Anda di halaman 1dari 5

1.

Klasifikasi Katarak:

Katarak adalah suatu kekeruhan lensa (lens opacity). Katarak dapat disebabkan terganggunya
mekanisme kontrol keseimbangan air dan elektrolit, serta dapat pula disebabkan denaturasi
protein lensa atau gabungan keduanya. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan
berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama
Katarak dibagi menjadi :
Katarak berdasarkan usia:
-

Katarak developmental
o Katarak kongenital, katarak dengan usia < 1 tahun.
o Katarak jevenille, katarak dengan usia < 9 tahun
Katarak presenille, katarak yang terjadi di usia lebih dari 9 tahun.
Katarak senilis, katarak setelah usia 40 tahun. Katarak senilis
diklasifikasikan berdasarkan lokasi kekeruhan lensa dan maturitas
lensa:

Berdasarkan lokasi kekeruhan lensa, katarak dibagi menjadi:


1. Katarak subkapsuler
Katarak ini bisa terjadi di subkapsuler anterior dan posterior. Pada subkapsularis
anterior, biasanya terdapat pada glaukoma sudut tertutup akut, toksisitas
amiodaron, dan miotik. Sedangkan pada subkapsularis posterior, biasanya terdapat
pada pasien dengan diabetes mellitus dan penggunaan steroid. Pasien merasa
sangat terganggu saat membaca di cahaya yang terang dan biasanya melihat halo
di malam hari. Katarak ini termasuk katarak imatur dan pemeriksaannya
menggunakan lampu celah (slitlamp).
2. Katarak nuklearis
Katarak nuklearis cenderung progresif perlahan-lahan, dan secara khas
mengakibatkan gangguan penglihatan jauh yang lebih besar daripada penglihatan
dekat. Pada awal terjadinya katarak nuklearis, sering terjadi miopisasi; pandangan
jauh tiba-tiba kabur, dengan koreksi sferis -5/-6 D. Semakin lama semakin besar
koreksi yang diperlukan. Miopisasi ini terjadi karena pada katarak nukelaris,
nukleus mengeras secara progresif sehingga mengakibatkan naiknya indeks
refraksi. Pada beberapa kasus, justru miopisasi mengakibatkan penderita
presbiopia mampu membaca dekat tanpa harus menggunakan kacamata, kondisi
ini disebut second sight. Perubahan mendadak indeks refraksi antara nukleus
sklerotik dan korteks lensa dapat mengakibatkan diplopia monokular.

3. Katarak kortikal
Lokasinya di anterior dan posterior. Dapat melibatkan korteks anterior, posterior,
maupuan ekuatorial. Pada katarak kortikal terjadi perubahan komposisi ion dari
korteks lensa serta komposisi air dari serat-serat pembentuk lensa. Katarak
menyerang pada lapisan yang mengelilingi nukleus atau korteks. Katarak kortikal
biasanya terjadi bilateral tetapi dapat terjadi juga secara asimetris dan berpengaruh
terhadap fungsi visual tergantung lokasi kekeruhan pada aksis. Keluhan yang
paling sering dijumpai pada katarak kortikal adalah silau saat melihat ke arah
sumber cahaya. Pemeriksaan lampu celah (slitlamp) biomikroskop berfungsi
untuk melihat ada tidaknya vakuola degenerasi hidropik yang merupakan
degenerasi epitel posterior, dan menyebabkan lensa mengalami elongasi ke
anterior. Gambarannya seperti embun.

Berdasarkan maturitas
1. Insipien
Akan terlihat gambaran katarak kortikal, katarak subkapsular posterior, korteks
berisi jaringan degenerative (benda Morgagni). Kekeruhan dapat menimbulkan
poliopia karena indeks bias tak sama pada semua bagian lensa.
2. Intumesen
Masuknya air ke dalam celah lensa akibat pemecahan protein lensa dapat
menyebabkan pembengkakan lensa sehingga lensa mencembung dan terjadi
miopisasi, dan mendorong iris, menyebabkan COA menyempit sehingga dapat
menimbulkan glaukoma fakomorfik. Biasanya terjadi pada katarak yang
prosesnya cepat.
3. Imatur
Sebagian lensa keruh atau katarak, belum mengenai seluruh lapisan lensa. Volume
lensa meningkat dan mencembung, juga dapat menimbulkan glaucoma sekunder.
4. Matur
Seluruh lensa keruh. Cairan lensa bertambah sehingga lensa membesar melebihi
ukuran normal sehingga uji bayangan iris negatif. Meskipun visus berkurang
hingga light perception, pasien masih tetap dapat membedakan arah datangnya
cahaya (light projection normal), di mana hal ini penting dilakukan guna
memberikan indikasi prognosis visual pasca ekstraksi katarak.
5. Hipermatur
Kapsul anterior mengkerut dan lensa menciut, berwarna kuning dan kering akibat
kebocoran air keluar lensa. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan
kapsul lensa.

Klasifikasi katarak berdasarkan tingkat maturitas.


Kekeruhan

Insipien
Ringan

Cairan lensa

Normal

Iris
Bilik mata
depan
Sudut bilik
mata
Shadow test

Normal

Imatur
Sebagian
Bertambah (air
masuk)
Terdorong

Normal

Dangkal

Normal

Dalam

Normal

Sempit

Normal

Terbuka

Negatif
Tidak
ada

Positif

Negatif
Tidak
ada

Pseudo positif
Uveitis dan
glaukoma

Penyulit

2. Gejala katarak :

Glaukoma

Matur
Seluruh
Normal

Hipermatur
Masif
Berkurang (air
keluar)
Tremulans

Normal

Seorang pasien dengan katarak biasanya datang dengan kemunduran penglihatan


secara perlahan - lahan. Penyimpangan penglihatan bervariasi, tergantung pada jenis dari
katarak ketika pasien datang. Keluhannya antara lain:

Penurunan visus

Fotophobia
Keluhan ini termasuk seluruh spektrum dari penurunan sensitivitas kontras
terhadap cahaya terang lingkungan atau silau pada siang hari hingga silau ketika
mendekat ke lampu pada malam hari.

Perubahan miopik
Progresivitas katarak sering meningkatkan kekuatan dioptrik lensa yang
menimbulkan miopia derajat sedang hingga berat. Sebagai akibatnya, pasien
presbiop melaporkan peningkatan penglihatan dekat mereka dan kurang
membutuhkan kacamata baca. Keadaan ini disebut dengan second sight. Secara
khas, perubahan miopik dan second sight tidak terlihat pada katarak subkortikal
posterior atau anterior.

Diplopia monokular
Kadang perubahan nuklear yang terkonsentrasi pada bagian dalam lapisan lensa,
menghasilkan area refraktil pada bagian tengah dari lensa, yang sering
memberikan gambaran terbaik pada reflek merah dengan retinoskopi atau
oftalmoskopi langsung. Fenomena seperti ini menimbulkan diplopia monokular
yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata, prisma, atau lensa kontak.

Penglihatan seakan-akan berkabut dan lensa mata tampak keputihan

Ukuran kacamata sering berubah

3. Komplikasi jika katarak tidak di operasi :


4. Komplikasi katarak :
-

Uveitis
Keratitis
Endoftalmitis
Edeme kornea
Distorsi jahitan
Pendangkalan bilik mata depan sehingga dapat mengakibatkan
glaukoma akut sudut tertutup.
Dislokasi IOL
Perdarahan
Robekan retina

Sisa massa lensa yang tertinggal


Kapsul lensa robek
Luksasi lensa

5. Pinhole :
Pinhole digunakan untuk mengkoreksi kelainan refraksi atau kerusakan
pada media penglihatan. Ukuran lubang pinhole 0,75 mm. pinhole
membantu agar cahaya yang masuk ke dalam mata tepat jatuh diretina.
6. Proyeksi sinar persepsi warna :
Tujuannya adalah menilai fungsi retina. Hal ini dilakukan pada pasien yang
memiliki visus 1/~.
Cara melakukannya adalah dengan cara :
1. Pasien menutup mata kiri dengan tangan kirinya. Kemudian arahkan
cahaya dari 8 arah.
2. Kemudian beri kartu warna merah, hijau didepan cahaya.
3. Lalu, tanyakan kepada pasien, arah cahaya dan warna nya.

Anda mungkin juga menyukai