PENDAHULUAN
diterbitkan
diterbitkan
di Weekly
BAB II
PEMBAHASAN
bermanifestasi sebagai demam tinggi yang lama, prostrasi, bingung dan gejala
respiratorik, diikuti nyeri tekan abdomen, diare dan kemerahan (rash). 1,2
Dehidrasi dapat timbul jika diare berat dan asupan oral terbatas karena
nausea dan muntah, terutama pada anak kecil dan lanjut usia. Dehidrasi
bermanifestasi sebagai rasa haus yang meningkat, berkurangnya jumlah buang
air kecil dengan warna urine gelap, tidak mampu berkeringat, dan bperubahan
ortostatik. Pada keadaan berat, dapat mengarah ke gagal ginjal akut dan
perubahan status jiwa seperti kebingungan dan pusing kepala. 1,2
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dibagi atas 3 tingkatan :
1. Dehidrasi Ringan ( hilang cairan 2-5% BB)
Gambaran klinis : turgor kurang, suara serak (vox cholerica), pasien belum
jatuh dalam presyok.
2. Dehidrasi Sedang (hilang cairan 5-8% BB)
Gambaran klinis : turgor buruk, suara serak, pasien jatuh dalam presyok atau
syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam.
3. Dehidrasi Berat (hilang cairan 8-10% BB)
Gambaran klinis : tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran menurun (apatis
sampai koma), otot-otot kaku, sianosis.
Pemeriksaan Fisik
Kelainan-kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik sangat
berguna dalam menentukan beratnya diare daripada menentukan penyebab
diare. Status volume dinilai dengan memperhatikan perubahan ortostatik pada
tekanan darah dan nadi, temperatur tubuh dan tanda toksisitas. Pemeriksaan
abdomen yang sesakma merupakan hal yang penting. Adanya dan kualitas
bunyi usus dan adanya atau tidak adanya distensi abdomen dan nyeri tekan
merupakan clue bagi penentuan etiologi. 1,2
Pemeriksaan Penunjang
Pada pasien yang mengalami dehidrasi atau toksisitas berat atau diare
berlangsung lebih dari beberapa hari, diperlukan beberapa pemeriksaan
penunjang. Pemeriksaan tersebut antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan ELISA mendeteksi giardiasis
Test serologic amebiasis
Foto X-ray abdomen. 1-5
Diferensial Diagnosis
1. GE et causa viral dengan dehidrasi sedang
2. Disentri dengan dehidrasi sedang
Prognosis
Prognosis baik apabila dengan cepat tertangani, karena diare paling
sering mengalami kematian apabila shock tidak dapat teratasi.
Komplikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Penatalaksanaan
1. Rehidrasi : oral, NGT, IV
2. Diet
a. Tidak puasa
b. Minuman yang tidak mengandung gas
c. Hindari kafein dan alkohol ( menaikkan motilitas )
d. Harus makan makanan yang mudah dicerna
e. Hindari susu sapi karena defisiensi laktase transien sering terjadi
pada diare
3. Obat anti diare
a. Anti motilitas : loperamid
b. Pengeras tinja : atapulgite (4x2 tab/hari)
4. Obat antimikroba
Pengobatan empirik tidak dianjurkan pada kasus ringan, virus, atau
bakteri non invasif
Yang terutama pada penatalaksanaan diare adalah rehidrasi, karena
pada penderita diare akan banyak terbuang air dan elektrolit.
Untuk pemberian antimotilitas terutama loperamid, dosis diperhatikan,
agar tidak sampai terjadi efek samping dari loperamid yaitu paralisis ileus.
Diberikan loperamid kalau diare tidak bisa berhenti dan hanya pada saat diare
saja.
Skor dehidrasi
cuci
tangan
dengan
bersih
sebelum
makan
memakai
yang
mengalami
penyakit
kolera
harus
segera
terjadi pada kasus-kasus yang ringan dan sedang, terutama di luar endemi atau
epidemi. Dasar pengobatan kolera ialah simtomatik dan kausal berupa
penggantian cairan dan elektrolit dengan segera.
Dengan mengetahui keadaan klinis yang cepat dan tepat maka
pengobatan dapat dilakukan segera, sambil menyiapkan diagnosis secara
bakteriologis sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian yang diakibatkan oleh wabah kolera.
A. Diagnosis
Masa inkubasi : 3 6 hari
a. Keluhan pokok
Tiba-tiba diare :
Diikuti oleh cairan yang menyerupai air cucian beras, berbau amis
b. Tanda penting
Jari-jari keriput
Asidosis
Syok : nadi cepat dan kurang berisi, tensi turun, keringat dingin
c. Pemeriksaan laboratorium
Hipokalemi
c. Pemeriksaan khusus
B. Komplikasi
Gagal ginjal akut
2.6. Penatalaksanaan Penyakit Kolera
A.
Terapi umum
Keadaan ringan dan sedang cukup minum oralit, aqua atau air kelapa.
B.
C.
1.
Siapkan
1
gelas
(200
ml)
air
yang
telah
dimasak
/
air
teh
2.
kemudian
masukan
1
bungkus
bubuk
oralit
kedalam
gelas
3. aduk sampai larut benar
11
E.
1.
gula
satu
2.
garam
3.
air
4. campuran diaduk sampai larut benar
F.
Pada bayi selain oralit juga berikan ASI, air putih setara dengan 150-200 ml minuman (1
gelas) per kg berat badan selam sehari sebagai pengganti cairan yang keluar bersama tinja.
G.
Dengan Cara Membuat Larutan Oralit yang benar dan mudah bayi atau balita anda
dapat terhindar dari dehidrasi.
H.
I.
teh
sendok
1
penuh
teh
gelas
Diet
Diet bebas
Medikamentosa
Obat pokok :
Streptomisin peroral
K.
sendok
Istirahat
J.
masak
Obat alternatif : -
Terapi komplikasi : -
12
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kolera
http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-kolera-cholera.html
http://www.bt.cdc.gov/disasters/tsunamis/translations/cholerabasaha.pdf
http://makhluksurga.blogspot.com/2009/05/mengenal-kolera-atau-diare-akut.html
http://makalah-kesehatan-online.blogspot.com/2009/11/penyebaran-penularanpenyakit.html
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=4677
http://www.infokedokteran.com/info-obat/diagnosis-dan-penatalaksanaan-penyakitkolera.html#more-99
13