KERATOSIS SEBOROIK
Nabila Firyal Ananda I4061202074
Pembimbing :
Dr. Retno Mustikaningsih M.Kes, Sp. KK
<<
Definisi
Keratosis seboroik (KS) merupakan tumor jinak kulit yang berasal dari
proliferasi epidermis dengan penumpukan keratin di atas permukaan kulit
dan biasanya tampak pada populasi setengah baya dan lanjut usia. Istilah
“seboroik” mengacu pada lesi yang tampak berminyak dan berlokasi pada
area tubuh yang mengandung banyak kelenjar sebasea.
Kim SS, Shang I, Jiang B. Seborrhoic keratosis.In : Arndt KA, Tsu TS, editors. Manual of Dermatologic
Therapeutics.3rd Ed.New York:Lippicott;2007
Epidemiologi
KS paling sering dijumpai pada populasi
usia pertengahan dan meningkat di usia
lanjut, sering pada ras kulit putih,
prevalensi pria dan wanita sama, dan dapat
juga lesi awal tumbuh di usia remaja.
1 4
Usia Virus HPV
2 5
Paparan Sinar matahari Genetik
Keratosis dapat terjadi di seluruh tubuh. Predileksi paling sering di wajah, leher,
punggung, dan lengan.
Lesi pada awalnya berbentuk makula datar berwarna coklat dengan batas tegas
dengan permukaan licin seperti lilin atau hiperkeratotik, Warnanya berkisar antara
coklat terang dengan bagian-bagian berwarna pink, coklat gelap atau hitam, sampai
warna putih.
Lama kelamaan lesi akan menebal, dan memberi gambaran yang khas yaitu verukosa
dan menempel (stuck on) pada permukaan kulit.
Quinn AG, Perkins W. Non-melanoma skin cancer and other epidermal skin tumours. In: Burns T,
Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rook’s Textbook of Dermatology (8th ed). Oxford: Blackwell
Publishing Ltd., 2010; p. 52.1 - 48.
Manifestasi Klinis
Terdapat beberapa varian klinikopatologi KS yaitu :
1. Common seborrheic keratosis 3. Stucco keratoses
Thomas, V.D., N.A. Swanson, and K.K. Lee, Benign Epithelial Tumors, Hamartomas, and Hyperplasias, in Fitzpatrick's
dermatology in general medicine, K. Wolff, et al., Editors. 2008, Mc Graw-Hill: New York. p. 1054-105
Patofisiologi
Mutasi pada gen Fibroblast Growth Factor 3 (FGFR3) yang memegang kunci penting
terhadap perkembangan keratosis seboroik. FGFR3 terdapat dalam reseptor transmembrane
tyrosine kinase yang ikut serta dalam memberikan sinyal transduksi guna meregulasi
pertumbuhan, deferensiasi, migrasi dan penyembuhan sel.
Pada pigmentasi keratosis seboroik, proliferasi dari keratinosit memacu aktivasi dari
melanosit disekitarnya dengan mensekresi melanocyte-stimulating cytokines. Endotelin-1
memiliki efek simulasi ganda pada sintesis DNA dan melanisasi pada melanosit manusia dan
telah terbukti terlibat sabagai salah satu peran penting dalam pembentukan hiperpigmentasi
pada keratosis seboroik.
Hafner C, Hartmann A, Real FX, Hofstaedter F, Landthaler M, Vogt T. Spectrum of FGFR3 mutations in multiple
intraindividual seborrheic keratoses. J Invest Dermatol. Aug 2007; 127(8): 1883
Diagnosis
Varian klinik KS dapat dinilai dengan menggunakan
dermoskopi.
Dermoskopi atau yang dikenal dengan mikroskop
epiluminesens memiliki akurasi diagnostik 5-30% lebih
tinggi dibandingkan visual inspeksi dan akan terlihat Milia-
like cysts, comedo-like openings.
Memon AA, Tomenson JA, Bothwell J, Friedmann PS. Prevalence of solar damage and actinic
keratosis in a Merseyside population. Br J Dermatol. Jun 2009; 142(6): 1154 – 9
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan histopatologi.
Komposisi keratosis seboroik adalah sel basaloid dengan campuran sel skuamosa. Invaginasi
keratin dan horn cyst merupakan tanda khas. Setidaknya ada 5 gambaran histologi yang
dikenal :
• akantosis (solid),
• reticulata (adenoid)
• hiperkeratosis (papilomatous)
• clonal dan irritated.
Kemudian bisa dilakukan biopsy apabila mencurigai adanya keganasan.
Spielvogel, R.L., Benign epithelial neoplasms and cysts, in Color Atlas of Dermatopathology, J.M. Grant-Kels,
Editor 2007, Informa Healthcare: USA. p. 173-176
Tatalaksana
terry, W., R. Paus, and W. Burgdorf, Operative dermatology, in Thieme clinical companions
dermatology2006, Thieme: New York. p. 666-667
Prognosis
Keratosis seboroik merupakan tumor jinak dan tidak menjadi ancaman bagi kesehatan
individu. Lesi keratosis seboroik umumya tidak mengecil namun akan bertambah besar dan
tebal seiring dengan waktu, dan tidak berubah menjadi ganas.
Thomas VD, Swanson NA, Lee KK. Benign Epithelial Tumors,Hemartomas, and Hyperplasias. In:
Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI,Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editors. Fitzpatrick's Dermatology
InGeneral Medicine. 7 ed. United States: McGraw-Hill; 2008. p. 1054-6
Terimakasih!