penciutan
pembuluh
darah
pulmonal,
dan
pemeriksaan
reversibilitas
karena
20%
pasien
Pada
hipoksemia
kronis
kadar
hemoglobin
bisa
meningkat.2
2.3
Diagnosis
2.3.1 Diagnosis Kerja
bronkus
dan
sebagian
bersifat
reversibel.
pengeluaran
dahak,
sekurang-kurangnya
bulan
Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dengan gejala
atau
pemeriksaan
belum
lengkap,
tetapi
yaitu
Obat
Anti
TB
(OAT)
dan
antara
lain
aminoglikosida,
golongan
tionamid,
dasar
di
dunia
untuk
mendeteksi
dan
pelebaran
bronkus
yang
abnormal
dan
menetap
aureus
pemberian
disebabkan
antibiotik
oleh
absen
pada
atau
pengobatan
ini
adalah
paparan
substansi
toksik,
misalnya
Pada
bronkiekstasis
ringan
mungkin
tidak
dan
whispering
pectoriloquy,
vokal
fremitus
mengeras pada sisi sakit dan pekak relatif pada sisi sakit. Pada
pemeriksaan laboratorium ditemukan leukositosis, foto dada
tampak infiltrat.6
Cara terjadinya penularan berkaitan dengan jenis kuman,
misalnya
infeksi
Streptococcus
melalui
droplet
sering
disebabkan
pneumoniae,
melalui
selang
infus
oleh
perubahan
pola
mikroorganisme
penyebab
infeksi
penyakit
paru
kronik),
pneumonia
aspirasi
1:
diperkirakan 20-
saluran
pernapasan,
menambah
gejala
asma,
dan
Sebuah studi oleh Nagelmann dkk menyimpulkan bahwa fungsi paruparu penyimpangan dan perubahan struktural paru yang hadir pada
orang yang merokok sebelum tanda-tanda klinis obstruksi jalan napas
mengungkapkannya.
Perubahan
ini
dapat
dideteksi
oleh
pemanas
kemungkinan
menjadi
kontributor
utama
terhadap
dan dapat
dengan
merokok
bronkitis
kronis.
Hal
ini
dapat
Alpha1-antitrypsin
Alpha1-antitripsin
(AAT)
adalah
anggota
dari
keluarga
yang
atau
methylphenidate.
Kista
bulosa
ditemukan
dalam
di
lobus
atas.
Sebaliknya,
metadon
dan
suntikan
faktor
risiko
independen
untuk
PPOK,
bahkan
setelah
sindrom
vaskulitis
urtikaria
(HVUS)
termasuk
angioedema,
artritis
nondeforming,
sinusitis,
dewasa
sebelum
waktunya
telah
dijelaskan
dalam
dari
kolagen
tipe
ditandai
oleh
panjang
abnormal
autosomal
asam
sialic
intralysosomal
di
berbagai
jaringan.
Faktor Risiko
yang
diturunkan
yang
menyebabkan
awitan
awal
emfisema.
Infeksi saluran nafas berulang pada masa kana-kanak berhubungan
dengan rendahnya tingkat paru maksimal yang bisa dicapai dan
peningkatan resiko terkena PPOK pada saat dewasa. Infeksi saluran
nafas kronis seperti adenovirus dan klamidia mungkin berperan
dan
(emas,
kadmium,
batu
bara)
dengan
Patofisiologi
Pada bronkitis kronik maupun emfisema terjadi penyempitan
saluran napas. Penyempitan ini dapat mengakibatkan obstruksi jalan
napas
dan
menimbulkan
sesak.
pada
bronkitis
kronik,
saluran
dan
hiperplasia
kelenjar
mukus.
Pada
emfisema
paru
menyebabkan
terperangkapnya
udara,
hilangnya
dan
elastic
peningkatan
recoil,
usaha
hiperinflasi,
untuk
bernafas,
Gejala Klinis
Gejala klinisnya antara lain:
Batuk
Sputum putih atau mukoid, jika ada infeksi menjadi purulen atau
mukopurulen
Sesak, sampai menggunakan otot-otot pernapasan tambahan untuk
bernafas.1
Adanya gejala batuk dan napas pendek yang bersifat progresif lambat
dalam beberapa tahun pada perokok atau mantan perokok cukup untuk
menetukan
diagnosis.
Beratnya
penyakit
ditentukan
berdasarkan
yang masuk.
Penyakit berat: FEV1 < 40% - batuk, sesak napas saat aktivitas
ringan: tanda-tanda PPOK sedang dan kemungkinan gagal napas
serta kor pulmonal.2
2.9
Komplikasi
Kor Pulmonal.
Kor pulmonal disebabkan oleh peningkatan tekanan darah di arteri
paru-paru, pembuluh yang membawa darah dari jantung ke paruparu. Hal ini menyebabkan pembesaran dan kegagalan berikutnya
dari sisi kanan jantung.
sederhana,
eksaserbasi
dapat
didefinisikan
sebagai
Hipertensi paru.
Hipertensi paru terjadi ketika ada abnormal tekanan tinggi dalam
pembuluh darah paru-paru. Normalnya, darah mengalir dari jantung
melewati paru-paru, di mana sel-sel darah mengambil oksigen dan
mengirimkannya ke tubuh. Pada hipertensi paru, arteri paru menebal.
Ini berarti darah kurang mampu mengalir melalui pembuluh darah.
Pneumotoraks.
Pneumotoraks didefinisikan sebagai akumulasi udara atau gas di
ruang antara paru dan dinding dada. Pneumotoraks terjadi karena
lubang yang berkembang di paru-paru, yang memungkinkan udara
untuk melarikan diri dalam ruang di sekitar paru-paru, menyebabkan
paru-paru untuk sebagian atau seluruhnya runtuh. Orang yang
memiliki PPOK berada pada risiko lebih besar untuk pneumotoraks
Polisitemia sekunder.
Polisitemia sekunder diperoleh dari kelainan langka yang ditandai
oleh kelebihan produksi sel darah merah dalam darah. Ketika terlalu
banyak sel darah merah yang diproduksi, darah menjadi tebal,
menghalangi perjalanan melalui pembuluh darah kecil. Pada pasien
dengan COPD, polisitemia sekunder dapat terjadi sebagai tubuh
mencoba untuk mengkompensasi penurunan jumlah oksigen dalam
darah.
Kegagalan pernafasan.
Kegagalan pernapasan terjadi ketika paru-paru tidak dapat berhasil
mengekstrak oksigen yang cukup dan / atau menghapus karbon
dioksida dari tubuh. Kegagalan pernapasan dapat disebabkan oleh
sejumlah alasan, termasuk PPOK atau pneumonia.9
2.10 Penatalaksanaan
1. Terapi eksaserbasi akut dilakukan dengan:
Antibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksi.
- Infeksi ini umunya disebakan oleh H. Influenzae dan S.
Pneumoniae, maka digunakan ampisilin 4 x 0,25-0,5 g/hari
-
mempercepat
penyembuhan
dan
membantu
mempercepat kenaikan peak flow rate. Namun hanya dalam 710 hari selama periode eksaserbasi. Bila terdapat infeksi
sekunder
atau
tanda-tanda
pnemonia,
maka
dianjurkan
g iv secara perlahan.
2. Terapi jangka panjang dilakukan dengan:
Antibiotik untuk kemoterapi preventif jangka panjang, ampisilin 4
2.11 Pencegahan
Polusi udara luar
Polusi udara dapat membuat PPOK buruk. Ini dapat meningkatkan
risiko terjadinya flare-up, atau eksaserbasi PPOK , bila gejala
bertambah buruk Anda dengan cepat dan tetap buruk. Cobalah untuk
tidak berada di luar ketika tingkat polusi udara tinggi. 10 Jika Anda tidak
dapat menghindari polusi udara, memakai masker polusi udara untuk
2.12 Prognosis
Prognosis penyakit ini bervariasi. Bila pasien tidak berhenti
merokok, penurunan fungsi paru akan lebih cepat daripada bila pasien
berhenti merokok. Terapi oksigen jangka panjang merupakan satusatunya terapi yang terbukti memperbaiki angka harapan hidup. 2 Pada
eksaserbasi akut, prognosis baik dengan terapi.1 Bila FEV1 1,4 liter dapat
hidup selama 10 tahun, semakin kecil FEV1 masa hidup semakin pendek.
Bentuk
bronkitis
kronis
asmatika
empisematous.6
ASMA
lebih
baik
daripada
bentuk
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:4
Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari
Kristal.
Eosinopil.
Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan)
dari cabang bronkus.
Creole
menunjukan
gambaran
hiperinflasi
pada
paru-paru
yakni
komplikasi
empisema
(COPD),
maka
gambaran
dengan
bronkodilator.
Pemeriksaan
spirometer
dilakukan
DIAGNOSIS BANDING
1. Bronkitis kronis
EPIDEMIOLOGI
Asma adalah penyebab tunggal terpenting untuk morbiditas penyakit
pernapasan
dan
menyebabkan
2000
kematian/tahun.
Prevalensinya,
ETIOLOGI
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asma bronkhial.6
a. Faktor predisposisi
Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
Genetik
b. Faktor presipitasi
Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Perubahan cuaca
Cuaca
lembab
dan
hawa
pegunungan
yang
dingin
sering
Stress
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma,
selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping
gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang
mengalami stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan
masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala
asmanya belum bisa diobati.
Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan
asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang
bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.
Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
besar
penderita
asma
akan
mendapat
serangan
jika
melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling
PATOGENESIS
Meskipun terdapat ketumpangtindihan bermakna antara du kelompok,
penyebab asma dapat dibagi menjadi dua kategori utama: ekstrinsik dan
intrinsik.6,7
Asma ekstrinsik (alergis) secara umum mempengaruhi anak atau
remaja muda yang sering mempunyai riwayat keluarga atau pribadi tentang
alergi, bentol-bentol, ruam, dan eczema. Hasil dari tes kulit biasanya positif
pada alergen spesifik, yang menunjukkan kemungkinan bahwa asma
ekstrinsik adalah alergis. Obstruksi pernapasan akut, tekanan pada aliran
udara, dan turbulensi dari aliran udara dikaitkan dengan tiga respons
berikut : 1) spasme bronkus, yang melibatkan irama peremasan jalan napas
oleh otot yang mengitarinya; 2) produksi mukus kental yang banyak; dan 3)
respons inflamasi, yang mencakup peningkatan permeabilitas kapiler dan
edema mukosa.
Asma intrinsik (idiosinkratik) biasanya mempengaruhi orang dewasa,
termasuk mereka yang tidak mengalami asma atau alergi sebelum usia
dewasa tengah. Riwayat pribadi atau keluarga negative untuk alergi,
eksema, bentol-bentol, dan ruam.
Asma ringan sampai sedang dikarakteristikan dengan kontraksi otot
polos saluran napas, edema mukosa, infiltrasi seluler, dan sumbatan mukus
dalam lumen saluran napas, yang merupakan faktor yang berkontribusi pada
bronkokonstriksi dan hiperaktivitas saluran napas. Hal ini dihasilkan dari
hiperrespons otot polos dan trakeobronkial terhadap ransangan mekanik
sel
eosinofil),
hiperreaktivitas
saluran
napas
dan
mukus
yang
kental,
edema
mukosa
(vasodilatasi),
inflamasi,
diikuti
oleh
gejala-gejala
khas
asma
bronkial.
Infeksi
juga
Mekanisme Neurogenik
Sistem saraf otonom juga memiliki peranan penting dalam pengaturan
otot polos bronkial, pembuluh darah bronkial, dan kelenjar bronkial. Stimulasi
serabut parasimpatik (vagus) menyebabkan vasodilatasi, bronkokonstriksi,
dan meningkatkan sekresi kelenjar. Oleh karena itu, jelaslah bahwa obat
kolinomimetik; seperti metakolin, dikontraindikasikan pada pasien dengan
asma bronkial. Stimulasi serabut simpatik (sisi reseptor beta-2) menimbulkan
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat
hiperaktivitas bronkus. Obstruksi jalan napas dapat reversibel secara
spontan maupun dengan pengobatan. Gejala-gejala asma antara lain:8
1. Dispnea yang bermakna.
2. Batuk, terutama di malam hari.
3. Pernapasan yang dangkal dan cepat.
4. Mengi yang dapat terdengar pada auskultasi paru. Biasanya mengi
terdengar hanya saat ekspirasi, kecuali kondisi pasien parah.
5. Peningkatan usaha bernapas, ditandai dengan retraksi dada, disertai
perburukan kondisi, napas cuping hidung.
6. Kecemasan, yang berhubungan dengan ketidakmampuan mendapat
udara yang cukup.
7. Udara terperangkap karena obstruksi aliran udara, terutama terlihat
selama
ekspirasi
pada
pasien
asma.
Kondisi
ini
terlihat
PENATALAKSANAAN
Tujuan terapi asma adalah:2
1. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma.
2. Mencegah kekambuhan.
3. Mengupayakan
fungsi
paru
senormal
mungkin
mempertahankannya.
4. Mengupayakan aktivitas
normal
harian
pada
tingkat
serta
termasuk
melakukan exercise.
5. Menghindari efek samping obat asma.
6. Mencegah obstruksi jalan napas yang ireversibel.
Tabel 3. Pengobatan asma jangka panjang berdasarkan berat penyakit.2
Derajat Asma
Obat
(Harian)
Asma Persisten
Tidak perlu
Bronkodilator
singkat,
inhalasi
aksi
yaitu
agonis
bila perlu.
Intensitas
pengobatan
tergantung
berat
eksaserbasi.
Inhalasi agonis
atau
kromolin
dipakai
sebelum
aktivitas
Asma Persisten Ringan
Inhalasi
kortikosteroid
500
g/
200-
kromolin/
nedokromil
atau
ditingkatkan
800
atau
pajanan alergen.
Inhalasi agonis 2
aksi
singkat
perlu
dan
melebihi
bila
tidak
3-4
kali
agonis
sehari.
sampai
atau
ditambahkan
bronkodilator
aksi
asma
malam.
Dapat
diberikan agonis 2
aksi
lama
inhalasi
kepas lambat.
Inhalasi
kortikosteroid
2000 g
Bronkodilator
800aksi
asma
berupa
Inhalasi
aksi
singkat
perlu
dan
melebihi
sehari.
3-4
bila
tidak
kali
inhalasi
Asma Persisten Berat
atau
oral
lebih.
Bronkodilator
atau
aksi
teofilin
lepas
lambat.
Kortikosteroid
oral
jangka panjang
lebih
dari
12
jam,
seperti
salmeterol,
formoterol,
KOMPLIKASI
Status asmatikus adalah keadaan spasme bronkiolus berkepanjangan
yang mengancam jiwa yang tidak dapat dipulihkan dengan pengobatan
dapat terjadi pada beberapa individu. Pada kasus ini, kerja pernapasan
sangat meningkat. Apabila kerja pernapasan meningkat, kebutuhan oksigen
juga meningkat. Karena individu yang mengalami serangan asma tidak
dapat memenuhi kebutuhan oksigen normalnya, individu semakin tidak
sanggup memenuhi kebutuhan oksigen yang sangat tinggi yang dibutuhkan
untuk
berinspirasi
dan
berekspirasi
melawan
spasme
bronkiolus,
PROGNOSIS
Sejalan dengan bertambahnya usia anak, sebagian besar anak akan
mengalami perbaikan. Pada anak-anak prasekolah yang mengalami mengi
hanya pada saat pilek, mungkin gejala akan menghilang setelah usia 5-8
tahun. Secara umum, semakin berat suatu asma maka perbaikan akan
tercapai pada usia yang lebih tua. Asma mungkin berulang pada masa
dewasa, dan remaja sebaiknya tidak merokok dan menghindari alergen
potensial di tempat bekerja.9
PREVENTIF
1. Penyuluhan pasien penting untuk keberhasilan penatalaksanaan,
khususnya penjelasan mengenai pemicu, penggunaan dan peran obatobatan
dan
bagaimana
mendeteksi
dan
bereaksi
terhadap
perburukan.5
2. Menghindari pemicu lingkungan atau alergen penting, terutama
menghindari asap rokok.5
KANKER PARU
I. Work diagnosis
Kanker paru adalah penyebab kematian utama pada kelompok kematian
akibat keganasan
dan cenderung terus meningkat hampir di seluruh dunia'-mungkin termasuk
lndonesia.Kekerapan merokok berdasarkan survei 87 negara yang dilakukan
WHO pada 85% populasi dunia menunjukkan 47% laki-laki dan 12%
perempuan berusia 15 tahun ke atas3 Suwei tersebut dilakukan 20 tahun
yang lalu dan laporan lebih baru diperkirakan jumlah perokok laki-laki
menurun tetapi sebaliknya meningkat pada perernpuan. Angka itu menjadi
penting jika dikaitkan dengan perkiraan jumlah kasus baru kanker paru.
Jamel dkk mengeluarkan laporan tahunan tentang estimasi atau perkiraan
kasus baru dan kematian akibat kanker paru dan mengatakan terlihat
korelasi antara jurnlah perokok dengan angka estimasi tersebut.' lndonesia
dikelompokkan dalam negara dengan tingkat konsumsi rokok yang besar
tetapi sulit didapat angka pastinya. Data-data hasil penelitian yang akurat ,
menyakini bahwa rokok adalah salah satu faktor risiko terkuat untuk kanker
paru.
Tuberkulosis
Sekarang, upaya pencegahan sejak dini telah dilakukan, yaitu dengan paket
imunisasi BCG pada balita. Walau demikian, Indonesia belum terbebas 100 %
dari penyakit ini.
Apa itu TBC paru-paru ?
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi akibat infeksi kuman Mycobacterium
yang bersifat sistemis (menyeluruh) sehingga dapat mengenai hampir
seluruh organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru-paru yang biasanya
merupakan lokasi infeksi yang pertama kali terjadi.
Apa penyebabnya ?
Bakteri Mycobacterium tuberculosa, bakteri ini
dapat menular. Jika penderita bersin atau batuk
maka bakteri tuberculosi akan bertebaran di udara.
Infeksi awal yang terjadi pada anak-anak umunya
akan menghilang dengan sendirinya jika anak-anak
telah mengembangkan imunitasnya sendiri selama
periode 6-10 minggu. Tetapi banyak juga terjadi
dalam berbagai kasus, infeksi awal tersebut malah
berkembang menjadi progressive tuberculosis yang
menjangkiti organ paru dan organ tubuh lainnya. Organ
pernafasan
Jika sudah terkena infeksi yang progresif ini maka (paru-paru)
gejala yang terlihat adalah demam, berat badan
turun, rasa lelah, kehilangan nafsu makan dan batuk-batuk. Dalam kasus
reactivation tuberculosis, infeksi awal tuberculosis (primary tuberculosis)
mungkin telah lenyap tetapi bakterinya tidak mati melainkan hanya "tidur"
untuk sementara waktu.
1,2
Bilamana kondisi tubuh sedang tidak fit dan dalam imunitas yang rendah,
maka bakteri ini akan aktif kembali. Gejala yang paling menyolok adalah
demam yang berlangsung lama denga keringat yang berlebihan pada malam
hari dan diikuti oleh rasa lelah dan berat badan yang turun. Jika penyakit ini
semakin progresif maka bakteri yang aktif tersebut akan merusak jaringan
paru dan terbentuk rongga-rongga (lubang) pada paru-paru penderita maka
si penderita akan batuk-batuk dan memproduksi sputum (dahak) yang
bercampur dengan darah.
III. Faktor resiko
Penyakit
TBC
adalah
penyakit
yang
dapat
timbulnya
infeksi
pada
sangat
menderita
1,4
Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau pada anak berat badan
tidak naik dalam 1 bulan dengan penanganan gizi
Tidak nafsu makan dan pada anak terlihat gagal tumbuh serta
penambahan berat badan tidak memadai sesuai umur
Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifoid,
malaria atau infeksi saluran nafas akut), dapat disertai adanya keringat
pada malam hari
Batuk lama lebih 30 hari dengan atau tanpa dahak atau dapat juga
berupa batuk darah
oleh
bakteri
tuberculosis)
tidak
menampakkan
gejalanya
test
positif,
meskipun
tidak
menampakkan
gejala,
harus
harus dimakan
ada
antara
lain
Streptomisin.
Yang dapat anda lakukan:
INH,
Pirazinamid,
Rifampicin,
Ethambutol,
Memastikan
diagnosa
melalui
pemeriksaan
dahak,
pemeriksaan
dan
meludah
harus
dikumpulkan
dengan
diberi
cairan
pembunuh kuman (antara lain : lisol), cara hidup yang teratur dan
menenangkan pikiran agar daya tahan tubuh mengatasi penyakit
dengan cepat.5
Pencegahan
Imunisasi BCG pada anak balita, Vaksin BCG sebaiknya diberikan sejak
anak masih kecil agar terhindar dari penyakit tersebut.
Bila ada yang dicurigai sebagai penderita TBC maka harus segera
diobati sampai tuntas agar tidak menjadi penyakit yang lebih berat
dan terjadi penularan.
Tutup
mulut
dengan
meludah/mengeluarkan
sapu
dahak
tangan
di
bila
batuk
sembarangan
serta
tidak
tempat
dan
menyediakan tempat ludah yang diberi lisol atau bahan lain yang
dianjurkan
dokter
dan
menenangkan pikiran.
Bronkiektasis
untuk
mengurangi
aktivitas
kerja
serta
Pengertian
Bronkiektasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran
bronkus yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen
elastis dan muscular dinding bronkus.
Bronkiektasis berarti suatu dilatasi yang tak dapat pulih lagi dari bronchial
yang disebabkan oleh episode pnemonitis berulang dan memanjang,aspirasi
benda asing, atau massa ( mis. Neoplasma) yang menghambat lumen
bronchial
dengan
obstruksi.
Etiologi
1. Infeksi
2. Kelainan heriditer atau kelainan konginetal
3. Faktor mekanis yang mempermudah timbulnya infeksi
4. Sering penderita mempunyai riwayat pneumoni sebagai komplikasi
campak, batuk rejan, atau penyakit menular lainnya semasa kanakkanak.
paru-paru bermula pada saluran udara besar yang masuk ke paru-paru yang
disebut bronki. Karena itu kanker sering disebut karsinoma bronkogenik.
Pada umumnya, penyakit kanker paru-paru diklasifikasikan menjadi dua
berdasarkan penyebarannya yakni kanker paru-paru primer dan kanker paruparu sekunder. Pada kanker paru-paru primer, memiliki 2 type utama, yaitu
Small cell lung cancer (SCLC) dan Non-small cell lung cancer (NSCLC). SCLC
adalah
jenis
sell
yang
kecil-kecil
(banyak)
dimana
memiliki
daya
melalui tindakan
darah,
sistem limpa
atau
karena
kedekatan organ
Salah satu ciri dari penyakit kanker pada umumnya adalah tidak ada tanda tanda atau memiliki gejala kemunculan sampai pada stadium tertentu.
Namun beberapa kemungkinan gejala yang dideteksi sebagai penyakit
kanker adalah dahak berdarah berubah warna dan makin banyak, napas
sesak dan pendek-pendek, batuk yang terus menerus atau menjadi hebat,
kehilangan selera makan atau turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas,
pembengkakan di wajah atau leher, suara serak/parau dan kelelahan kronis
(Wikipedia). Pada stadium awal, gejala - gejala tersebut sering tidak
terdeteksi. Setelah stadium akhir, baru penderita mencari pertolongan
medis. Dari semua jenis kanker, menurut WHO kanker paru merupakan
penyebab kematian utama baik pria maupun wanita.
Pengelompakan
pengobatan
(stadium)
yang
akan
kanker
dilakukan.
dilakukan
Stadium
guna
kanker
menentukan
dapat
jenis
dilakukan
pembedahan,
Tujuan
dari
pilihan
terapi
pengobatan
penyinaran
lainnya
untuk
adalah
terapi
memperlambat
kadar radon yang tinggi dengan tes radon. Sementara pencegahan di tempat
kerja adalah menghindari karsinogen berupa perlindungan diri dari paparan
bahan
kimia
beracun.
Penggunaan
masker
adalah
salah
satu
cara
Nyeri dada
Dispnea karena efusi pleura
Invasi ke perikardium terjadi tamponade atau aritmia
Sindrom vena cava superior
Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
Suara serak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
Sindrom Pancoast, karena invasi pada pleksus brakhialis dan saraf
simpatis servikalis
Gejala Penyakit Metastasis :
Pada otak, tulang, hati, adrenal
Limfadenopati
servikal
dan
supraklavikula
(sering
menyertai
metastasis)
V. Diagnosis
Anamnesis
1,5,6
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan laboratorium
b. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada
organ-organ lainnya.
c. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada
jaringan tubuh baik oleh karena tumor primernya maupun oleh karena
metastasis.
i. Radiologi
jelas.
ii. Sitologi
mendapatkan
bahan
sitologik.
Pemeriksaan
sputum
adalah
pemeriksaan
yang paling sederhana dan murah untuk mendeteksi kanker paru stadium
preinvasif maupun invasif. Pemeriksaan ini akan memberi hasil yang baik
terutama untuk kanker paru yang letaknya sentral. Pemeriksaan ini juga
sering digunakan untuk skrining terhadap kanker paru pada golongan risiko
tinggi.
iii. Bronkoskopi
Biopsi
aspirasi
jarum
halus
transtorakal
banyak
digunakan
untuk
mendiagnosis tumor pada paru terutama yang terletak di perifer. Dalam hal
ini diperlukan peranan radiologi untuk menentukan ukuran dan letak, juga
menuntun jarum mencapai massa tumor. Penentuan letak tumor bertujuan
untuk memilih titik insersi jarum di dinding kulit toraks yang berdekatan
dengan tumor.
v. Torakoskopi
VI. Penatalaksanaan
Pembedahan
tergantung
pada
luasnya
pertumbuhan
tumor
di
paru.
Pembedahan dapat juga dilakukan pada stadium lanjut, akan tetapi lebih
bersifat paliatif. Pembedahan paliatif mereduksi tumor agar radioterapi dan
kemoterapi lebih efektif, dengan demikian kualitas hidup penderita kanker
paru dapat menjadi lebih baik. Pembedahan untuk mengobati kanker paru
dapat dilakukan dengan cara :
5,7
Radioterapi
Kemoterapi
Kemoterapi pada kanker paru merupakan terapi yang paling umum diberikan
pada SCLC atau pada kanker paru stadium lanjut yang telah bermetastasis
ke luar paru seperti otak, ginjal, dan hati. Kemoterapi dapat digunakan untuk
memperkecil sel kanker, memperlambat pertumbuhan, dan mencegah
penyebaran sel kanker ke organ lain. Kadang-kadang kemoterapi diberikan
sebagai kombinasi pada terapi pembedahan atau radioterapi.
Penatalaksanaan
ini
menggunakan
obat-obatan
(sitostatika)
untuk
VII. Prognosis
kemungkinan
hidup
rata-rata
adalah
1-2
tahun
pasca
pengobatan.
1,6,7
VIII. komplikasi
SINDROMA PARANEOPLASTIK
Sindroma Paraneoplastik adalah sekumpulan gejala yang bukan disebabkan
oleh tumornya sendiri, tetapi oleh zat-zat yang dihasilkan oleh kanker.
Beberapa zat yang dapat dihasilkan oleh tumor adalah hormon, sitokinese
dan berbagai protein lainnya.
Zat-zat tersebut mempengaruhi organ atau jaringan melalui efek kimianya.
Bagaimana tepatnya kanker mengenai sisi yang jauh belum sepenuhnya
dimengerti.
Beberapa kanker mengeluarkan zat ke dalam aliran darah yang merusak
jaringan yang jauh melalui suatu reaksi autoimun.
Kanker lainnya mengeluarkan zat yang secara langsung mempengaruhi
fungsi dari organ yang berbeda atau merusak jaringan.
Bisa terjadi kadar gula darah yang rendah, diare dan tekanan darah tinggi.
Sering mengenai sistem saraf.1,7
IX. Pencegahan
Penelitian tentang rokok mengatakan bahwa lebih dari 63 jenis bahan yang
dikandung asap rokok itu bersifat karsinogenesis. Secara epidemiologik juga
terlihat kaitan kuat antara kebiasaan merokok dengan insidens kanker paru,
maka tidak dapat disangkal lagi menghindarkan asap rokok adalah kunci
keberhasilan pencegahan yang dapat dilakukan. Keterkaitan rokok dengan
kasus kanker paru diperkuat dengan data bahwa risiko seorang perempuan
perokok pasif akan terkena kanker paru lebih tinggi daripada mereka yang
tidak terpajan kepada asap rokok. Dengan dasar penemuan di atas adalah
wajar bahwa pencegahan utama kanker paru berupa upaya memberantas
kebiasaan merokok Menghentikan seorang perokok aktif adalah sekaligus
menyelamatkan lebih dari seorang perokok pasif. Pencegahan
harus
1,2,3,4
PNEUMOTORAKS
A. Diagnosis
1. Working diagnosis
Berdasarkan etiologi, manifestai klinik dan gejala pada pasien maka
working diagnosis yang diambil adalah pneumotoraks traumatik.
2. Differantial diagnosis
- Hemopneumotoraks
Adalah gabungan antara pneumotoraks dan hematotoraks.
Penyebabnya dapat berupa trauma yang terjadi pada dinding
dada dan menyebabkan luka penetrasi pada dinding dada atau
rupturnya paru. Sehingga yang mengisi kavital pleura tidak
-
Emboli Paru
Emboli Paru (Pulmonary Embolism) adalah penyumbatan arteri
pulmonalis (arteri paru-paru) oleh suatu embolus, yang terjadi
secara tiba-tiba. Suatu emboli bisa merupakan gumpalan darah
(trombus), tetapi bisa juga berupa lemak, cairan ketuban,
sumsum tulang, pecahan tumor atau gelembung udara, yang
akan mengikuti aliran darah sampai akhirnya menyumbat
pembuluh darah. 1,10,13
Biasanya arteri yang tidak tersumbat dapat memberikan darah
dalam jumlah yang memadai ke jaringan paru-paru yang terkena
sehingga kematian jaringan bisa dihindari. Tetapi bila yang
tersumbat adalah pembuluh yang sangat besar atau orang
tersebut memiliki kelainan paru-paru sebelumnya, maka jumlah
darah mungkin tidak mencukupi untuk mencegah kematian paruparu. Sekitar 10% penderita emboli paru mengalami kematian
jaringan paru-paru, yang disebut infark paru. 1,10,13
Jika tubuh bisa memecah gumpalan tersebut, kerusakan dapat
diminimalkan. Gumpalan yang besar membutuhkan waktu lebih
lama untuk hancur sehingga lebih besar kerusakan yang
ditimbulkan. Gumpalan yang besar bisa menyebabkan kematian
mendadak. 1,10,13
Emboli yang kecil mungkin tidak menimbulkan gejala, tetapi
sering menyebabkan sesak nafas. Sesak mungkin merupakan
satu-satunya gejala, terutama bila tidak ditemukan adanya
infark. Penting untuk diingat, bahwa gejala dari emboli paru
mungkin sifatnya samar atau menyerupai gejala penyakit
lainnya: 1,10,13
batuk (timbul secara mendadak, bisa disertai dengan dahak
berdarah)
sesak nafas yang timbul secara mendadak, baik ketika istirahat
yang
lebih
banyak
mengenai
wanita.
Berbeda
dengan
kendaraan
lain
yang
kekuatan
benturannya
melebihi
kekuatan
skeletal.1-4,8-13
Pneumotoraks traumatik dan ketegangan terjadi lebih sering daripada
pneumotoraks spontan, dan angka ini tidak diragukan lagi meningkat di
rumah sakit AS sebagai modalitas perawatan intensif pengobatan telah
menjadi
semakin
tergantung
pada
ventilasi
tekanan
positif,
sebagai
pneumotoraks
atau
pneumomediastinum,
penyebabnya,
pneumotoraks
diklasifikasikan
sebagai
berikut :
1. Pneumotoraks spontan adalah setiap pneumotoraks yang terjadi
tiba-tiba tanpa adanya suatu penyebab (trauma ataupun iatrogenic)
ada 2 jenis yaitu : 1-4,8-13
a. Pneumotoraks spontan primer adalah suatu pneumotorak yang
terjadi tanpa adanya riwayat penyakit paru yang mendasari
sebelumnya, umumnya pada individu sehat, dewasa muda, tidak
berhubungan dengan aktivitas fisis yang berat tetapi justru
terjadi pada saat istirahat dan sampai sekarang belum diketahui
penyebabnya. 1-4,8-13
b. Pneumotoraks spontan sekunder adalah suatu pneumotorak
yang
terjadi
karena
penyakit
paru
yang
mendasarinya
Pneumotoraks
traumatik
iatrogenic
aksidental,
adalah
Pneumotoraks
traumatik
iatrogenic
artificial
(deliberate)
terbuka.
Pneumotoraks
dimana
ada
hubungan
D. Manifestasi klinik
Gejala-gejala yang sering muncul adalah:1-4,7-13
- Sesak napas yang didapatkan pada 80-10)% pasien
- Nyeri dada yang didapat pada 75-90% pasien
- Lindskog dan Halasz menemukan 69% dari 72% pasien mengalami
-
nyeri dada
Batuk-batuk yang didapatkan pada 25-35% pasien
napas pendek atau kesulitan bernapas setelah mengalami cedera
dada
Pasien dengan pneumotoraks tension dapat mengalami hipotensi
dan dapat memperlihatkan distensi vena leher serta hiperresonansi
pada sisi yang terkena, dengan deviasi trakea ke arah paru yang
berlawanan. 1-4,7-13
Gejala-gejala tersebut dapat berdiri sendiri maupun kombinasi dan
menurut Mills dan Luce derajat gangguannya bisa dimulai dari
asimtomatik atau menimbulkan gangguan ringan sampai berat. 1-4,7-13
Pemeriksaan:
Toraks mungkin lebih besar dari sisi yang lain, mungkin pula normal.
Gerakan tertinggal yang (mungkin pula sukar) karena gerakan napas
yang terbatas. 1-4,7-13
Palpasi:
- Fremitus dibandingkan dengan sisi yang lain
- Mungkin teraba krepitasi karena emfisema subkutan.
Perkusi: adanya hipersonor atau timpanis.
Auskultasi:
-
terkena
Bila terdapat krepitasi yang luas akan mengganggu pemeriksaan
auskultasi. 1-4,7-13
tergantung
dari
luasnya
udara
dari
rongga
pleura
dan
menurunkan
penanganan
pneumotoraks.
Prinsip-prinsip
penanganan
Punksi
Pada trauma tembus torakal pungsi dapat: 2,4,13
1. Untuk diagnostik:
- Mungkin mengetahui adanya darah dalam rongga toraks
- Mungkin dapat untuk membuktikan adanga tamponade
- Mungkin dapat untuk membuktikan adanya udara (lemah).
2,4,13
2. Untuk terapi:
- Untuk membebaskan dari peninggian tekanan intrapleural
-
Pelaksanaan
Alat yang diperlukan:
1. Sarung tangan steril
2. Jarum dan spuit steril. Kalau perlu memungkinkan dengan jarum
3.
4.
5.
6.
setempat
7. Jarum tegak lurus dengan kulit ditusukan sehingga terasa pleura
parientalis.
8. Dengan spuit yang diisi cairan jernih (atau anestesi lokal rongga
toraks disebut disedot. Bila ada udara, akan tampak jelas melalui
cairan (bila untuk membuktikan adanya udara).
9. Bila untuk mengeluarkan udara: jarum disambung dengan lang
karet atau dengan stop cock
10.
Udara dihisap sampai spuit penuh slang diklem atau
stop cock ditutup.
11.
Spuit dilepaskan udara dispuit dilepaskan
12.
pleura
perlahan-lahan
akan
diresorbsi.
Laju
resorbsinya
sebelah luar
Bila penderita memerlukan anastesia umum oleh karena sebab lain
Bila pneumotoraks bilateral
Bila ada tension pneumotoraks setelah dipunksi
Bila ada hemotoraks setelah dipunksi
Bila pneumotoraks yang tadinya konservatif pada pemantauan
selanjutnya ada perburukan. 2,4,13
Sebelum trokar dimasukkan ke rongga pleura, terlebih dahulu
dilakukan insisi kulit pada ruang antar iga ke-6 pada linea aksilaris
media. Insisi kulit juga biasa dilakukan pada ruang antar iga ke-2 pada
linea mid klavikula. Sebelum melakukan insisi kulit, daerah tersebut
harus diberikan cairan desinfektan dan dilakukan injeksi anestesi lokal
dengan xilokain atau prokain 2% dan kemudian ditutup dengan kain
duk steril. Setelah trokar masuk ke dalam rongga pleura, pipa khusus
(kateter urine) segera dimasukkan ke rongga pleura dan kemudian
trokar dicabut sehingga hanya pipa khusus tersebut yang masih
tertinggal di ruang pleura.
2,4,13
2,4,13
akan
dilakukan
pleurodesis,
dari
pipa
tersebut
dapat
Perawatan WSD
Perawatan luka WSD
1. Verband diganti 3 hari sekali
2. Diberi zalf steril
Perawatan slang dan botol WSD
1. Cairan dalam botol WSD diganti setiap hari diukur beberapa cairan
2.
3.
4.
5.
dari WSD
6. Penggantian botol harus tertutup untuk mencegah udara masuk ke
dalam rongga pleura yaitu mengklem slang atau dilipat dan diikat
dengan karet
7. Setiap penggantian botol atau slang harus memperhatikan sterilitas
botol dan slang harus tetap steril
8. Penggantian harus juga memperhatikan keselamatan kerja diri
sendiri, dengan memakai sarung tangan. 2,4,13
Efek pada paru:
1. Dengan WSD diharapkan paru mengembang
2. Kontrol pengembangan paru dengan pemeriksaan fisik dan
radiologik
3. Latihan napas ekspirasi dan inspirasi dalam
4. Latian batuk efisien
5. Pemberian antibiotika
6. Expectorant: cukup obat batuk hitam.2,4,13
Dinyatakan berhasil bila:
1. Paru sudah mengembang penuh pada pemeriksaan fisik atau
radiologi
2. Darah cairan tidak keluar dari WSD
3. Tidak ada pus dari slang WSD (tidak ada empyema). 2,4,13
Mengangkat WSD:
1. Disediakan alat-alat untuk mengangkat jahitan kulit yang steril
2. Kain kasa steril
Torakoskopi
Adalah suatu tindakan untuk melihat langsung ke dalam rongga
rongga toraks dengan alat bantu torakoskop. Torakoskopi dilakukan
pertama kali oleh Dr. Hans Christian Jacobeus dari Stockholm Swedia
pada tahun 1919, dengan menggunakan alat sitoskop. Pada waktu itu
torakoskopi dilakukan untuk memotong adhesi pleura (pneumolisis)
dan menghasilkan pneumotoraks artificial pada pasien tuberkulosis
paru oleh karena belum ada obat anti tuberkulosis. 2,4,13
Torakoskopi
yang
dipandu
dengan
video
(Video
Assisted
Paru
tidak
mengembang
setelah
hari
pemasangan
tube
torakostomi
-
torakostomi
yang
dikerjakan
pada
25
pasien
Video
Assisted
Thoracoscopy
Surgery
(VATS)
masih
Lesi ukuran kecil, bleb atau bulla < 2 cm, dikoagulasi dengan
pleurodesis talk
Bleb atau bulla > 2cm, reseksi torakoskopi dengan suatu alat
endoGIA, kemudian diikuti skarifikasi (electrocoagulation) pada
pleura parietalis. 2,4,13
Torakotomi
Tindakan
pembedahan
ini
indikasinya
hampir
sama
dengan
laser,
reseksi
blebs
atau
pleura,
atau
torakotomi
Kontralateral pneumotoraks
Pneumotoraks bilateral
atau perdararahan
Dapat merupakan tindakan untuk mencegah kelainan dinding dada
oleh karena trauma. 2,4,13
Untuk life saving biasanya pada trauma tembus diteruskan saja,
pada
kelainan
yang
mungkin
harus
diatasi. Untuk
diperlukan
insisi
yang
lebih
luas.
Biasanya
insisi
posterolateral. 2,4,13
Alat yang diperlukan: 2,4,13
1.
2.
3.
4.
5.
kelainan
yang
harus/mungkin
ditangani
setelah
c. Bubble harus tidak ada. Bila ada dan lebih dari 5-7 retorakotomi
WSD diangkat bila perlu telah mengambang penuh, tidak ada
perdarahan dan tidak ada infeksi (empyema) . 2,4,13
2. Pernapasan:
a. Ditentukan ada/tidak kegagalan pernapasan
b. Bila ada ditentukan penyebab kegagalan pernapasan
dan
terapinya
c. Semua penderita pasca torakotomi dilatih pernapasan/fisioterapi
d. Latihan pernapasan terutama dada bagian atas dan batuk yang
efisien
e. Pemberian antibiotika dan expectorant
f. Semua pasien thorakotomi pasca trauma
bedah
sedapat
paru
hidro-pneumotoraks
dan
pneumomediastinum
dan
kematian
emfisema
hemo-pneumotoraks,
(sangat
henti
jarang
terjadi);
subkutan sebagai
komplikasi
1-4,7-13
G. Pencegahan
- Disarankan untuk mengenakan sabuk pengaman dan perangkat
-
trauma
Pada tipe pneumotorak yang lain disarankan untuk melakukan
check up rutin untuk mengetahui apabila terjadi komplikasi
sewaktu-waktu.1,2,11,13
H. Prognosis
Setiap pneumotoraks yang memiliki etiologi yang berbeda memiliki
prognosis yang berbeda. Prognosis tergantung pada cepat dan
tepatnya penaganan pada pneumotoraks dan luasnya pneumotorak
yang terjadi serta pengaruhnya pada jantung. Umumnya bila belum
terjadi komplikasi dan diberikan pertolongan dan pemeriksaan serta
diagnosis yang tepat maka penanganan yang tepat makan akan
memberikan prognosis yang baik dibanding dengan kesalahan dalam
mendiagnosis
atau
adanya
keadaan
tertentu
yang
sebenarnya
Adenoviruses
kecil
agen)
yang
manusia.
(yang 1-5% yang menular).Orang dengan infeksi semacam ini merasa sakit.
Di infeksi kronis atau laten, sejumlah lebih kecil dari virus yang dilepaskan
dan sel-sel sehat dapat berkembang biak lebih cepat daripada mereka
hancur. Orang-orang yang memiliki jenis infeksi tampaknya tidak menjadi
sakit. Ini mungkin mengapa banyak orang dewasa memiliki kekebalan untuk
adenoviruses tanpa menyadari bahwa mereka telah terinfeksi.1,6
Infeksi pada anak-anak, adenoviruses paling sering menyebabkan akut
infeksi pernafasan atas dengan demam dan hidung meler. adenovirus tipe 1,
2, 3,5, dan 6 yang bertanggung jawab untuk sebagian besar infeksi ini.
Kadang-kadang lebih serius penyakit pernapasan yang lebih rendah, seperti
pneumonia,
mungkin
terjadi.
minggu,
radang
pada
selaput
kelopak
mata
meliputi:
(conjunctivitis),
demam,
sakit
penggunaan
solusi
lensa
kontak
terkontaminasi
atau
dengan
terakhir antara satu dan empat minggu. Hanya 5-8% dari pasien dengan
keratoconjunctivitis pengalaman epidemi pernafasan gejala. Satu atau kedua
mata mungkin akan terpengaruh. Sebagai gejala dari surut konjungtivitis,
sakit mata dan penyiraman mengembangkan visi dan kabur. Ini gejala
keratitis dapat berlangsung selama beberapa bulan, dan sekitar 10% dari
infeksi menyebar ke paling sedikit satu anggota lain dari pasien rumah
tangga.1,8
Adenovirus dapat bereplikasi dan menyebabkan penyakit pada mata,
saluran pernafasan, saluran pencernaan dan saluran kemih. Kebanyakan
infeksiadenovirus bersifatsubklinikdan virus dapat menetap pada inang
selama berbulan bulan. Sekitar sepertiga dari 41 serotipe manusia yang
telah
diketahui
menyebabkan
penyakit
penyakit
adenovirus
pada
manusia.1,7
Faringitis virus biasanya merupakan penyakit dengan awitan relatif
lambat, umumnya terdapat demam, malaise, penurunan nafsu makan
disertai rasa nyeri sedang pada tenggorokan sebagai tanda dini. Rasa nyeri
pada tenggorokan dapat muncul pada awal penyakit tetapi biasanya baru
mulai terasa satu atau dua hari setelah awitan gejala gejala dan mencapai
puncaknya pada hari ke 2 3. Suara serak, batuk dan rhinitis juga sering
ditemukan. Walau pada puncaknya sekalipun, peradangan faring mungkin
berlangsung ringan tetapi kadang kadang dapat terjadi begitu hebat serta
ulkus ulkus kecil mungkin terbentuk pada langit langit lunak dan dinding
belakang faring. Eksudat eksudat dapat terlihat pada folikel folikel kelenjar
limfoid langit langit dan tonsil serta sukar dibedakan dari eksudat eksudat
yang ditemukan pada penyakit yang disebabkan oleh streptokokus. Biasanya
nodus nodus kelenjar limfe servikal akan membesar, berbentuk keras dan
dapat mengalami nyeri tekan atau tidak. Keterlibatan laring sering ditemukan
pada penyakit ini tetapi trakea, bronkus bronkus dan paru paru jarang
terkena. Jumlah lekosit berkisar dari 6000 hingga lebih dari 30.000, suatu
jumlah yang meningkat (16.000-18.000) dengan sel sel polimorfonuklir
menonjol merupakan hal yang sering ditemukan pada fase dini penyakit
tersebut. Karena itu jumlah lekosit hanya kecil artinya dalam melakukan
pembedaan antara penyakit yang disebabkan oleh virus dengan bakteri
seluruh masa sakit dapat berllangsung kurang dari 24 jam dan biasanya tidak
akan bertahan lebih lama dari 5 hari. Konjungtivitis, rinitis, batuk, dan suara
serak dapat terjadi pada faringitis yang adanya dua atau lebih banyak lagi
tanda-tanda atau gejala-gejala ini memberikan petunjuk pada diagnosis
infeksi virus.1,7,8,9
B. DIFERNSIAL DIAGNOSIS
1. Faringitis et bakteri
A. Definisi
Faringitis bacterial adalah suatu peradangan pada tenggorokan
(faring) yang disebabkan oleh streptococcus hemolitikus.7
hemolitikus,
korinebakterium,
arkanobakterium,
Faringitis Virus
Faringitis Bakteri
nanah di tenggorokan
tenggorokan
demam
sedang
Pembengkakan ringan
membesar
getah bening
di laboratorium
E. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan
fisik.
mengenai
tonsil
sehingga
disebut
sebagai
B.Etiologi
Penyebab tonsilofaringitis bermacam macam, diantaranya adalah
yang tersebut dibawah ini yaitu :
1.Streptokokus Beta Hemolitikus
2.Streptokokus Viridans
3.Streptokokus Piogenes
4.Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah
( droplet infections )
C.Patofisiologi
Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas
bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring
kemudian menyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri
dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses
inflamasi
dan
menghambat
infeksi
keluar
mengakibatkan
sehingga
masuknya
kemerahan
dan
tonsil
membesar
udara.
edema
dan
dapat
Infeksi
juga
dapat
pada
faring
serta
B. Penyebab
Penyebab yang paling sering adalah infeksi virus pada saluran
pernafasan bagian atas (misalnya common cold).
Laringitis juga bisa menyertai bronkitis, pneumonia, influenza,
pertusis, campak dan difteri.
Laringitis bisa terjadi akibat:
Penggunaan suara yang berlebihan
Reaksi alergi
Menghirup iritan (misalnya asap rokok).
C. Gejala
Gejala biasanya berupa perubahan suara berupa serak sampai
hilangnya suara. Tenggorokan terasa gatal dan tidak nyaman.
Gejala lainnya yang juga bisa ditemukan:
demam
tidak enak badan
kesulitan menelan
sakit tenggorokan.
Pembengkakan laring menyebabkan terjadinya gangguan
pernafasan.
D. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan
fisik. Dengan cermin kecil bersudut seperti yang digunakan dokter
gigi, dokter bisa melihat kemerahan dan pembengkakan pada
laring.
E. Pengobatan
Pengobatan pada infeksi oleh virus tergantung kepada gejalanya.
Penderita sebaiknya mengistirahatkan pita suaranya dengan tidak
bicara
atau
bicara
dengan
berbisik.
Menghirup
uap
bisa
bakteri
paling
sering
disebabkan
oleh
bakteri
mungkin
karena
trakea
yang
kecil
mudah
diblokir
oleh
pembengkakan.
B. Gejala
* Jauh batuk (mirip dengan yang disebabkan oleh croup)
* Kesulitan bernapas
* Demam tinggi
* Tinggi bernada suara napas (stridor)
C. Pemeriksaan
Penyedia perawatan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik
dan mendengarkan paru-paru anak. Otot-otot antara tulang rusuk
mungkin menarik sebagai anak mencoba untuk bernapas. Ini
disebut retraksi interkostal.
Tes yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosa kondisi ini
meliputi:
* Kadar oksigen darah
* Nasofaring budaya untuk mencari bakteri
* Trakea budaya untuk mencari bakteri
* X-ray dari trakea
D. Pengobatan
Anak sering perlu memiliki tabung ditempatkan ke dalam saluran
udara untuk membantu pernapasan. Ini disebut tabung endotrakeal.
Anak akan menerima antibiotik melalui vena. Tim perawatan
kesehatan
akan
terus
memantau
pernapasan
anak
dan
ditambah
susunan
yang
lebar
sindrom
lain
termasuk
demam
protein
pada
ujung-ujung
rantainya,
ukuran
sedang
yang
sifat
fisik,
kimia
dan
biologinya
yang
dimana
dapat
G. EPIDEMIOLOGI
Adenovirus terdapat di seluruh dunia. Adenovirus terdapat sepanjang
tahun dan tidak menyebabkan wabah penyakit di masyarakat . Penyebaran
adenovirus terutama melalui jalur oral, tinja, tetapi dapat juga ditularkan
melalui droplet pernapasan atau lewat benda benda terkontaminasi.
Infeksi mata dapat ditularkan melalui beberapa cara, tetapi penularan
melalui beberapa cara, tetapi penularan dari tangan ke mata sangat penting.
Berjangkitnya konjungtivitis kolam renang tampaknya melalui air, biasanya
terjadi pada musim panas dan umumnya disebabkan oleh tipe 3 dan
7.Keratokonjungtivitis epidemic adalah penyakit yang sangat menular dan
berbahaya. Penyakit ini disebabkan oleh tipe 8 dan menyebar dari Australia
melalui kepulawan hawai ke pantai [asifik pada tahun 1941. Penyakit ini
menyebar dengan cepat melalui lewat galangan kappa dan terus ke AS. Di
AS, insiden antibody netralisasi terhadap tipe 8 pada populasi umum sangat
rendah sekitar 1 %, sedang di Jeepang insidennya di atas 30%. Baru baru
ini, adenovirus tipe 19 dan 37 yang khas. Wabah konjungtivitis di antara para
penderita yang menjalani prosedur mata yang dilakukan oleh seorang
oftalmologi, diduga disebabkan oleh cairan oftalmik atau alat alat
diagnostic yang terkontaminasi.1
Insiden infeksi adenovirus yang terlihat pasa peenderita pencangkokan
sumsum sekitar 5 %. A ngka ini lebih rendah dari insiden yang sebenarnya
karena ketiadaan penelitian serologi dan metode yang peka untuk isolasi
virus secara rutin. Distribusi serotype yang ditemukan pada penderita
pencangkokan berbeda nyata dengan distribusi serotype yang ditemukan
pada penderita pencangkokan berbeda nyata dengan distribusi serotype
yang ditemukan pada masyarakat, tetapi penyakit mungkin lebih serius. Tipe
34 dan 35 merupakan tipe yang paling sering ditemukan dan dilaporkan
terdapat pada penerimaan cangkok ginjal dan pada urine penderita AIDS.
Sumber infeksi yang paling mungkin pada penderita pencangkokan adalah
pengaktifan kenbali virus endogen.10
Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis
kelamin, tetapi frekuensi yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis
akut jarang ditemukan pada usia di bawah 1 tahun. Insidensinya meningkat
dan mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun, tetapi tetap berlanjut
sepanjang akhir masa anak-anak dan kehidupan dewasa. Kematian yang
diakibatkan faringitis jarang terjadi,tetapi dapat terjadi sebagai hasil dari
komplikasi penyakit ini.
Faktor predesposisi penyebab faringitis yaitu udara yang dingin,
turunnya daya tahan tubuhyang disebabkan virus influenza, konsumsi
makanan yang kurang gizi, konsumsi alkohol yang berlebihan, gejala
predormal
dari
penyakit
scarlet
fever
dan
seseorang
yang
tinggal
manusia.
Harus
diperhatikan
bahwa
satu
serotype
dapat
bertanggung
jawab
terhadap
sekitar
5%
penyakit
pernapasan akut pada anak anak, tetapi peranannya berkurang pada orang
dewasa. Adenovirus kadang kadang menyebabkan penyakit pada organ
lain, terutama mata dan saluran pencernaan. Penyakit Pernapasan : Gejala
khususnya berupa batuk keluar cairan hidung, sakit kepala dan koriza, tetapi
juga dapat disertai gejala sistemik berupa demam, rasa dingin, lemah dan
mialgia. Empat sindroma infeksis aluran napas telahdihubungkan dengan
infeksi adenovirus.
1. Demam faringitis akut : terutama terjadi pada bayi dan anak anak,
sindroma ini biasanya menyangkut virus kelompok C. Gejalanya
meliputi batuk, hidung tersumbat, demam dan sakit tenggorokan.
Beberapa kasus sulit dibedakan dengan infeksi pernapasan ringan
yang disebabkan oleh virus lain yang mungkin memperlihatkan gejala
serupa.1
2. Demam faringokonjungtiva : gejalanya serupa dengan demam
faringitis
akut,
tetapi
juga
terjadi
radang
selaput
mata
Pneumonia
akibat
adenovirus
dilaporkan
mencapai
tingkat
faringitis
pernapasan
yang
disebabkan
oleh
adenovirus.
diikuti
oleh
keratitis
yang
meninggalkan
kabut
sakit dan terasa sukar saat menelan, menelan ludah biasanya lebih
sakit daripada menelan makanan.
Demam,
sakit kepala,
keluar ingus.
I. PENATALAKSANAAN
Pengobatan infeksi adenovirus biasanya mendukung dan ditujukan
untuk menghilangkan gejala penyakit. Istirahat di tempat tidur mungkin
dianjurkan bersama dengan obat untuk mengurangi demam dan / atau sakit.
(Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak karena kekhawatiran
tentang sindrom Reye's.) infeksi mata dapat mengambil manfaat dari
kortikosteroid
topical
untuk
mengurangi
gejala
dan
memperpendek
garam hangat. Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja
yang berusia dibawah 18 tahun karena bisa menyebabkan sindroma Reye.
Untuk menghindari iritasi lebih lanjut pada saluran faring, pada pasien
dapat dianjurkan untuk mengurangi makanan yang berminyak dan panas,
juga dianjurkan untuk istirahat sebanyak mungkin agar metabolisme lebih
dikhususkan untuk memperbaiki daya tahan tubuh. Jika demam tidak turun
dengan pemberian obat dapat dibantu dengan menggunakan kompres dan
masukan cairan yang cukup (air putih), hindari minuman yang terlalu dingin
dan bersoda. Hindari asap rokok, debu, polutan lainnya. Madu dapat
membantu mempercepat penyembuhan.
Jika disebabkan virus maka pengobatan bersifat simtomatik (hanya
mengobati gejala), tidak diberikan antibiotika. Bisa dibantu dengan obatobatan imunomodulator.
Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotika. Penting
bagi penderita untuk meminum obat antibiotik sampai habis sesuai anjuran
dokter, agar tidak terjadi resistensi pada kuman penyebab faringitis.9,12