Anda di halaman 1dari 16

Chapter 118 :: Benign Epithelial Tumors, Chapter 118 :: Tumor epitel jinak,

Hamartomas, and Hyperplasias hamartoma, dan hiperplasia

:: Valencia D. Thomas, Nicholas R. Snavely, :: Valencia D. Thomas, Nicholas R. Snavely,


Ken K. Lee & Neil A. Swanson Ken K. Lee & Neil A. Swanson

EPIDERMAL NEVUS Nevus Epidermal

SEKILAS TENTANG NEVUS KOMEDONIKUS


• Nevi epidermal adalah proliferasi
hamartomatus epitelium, mencakup
keratinosit, sebosit, unit pilosebaseus, atau
kelenjar apokrin.
• Enam sindrom nevus epidermal yang
berbeda: nevi epidermal dengan
abnormalitas perkembangan saraf,
kardiovaskular, urogenital, atau sistem
skeletal.
• Konfigurasi linear biasa didapatkan pada
ekstremitas mengikuti garis Blaschko atau
relaxed skin tension lines. Cenderung inuncul
antara waktu lahir hingga remaja.
• Nevus epidermal yang disertai pruritus,
eritema, skuama kemungkinan termasuk
suatu varian yang dikenal sebagai
inflammatory linear verrucous epidermal
nevus.
• Diagnosis banding: liken striatus, penyakit
Darier linear, porokeratosis linear, liken
planus linear, psoriasis linear, dan
inkontinensia pigmenti tahap verukosa.

Epidermal nevus is a generalized term for


hamartomatous proliferations of epithelium. Nevus epidermal adalah istilah umum untuk
The subtypes of this tumor differ according to proliferasi harnartomatus epitelium. Subtipe
the distribution of the lesions or the tumor ini berbeda tergantung pada distribusi
predominant histologic cell type: keratinocyte lesi atau tipe sel histologi yang dominan:
(verrucous epidermal nevus), sebaceous keratinosit (nevus epidermal verukosa),
gland (nevus sebaceous), pilosebaceous unit kelenjar sebaseus (nevus sebaseus), unit
(nevus comedonicus), eccrine gland (eccrine pilosebaseus (nevus komedonikus), kelenjar
nevus), or apocrine gland (apocrine nevus). ekrin (nevus ekrin), atau kelenjar apokrin
(nevus apokrin).
Tabel elektronik 118-1.1 pada edisi online
eTable 118-1.1 in online edition provides a menunjukkan klasifikasi satu kerangka untuk
classification of one framework to discuss this mendiskusikan entitas yang besar dan
large and diverse entity. Currently, there are beragam ini. Saat ini, terdapat enam sindrom
six different epidermal nevus syndromes nevus epidermal berbeda yang telah
described: (1) Proteus, (2) congenital dijabarkan: (1) Proteus, (2) hemidisplasia
hemidysplasia with ichthyosiform nevus and kongenital dengan nevus iktiosiformis dan
limb defect syndrome, (3) phakomatosis sindrom defek ekstremitas, (3) fakomatosis
pigmentokeratotica, (4) sebaceous nevus, (5) pigmentokeratotika, (4) nevus sebaseus, (5)
Becker’s nevus, and (6) nevus comedonicus. nevus Becker, dan (6) nevus komedonikus.

EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGY Nevi epidermal terjadi pada 1 dari 1000
Epidermal nevi occur in 1 in 1,000 live births. kelahiran hidup. Delapan puluh persen lesi
Eighty percent of lesions appear within the muncul dalam tahun pertama kehidupan,
rst year of life, with the majority of lesions dengan mayoritas lesi timbul saat usia 14
appearing by age 14 years. There are rare tahun. Terdapat laporan yang jarang
reports of adult onset of epider- mal nevi, mengenai onset nevi epidermal saat dewasa,
with the oldest patient being a 60-year-old dengan pasien tertua adalah perempuan 60
woman.30 Such late-developing epidermal tahun. Nevi epidermal yang muncul terlambat
nevi probably represent lesions that have tersebut kemungkinan menunjukkan lesi yang
always been present subclinically, but recent telah ada secara subklinis, tetapi
growth resulted in clinical recognition.31 pertumbuhan yang baru menyebabkan
There is an equal male–female prevalence, pengenalan klinis. Terdapat prevalensi laki-
and most cases are sporadic. However, some laki-perempuan yang sama, dan sebagian
familial cases have been documented.32 besar kasus bersifat Sporadik. Namun,
beberapa kasus familial telah
didokumentasikan.

NEVUS EPIDERMAL VERUKOSA


VERRUCOUS EPIDERMAL NEVUS Nevus epidermal verukosa juga dikenal
Verrucous epidermal nevus is also known as sebagai nevus epidermal verukosa linear atau
linear verrucous epidermal nevus or linear nevus epidermal linear.
epidermal nevus.
GAMBARAN KLINIK
CLINICAL FEATURES. Verrucous epidermal Nevi epidermal verukosa ditandai oleh
nevi are characterized by localized or diffuse, adanya papul verukosa berwarna seperti
closely set, skin-colored, brown, or gray– kulit, coklat, atau coklat keabuan, lokalisata
brown verrucous pap- ules, which may atau difus, tersusun rapat, yang dapat
coalesce to form well-demarcated pap- bergabung membentuk plak papilomatus
illomatous plaques (Fig. 118-8). yang berbatas tegas (Gambar 118-8).
Linear con gurations are common on the Konfigurasi linear sering pada ekstremitas
limbs as is distribution in Blasch- ko’s lines or demikian juga distribusi pada garis Blaschko
in relaxed skin tension lines (Fig. 118-9). atau pada relaxed skin tension lines (Gambar
Extensive distribution of a verrucous 118- 9).
epidermal nevus is termed systemized Distribusi luas nevus epidermal vemkosa
epidermal nevus. Variants of this type of disebut nevus epidermal sistematis. Varian
nevus include nevus unius lateris (Fig. 118- nevus tipe ini meliputi nevus unius lateris
10), epidermal nevi distributed on one-half of (Gambar 118-10), nevi epidermal yang
the body; and ichthyosis hystrix, epidermal terdistribusi pada separuh tubuh; dan iktiosis
nevi distributed bilaterally. Commonly, histriks, nevi epidermal yang terdistribusi
systematized nevi take on a transverse con secara bilateral. Umumnya, nevi sistematis
guration on the trunk and linear con guration memiliki konfigurasi transversal pada badan
on the limbs. dan konfigurasi linear pada ektremitas.
An epidermal nevus presenting with pruritus, Nevus epidermal yang disertai dengan
ery- thema, and scaling is likely a variant of pruritus, eritema, dan skuama kemungkinan
the epidermal nevus termed an in ammatory merupakan varian nevus epidermal yang
linear verrucous epidermal nevus (ILVEN) (Fig. disebut inflammatory linear verrucous
118-11). These lesions are found most epidermal nevus (ILVEN) (Gambar 118-11).
commonly on the buttocks and lower Lesi ini ditemukan paling sering pada bokong
extremities. dan ekstremitas bawah.

COURSE AND COMPLICATIONS. Linear epi- PERJALANAN DAN KOMPLIKASI


dermal nevi tend to appear between birth Nevi epidermal linear cenderung muncul
and ado- lescence. Although congenital antara waktu lahir hingga masa remaja.
lesions tend not to expand signi cantly, Meskipun lesi kongenital cenderung tidak
lesions that present after birth may expand meluas secara signifikan, lesi yang muncul
during childhood, stabilizing in size at or setelah lahir dapat meluas selama masa anak-
around puberty.33 Although intertriginous anak, dan ukuran stabil pada atau sekitar
lesions may become macerated and masa pubertas. Meskipun lesi intertriginosa
secondarily infected, the majority of dapat menjadi maserasi dan mengalami
epidermal nevi remain quiescent after ado- infeksi sekunder, mayoritas nevi epidermal
lescence. Rare cases of basal cell carcinoma tidak berubah setelah remaja. Kasus yang
and squa- mous cell carcinoma arising within jarang berupa karsinoma sel basal dan
epidermal nevi have been reported. This karsinoma sel skuamosa pada nevi epidermal
malignant transformation is most common in telah dilaporkan. Transformasi keganasan ini
middle-aged or elderly individu- als, though paling sering terjadi pada usia pertengahan
the youngest reported case occurred in a 17- atau individu tua, meskipun laporan kasus
year-old woman.34 termuda terjadi pada perempuan 17 tahun.
Epidermal nevi may present in conjunction Nevi epidermal dapat berhubungan dengan
with other epidermal lesions such as café-au- lesi epidermal lain seperti makula café-au-lait,
lait macules, congenital hypopigmented makula hipopigmentasi kongenital, dan nevi
macules, and congenital nevocellular nevi and nevoseluler kongenital dan dapat terkait
may be associated with abnor- malities in dengan abnormalitas pada sistem lain. (Lihat
other systems.33 (See Section “Epidermal bagian “Sindrom Nevus Epiderma”).
Nevus Syndrome”).
Rarely, patients with epidermal nevi have Kondisi yang jarang yaitu pasien dengan nevi
offspring with epidermolytic hyperkeratosis epidermal memiliki keturunan dengan
(EHK), a condition resulting from a mutation epidermolitik hiperkeratosis (EHK), suatu
in keratin 10 (K10). Paller et al35 investigated kondisi akibat mutasi pada keratin 10 (K10).
three families with this occurrence. The Paller dkk menginvestigasi tiga keluarga
analysis of skin samples of parents and dengan kejadian ini. Analisis contoh kulit
offspring with EHK demonstrated a parental orang tua dan keturunan dengan EHK
mutation in one of the two K10 alleles within menunjukkan mutasi parental pada satu dari
the epidermal nevus; non-lesional skin dua alel K10 pada nevus epidermal; kulit
showed no mutation. Offspring showed the tanpa lesi menunjukkan tidak adanya mutasi.
same K10 mutation as their parents.35 The Keturunan menunjukkan mutasi K10 yang
presence of two genetically distinct cell lines sama dengan orang tuanya Adanya dua garis
in the parents, also known as mosaicism, is a sel yang berbeda secara genetik pada orang
result of postzygotic mutation during tua, yang juga disebut sebagai mosaicism,
embryogenesis.36 If histopathologic merupakan hasil mutasi paska zigotik selama
evaluation of an epidermal nevus reveals embriogenesis. Jika evaluasi histopatologi
ndings consistent with EHK, the patient is at dari nevus epidermal menunjukkan gambaran
risk of having a child with EHK. Prenatal yang konsisten dengan EHK, pasien berisiko
counseling may be very important for these untuk memiliki anak dengan EHK. Konseling
patients. prenatal sangat penting untuk pasien ini.

PATHOLOGY. There are ten histologic variants PATOLOGI


of the epidermal nevus, with over 60% of Terdapat sepuluh varian histologi dari nevus
lesions display- ing acanthosis, epidermal, dengan lebih dari 60% lesi
papillomatosis, and hyperkeratosis (Fig. 118- menggambarkan akantosis, papilomatosis,
12).37 Rare variants may have features dan hiperkeratosis (Gambar 118-12). Varian
similar to SKs, with thin, elongated rete yang jarang dapat memiliki gambaran yang
ridges; or EHK, with compact orthokeratosis, mirip dengan keratosis seboroik (KS), dengan
vacuolization of the granular layer of the rete ridges yang tipis, memanjang; atau EHK,
epidermis, and large keratohyalin granules dengan ortokeratosis padat, vakuolisasi
within or outside cells.38 Epidermal lapisan granular epidermis, dan granul
hyperkeratosis may be a more common keratohialin yang besar di dalam atau luar sel.
nding in ichthyosis hystrix. Hiperkeratosis epidermal dapat menjadi
gambaran yang lebih sering pada iktiosis
histriks.
ILVEN is a histologically distinct variant of the
epidermal nevus that displays a chronic
dermal inflammatory infiltrate, psoriasiform ILVEN adalah varian nevus epidermal yang
epidermal hyperplasia, and alternating bands berbeda secara histologi yang menampilkan
of ortho- and parakeratosis. In this variant, infiltrat inflamasi dermal kronis, hiperplasia
the granular layer is absent underlying the epidermal psoriasiformis, dan pita orto- dan
areas of parakeratosis.39 parakeratosis yang selang-seling. Pada varian
ini, tidak didapatkan adanya lapisan granular
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS. (See Box 118-1). di bawah area parakeratosis.
Lichen striatus, linear Darier disease, linear
porokeratosis, linear lichen planus, linear DIAGNOSIS BANDING
psoriasis, and the verrucous stage of (Lihat Kotak 118-1) Liken striatus, penyakit
incontinentia pigmenti may all have similar Darier linear, porokeratosis linear, liken
clinical presentations as the linear verrucous planus linear, psoriasis linear, dan
epidermal nevus. Lichen striatus may mimic inkontinensia pigmenti tahap verukosa dapat
ILVEN clinically, but is self-limited as memiliki gambaran klinis yang mirip dengan
compared with epidermal nevi. Histology may nevus epidermal verukosa linear, Liken
be useful in differentiating these entities. striatus dapat menyerupai lLVEN secara klinis,
Linear Darier disease and linear porokeratosis tetapi dapat sembuh sendiri dibandingkan
can be differentiated pathologically with dengan nevi epidermal. Histologi dapat
linear Darier disease having the distinct berguna dalam membedakan entitas ini
pathologic ndings of acantholytic Penyakit Darier linear dan porokeratosis
dyskeratosis, and linear poro- keratosis linear dapat dibedakan secara patologi
having coronoid lamellae. Although some dimana penyakit Darier linear memiliki
consider linear lichen planus and linear gambaran patologi yang berbeda yaitu
psoriasis to be variants of the ILVEN, the diskeratosis akantolitik, dan porokeratosis
genetics and the immunol- ogy has yet to be linear memiliki lamela koronoid Walaupun
fully characterized.40–42 Incontinentia beberapa menganggap liken planus linear dan
pigmenti can be distinguished clinically based psoriasis linear sebagai varian ILVEN, genetik
on the transient nature of this phase and the dan imunologi belum diketahui secara
preceding verrucous phase. Histologically, lengkap. Inkontinensia pigmenti dapat
this entity can be distinguished by its dibedakan secara klinis berdasarkan sifat
dyskeratosis, pigment incontinence, sementara dari fase ini dan fase verukosa
eosinophilic exocytosis, and basal layer sebelumnya. Secara histologi, entitas ini
vacuolization. dapat dibedakan oleh adanya diskeratosis,
inkontinensia pigmenti, eksositosis
eosinofilik, dan vakuolisasi lapisan basal.
KOTAK 118-1 DIAGNOSIS BANDING NEVUS
EPIDERMAL LINEAR
• Liken striatus
• Penyakit Darier linear
• Porokeratosis linear
• Liken planus linear
• Psoriasis linear
• Inkontinensia pigmenti
TREATMENT. Complete excision of an
epidermal nevus to the level of the deep PENGOBATAN
dermis is necessary to prevent recurrences. Eksisi komplit nevus epidermal hingga dennis
However, based on the size and distribution dalam dibutuhkan untuk mencegah rekurensi.
of the lesion, excision may not be an Namun, berdasarkan ukuran dan distribusi
appropriate treatment option. Multiple other lesi, eksisi mungkin bukan pilihan pengobatan
surgical and medical treatments are available yang tepat. Pengobatan bedah dan medis lain
to treat or destroy these lesions. Laser yang multipel tersedia untuk mengobati atau
ablation, electrofulguration, cryotherapy, and menghancurkan lesi ini. Laser ablasi,
medium to full-depth chemical peels may elektrofulgurasi, krioterapi, dan peeling kimia
offer partial or full destruction of lesions. dengan kedalaman sedang hingga dalam
Although topical retinoids and calcipotriene dapat menawarkan kerusakan lesi sebagian
offer little relief, these medications can be atau seutuhnya Meskipun retinoid dan
used as an adjunctive ther- apy to increase kalsipotrien topikal memberikan sedikit
the ef cacy of the surgical intervention. perbaikan, pengobatan ini dapat digunakan
Systemic retinoids and antipsoriatic agents sebagai terapi tambahan untuk meningkatkan
may offer some clinical improvement. There efikasi dari intervensi pembedahan. Retinoid
are reports of suc- cessful treatment of ILVEN sistemik dan agen antipsoriasis dapat
with etanercept.43 If malignant memberikan beberapa perbaikan klinis.
transformation is con rmed within an Terdapat laporan-laporan keberhasilan
epidermal nevus, the lesion should be pengobatan ILVEN dengan menggunakan
completely excised. etanersep. Jika transformasi keganasan telah
dikonfirmasi pada nevus epidermal, lesi
sebaiknya dieksisi komplit.

NEVUS SEBACEOUS NEVUS SEBASEUS


• Plak linear, tidak berambut, kuning,
berminyak, dan verukosa timbul dari lahir
hingga masa remaja.
• Tumor jinak kelenjar sebaseus: kelenjar
sebaseus tidak matang yang berlokasi tinggi
pada dermis dan unit pilosebaseus yang
mengalami malformasi merupakan gambaran
utama.
• Tumor jinak yang paling sering timbul pada
nevus sebaseus: siringokistadenoma
papiliferum, trikoblastoma.
• Diagnosis banding: nevi epidermal, aplasia
kutis, alopesia triangular kongenital.
• Papul atau nodul yang tumbuh cepat: or seizures. This syndrome is also known as
membutuhkan evaluasi patologi untuk Schimmelpenning-Feuerstein-Mims
menyingkirkan keganasan tetapi eksisi syndrome or organoid-nevus syndrome.49,50

sebaiknya dipertimbangkan pada masing-


masing kasus.

Nevus sebaceous is also known as nevus Nevus sebaseus juga dikenal sebagai nevus
sebaceous of Jadassohn and organoid nevus. sebaseus Jadassohn dan nevus organoid.

CLINICAL FEATURES. Nevus sebaceous GAMBARAN KLINIS


presents as a linear, hairless, yellow, waxy, Nevus sebaseus tampak berupa plak linear,
and verrucous plaque (Fig. 118-13). It can be tidak berambut, kuning, berminyak, dan
at at birth, becoming plaque-like under the verukosa (Gambar 118-13). Kelainan ini dapat
hormonal influences of puberty. These nevi berbentuk datar saat lahir, menjadi seperti
are common in the scalp, but there are plak akibat pengaruh hormonal pubertas.
reports of lesions on the face, chest, and in Nevi ini umum terdapat di kulit kepala, tetapi
oral mucosa. Tumors can arise within nevus terdapat laporan lesi pada wajah, dada, dan
sebaceous. The most common benign tumors mukosa oral. Tumor dapat timbul pada nevus
are syringocystadenoma papilliferum and sebaseus. Tumor jinak yang tersering adalah
trichoblastoma.44 Other benign tumors siringokistadenoma papiliferum dan
reported to arise in a nevus sebaceous are trikoblastoma. Tumor jinak lain yang
the leiomyoma, syringoma, spiradenoma, dilaporkan timbul pada nevus sebaseus
hidradenoma, and keratoacanthoma.45 It adalah leiomioma, siringoma, spiradenoma,
was once believed that individuals with this hidradenoma, dan keratoakantoma. Individu
tumor were at increased risk of basal cell dengan tumor ini diyakini memiliki
carcino- mas, but a retrospective review of peningkatan risiko karsinoma sel basal, tetapi
596 cases by Cribier et al revealed that most ulasan retrospektif dari 596 kasus oleh Cribier
lesions initially diagnosed as basal cell dkk mengungkapkan sebagian besar lesi yang
carcinoma were actually trichoblastomas.46 A awalnya didiagnosis sebagai karsinoma sel
second retrospective study of 757 tumors basal ternyata adalah trikoblastoma.
confirmed this finding.47 This does not Penelitian retrospektif kedua dari 757 tumor
exclude the possibility of the development of mengkonfirmasi temuan ini Hal ini tidak
basal cell carcinoma in these lesions. Rarely, menyingkirkan kemungkinan adanya
malignant tumors such as apocrine perkembangan karsinoma sel basal pada lesi
carcinoma, squamous cell carcinoma, and ini. Tumor maligna seperti karsinoma apokrin,
malignant eccrine poromas may arise within karsinoma sel skuamosa, dan poroma ekrin
nevus sebaceous.48 maligna jarang timbul pada nevus sebaseus.
Nevus sebaceous syndrome is the very rare Sindrom nevus sebaseus merupakan
association of an extensive, congenital nevus hubungan yang sangat jarang dari nevus
sebaceous with ocular abnormalities and sebaseus kongenital yang luas dengan
cerebral defects such as mental retardation abnormalitas okular dan defek serebral
seperti retardasi mental atau kejang. Sindrom
ini dikenal juga sebagai sindrom
Schimmelpenning-Feuerstein-Mims atau
sindrom nevus-organoid.
PATHOLOGY. Immature sebaceous glands
located high in the dermis and malformed PATOLOGI. Kelenjar sebaseus tidak matang
pilosebaceous units are features of nevus yang berlokasi tinggi pada dermis dan
sebaceous (Fig. 118-14). Vellus hairs are more malformasi unit pilosebaseus merupakan
common than terminal hairs in these lesions. gambaran nevus sebaseus (Gambar 118-14).
Epidermal acanthosis, hyperkeratosis, and Rambut velus lebih sering daripada rambut
pseudoepitheliomatous hyperplasia can also terminal pada lesi ini. Akantosis epidermal,
be seen. hiperkeratosis, dari hiperplasi
pseudoepitheliomatous juga dapat terlihat.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS. Epidermal nevi
and aplasia cutis may be clinically similar to DIAGNOSIS BANDING. Nevi epidermal dan
nevus sebaceous but biopsy can easily aplasia kutis dapat mirip secara klinis dengan
distinguish between these entities. nevus sebaseus tetapi biopsi dapat
membedakan entitas ini secara mudah.
TREATMENT. Excision of nevus sebaceous
was common when these lesions were PENGOBATAN. Eksisi nevus sebaseus umum
thought to carry an increased risk of basal cell ketika lesi ini diperkirakan memiliki
carcinoma. Rapidly growing papules or peningkatan risiko karsinoma sel basal. Papul
nodules demand pathologic evaluation to atau nodul yang tumbuh cepat membutuhkan
evaluate for rare malignancies, but excision evaluasi patologi untuk mengevaluasi
should be considered on a case-by-case keganasan yang jarang, tetapi eksisi
manner.48 sebaiknya dipertimbangkan pada masing-
masing kasus.
NEVUS COMEDONICUS
NEVUS KOMEDONIKUS
SEKILAS TENTANG NEVUS KOMEDONIKUS
• Tampak berupa pori-pori berdilatasi
menyerupai komedo dengan sumbatan
keratinaseus; pola linear, nevoid, bilateral,
atau zosteriformis.
• Sindrom nevus komedonikus: hubungan
nevus komedonikus dengan gambaran
nonkutaneus seperti defek skeletal,
abnormalitas serebral, dan katarak
• Gambaran khas: invaginasi epidermal berisi
keratin yang berhubungan dengan kelenjar
sebaseus atau folikel atrofi.
• Diagnosis banding: akne vulgaris, akne DIFFERENTIAL DIAGNOSIS. The differential
neonatorum, nevus sebaseus milia, penyakit diagnosis of this lesion includes acne vulgaris,
Darier linear. milia, acne neonatorum, nevus sebaceous,
• Varian inflamasi dapat menyebabkan and linear Darier disease.
supurasi dan nyeri yang signifikan,
membutuhkan intervensi medis atau bedah.

Nevus comedonicus is also known as comedo


nevus, nevus follicularis keratosis, nevus Nevus komedonikus juga disebut sebagai
acneiformis unilateralis, and nevus nevus komedo, nevus folikularis keratosis,
zoniforme.51 Nevus comedonicus is a rare nevus akneiformis unilateralis, dan nevus
hamartoma of the pilosebaceous unit.52,53 zoniforme. Nevus komedonikus merupakan
Clinically, comedo-like dilated pores with hamartoma unit pilosebaseus yang jarang.
keratinaceous plugs present in a linear, Secara klinis, pori-pori dilatasi menyerupai
nevoid, bilateral, or zosteriform pattern (Fig. komedo dengan sumbatan keratinaseus
118-15).52 An in ammatory variant also dengan pola linear, nevoid, bilateral, atau
exists, with suppurative cysts and acne-like zosteriformis (Gambar 118-15). Varian
lesions. These lesions appear on the face, inflamasi juga ada, dengan kista supuratif dan
chest, or upper arms at birth or during lesi menyerupai akne. Lesi ini terlihat pada
childhood.28 Nevus comedonicus syndrome wajah, dada, atau lengan atas saat lahir atau
is the association of nevus comedonicus with selama anak-anak. Sindrom nevus
noncutaneous ndings such as skeletal komedonikus adalah hubungan nevus
defects, cerebral abnormalities, and komedonikus dengan gambaran nonkutaneus
cataracts.54 seperti defek skeletal, abuomialitas serebral,
dan katarak.

COURSE AND COMPLICATIONS. Nevus PERJALANAN DAN KOMPLIKASI


comedonicus lesions follow a Lesi nevus komedonikus mengikuti
noninflammatory or inflammatory course and perjalanan noninflamasi atau inflamasi dan
do not resolve spontaneously. The tidak sembuh secara spontan. Lesi yang
inflammatory course may result in scarring. mengalami inflamasi dapat menyebabkan
Nevus comedonicus syndrome results in pembentukan skar. Sindom nevus
developmental, cerebral, skeletal, or ocular komedonikus mengakibatkan defek
defects that present by the age 15 years.55 perkembangan, serebral, skeletal, atau okular
yang timbul saat usia 15 tahun.
PATHOLOGY. The hallmark ndings in nevus
com- edonicus are keratin- lled epidermal PATOLOGI
invaginations associated with atrophic Gambaran khas pada nevus komedonikus
sebaceous glands or follicles. EHK may be adalah invaginasi epidermal berisi keratin
seen.56 yang berhubungan dengan kelenjar sebaseus
atau folikel atrofi. Dapat terlihat adanya EHK.
targeted at the control of that symptom.
DIAGNOSIS BANDING Agents such as aluminum chloride solution,
Diagnosis banding lesi ini meliputi akne anticholiner- gics, antidepressants with
vulgaris, milia, akne neonatorum, nevus anticholinergic activity, botulinum toxin,
sebaseus, penyakit Darier linear. iontophoresis, or sympathectomy have been
reported to help control the hyperhidrosis.
Surgical excision of the lesion is also an
acceptable treatment.67,68

TREATMENT. The nonin ammatory variant of


nevus comedonicus is usually asymptomatic, PENGOBATAN
with treatment based on the cosmetic Varian nevus komedonikus noninflamasi
concerns of the patient. The in ammatory biasanya bersifat asimtomatis, dengan
variant can result in signi - cant suppuration pengobatan berdasarkan pada kekhawatiran
and pain, requiring medical or surgi- cal kosmetik pasien. Varian inflamasi dapat
intervention. In ammation may be controlled mengakibatkan supurasi dan nyeri yang
with tazarotene cream or other retinoids, signiiikan, membutuhkan intervensi medis
tacrolimus oint- ment, calcipotriene cream, atau bedah Inflamasi dapat dikontrol dengan
and intralesional steroids.57 Keratolytics may krim tazaroten atau retinoid lain, salep
be of some help. Systemic antibiotics may takrolimus, krim kalsipotrien, dan steroid
help to control infection or in ammation. intralesi. Keratolitik juga dapat membantu.
Surgical interventions, such as extraction, Antibiotik sistemik dapat membantu untuk
excision, dermabra- sion, or laser resurfacing, mengendalikan infeksi atau inflamasi.
may result in good clinical results.58,59 Intervensi bedah, seperti ekstraksi, eksisi,
dermabrasi, atau laser resurfacing, dapat
memberikan hasil yang baik.

ECCRINE NEVUS
An eccrine nevus, the simplest form of NEVUS EKRIN
eccrine hamar- toma, is characterized by an Nevus ekrin, bentuk hamartoma ekrin paling
increase in the number or size of eccrine sederhana, ditandai dengan peningkatan
coils.60–63 Fewer than 20 cases of eccrine jumlah atau ukuran gulungan ekrin. Kurang
nevi have been described in the literature. dari 20 kasus nevi ekrin telah dijabarkan
Distributed on the trunk, arms, or legs, these dalam literatur. Distribusi lesi adalah pada
lesions occur equally in men and women. badan, lengan, atau tungkai, dan terjadi sama
Although there seems to be a childhood banyak pada laki-laki maupun perempuan.
predominance, the onset ranges from birth to Meskipun tampaknya dominan pada anak-
the eighth decade.64 The morphology of anak, onset berkisar dari lahir hingga dekade
eccrine nevi may vary, appearing clinically as delapan. Morfologi nevi ekrin dapat
tan papules or normal skin.65–66 These bervariasi, secara klinis berupa papul coklat
lesions do not always display hyperhidrosis, atau kulit normal. Lesi ini tidak selalu
however, when they do, treatment is menunjukkan hiperhidrosis, namun jika ada,
pengobatan ditujukan untuk mengendalikan
gejala ini. Agen seperti larutan aluminum
klorida, antikolinergik, antidepresan dengan
aktivitas antikolinergik, toksin botulinum,
iontoforesis, atau simpatektomi telah
dilaporkan untuk mengendalikan
hiperhidrosis. Eksisi bedah lesi juga
merupakan pengobatan yang dapat diterima.

APOCRINE NEVUS NEVUS APOKRIN


Apocrine nevi are hamartomatous Nevi apokrin adalah proliferasi hamartomatus
proliferations of mature apocrine glands dari kelenjar apolm'n matang yang sering
often found within a nevus sebaceous. ditemukan pada nevus sebaseus. Presentasi
Clinical presentation varies, but they can be klinis bervariasi, tetapi dapat terlihat berupa
found as soft nodules or papules in the axilla nodul atau papul lunak di aksila atau dada
or on the upper chest. Histologically, the atas. Secara histologi, kelenjar apolcrin
apocrine glands extend from the epidermis to meluas dari epidermis hingga ke lemak. Lesi
the fat. These lesions can be surgically excised ini dapat dilakukan eksisi bedah jika
if desired.69 dibutuhkan.

SINDROM NEVUS EPIDERMAL


SEKILAS TENTANG SINDROM NEVUS
EPIDERMAL
• Sindrom nevus epidermal adalah hubungan
berbagai tipe nevus epidermal dengan
berbagai abnormalitas perkembangan
kutaneus, okular, neurologik, skeletal,
kardiovaskular, atau urogenital.
• Menurut sejarah, enam sindrom nevus
epidermal telah dijabarkan: sindrom Proteus,
hemidisplasia kongenital dengan nevus
iktiosiformis dan defek ekstremitas,
fakomatosis pigmentokeratotika, nevus
sebaseus, nevus Becker, dan nevus
komedonikus.
• Mengenai laki-laki dan perempuan dengan
jumlah sama, dan muncul pada 40 tahun
pertama kehidupan.
• Pasien dengan nevi epidermal luas atau
dengan nevi epidermal dan abnormalitas
sistemik sebaiknya dicurigai mengalami EPIDEMIOLOGY. Epidermal nevus syndrome
sindrom nevus epidermal. affects men and women equally and presents
• Evaluasi dan penanganan: membutuhkan within the rst 40 years of life. Inheritance is
pendekatan tim multidisiplin meliputi layanan sporadic, although anecdotal reports of
dokter spesialis kulit, anak, mata, saraf, familial transmission have been reported.70
bedah plastik, dan tulang. Although the exact incidence of epidermal
nevus syndrome is unknown, a study of 119
cases of epidermal nevi showed that 33% of
patients showed one or more extracutaneous
abnormalities, 16% showed two or more
abnormalities, 10% showed three or more
Epidermal nevus syndrome is also known as abnormalities, and 5% showed ve or more
Schim- melpenning syndrome, Feuerstein– abnormalities.
Mims syndrome, and Solomon syndrome. Sindrom nevus epidermal juga dikenal
Epidermal nevus syndrome is the association sebagai sindrom Schimmelpenning, sindrom
of any type of epidermal nevus with various Feuerstein- Mm, dan sindrom Solomon.
cutaneous, ocular, neurologic, skeletal, car- Sindrom nevus epidermal adalah hubungan
diovascular, or urogenital developmental berbagai tipe nevus epidermal dengan
abnormali- ties. Historically, there have been berbagai abnormalitas perkembangan
six epidermal nevus syndromes described: (1) kutaneus, okular, neurologik, skeletal,
Proteus syndrome, (2) con- genital kardiovaskular, atau urogenital. Menurut
hemidysplasia with ichthyosiform nevus and sejarah, terdapat enam sindrom nevus
limb defects, (3) phakomatosis epidermal yang telah dijabarkan: ( 1) sindrom
pigmentokeratotica, (4) sebaceous nevus, (5) Proteus, (2) hemidisplasia kongenital dengan
Becker’s nevus, and (6) nevus comedonicus. nevus iktiosiformis dan defek ekstremitas, (3)
Some authors argue that epidermal nevus fakomatosis pigmentokeratotika, (4) nevus
syndrome is a collection of many different sebaseus, (5) nevus Becker, dan (6) nevus
distinct clinical syndromes. komedonikus. Beberapa penulis berpendapat
Happle70 proposed that the epidermal nevus bahwa sindrom nevus epidermal adalah
syn- drome is not a single entity but consists kumpulan banyak sindrom klinis yang
of at least six distinct diseases that differ in berbeda.
genetic origin and share the common feature Happle menyampaikan bahwa sindrom nevus
of mosaicism. The entities include epidermal bukan merupakan entitas tunggal
Schimmelpenning syndrome; nevus tetapi mengandung minimal enam penyakit
comedonicus syn- drome; pigmented hairy yang berbeda asal genetik dan memberikan
epidermal nevus syndrome; Proteus gambaran umum mosaicism. Entitas ini
syndrome; congenital hemidysplasia, ichthyo- meliputi sindrom Schimmelpenning; sindrom
siform dermatitis, and limb defects nevus komedonikus; sindrom nevus
syndrome; and phacomatosis epidermal berambut dengan pigmen;
pigmentokeratotica. sindrom Proteus; sindrom hemidisplasia
kongenital, dermatitis iktiosiformis, dan defek
ekstremitas; dan fakomatosis in patients with epidermal nevus
pigmentokeratotika. syndrome.71 Hemangiomas and pigmentary
changes are found in 10%–20% of patients.
EPIDEMIOLOGI. Sindrom nevus epidermal Less common ndings are hair abnormalities,
mengenai laki-laki dan perempuan dengan dental abnormalities in association with
jumlah sama dan muncul pada 40 tahun mucosal epidermal nevi, and dermatomegaly.
pertama kehidupan. Penurunan pada anak This last condition involves an increase in skin
bersifat sporadik, walaupun laporan thickness, warmth, and hairiness. As
anekdotal mengenai transmisi familial telah discussed earlier, various cutaneous tumors
dilaporkan Meskipun insiden pasti dari may develop within the epidermal nevus.
sindrom nevus epidermal tidak diketahui,
penelitian 119 kasus nevi epidermal
menyampaikan bahwa 33% pasien
menunjukkan satu atau lebih abnormalitas
ekstrakutaneus, 16% menunjukkan dua atau
lebih abnormalitas, 10% menunjukkan 3 atau lebih abnormalitas,
dan 5% menunjukkan 5 atau lebih
abnormalitas.

GAMBARAN KLINIS
CLINICAL FEATURES. Solomon and Esterly Solomon dan Esterly memberikan rincian detil
provided a detailed account of the spectrum mengenai spektrum nevi epidermal yang
of epider- mal nevi seen in the epidermal terlihat pada sindrom nevus epidermal.
nevus syndrome.29 They described seven Mereka menjabarkan tujuh tipe lesi.
types of lesions. The majority of patients had Mayoritas pasien memiliki nevus unius lateris;
nevus unius lateris; 20% of patients had 20% pasien memiliki iktiosis histriks; dan 20%
ichthyosis hystrix; and another 20% had what lainnya memiliki sesuatu yang disebut penulis
the authors termed the acanthotic form of sebagai bentuk akantotik nevus epidermal.
epidermal nevus. These lesions presented as Lesi ini tampak berupa bercak besar,
large, unilateral, brown, slightly scaly patches. unilateral, berwarna coklat, dan sedikit
About 10% of patients had linear nevus skuama. Sekitar 10% pasien memiliki nevus
sebaceous involving the scalp and face. Local- sebaseus linear yang melibatkan skalp dan
ized linear verrucous nevus and a velvety wajah. Nevus verukosus linear lokalisata dan
epidermal nevus in the axilla similar to nevus epidermal seperti beludru pada aksila
acanthosis nigricans were seen in a minority yang mirip dengan akantosis nigrikans terlihat
of cases. Some patients had a mix- ture of pada minoritas kasus. Beberapa pasien
several types of lesions. memiliki campuran beberapa tipe lesi.

Tabel 118-2 mendata perubahan


Table 118-2 lists the mucocutaneous changes mukokutaneus selain nevus epidermal yang
other than epidermal nevus that may be seen dapat terlihat pada pasien dengan sindrom
nevus epidermal. Hemangioma dan epidermal nevi in patients with epidermal
perubahan pigmen ditemukan pada 10%-20% nevus syndrome. This occurrence is most
pasien. Gambaran yang lebih jarang adalah common in those with nevus sebaceous.
abnormalitas rambut, abnormalitas gigi yang Perhaps less well known is the asso- ciation of
berhubungan dengan nevi epidermal mukosa, visceral malignancies with the epider- mal
dan dermatomegali. Kondisi yang terakhir ini nevus syndrome. The following tumors are
meliputi peningkatan ketebalan, kehangatan, reported to occur at a higher frequency and
dan rambut pada kulit. Seperti yang at an earlier age in patients with epidermal
didiskusikan sebelumnya, berbagai tumor nevus syndrome: tumors of the genitourinary
kutaneus dapat berkembang pada nevus system (Wilms’ tumor, nephroblastoma,
epidermal. metastatic transitional cell carcinoma of the
bladder, and rhabdomyosarcoma of the
bladder); tumors of the gastrointestinal tract
(hepatic adenoma, salivary gland
adenocarcinoma, and carcinoma of the
esophagus and stomach); TABEL 118-2
Gambaran Kutaneus pada Sindrom Nevus
Epidermal
• Nevus epidermal
• Hemangioma
• Perubahan pigmen
• Bercak cafe-au-lait
• Hipopigmentasi
• Nevi melanositik
• Dermatomegali
• Keganasan kutaneus
• Keratoakantoma
• Karsinoma sel basal
• Karsinoma sel skuamosa
• Siringokistadenoma papiliferum
A wide range of skeletal abnormalities has • Tumor adneksa lainnya
been reported (eTable 118-2.1 in online Berbagai abnormalitas skeletal telah
edition).70–72 The incidence of skeletal dilaporkan (Tabel elektronik 118-2.1 pada
changes has ranged from 15% to 70%. edisi online). Insiden perubahan skeletal
Neurologic abnormalities occur in 15%–50% berkisar dari 15%-70%.
of cases (eTable 118-2.2 in online edition). Abnormalitas neurologik terjadi pada 15%-
From 9% to 30% of patients with epidermal 50% kasus (Tabel elektronik 1182.2 pada edisi
nevus syndrome have ocular abnormalities online). Dari 9%-30% pasien dengan sindrom
(eTable 118-2.3 in online edition).73 nevus epidermal memiliki abnormalitas
okular (Tabel elektronik 118-2.3 pada edisi
As in isolated epidermal nevi, malignant online).
transformation may occur within the
Seperti pada nevi epidermal yang terisolasi, neurologic, ophthalmologic, and orthopedic
transformasi keganasan dapat terjadi pada examinations are necessary. Most cases of
nevi epidermal pasien dengan sindrom nevus Proteus syndrome are caused by a mosaic
epidermal. Kejadian ini paling sering terjadi activating mutation in AKT1. (N Engl J Med
pada pasien nevus sebaseus. Mungkin yang 365:611-619, 2011). A regular follow-up
lebih jarang diketahui adalah hubungan program should be planned for the patient.
antara keganasan organ dalam dengan
sindrom nevus epidermal. Tumor-tumor
berikut dilaporkan terjadi lebih sering dan
pada usia lebih awal pada pasien dengan
sindrom nevus epidermal: tumor sistem
genitourinari (tumor Wilms', nefroblastoma,
karsinoma sel transisional metastasis pada
kandung kemih, dan rabdomiosarkoma
kandung kemih); tumor traktus
gastrointestinal (adenoma hepatik,
adenokarsinoma kelenjar saliva, dan
karsinoma esofagus dan lambung);
and tumors of the central nervous system dan tumor sistem saraf pusat (astrositoma,
(astrocytoma, mixed glioma, and glioma campuran, dan meningioma).
meningioma). Breast carcinoma, mandibular Karsinoma payudara, ameloblastoma
ameloblastoma, chondroma, odontoma, and mandibula, kondroma, odontoma, dan
endometrioma are other tumors associated endometrioma adalah tumor-tumor lain yang
with epidermal nevus syndrome.41 However, berhubungan dengan sindrom nevus
these asso- ciations have not been con rmed epidermal. Namun, hubungan ini belum
by case-controlled studies. dikonfirmasi dengan penelitian case-control.

MANAGEMENT. Patients with extensive PENANGANAN. Pasien dengan nevi epidermal


epidermal nevi or those with epidermal nevi luas atau nevi epidermal dan abnormalitas
and systemic abnormalities should be sistemik sebaiknya dicurigai mengalami
suspected of having the epidermal nevus sindrom nevus epidermal. Evaluasi dan
syndrome. Evaluation and management of penanganan pasien dengan sindrom nevus
patients with epidermal nevus syndrome epidermal membutuhkan pendekatan tim
requires a multidisciplinary team approach multidisiplin yang melibatkan layanan dokter
involving the dermatologist, pediatrician, spesialis kulit, anak, mata, saraf, bedah
ophthalmologist, neurologist, plastic surgeon, plastik, dan tulang. Pasien ini membutuhkan
and orthopedic services. These patients anamnesis yang teliti dengan perhatian
require a careful history with particular khusus pada riwayat pertumbuhan,
attention given to developmental history, attainment of milestone, riwayat kejang, dan
attainment of milestones, history of seizures, abnormalitas tulang, mata, dan traktus
and abnormalities of the bones, eyes, and urinani. Selain itu dibutuhkan pemeriksaan
urinary tract. Thorough mucocutaneous, yang menyeluruh pada mukokutaneous,
neurologik, oftalmologi, dan ortopedi.
Sebagian besar kasus sindrom Proteus
disebabkan oleh mutasi aktif mosaik pada
AKT1. (N Engl J Med 365:611-619, 2011).
Program pengamatan lanjutan yang teratur
sebaiknya direncanakan pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai