa faktor
resiko yang dapat meningkatkan terjadinya ca mammae yaitu :
1. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki riwayat keluarga ada yang menderita ca mammae seperti pada ibu,
saudara perempuan, atau adik/kakak memiliki resiko terkena ca mammae 2 hingga 3 kali
lebih tinggi.
2. Hormon
Haid pertama (menarche) sebelum umur 10 tahun, mati haid (menopause) setelah umur 55
tahun, tidak menikah atau tidak pernah melahirkan anak, melahirkan anak setelah umur 35
tahun dan tidak pernah menyusui anak.
3. Umur
Wanita berumur >30 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar mendapat kanker payudara
dan kemungkinan tersebut bertambah setelah menopause.
4. Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma/benturan, operasi payudara akibat tumor
jinak atatu tumor ganas kontralateral.
5. Wanita yang mendapat radiasi sebelumnya pada payudara atau dinding dada.
6. Peningkatan berat badan yang signifikan pada usia dewasa.
7. Wanita yang pernah mengalami operasi tumor ovarium resikonya 3 hingga 4 kali lebih
tinggi (Dalimartha, 2004).
8. Lama menggunakan kontrasepsi oral
9. Pola konsumsi makanan berlemak
10. Kurangnya aktivitas fisik (Indarti, 2005).
F. Patofisiologi
Ca mammae, sama seperti keganasan lainnya penyebab dari keganasan ini merupakan
multifaktoral baik lingkungan maupun faktor herediter, diantaranya adanya lesi pada DNA
menyebabkan mutasi genetik, mutasi gen ini dapat menyebabkan ca mammae, kegagalan
sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan abnormal dari growth factor menyebabkan rangsangan
abnormal antara sel stromal dengan sel epitel, adanya defek pada DNA repair genes seperti
BRCA1, BRCA2, yang pada prinsipnya meningkatkan aktivitas proliferasi sel serta kelainan
yang menurunkan atau menghilangkan regulasi kematian sel (Heffner, 2005).
Ca mammae terjadi karena hilangnya kontrol atau proliferasi sel payudara dan apoptosis
sehingga sel payudara berpoliferasi secara terus-menerus. Hilangnya fungsi apoptosis
menyebabkan ketidakmampuan mendeteksi kerusakan sel akibat kerusakan DNA. Bila terjadi
mutasi gen p53 maka fungsi sebagai pendeteksi kerusakan DNA akan hilang, sehingga sel-sel
abnormal berpoliferasi terus-menerus. Peningkatan jumlah sel tidak normal ini umumnya
membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker. Tumor jinak biasanya merupakan
gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah yang menyerupai kantong. Lewat aliran
darah maupun sistem getah bening, sel-sel tumor dan racun yang dihasilkan keluar dari
kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh.
Sel-sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang
akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru. Keganasan kanker
payudara ini dengan menyerang sel-sel nomal disekitarnya, terutama sel-sel yang lemah. Sel
kanker akan tumbuh pesat sekali, sehingga payudara penderita akan membesar tidak seperti
biasanya.
Ca mamae berasal dari epitel saluran dan kelenjar payudara. Pertumbuhan dimulai dari
dalam duktus ataupun kelenjar lobulus yang disebut karsinoma noninvasif. Kemudian tumor
menerobos ke luar dinding duktus atau kelenjarr di daerah lobulus dan invasi ke dalam
stroma, yang dikenal dengan nama karsinoma invasif. Penyebaran tumor terjadi melalui
pembuluh getah bening, deposit dan tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah
bening aksiler atau supraklavikuler membesar. Ca mammae pertama kali menyebar ke
kelenjar aksila regional. Lokasi metastasis paling jauh yaitu tulang, hati, paru, pleura, dan
otak (Heffner, 2005).
G. Tipe-tipe
Tipe Ca mammae berdasarkan gambaran histopatologi :
1. Karsinoma duktal menginflitrasi
Adalah tipe histopatologi yang paling umum, merupakan 75 % dari semua jenis kanker
payudara. Kanker ini sangat jelas karena keras saat palpasi. Kanker jenis ini biasanya
bermetastasis ke nodus aksila, tulang, paru, hepar dan otak
Adanya benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan. Semakin lama benjolan
tersebut semakin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
2. Perubahan kulit pada payudara
a. Kulit tertarik (skin dimpling)
b. Benjolan yang dapat dilihat (visible lump)
c. Eritema
d. Ulkus
3. Kelainan pada putting
a. Putting tertarik (nipple retraction)
b. Eksema
c. Cairan pada putting (nipple discharge)
J. Tes Diagnostik
a. Mamografi
Dengan tes ini dapat ditemukan benjolan yang kecil sekalipun. Bila secara klinis
dicurigai ada tumor dan pada mamografi tidak ditemukan apa-apa, pemeriksaan harus
dilanjutkan dengan biopsi sebab sering karsinoma tidak tampak pada mammogram.
Sebaliknya bila mamografi positif dan secara klinis tidak teraba tumor pemeriksaan harus
dilanjutkan dengan pungsi atau biopsi.
b. Ulrasonografi
USG biasanya digunakan bersamaan bersama dengan mamografi, tujuannya untuk
membedakan kista yang berisi cairan atau solid. Untuk menentukan stadium dapat
menggunakan foto thoraks, USG abdomen, Bone scanning dan CT scan.
c. X-foto thorax
Dapat membantu mengetahui adanya keganasan dan mendeteksi adanya metastase ke
paru-paru.
d. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus
Merupakan pemeriksaan sitologi dimana bahan pemeriksaan diperoleh dari hasil
punksi jarum terhadap lesi yang dapat dipakai untuk menentukan apakah akan segera
disiapkan pembedahan dengan sediaan beku atau akan dilanjutkan oleh pemeriksaan lain.
Cara pemeriksaan ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, namun tidak dapat
memastikan tidak adanya keganasan. Hasil negatif pada pemeriksaan ini dapat berarti bahwa
jarum biopsi tidak mengenai daerah keganasan sehingga biopsi eksisi tetap diperlukan untuk
konfirmasi hasil negatif tersebut (Sjamsuhidayat, 2004).
K. Pengobatan
Pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap kondisi
penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah biopsi. Pengobatannya terdiri dari
pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat hormon.
L. Pembedahan
a. Mastektomi
M. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data biografi/biodata
Meliputi identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
dan alamat.
b. Riwayat keluhan
1). Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya :
Benjolan, kecepatan tumbuh, rasa sakit, nipple discharge, nipple retraksi dan sejak
kapan, krusta pada aerola, kelainan kulit : dimpling, peau dorange, ulserasi,
venektasi, perubahan warna kulit, benjolan ketiak, edema lengan.
2). Keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis :
Nyeri tulang (vertebra, femur), rasa penuh di ulu hati, batuk, sesak, sakit kepala
hebat.
c.
Faktor Risiko
Usia penderita, usia melahirkan anak pertama, punya anak atu tidak, riwayat menyusui,
riwayat menstruasi : menstruasi pertama usia berapa, keteraturan siklus menstruasi,
menopouse usia berapa, riwayat pemakaian obat hormonal, riwayat keluarga sehubungan
dengan kanker payudara atau kanker lain, riwayat pernah operasi tumor payudara, riwayat
gambaran mamae.
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
3. Intervensi
a. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
Tujuan
: Nyeri klien berkurang atau dapat teratasi
Kriteria hasil :
a.
b.
c.
d.
a.
Kaji
Intervensi (NIC)
secara komphrehensif
Rasional
lokasi, Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan
karakteristik, durasi, frekuensi, skala, dan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga
intensitas nyeri.
pasien
untuk
intensitas
kenyamanan.
d.
Ajarkan
selanjutnya.
Klien dapat mengontrol nyeri.
rileks/istirahat
penggunaan
teknik
non
secara
efektif
dan
dapat
mengurangi nyeri.
Teknik relaksasi dapat membuat klien merasa
sedikit nyaman dan distraksi dapat mengalihkan
perhatian klien terhadap nyeri sehingga dapat
membantu mengurangi nyeri yang dirasakan.
Intervensi (NIC)
Rasional
Anjurkan pasien untuk menggunakan Mencegah iritasi dan tekanan dari baju.
kering.
Rasional
Kolaborasi
dengan
ahli
gizi
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang Membantu pasien mendapatkan gizi seimbang
dibutuhkan pasien.
e. Dorong pasien untuk konsumsi diet tinggi jumlah nutrisi yang masuk.
kalori kaya nutrient, dengan masukan cairan Kebutuhan
adekuat.
jaringan
metabolic
ditingkatkam
Kriteria Hasil :
a.
dan lokal.
infeksi.
Deteksi
dini
memungkinkan
perkembangan
untuk
melakukan
infeksi
tindakan
Rasional
Mengetahui sejauh mana kecemasan tersebut
mengganggu klien.
b.
c.
Berikan
informasi
Dorong
pasien
faktual
untuk
prosedur
bagi
pasien.
mengenai Menambah pengetahuan klien sehingga klien
pengetahuan
Menciptakan
ketenangan
batin
sehingga
g.
Memberikan
ketenangan
dan
mengurangi
kecemasan.
4. Evaluasi
a. Nyeri klien berkurang atau dapat teratasi
b. Kerusakan integritas kulit dapat teratasi.
c. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
d. Kecemasan dapat berkurang
e. Tidak ada tanda-tanda infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Azamris. 2006. Analisis Faktor Risiko pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Dr. M.
Djamil Padang. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran No. 152.
Dalimartha, Setiawan. 2004. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Anti Kanker. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Filedownload, http://arininacita.blogspot.com/2012/05/askep-ca-mammae.html
Harianto, Rina M dan Hery S. 2005. Risiko Penggunaan Pil Kontrasepsi Kombinasi Terhadap
Kejadian Kanker Payudara pada Reseptor KB di RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta:
Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. 2, No.1, hh. 84-99.
Heffner, Linda J dan Danny J Schust. 2005. At Glance Sistem Reproduksi Edisi Kedua.
Jakarta : Erlangga.
Ibrahim, Syarif dan Syarifuddin Wahid. 2010. Immunotherapy on Breast Cancer. The
Indonesia Journal of Medical Science Volume 2 No 1 Juli 2010 p.54-60.
Indarti, Rini dan Henry Setiawan. 2005. Faktor-Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap
Kejadian Kanker Payudara. Magister Programme of Epidemiology, University of
Diponegoro, Semarang, Indonesia No 5248.
Mardiana, Lina. 2004. Kanker pada Wanita, Pencegahan dan Pengobatan dengan Tanaman.
Jakarta : Penebar Swadaya.
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Sjamsuhidayat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC.
Tapan, Erik. 2005. Kanker, Antioksidan, dan Terapi Komplementer. Jakarta : Elex Media
Komputindo.
Tim Penanggulangan dan Pelayanan Kanker Payudara Terpadu Paripurna RS Kanker
Dharmais. 2002. Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini Edisi 1 Cetakan 1. Jakarta :
Pustaka Populer Obor.
Tjindarbumi, D. 2002. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penanggulangannya dalam
Deteksi Dini Kanker. Jakarta : FK UI