Pendahuluan
Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dari
biasanya atau lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang lebih lembek
atau cair dan bersifat mendadak datangnya serta berlangsung dalam waktu
kurang dari 2 minggu. Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besat encer
atau cair lebih dari 3 kali sehari. Diare akut adalah diare yang awalnya
mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam atau hari dan
berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu, dan disebut diare persisten bila
berlangsung selama 2 sampai dengan 4 minggu. Bila berlangsung lebih dari 4
minggu disebut diare kronik. Penyebab diare akut dapat bermacam-macam dapat
berupa akibat mengkonsumsi jenis obat tertentu, akibat makanan yang tidak
biasa dimakan seperti makanan pedas, dan akibat infeksi bakteri atau virus
maupun disebabkan parasit seperi cacing atau amoeba dan protozoa. Pada tahun
1995 diare akut karena infeksi sebagai penyebab kematian lebih dari 3 juta
penduduk dunia. Kematian karena diare akut di negara berkembang terjadi
terutama pada anak-anak berusia kurang dari 5 tahun. Sehingga perlu
diperhatikan dan diberikan penanganan yang tepat dan menghilangkan
penyebabnya.1,2
Epidemiologi
Kolera adalah penyakit kemiskinan, dan berhubungan erat dengan
sanitasi yang buruk dan kurangnya air minum bersih. Pada sebagian besar kasus,
hal itu ditandai dengan akut, diare berair sedalam-dalamnya satu atau beberapa
hari lamanya. Dalam bentuknya yang paling ekstrem, ini adalah salah satu yang
paling fatal penyakit menular dengan cepat diketahui. Beban penyakit global
diperkirakan 3-5 juta kasus dan 100 000-130 000 kematian per tahun, dengan
kedua anak-anak dan orang dewasa yang terkena dampak. Selama tahun-tahun
terakhir, berlarut-larut wabah telah terjadi di Angola, Ethiopia, Somalia, Sudan,
dan Vietnam utara. Epidemi di Zimbabwe berlangsung selama hampir satu tahun
dan tersebar di seluruh negeri (dengan lebih dari 98 000 kasus termasuk lebih
dari 4 000 kematian seperti pada akhir Juli 2009) dan untuk tetangga Zambia
dan Afrika Selatan.
diterbitkan
diterbitkan
di Weekly
Patofisiologi
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologi, sebagai berikut :
1. Diare osmotik (akibat osmolaritas intraluminal yang meninggi)
2. Diare sekretorik (sekresi cairan dan elektrolit meninggi)
5
3.
4.
5.
6.
7.
8.
intralumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obat atau zat kimia yang
hiperosmotik (cth, MgSO4, Mg(OH)2), malabsorbsi umum dan defek dalam
absopsi mukosa usus misal pada defisiensi disakaridase, malabsorpsi
glukosa/galaktosa. 1-3
Diare sekretorik : diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi
air dan elektrolit dari usus, menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini
yaitu secara klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak sekali.
Diare
tipe
ini
akan
tetap
berlangsung
walaupun
dilakuakn
puasa
makan/minum. Penyebab dari diare ini antara lain karena efek enterotoksin
pada infeksi Vibrio cholerae atau Escherechia coli, penyakit yang
menghasilkan hormon (VIPoma), sekresi ileum (gangguan absorpsi asam
empedu), dan efek obat laksatif dioctyl sodium sulfosuksinat dili). 1,2,6
Malabsorpsi asam empedu, malabsorpsi lemak : diare tipe ini
didapatkan pada gangguan pembentukan atau produksi micelle empedu dan
penyakit-penyakit saluran bilier dan hati. 1-3
Defek sistem pertukaran anion atau transpor elektrolit aktif : diare tipe
ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif Na+, K+, ATPase
di enterosit dan absorpsi Na+ dan air yang abnormal. 1,2,6
Motilitas dan waktu transit usus abnormal : diare tipe ini disebabkan
hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus halus. Penyebab gangguan
motilitas antara lain : diabetes melitus, pasca vagotomi, hipertiroid. 1-3
Gangguan permeabilitas usus : diare tipe ini disebabkan adanya
kerusakan mukosa usus karena proses inflamasi, sehingga terjadi produksi
mukus yang berlebihan dan eksudasi air dan elektrolit ke dalam lumen,
gangguan absorpsi air-elektrolit. Inflamasi mukosa usus halus dapat
disebabkan infeksi (disentri Shigella) atau non infeksi (kolitis ulseratif dan
penyakti Crohn). 1-3
6
yang
sering
menyebabkan
diare
yaitu
S.paratyphi
B,
Anamnesis
Pasien dengan diare akut datang dengan berbagai gejala klinik
tergantung penyebab penyakit dasarnya. Keluhan diarenya berlangsung kurang
dari 15hari. Diare karena penyakit usus halus biasanya berjumlah banyak,
diare air, dan sering berhuibungan dengan malabsorpsi dan dehidrasi sering
didapatkan. Diare karena kelainan kolon seringkali berhubungan dengan tinja
berjunlah kecil tetapi sering, bercampur dengan darah dan ada sensai ingin ke
belakang. Pasien dengan diare akut infektif datang dengan keluhan khas yaitu
nausea, muntah, nyeri abdomen, demam dan tinja yang sering, bisa airm
malabsorptif, atau berdarah tergantung bakteri patogen yang spesifik. Secara
umum, patogen usus halus tidak invasif, dan patogen ileokolon lebih
mengarah ke invasif. Pasien yan gmemakan toksin atau pasien yang
8
Kolera
Ketika bakteri dari tinja mencemari sumber air minum Tertular
Penyakit
penyebab
tidak
dicuci
setelah
buang
air
besar/kecil.
Gejala-gekala
Pencegahan/rawat jalan
jamnya.
Meminum air yang telah dimasak atau air yang telah
disterilisasikan atau diolah melalui cara tertentu. Memasak
sampai
mendidih
susu
yang
belum
dipasteurisasikan.
ruangan,
bakteri-bakteri
dapat
masuk
Menghindari
memakan
buah-buahan
dan
Jika cairan yang hilang melebihi 5 .10 liter dan tidak diganti,
Tanda-tanda
segera
berkonsultasi
ke
dokter
Dehidrasi dapat timbul jika diare berat dan asupan oral terbatas karena
nausea dan muntah, terutama pada anak kecil dan lanjut usia. Dehidrasi
bermanifestasi sebagai rasa haus yang meningkat, berkurangnya jumlah buang
air kecil dengan warna urine gelap, tidak mampu berkeringat, dan bperubahan
ortostatik. Pada keadaan berat, dapat mengarah ke gagal ginjal akut dan
perubahan status jiwa seperti kebingungan dan pusing kepala. 1,2,6
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dibagi atas 3 tingkatan :
1. Dehidrasi Ringan ( hilang cairan 2-5% BB)
10
Pemeriksaan Fisik
Kelainan-kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik sangat
berguna dalam menentukan beratnya diare daripada menentukan penyebab
diare. Status volume dinilai dengan memperhatikan perubahan ortostatik pada
tekanan darah dan nadi, temperatur tubuh dan tanda toksisitas. Pemeriksaan
abdomen yang sesakma merupakan hal yang penting. Adanya dan kualitas
bunyi usus dan adanya atau tidak adanya distensi abdomen dan nyeri tekan
merupakan clue bagi penentuan etiologi. 3,5
Tabel 2. Kondisi feses dan indikasinya3,5
KARAKTERISTIK FESES NORMAL DAN ABNORMAL
Karakteristi Normal
Abnormal
Kemungkinan penyebab
k
Warna
Dewasa : kecoklatan
Pekat / putih
Bayi : kekuningan
Hitam
Merah
Makan bit.
Pucat dengan Malabsorbsi lemak; diet tinggi susu dan
lemak
Kecoklatan
Konsistensi
atau hijau
Lendir darah
Berbentuk, lunak, agak cair Keras, kering
/ lembek, basah.
11
Bentuk
Mengecil,
bentuk pensil
atau seperti
benang
Jumlah
Bau
gr/hari)
Aromatik : dipenga-ruhi
Tajam, pedas
Unsur pokok
Pus
Mukus
Kondisi peradangan
Perdarahan gastrointestinal
Malabsorbsi
Darah
jumlah besar
Benda asing
Frekuensi
Salah makan
Lebih dari 6X
Hipomotility
dalam sehari
Hipermotility
Kurang dari
sekali seminggu
Pemeriksaan Penunjang
Pada pasien yang mengalami dehidrasi atau toksisitas berat atau diare
berlangsung lebih dari beberapa hari, diperlukan beberapa pemeriksaan
penunjang. Pemeriksaan tersebut antara lain :
1. Pemeriksaan darah tepi lengkap (hemoglobin, hematokrit, leukosit,
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
12
13
Penilaian
Keadaan umum
Baik, sadar
Gelisah rewel
Lesu, lunglai,tidak
sadar
Mata
Normal
Cekung
Air mata
Ada
Tidak ada
Kering
Basah
Kering
Sangat kering
Rasa haus
haus
banyak
tidak bisa
minum
14
Turgor kulit
Kembali cepat
Kembali lambat
Kembali sangat
lambat
Hasil pemeriksaan
Tanpa dehidrasi
Dehidrasi ringan
Dehidrasi berat
sedang
Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau
tenesmus.
Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah
menjadi cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk
ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk.
Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan
akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.
Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
15
Jumlah diare
Diare Ringan :
Macam Cairan
Jumlah Cairan
Cara pemberian
Cairan
Rehidrasi 100
ml/kg/hari Rehidrasi oral di rumah
sampai
berhenti
diare
Cairan
Rehidrasi Ganti
volume
tinja
dengan
volume
ml tinja/ kg BB/jam
cairan.
Bila
tak
Beri
pengobatan
dehidrasi
dan
kadang-kadang
abdominal
cramps
(sakit
perut).6
Prognosis
Prognosis baik apabila dengan cepat tertangani, karena diare paling
sering mengalami kematian apabila shock tidak dapat teratasi.
Komplikasi
1. Dehidrasi dan gagal ginjal
2. Dehidrasi hipernatremik pada bayi :
a. Kadar natrium serum tinggi (>150 mmol/L) meskipun keseluruhan
tubuh defisit natrium akibat lebih banyaknya kehilangan air
daripada natrium
b. Hipertonisitas kompartemen intraselular yang juga terjadi dapat
menyebabkan kerusakan otak
3. Septikemia (Salmonella, Yersinia, Campylobacter fetus)
4. Dilatasi kolon toksik (Salmonella, Campylobacter, Shigella, Clostridium
difficile)
5. Sindrom hemolitik-uremik (E. coli enterohemoragik O157, Shigella
dysenteriae)
6. Artritis reaktif (Shigella, Salmonella, Campylobacter terutama pada orang
dengan HLA-B27 positif)
7. Eritema Nodosum (Salmonella, Campylobacter, Yersinia enterocolitica)
8. Diare persisten. 1-5
Penatalaksanaan
1. Rehidrasi : oral, NGT, IV
2. Diet
a. Tidak puasa
b. Minuman yang tidak mengandung gas
c. Hindari kafein dan alkohol ( menaikkan motilitas )
18
19
cuci
tangan
dengan
bersih
sebelum
makan
memakai
yang
mengalami
penyakit
kolera
harus
segera
Tiba-tiba diare :
Diikuti oleh cairan yang menyerupai air cucian beras, berbau amis
b. Tanda penting
Jari-jari keriput
Asidosis
Syok : nadi cepat dan kurang berisi, tensi turun, keringat dingin
c. Pemeriksaan laboratorium
Hipokalemi
c. Pemeriksaan khusus
B. Komplikasi
Gagal ginjal akut
Penatalaksanaan Penyakit Kolera10
A. Terapi umum
Keadaan ringan dan sedang cukup minum oralit, aqua atau air kelapa.
Cara membuat oralit (sedian jadi):
1. Siapkan 1 gelas (200ml) air yang telah dimasak/ air teh.
2. Kemudian masukan 1 bungkus bubuk oralit kedalam
gelas.
3. Aduk sampai larut benar.
Cara membuat larutan gula garam sendiri:
1. Gula satu sendok teh penuh
2. Garam sendok teh
3. Air masak 1 gelas
4. Campuran diaduk sampai larut benar
B. Istirahat
C. Diet
Diet bebas
D. Medikamentosa
Obat pokok :
Streptomisin peroral
Obat alternatif : -
Alternatif
Chloramphenicol 50
tetracycline 500 mg
erythromycin 250500 mg
trimethoprimsulfamethoxazole
PO every 68 hours,
and furazolidone
Daftar Pustaka
1. Perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam Indonesia. Buku ajar ilmu
penyakit dalam jilid III. Edisi IV. Jakarta: Departemen penyakit dalam
UI;2008.
23
4. Bickley LS. Buku ajar pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan Bates. Edisi 8.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran;2009.
5. Gillespie SH, Bamford KB. At a glance mikrobiologi medis dan infeksi. Edisi
3. Jakarta: Penerbit Erlangga;2008.
8. Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, Kasper. Harrison prinsipprinsip ilmu penyakit dalam volume 1. Edisi 13. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG;2000.
9. Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Jawetz, melnick, dan adelberg mikrobiologi
kedokteran. Edisi 23. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC;2007.
10. Katzung BG. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi VI. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC;2000.
24