Anda di halaman 1dari 5

Lembar Tugas Mandiri Pemicu II Modul Gastrointestinal Sedangkan diare kronik dibagi menjadi diare persistent dan diare

re persistent dan diare kronik.


Definisi, Klasifikasi, Etiologi diare non-infeksi Berdasarkan derajat dehidrasi, diare dibagi menjadi diare tanpa dehidrasi, diare
Melissa Lenardi, 0906508296 dengan dehidrasi ringan-sedang dan diare dengan dehidrasi berat. Derajat dehidrasi
ditentukan berdasarkan gambaran klinis, yaitu keadaan umum, kelopak mata, rasa
I. Pendahuluan haus dan turgor.
Diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar dan konsistensi feses menjadi Diare akut merupakan kumpulan gejala diare berupa defekasi dengan tinja
cair. Secara Praktis dikatakan diare bila frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali cair atau lunak dengan atau tanpa darah atau lendir dengan frekuensi 3x atau lebih
sehari dengan konsistensi cair. Diare yang terjadi sebelum 2 minggu dikategorikan per 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari dan frekuensi kurang dari 4x per
sebagai diare akut dan jika diare terus berlanjut, ikategorikan sebagai diare kronik. bulan. Rata-rata diare akut terjadi dalam 3-5 hari. Pada diare akut, penyebab
Diperkirakan pada orang dewasa setiap tahunnya mengalami diare atau terbanyak adalah infeksi. Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15
gastroenteritis akut sebanyak 272.000.000 kasus baru. Di AS, diperkirakan hari.
99.000.000 pasien mmengalamio traveller’s diarrhea. Kematian yang terjadi Diare osmotik merupakan diare akibat terjadinya peningkatan osmotik sisi
kebanyakan berhubungan dengan kejadian diare pada anak-anak atau usia lanjut lumen usus, ditemukan pada orang dengan defisiensi laktase, dikarenakan tingginya
usia, dimana kesehatan pada usia pasirn tersebut rentan dehidrasi ringan-berat. tekanan osmotik pada lumen usus yang belum mengalami absorpsi. Cairan diare
lebih terkosentrasi dari 50mOsm diibandingkan plasma dan mereda selama periode
II. Isi puasa. Diare sekretorik merupaka diare yang terjadi karena peningkatan sekresi
II.1. Definisi diare cairan usus, ditandai dengan feses isotonik dan bertahan selama puasa. Diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah malabsorbsi diikuti gangguan absorpsi nutrisi secara umum dan berhubungan
cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 dengan steatorhea, hilang selama puasa. Diare eksudatif diakibatkan penyakit
gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang ait inflamatoris , ditandai dengan adanya purulent, feses berdarah, menetap selama
besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa puasa
disertai lendir dan darah. Diare kecil berarti diare yang ringan. Diare besar merupakan diare yang
berat dan relatif lebih sulit ditangani. Diare infektif adalah bila penyebabnya infeksi
II.2. Klasifikasi diare sedangkan diare non infektif bila tidak ditemukan infeksi sebagai penyebab pada
Klasifikasi diare ada beberapa macam. Berdasarkan waktu, diare dibagi menjadi kasus tersebut.
diare akut dan kronik. Berdasarkan patofisiologik, diare dibagi menjadi diare Diare organik adalah bila ditemukan penyebab anatomik, bakteriologik,
osmotik maupun sekretorik, diare malabsorbsi, diare exudative. Berdasarkan berat hormonal, toksikologik. Diare fungsional bila tidak didapatkan penyebab organik.
ringan diare, diare digolongkan menjadi diare kecil atau besar. Berdasarkan Diare disentri adalah diare dengan feses bercampur lendir dan darah. Diare
penyebab infeksi atau tidak, diare dibagi menjadi diare infektif atau noninfektif. kolera merupakan diare akut dengan feses encer gagalnya sirkulasi, jadi menyerupai
Berdasarkan penyebab organik maupun tidak, diare dibagi menjadi diare organik kolera. Diare persistent merupakan istilah yang menyatakan diare yang berlangsung
maupun diare fungsional. Berdasarkan manifestasi klinis, diare akut digolongkan antara15-230 hari yang merupakan kelanjutan diare akut.
menjadi disentri, kolera, serta diare akut (bukan disentri maupun kolera).

1
II.3. Faktor risiko mengalami diare infeksi
1. Baru saja bepergian: ke negara berkembang, daerah tropis, kelompok Tabel 1. Etiologi Diare Akut
perdamaian dan pekerja sukarela, otamh yang sering berkemah (dasar air) Infeksi
1. Enteral
2. Makanan atau keadaan yang tidak biasa: makanan laut, dan siput, terutama
 Bakteri: Shigella sp, E. Coli patogen, Salmonella sp, Vibrio cholera, Yersinia
yang mentah, restoran dan rumah makan cepat saji, banket dan piknik entreo colytica, Campylobacter jejuni, V. Parahaemoliticus, VNAG,
3. Homoseksual, pekerja seks, penguna obat intravena, risiko infeksi HIV, sindrom Staphylococcus aureus, Streptococcus, Klebsiella, Pseudomonas, Aeromonas,
usus homosexual (Gay bowel syndrome), acquired immune deficiency Proteis, dll
 Virus: Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Norwalk like virus, cytomegalovirus
syndrome.
(CMV), echovirus , virus HIV
4. Baru saja menggunakan obat antimikroba pada institusi: institusi  Parasit – Protozoa: Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Cryptosporadium
kejiwaan/mental, rumah-rumah perawatan, rumah sakit. parvum, Balantidium coli.
 Worm: A. Lumbricoides, cacing tambang, Trichuris trichura, S. Sterocoralis,
cestodiasis dll
II.4. Etiologi
 Fungus: Kardia/moniliasis
a. Diare akut 2. Parenteral: Otitits media akut (OMA), pneumonia, Traveler’s diartthea: E.Coli, Giardia
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit, lamblia, Shigella, Entamoeba histolytica, dll
virus), keracunan makanan, efek obat-obatan lain terlihat pada Tabel 1 Menurut  Intoksikasi makanan: Makanan beracun atau mengandung logam berat,
makanan mengandung bakteri/toksin: Clostridium perfringens, B. Cereus, S.
World Gastroenterology Organisation global guidelines 2005, etiologi diare akut
aureus, Streptococcus anhaemohytivus, dll
dibagi atas empat penyebab: bakteri, virus, parasit, dan non-infeksi.  Alergi: susu sapi, makanan tertentu
Pada umumnya diare akut disebabkan infeksi atau toksin bakteri. Ada  Malabsorpsi/maldifesti: karbohidrat: monosakarida (glukosa, galaktosa,
riwayat makan makanan tertentu dan adanya keadaan yang sama pada orang lain, fruktosa), disakarida(laktosa, maltosa, sakarosa), lemak: rantai panjang
trigliserida, protein: asam amino tertentu, celiacsprue gluten malabsorption,
sangat memungkinkan kerasunan makanan yang disebabkan toksin bakteri.
protein intolerance, cows milk, vitamin &mineral
Traveller’s diarrhea merupakan kejadian diare pada wisatawan. Adanya riwatay
pemakaian antibiotika yang lama, harus dipikirkan kemungkinan diare karena C Imunodefisiensi
difficile. Diare yang terjadi tanpa kerusakan mukosa usus (non-inflamatorik) dan Terapi obat, antibioyik, kemoterapi, antasid, dll
Tindakan tertentu seperti gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi terapi radiasi
disebabkan oleh toksin bakteri (terutama E-coli), biasanya mempunyai gejala deses Lain-lain: Sindrom Zollinger-Ellison, neuropati autonomik (neuropatik diabetik)
benar-benar cair, tidak ada darah, nyeri perut terutama daerah umbilivus, kembung,
mual, muntah. Bila muntah sangat mencolok, biasanya sebabkan oleh virus atau S b. Diare kronik
aureus dalam bentuk keracunan makanan. Bila diare dalam bentuk bercampur Penyebab diare kronik sangat beragam dan tidak selalu hanyadisebabkan kelainan
darah, lendir dan disertai demam, biasanya disebabkan oleh kerusakan mukosa usus usus. Kelainan yang dapat menimbulkan diare kronik antara lain kelainan endokrin,
yang ditimbulkan oleh invasi Shigellam salmonella atau amoeba dimana daerah kelainan hati, kelainan pankreas, infeksi, keganasan, dll. Etiologi terbanyak diare
terinfeksi adalah colon. Pada umumnya diare akut bersifat sembuh sendiri dalam 5 kronik di negara-negara berkembang termasuk Indonesia yaitu infeksi. Hal ini
hari dengan penfobatan sederkhana yang disertai rehidrasi berbeda dengan etiologi pertama negara maju yaitu penyakit usus inflamatory.
2
Walaupun telah diusahakan secara maksimal, diperkirakan sekitar 10-15% pasien tropik, spru seliak, dermatitis herpetiformis, penyakit
diare kronik tidak dapat ditetakpan etiologinya, mungkin disebabkan kelainan Whipple, Abetalipoprote inemia
C. Obstruksi pasca mucosa: limflangiektasia intestinal kongenital
sekresi sekresi ayau mekanisme neuro endokrin yang belum diketahui. Etiologi 4. Defek pada sistem atau didapat karena trauma, limfoma, karsinoma atau
diare kronik berdasarkan patofisiologinya dapat dilihat melalui tabel 2. pertukaran penyakit Whipple
anion/transport D. Campuran: sindrom usus pendek (short bowel), penyakit
elektrolit aktif di metabolik (tirotoksikodid, indufisiensi adrenal, malnutrisi
Tabel 2. Etiologi Diare kronik berdasarkan patofisiologi
enterosit protein-kalori), enterokolitis radiasi
Jenis Diare Etiologi 5. Motilias dan waktu A. Infeksi usus
1. Diare osmotik A. Eksogen transit usus abnormal B. Kongenital:
1. Makanan cairan yang aktif osmotik, sulit diabsorbsi 1. Diare klorida kongenital
seperti katartik sulfat dan fosfat, antasida, laktulosa dan 6. Gangguan 2. Diare karena kelainan transpor Na+ usus
sorbitol permeabilitas usus Sindrom kolon iritabel (psikogen), hipertiroid, diabates melitus
2. Obat-obatan lain: kolkisin, paraamino asam salisilac, dengan polineuropati otonom, skleroderma, amiloidosis, pasca
antibiotika, anti kanker, anti depresan, anti hipertensi, 7. Eksudasi cairan, reseksi lambung dan vagotomi, sindrom karsinoid, obat
anti konvulsan, obat penurun kolesterol, obat diabetes elektrolit dan mukus prostigmin
mellitus, diuretika, theofilin berlebihan A. Penyakit seliak
B. Endogen B. Penyakit usus inflamatorik
1. Kongenital: kelainan malabsorpsi spesifik, penyakit C. Infeksi usus
2. Diare sekretorik malabsorpsi umum Kolitis ulseratif, Penyakit Srohn, Amubiasis, Shigelasis,
2. Didapat: kelainan malabsorpsi spesifik, penyakit Kampilobakteriasis, Yersiniasis, Enterokolitis radiasi, Gandidiasis,
malabsorpsi umum TB usus, Kanker usus, Kolitis pseudomembran
A. Infeksi
B. Neoplasma: Gastrinoma, sindrom Zollinger Ellison, Ca
meduler tirois, Adenoma Vilosa, Kolera pankreatik/vasoaktif II.5. Etiologi diare noninfeksi
intersinal polypeptide (vipoma), yumor/sindrome karsinoid a. Gangguan motilitas saluran cerna bagian bawah
C. Hormon & Neurotransmiter:Secretine, Prostaglandin E, Gangguan motilitas dapat terjadi sepanjang saluran cerna bawah dari mulai usus
Cholecystokinine, Kolinergik, Serotonin, Calcitonine, Gastric
Inhibitory Polipeptide, Glukagon, Substansi P halus hingga motilitas anorektal. Pada gangguan motilitas usus haluis primer, tidak
D. Katartik: hidroksi asam empedu (asam dioksilat dan didapatkan kelainan gastrointestinal organik. Pada keadaan tersebut, gejala tidak
kenodioksilat) dan hidroksi asam lemak (resinoleat kastroli) berhubungan dengan lesi anatomik ayai mekanik (seperti inflamasi, neoplasma, atau
E. Kolitis mikroskopik (limfositik), kolagen obstruksi mekanik), akan tetapi mungkin ada penyakit sistemik. Gangguan motilitas
3. Malabsorbsi asam F. Lain-lain: Dioctyl natrium sulfosuccinaat, diare asam empedu
empedu, malansorbsi karena pasca kolesistektomi, reseksi ileum terminal, alergi usus halus sekunder dapat merupakan gangguan anatomikal usus halus maupun
lemak makanan, enterokolitis iskemik lkelainan mekanik usus halus. Kelainan ini disebabkan lesi mekanik ayau anatomik,
A. Maldigesti intraluminal: Sirosis hati, obstruksi saluran dimana harus tedapat bukti gangguan motilitas seperti anastomosis, infeksi maupun
empedu, pertumbuhan bakteri yang berlebihan (Bacterial
obstruksi.
overgrowth), insufisiensi eksokrin pankreas, insufisiensi
endokrin pankreaik kronik, fibrosis kistik, somatostatinoma Gangguan motilitas pada kolon biasanya diakibatkan konstipasi idiopatik,
B. Malabsorpsi mukosa: Obat, penyakit infeksi, penuakit sistem Irritable Bowel Syndrome (IBS) dan divertikulosis. Konstipasi idiopatik merupkan
imun (systemic mastocytosis, gastroenteritis eosinofilik), spru penyakit sistemik GI maupun neurologik, dimana terjadi peningkatan absorpsi cairan
3
di kolon dengan transit normal, melambarnya transit dengan absorpsi normal, dan
gangguan defekasi dimana pergerakan kolon tidak fungsional.
Gangguan motilitas anorektal dan defekasi dapat berupa gangguan
kontinentia atau gangguan eliminasi/pengeluaran tinja. Gangguan kontinentia dapat c. Kolitis Radiasi
ditemukan pada beberapa penyekit meliputi Inkontinentia tinja idiopatik, diabetes Kolitis radiasi (disebut juga proktitis radiasi) adalah penyakit peradangan kolon
melitus, multiple sclerosis. Gangguan eliminasi/pengeluaran tinja dapat ditemukan sebagai komplikasi abdominal dan pelvis akibat terapi radiasi terhadap kanker
penyakit megarektum, morbus Hirschprung, dan dissibergi dasar pelvic ginekologi (ca cervic)m urologi (ca prostat, kandung kemih, testis) dan rektum.
Walaupun kolon relatif rasioresisten,m namun insidens kersakan jaringan akibat
b. Malasorbsi radiasi lebih tinggi dibandingkan segmen usus yang lain. Ini terjadi karena
Malabsorbsi, biasanya menimbulkan diare kronik merupakan gangguan absorbsi umumnya dius yang diberikan untuk terapi tumor pada daerah ini lebih tinggi serta
lemak, vitamin larut air dan lemak, protein, karbohidrat, elektrolit, mineral dan air. akibat rekrum dan sigmoid relatif terdiksasi di daerah ini. Hamir sekitar 75& pasien
Malabsorbsi kronik dapat disertai dengan penurunan berat badan, anorexia, distensi ca bagian pelvic yang menhjalani terapi menunjukkan tanda-tanda kolitis radiaso.
abdominal, borborygmi (keram perut, keroncongan, wambling), serta kelemahan Dalam keadaan akut terjadi kerusakan sel-sel epitel mukosa serta sel-sel
otot. Pertanda pasti malabsorbsi adalah steatorrhea, yang ditandai dengan tingginya endotel pembuluh darah sluran cerna diikuti edema submukosa akibat peningkatan
lemak dalam feses dan feses yang besar, berbusa, berminya, berwarna kuning permeabilitas kapiler. Pada fase akut jarang ditemukan ulkus. Jika dosis yang
hingga cokelat seperti tanah liat. Malabsorbsi kronik paling banyak ditemukan diberikan relatif kevil, semua kerusakan ini akan reversible tanpa sekuele.
berupa gangguan fungsi pankreas dan crohn disease.
Malabsorpsi menyebabkan gangguan setidaknya 1 dari keempat fae dalam d. Irritable Bowel Syndrome (IBS)
absorpsi: (1) intraluminal digestion, dimana protein, karbohidrat dan lemak telah Sindrom ini ditandai dengan berbagai perubahan kebiasaan buang air besar yang
dipecah dalam bentuk mudah diserap, (2) terminal digestion, yang meliputi berhubungan dengan kembung disertai abdominal pain. Gambaran mikroskopik
hidrolisis karbohidrat dan peptida oleh disakaridase dan peptidase, pada mukosa pada IBS adalah normal, sehingga diagmosis berdasarkan clinical symptom.
usus halus, (3) transepitelial transpor dimana nutrisi, cairan dan elektrolit ditranspor Penyebab IBS masih menjadi perdebatan. Beberapa pakar menduga aktivitas kontrol
ke dalam dinding epitel usus halus, (4) lympathic transport pda penyerapan lemak. elektrik abnormal berperan, Pakar lain mengusulkan penyebab IBS termasuk
Pada kebanyakan kelainan malabsorpsi, terjadi kesalahan dalam minimal 1 abnormalitas kontraksi yang panjang atau lamanya gerakan masa kolon, stress
proses tersebut. Aebagai akibatnya, dapar ditemukan berbagai kemiripan dan psikologis dan sensitifitas rektum yg abnormal. Penyebab ini biasa multifaktorial
perbedaan. Gejala umum yang terjadi meliputi diare, flatus, abdominal pain, dan tidak hanya satu saja. Gangguan psikologis, gangguan motilitas, dan meningkatnya
penurunan berat badan. Absorpsi vitamin dan mineral yang tidak adekuat dapat ambang rangsang nyeri viseral, semuanya berperan untuk terjadinya IBS,
menyebabkan anemia, dan micositis akibat defisiensi piridoksin, folat, atau vitamin Pengobatan biasa dengan diet tinggi serat, banyak minum, obat anti depresi, ibat
B12. Perdarahan akibat defisiensi vitamin K. Osteopenia dan tetanus akibat defisiensi orikinaetik. Pada diare dapat diberikan obat antidiare atau obat kolinergik
kalsium, magnesium dan bitamin F. Neuropathy perifer akibat kekurangan vitaminA e. Inflammatory Bowel Disease (IBD)
maupun B12. Berbagai gangguan kulit dan endokrin juga biasanya muncul. IBD merupakan penyakit inflamasi yang melibatkan saluran cefrna dengan
penyebab pasti yang masih belum diketahui secara jelas. Secara garis besar, IBD

4
terdiri dari Kolitis ulseratif (KU), Penyakit chron (PC), dan bila sulit diberdakan
kedalam 2 hal tersebut, digolongkan ke dalam intermediet colitis. Kal ini secara
praktis membedakan dengan penyakit inflamasi usus lain yang telah diketahui
penyebabnya (iskemi, infeksi, radiasi).
Diare kronik yang disertai atau tanpa darah dan nyeri perut merupaka
manifestasi klinis IBD yang paling umum ddengan beberapa manifesrasi
ekstraintestinal seperti artritis, uveitis, pioderma gangrenosum, eritema nodosum
dan kolangitis. Disamping itu tentunya disertai keadaan sistemik yang timbul
sebagai dampak keadaan patologis yang ada seperti nutrisi. Gambaran klinis KU
lebih seragam dibandingkan gejala klinis PC. Hal ini disebabkan distribusi anatomik
saluranc erna yang terlibat pada KU adalah kolon, sedangkan pada PC lebih
bervariasi yaiitu dapat melibatkan atai terjadi pada semua segmen saluran cerna,
mulai dari mulut sampai anorectal.

f. Antibiotic Associated Diarrhea


Merupakan diare yang diakibatkan disrupsi flora normal pada usus pada pemakaian
antibiotik berkepanjanggan. Seperti penggunaan tetrasiklin: flora normal terganggu
dan terjadi rekolonisasi Staphylococcus aureus maupun Candida sp. Sedangkan pada
penggunaan klindamisin maupun antibiotik spektrum luas lainnya, flora normal yang
terganggu akan menyediakan tempat untuk pembelaha Clostridium difficile.

III. Daftar Pustaka

1. Dorlan, W.A. Newman. Kamus kedokteran Dorland. Andy Setiawan dkk.,


penerjemah ; Herni Koesoemawati, penyunting. Ed ke-29. Jakarta: ECG; 2002.
Terjemahan dari Dorland’s Illustrated Medical Dictionary
2. Sudoyo, Aru W, dkk. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
2006.
3. Kumar V, Abbas A, Fausto N. Robbins and Cotran’s: Pathologic Basis of Disease.
8th ed. Philadelphia: Elsevier. 2007.

Anda mungkin juga menyukai