Anda di halaman 1dari 17

A.

Pengertian Kanker
Kanker terjadi jika sel-sel membelah diri secara tidak terkendali, sel- sel abnormal ini
dapat menyerang jaringan di sekitarnya atau berpindah berpindah ke lokasi yang jauh dengan
cara memasuki aliran darah atau sistem limfatik. Agar tubuh manusia dapat berfungsi dengan
normal, setiap organ harus memiliki sejumlah sel tertentu. Namun, sel-sel dalam sebagian besar
organ mempunyai masa hidup yang pendek, dan agar organ bisa terus berfungsi, tubuh harus
mengganti sel-sel yang hilang melalui proses pembelahan sel. Pembelahan sel dikendalikan
oleh gen-gen yang terletak di dalam inti sel. Inti sel ini berfungsi seperti buku instruksi, yang
memerintahkan sel jenis protein apa yang harus dibuat, bagaimana pembelahan berlangsung
dan berapa lama usia hidupnya. Kode genetik ini dapat rusak karena sejumlah faktor, yang
mengakibatkan kesalahan di dalam buku instruksi. Kesalahan ini dapat merubah drastis cara
kerja sel. Bukannya mati, sel akan terus membelah diri dan akan terus hidup.

Sejumlah mekanisme tersedia untuk mencegah terjadinya kesalahan genetika dan


menghilangkan sel-sel abnormal secara genetika dari tubuh. Namun, pada beberapa orang,
pertahanan ini tidak memadai dan populasi sel-sel abnormal yang lolos dari pengendalian tubuh
terus berkembang. Sel-sel kanker ini kemudian bertambah banyak dan menghancurkan jaringan
yang normal.

Sel-sel kanker membutuhkan gizi untuk hidup dan tumbuh. Ada banyak jenis kanker yang bisa
menstimulasi pertumbuhan pembuluh darah untuk menyediakan makanan yang dibutuhkan sel-
sel kanker.

Sebenarnya, kata kanker berasal dari kata Latin Cancri, yang berarti kepiting. Orang di
masa lalu menganggap pembuluh-pembuluh darah besar yang mengelilingi gumpalan tumor
tampak seperti jepit dan kaki kepiting.

Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh terganggunya kontrol regulasi
pertumbuhan sel-sel normal. Sebagai bukti dari terganggunya kontrol regulasi sel-selnya, kanker
memiliki perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan sel-sel normal dalam tubuh kita:

1. Sel kanker tak mengenal program kematian sel yang dikenal dengan nama apoptosis. Apoptosis
sangat dibutuhkan untuk mengatur berapa jumlah sel yang dibutuhkan dalam tubuh kita, yang
mana semuanya fungsional dan menempati tempat yang tepat dengan umur tertentu. Bila telah
melewati masa hidupnya, sel-sel normal (nonkanker) akan mati dengan sendirinya tanpa ada
efek peradangan (inflamasi). Sel kanker berbeda dengan karakteristik tersebut.
2. Sel kanker tidak mengenal komunikasi ekstra seluler atau asosial. Komunikasi ekstra seluler
diperlukan untuk menjalin koordinasi antar sel sehingga mereka dapat saling menunjang fungsi
masing-masing. Dengan sifatnya yang asosial, sel kanker bertindak semaunya sendiri tanpa
peduli apa yang dibutuhkan oleh lingkungannya.
3. Sel kanker mampu menyerang jaringan lain (invasif), merusak jaringan tersebut dan tumbuh
subur di atas jaringan lain.
4. Untuk mencukupi kebutuhan pangan dirinya sendiri, sel kanker mampu membentuk pembuluh
darah baru (neoangiogenesis) meski itu tentunya dapat mengganggu kestabilan jaringan tempat
ia tumbuh.
5. Sel kanker memiliki kemampuan dalam memperbanyak dirinya sendiri (proliferasi) meski
seharusnya ia sudah tak dibutuhkan dan jumlahnya sudah melebihi kebutuhan yang seharusnya.
Kanker berkembang melalui serangkaian proses yang disebut karsinogenesis. Dari
pernyataan tersebut jelaslah bahwa kanker bukanlah penyakit langsung jadi• melainkan
penyakit yang timbul akibat akumulasi atau penumpukan kerusakan-kerusakan tertentu dalam
tubuh kita.

Karsinogenesis pada dasarnya dibagi menjadi dua tahap utama yaitu inisiasi dan
promosi, namun beberapa literatur menambahkan bahwa tahap promosi kanker diikuti oleh
proliferasi, metastasis dan neoangiogenesis.
Tahap inisiasi ialah tahap dimana agen karsinogenik (zat yang dapat menimbulkan kanker) mulai
bekerja mengubah susunan DNA fungsional atau yang lebih populer dengan nama GEN
sehingga gen itu menjadi berbeda dengan semestinya atau terjadi mutasi. Biasanya gen yang
berubah susunannya adalah gen yang berfungsi untuk menekan pertumbuhan tumor (tumor
suppressor gene), misalnya saja gen p53.

Agen karsinogenik banyak sekali macamnya dan secara umum sangat berkaitan
dengan pola makan dan pola hidup manusia, seperti paparan sinar ultra violet, radiasi sinar
gamma, asbestos, merkuri, asap kendaraan bermotor, asap rokok, bahan pengawet makanan
seperti natrium benzoat, pewarna makanan misalnya rhodamin, tak ketinggalan pula bumbu
masakan sintesis (penyedap masakan) yaitu MSG (Monosodium/Mononatrium Glutamat) yang
makin hari makin beragam dan makin banyak digunakan karena harganya yang relatif murah
dan tersedia dalam berbagai rasa buatan. Ditambah dengan cara pemakaian yang jauh lebih
praktis daripada bumbu dapur alami, makin lengkaplah alasan kebanyakan konsumen saat ini
untuk menggunakan bumbu sintetis itu.
B. Pengertian kanker kulit
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang
tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh
yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam
sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinoma
sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). (Ajoemedi
soemardi, 2006)

Kanker kulit merupakan bentuk penyakit yang paling sering ditemukan di Amerika
Serikat. Jika angka insidensinya tetap berlanjut seperti sekarang, diperkirakan seperdelapan
penduduk Amerika yang berkulit cerah akan menderita kanker kulit, khususnya karsinoma sel
basal. Karena kulit mudah diinspeksi, kanker kulit akan tampak serta terdeteksi dengan mudah
dan merupakan tipe kanker yang pengobatannya paling berhasil.
ABCD Formula untuk Kanker kulit. Akademi Dermatologi Amerika mengembangkan
ABCD Formula sebagai petunjuk dalam menentukan lesi mana yang bersifat abnormal guna
menjamin investigasi lebih lanjut, ABCD Formula adalah sebagai berikut :

1. A : Asymetry (A simetris). Setengah bagaian dari lesi kulit tidak bersesuaian dengan yang lain.
2. B : Border irregularity (batasan yang tidak reguler). Bagian tepi dari lesi kulit seperti kulit kerang
atau tidak rata.
3. C : Color (warna). Pigmentasi yang bervariatif pada lesi. Bayangan coklat kekuningan, coklat
dan hitam. Merah, putih dan biru dimungkinkan juga terdapat sebagai penampakan noda.
4. D : Diameter. Lesi meningkat dalam ukuran atau diameter dari lesi lebih besar dari 6
mm. (Fuller, 2000)
C. Macam- macam jenis kanker kulit.
Tumor-tumor ganas kulit yang paling sering ditemukan adalah :
1. Karsinoma Sel Basal (Basalioma)
adalah tipe kanker kulit terbanyak bersifat local invasif, jarang bermetastasis namun tetap
memiliki peluang untuk menjadi maligna karena dapat merusak dan
menghancurkan jaringan sekitar. Karsinoma Sel Basal muncul akibat radiasi sinar ultraviolet,
biasanya di bagian wajah. Karsinoma Sel Basal jarang menyebabkan kematian serta mudah
diterapi dengan pembedahan maupun radiasi.
2. Karsinoma Sel Skuamosa
adalah tipe kedua terbanyak setelah Karsinoma Sel Basal, berasal dari sel skuamosa pada
lapisan epidermis kulit. Karsinoma Sel Skuamosa bermetastasis lebih sering dari Karsinoma Sel
basal, namun angka metastasisnya tidak terlalu tinggi kecuali pada telinga, bibir, dan pasien
imunosupresi.
3. Melanoma Maligna
adalah tumor yang berasal dari melanosit, merupakan salah satu tumor yang paling ganas pada
tubuh dengan resiko metastasis yang tinggi. Melanoma Maligna dapat dibagi menjadi empat
yaitu : Superficial Spreading Melanoma (SSM), Nodular Melanoma (NM), Lentigo Malignant
Melanoma, dan Acral Lentiginous Melanoma (ALM).
4. Karsinoma Planocellulare (Squamous-cell cancer)
adalah tipe terbesar kedua dan mulai tumbuh dalam sel-sel skuamosa bagian epidermis kulit.
Kanker jenis ini tumbuh dan berkembang lebih cepat dibanding dengan sel basal dan
bermetastase sekitar 2 %. Akan tetapi, karsinoma yang tumbuh pada bibir atau pada luka bakar
atau jaringan parut sinar X bermetastase skitar 20 % (Dale, 2000)

D. Epidemiologi Kanker Kulit


Kanker kulit memiliki tiga tipe utama yaitu Karsinoma Sel basal, Karsinoma Sel
Skuamosa dan Melanoma Maligna. Karsinoma Sel Basal menempati urutan pertama, diikuti
Karsinoma Sel Skuamosa, dan Melanoma Maligna pada urutan ketiga. Walaupun jumlah
insiden Melanoma Maligna lebih kecil dibanding Karsinoma Sel Basal dan Karsinoma Sel
Skuamosa, angka kematian yang disebabkannya cenderung lebih besar yaitu menyebabkan
75% kematian akibat kanker kulit. Di Australia, yang merupakan salah satu negara dengan
insiden kanker kulit tertinggi di dunia, dilaporkan terjadi insiden kanker kulit empat kali lipat lebih
tinggi dibanding Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada.Melanoma merupakan jenis kanker kulit
dengan insiden tertinggi pada umur 15-44 tahun di Australia.

E. Tanda dan Gejala


1. Benjolan kecil yang membesar benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,
permukaannya mengkilap, tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin
membesar. Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal. Kadang - kadang benjolan menjadi
hitam atau kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah
berdarah dila dangkat.
2. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah benjolan ini membasah dan
tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah bila disentuh.
3. Tahi lalat yang berubah warna.
tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah berdarah. Tahi
lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul bintik-bintik.
4. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati, koreng ini
pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng karena terjadi
benturan, bekas luka yang sudah lama atau terinfeksi.
5. Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama permukaannya
makin kasar, bergerigi, tetapi tidak rapuh, tidak gatal, dan tidak sakit.
6. Bercak hitam yang menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan telapak tangan.
Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan,batas kabur,tepi tidak teraba, tidak sakit
maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih hitam, menonjol diatas permukaan
kulit , dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah.

F. Etiologi.
Pajanan sinar matahari merupakan penyebab utama kanker kulit, insidensinya
berhubungan dengan jumlah total pajanan sinar matahari. Kerusakan akibat sinar matahari
bersifat kumulatif dan efek berbahaya dapat mencapai taraf yang berat pada usia 20 tahun.
Peningkatan insidensi kanker kulit kemungkinan disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan
kebiasaan orang untuk berjemur serta melakukan aktivitas di bawah sinar matahari. Tindakan
protektif harus dilakukan sepanjang hidup.
Orang yang tidak memproduksi (pigmen) melanin dengan jumlah yang cukup didalam
kulit untuk melindungi jaringan dibawahnya sangat rentan terhadap kerusakan akibat sinar
matahari. Orang yang paling beresiko adalah orang yang berkulit cerah, berambut merah yang
nenek moyangnya berdarah celtic atau orang dengan warna kulit merah muda atau cerah di
samping orang yang sudah lama terkena sinar matahari tanpa terjadi perubahan warana kulit
menjadi coklat kekuningan.
Populasi lain yang beresiko adalah para pekerja di luar rumah (seperti petani, pelaut dan
pelayan) orang - orang yang terpajan sinar matahari untuk suatu periode waktu. Orang
berusia lanjut dengan kulit yang rusak karena sinar matahari juga merupakan kelompok lainnya
merupakan resiko seperti halnya mereka yang mendapat tetapi sinar –X untuk pengobatan
agne atau lesi benigna kulit.
Para pekerja yang mengalami kontak dengan zat-zat tertentu (senyawa arsen, netra,
batu bara, terserta, aspal dan parafin) juga termasuk dalam kelompok yang beresiko. Orang
yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat mengalami kanker kulit setelah 20
hingga 40 tahun kemudian. Kanker sel skuamosa dapat dijumpai pada daerah osteomielitis
yang mengeluarkan secret secara kronik karena perubahan neoplastic karena terjadi di dalam
fistualannya.Ulkus yang lama pada ekstrenitas bahwa juga dapat menjadi lokasi asal kanker
kulit. dalam kenyataannya, setiap keadaan yang menyebabkan pembentukan sikatik atau iritasi
kronik dapat menimbulkan penyakit kanker. Pasien yang system kekebalannya terganggu jika
memperlihatkan insidensi tumor malaknan kulit yang meningkat, Faktor-faktor genetic juga ikut
terlibat.

G. Patofisiologi dan Woc

Kanker kulit merupakan kanker yang paling nampak gejalanya karena kanker kulit itu ada
dibagian terluar dari tubuh kita. Kanker kulit biasanya diawali dari sebuah bentol atau tompel di
bagian kulit tersebut. Kanker kulit pada hakikatnya merupakan keganasan dari sel-sel yang
berkembang tak terkendali. Sel-sel tersebut akan merusak jaringan-jaringan kulit. Selain itu, sel-
sel kanker tersebut tidak akan pernah mati meskipun telah memasuki usia penghujung. Karena
itu terjadi penumpukan di jaringan kulit yang akhirnya menjadi suatu benjolan. Kanker kulit ini
sangat berbahaya karena bisa menyebar ke daerah atau organ lainnya di dalam tubuh. Untuk
mengatasi hal ini, pengobatan konvensional dan terapi biologis bekerjasama untuk saling
mengobati kanker kulit tersebut.

sel epidermis berdiferesiansi


merusak epidermis
faktor predisposisi: genetik, sinar uv, bahan kimia, ulkus.
Terbentuk Nodula- Nodula
sel membelah tak terkendali
Perubahan bentuk tubuh
kemoterapi
kompresi saraf lokal
Sel darah putih
rambut rontok
Fungsi peran
mual dan muntah
mk: nyeri
Imunitas
Pola interaksi
Perubahan kondisi fisik
anoreksia
kontrol nyeri buruk
Mk: resiko tinggi infeksi
asupan nutrisi
Mk: ancietas
Mk: g3 harga diri rendah
Mk: nutrisi < kebutuhan
mk: keletihan
KANKER KULIT

H. Pemeriksaan Diagnostik
Penyakit kanker kulit berbeda dengan penyakit lain, penyakit kanker kulit atau penyakit
kulit dapat dilihat langsung dengan mata pemeriksa. Metode pemeriksaannya dapat dilakukan
dengan cara melakukan anamnesis riwayat penyakit. Dan dengan cara melakukan penyayatan
mole yang kemudian diamati dibawah Mikroskop. Dapat juga dilakukan diangnosis dengan laser.
Dapat menanggkap gambar tiga dimensi dari perubahan kimia dan struktur yang telah
berlangsung dibawah permukaan kulit manusia. Melihat kelainan kulit yang menonjol pada
ukurannya lebih besar dari 2,5 cm.
1. Pemeriksaan dermoskopi
Dermoskopi adalah suatu metode non invasif yang memungkinkan dalam evaluasi warna
dan struktur epidermis secara mikro (histologis) yang tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang. Evaluasi penyebaran warna dari lesi dan struktur histologis dapat membedakan
apakah lesi tersebut jinak atau ganas terutama pada lesi kulit berpigmen. Hal yang diperhatikan
adalah ABCDE (asymmetry, irregular borders, multiple colors, diameter >6 mm, enlarging
lesion), bila hal tersebut didapatkan pada lesi yang diperiksa, kemungkinan lesi tersebut bersifat
ganas (karsinoma).
2. Pemeriksaan Biopsi
Tujuannya untuk memperoleh material yang cukup untuk pemeriksaan histologis, untuk
membantu menetapkan diagnosis, serta staging tumor (menentukan keganasan). Waktu
pelaksanaan biopsy sangat penting sebab dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan radiologis
yang dipergunakan pada staging. Apabila pemeriksaan CT-Scan dibuat setelah dilakukan
biopsy, maka akan Nampak perdarahan pada jaringan lunak yang memberikan kesan gambaran
suatu keganasan pada jaringan lunak.
Dikenal dua metode pemeriksaan biopsy, yaitu:
a. Biopsy tertutup, dengan menggunakan FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) untuk melakukan
sitodiagnosis. Merupakan salah satu cara biopsy untuk melakukan diagnosis pada tumor.
Keuntungan dari FNAB adalah:
1) Tidak perlu perawatan
2) Risiko komplikasi kecil
3) Mencegah penyebaran tumor
4) Cepat mendapatkan hasil
b. Biopsy terbuka adalah metode biopsy melalui tindakan operatif.
Keunggulannya yaitu dapat diambil jaringan yang lebih besar untuk pemeriksaan histologik
dan pemeriksaan ultramikroskopik, mengurangi kesalahan pengambilan jaringan dan
mengurangi kecenderungan perbedaan diagnostic tumor jinak dan tumor ganas seperti antara
enkodroma dan kondrosarkoma, osteoblastoma dan osteosarkoma. Biopsy terbuka tidak boleh
dilakukan bila dapat menimbulkan kesulitan pada prosedur operasi berikutnya, misalnya pada
reseksi en-bloc. . (Brunner & Suddarth. 2006)

I. Penatalaksanaan

Terapi pada kanker kulit terdiri dari terapi pembedahan dan non pembedahan.
1. Terapi pembedahan terdiri dari pembedahan dengan eksisi, pembedahan dengan menggunakan
teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS), curretage and cautery, dan cryosurgery.
a. Pembedahan dengan eksisi
Pada teknik ini , tumor di eksisi beserta dengan jaringan normal disekitarnya dengan batas yang
telah ditentukan sebelumnya untuk memastikan seluruh sel kanker sudah terbuang.
b. Pembedahan dengan teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS)
Mohs Micrographic Surgery (MMS) adalah sebuah teknik pembedahan yang pertama kali
dilakukan oleh Frederic Mohs di tahun 1940. Pada teknik ini , tumor di eksisi beserta dengan
jaringan normal disekitarnya dengan batas yang telah ditentukan sebelumnya. Indikasi
penggunaan teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS) antaralain: Lokasi tumor : terutama di
bagian tengah wajah, sekitar mata, hidung,dan telinga. Ukuran tumor : berapapun, tapi
khususnya >2cm. Subtipe histologi : morfoik, infiltratif, mikronodular, dan subtipe basoskuamosa.
Definisi batas tumor yang kurang baik melalui klinis. Lesi yang berulang (rekuren). Ada
keterlibatan perivaskular dan perineural.

c. Curretage and cautery


Merupakan metode tradisional dalam terapi pembedahan kanker kulit. Metode ini
merupakan metode kedua terbanyak yang dilakukan setelah metode eksisi. Curretage and
cauterybila dilakukan untuk terapi pada lesi yang terdapat di wajah akan mengakibatkan angka
rekurensi yang tinggi, sehingga merupakan suatu kontraindikasi.
d. Cryosurgery
Cryosurgery menggunakan cairan nitrogen dalam temperatur-50 hingga -60 º C untuk
menghancurkan sel kanker. Teknik double freeze direkomendasikan untuk lesi yang terdapat di
wajah. Fractional cryosurgery direkomendasikan untuk lesi yang berukuran besar dan lokasinya
tersebar. Keberhasilan dari teknik ini tergantung dari seleksi jaringan dan kemampuan operator.
e. Photodynamic therapy
Photodynamic therapy melibatkan penggunaan reaksi fotokimia dimediasi melalui interaksi
agen photosensitizing, cahaya, dan oksigen. Karena fotosensitizer diarahkan secara langsung
ditargetkan pada jaringan lesi, photodynamic therapy dapat meminimalkan kerusakan pada
struktur sehat berdekatan. Metode ini efektif untuk lesi pada wajah dan kulit kepala yang bersifat
primer dan superfisial.

2. Radiasi
Radiasi menggunakan sinar x-ray dengan energi tinggi untuk membunuh sel
kanker. Dikatakan bahwa, radiasi bukanlah untuk menyembuhkan kanker, melainkan
sebagai terapi adjuvan setelah pembedahan untuk mencegah rekurensi dari sel kanker atau
untuk mencegah metastasis.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah metode dengan menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel
kanker khusus pada tipe Melanoma Maligna. Hal ini disebabkan karena sifat dari Melanoma
Maligna yang sering melakukan metastasis ke organ lain. Beberapa jenis obat kemoterapi yang
digunakan adalah Dacarbazine (DTIC), Cisplatin yang dikombinasikan dengan Vinblastine,
Temozolomide (Temodar), dan Paclitaxel.

4. Terapi biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara langsung
ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi
terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk melanoma meliputi
paksin, injeksi bskterium yang diketahui sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan enggunaan
interperon, interleunkin, dan antibiotic monoclonal.
Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan
vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system imun untuk mengenal melanoma dan oleh
karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut.
Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik dari system imun dan sedang dipelajari
sebagai terapi untuk asien-pasien fase awal. Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG secara
langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi.

J. Komplikasi Kanker Kulit

Komplikasi yang terdapat terjadi antara lain : Selulitis adalah lesi kanker yang
terkontaminasi bakteri, tanda-tanda yang dapat dilihat pada kulit adalah tanda-tanda inflamasi
seperti rubor, kalor, dolor, dan functiolesa. Abses pada kulit. Penyebaran kanker ke organ lain
terutama pada jenis Melanoma Maligna yang merupakan tipe yang paling sering bermetastasis
ke organ lain dan dengan jarak yang jauh. Peningkatan resiko infeksi diakibatkan oleh kurangnya
higienitas saat perawatan lesi maupun saat proses pembedahan. Terjadi efek samping akibat
radioterapi seperti kulit terbakar, susah menelan, lemah, kerontokan rambut, nyeri kepala, mual
muntah, berat badan menurun, kemerahan pada kulit. Terjadi efek samping akibat kemoterapi
seperti anorexia, anemia aplastik, trombositopeni, leukopeni, diare, rambut rontok, mual muntah,
mulut kering, dan rasa lelah.

K. Prognosis Kanker Kulit

Prognosis Kanker kulit disesuaikan dengan masing-masing tipenya. Pada Karsinoma Sel
Basal prognosisnya cukup baik bila deteksi dan pengobatannya dilakukan secara cepat dan
tepat. Pada Karsinoma Sel Skuamosa prognosisnya tergantung pada diagnosis dini, cara
pengobatan dan keterampilan dokter, serta prognosis yang paling buruk bila tumor ditemukan
diatas kulit normal (de novo), sedangkan tumor yang ditemukan pada kepala dan leher
prognosisnya lebih baik Dari pada di tempat lain. Demikian juga prognosis yang ditemukan di
ekstrimitas bawah lebih buruk dari pada ekstrimitas atas. Pada Melanoma Maligna prognosis
penyakitnya adalah buruk. Yang mempengaruhinya adalah lokasi tumor primer, stadium, organ
yang telah terinfiltrasi (metastasis ke tulang dan hati lebih buruk Dari pada ke kelenjar getah
bening dan kulit), jenis kelamin (wanita lebih baik dari pada laki-laki), melanogen di urin (bila
terdapat melanogen di urin prognosisnya lebaih buruk), dan kondisi hospes (jika fisik lemah dan
imun menurun prognosisnya lebih buruk).
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identintas pasien.
a. Usia.
Lebih sering pada usia 15- 44 tahun, lebih meningkat pada usia 20 tahun yang selalu terpapar
sinar matahari.
b. Jenis kelamin.
Jenis kelamin pria dan wanita memiliki resiko yang sama untuk terjadinya kanker kulit, semua
tergantung pada aktifitas ( terpapar sinar UV) atau pekerjaan.
c. Pekerjaan.
Orang yang paling beresiko adalah orang yang berkulit cerah, berambut merah yang nenek
moyangnya berdarah celtic atau orang dengan warna kulit merah muda atau cerah di samping
orang yang sudah lama terkena sinar matahari tanpa terjadi perubahan warana kulit menjadi
coklat kekuningan.
Populasi lain yang beresiko adalah para pekerja di luar rumah (seperti petani, pelaut dan
pelayan) orang - orang yang terpajan sinar matahari untuk suatu periode waktu, Para pekerja
yang mengalami kontak dengan zat-zat tertentu (senyawa arsen, netra, batu bara, terserta, aspal
dan parafin) juga termasuk dalam kelompok yang beresiko.
2. Keluhan Utama.
Sesuai tanda dan gejala dan disertai nyeri.
3. Riwayat penyakit saat ini.
Adanya benjolan pada lokasi kanker (leher, wajah dan exstremitas) perubahan tahi lalatyang
semakin meluas dan koreng yang tak sembuh- sembuh.
4. Riwayat penyakit dahulu.
Orang yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat mengalami kanker
kulit setelah 20 hingga 40 tahun kemudian.Ulkus yang lama pada ekstrenitas bahwa juga dapat
menjadi lokasi asal kanker kulit.
5. Riwayat penyakit keluarga.
Ada tidaknya dari pihak keluarga yang mengalami hal yang sama pada pasien.
B. Pemeriksaan fisik.
1. Tanda- tanda vital.
Tekanan darah, nadi, respirasi cenderung mengalami penurunan karena proses metastasis
kanker yang mempegaruhi system tubuh dan pada suhu mengalami peningkatan karna sebagai
tanda inflamasi.
2. Pemeriksaan persistem (B1- B6)
a. B1 (pernapasan)
Kanker kulit pada stadium awal tidak mempegaruhi system pernapasan, namun pada
stadium 3 atau sudah metastasis di paru- paru makan pernapasan akan mengalami gangguan
yang di tandai dengan sesak.
b. B2 ( cardiovaskuler)
Ada beberapa gangguan diantaranya ketika kanker bermetatasis melalui pembuluh
darah makan system kerja jantung akan terganggu.
c. B3 ( persarapan)
Pusing, nyeri, atau derajat nyeri bervariasi mis : ketidak nyamanan ringan sampai nyeri
berat (dihubungkan dengan proses penyakit).
d. B4 (perkemihan)
Perubahan pada pola defekasi, mis : Perubahan eliminasi urinarius, nyeri / rasa terbakar
pada saat berkemih, hematuri, sering berkemih.
e. B5 (pencernaan)
Tergantung pada proses metastasis kanker. Biasanya ditemukan perdarahan pada
feses.
f. B6 (muskulosletal)
Biasanya ditemukan pada kulit bagian ekstremitas, sehingga rasa nyeri di ekstremitas
ditemukan.

3.Pemeriksaan integument (pemeriksaan tambahan)


Pada integument pemeriksaan didapat sesuai tanda gejala kanker kulit yang telah disebutkan.

C. Diangnosa keperawatan dan intervensi


1. Nyeri akut berhubungan dengan kompresi/ destruksi jaringan saraf, obstruksi jaringan saraf atau
inflamasi serta efek samping berbagai agen terapi saraf.Ancietas b.d prognosis penyakit
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker), ancaman kematian, pola interaksi.
3. Gangguan harga diri berhubungan dengan biofisik (kecacatan bedah, efek kemoterapi,
penurunan BB, impoten, nyeri tidak terkontrol, kelelahan berlebihan atau sterilitas, psikososial
(ancaman kematian, perasaan kurang terkontrol, ragu tentang penerimaan, takut atau
kehilangan).
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik, konsekuensi,
kemoterapi, radiasi, pembedahan, distress emosional, keletihan , atau control nyeri buruk.
5. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan status hipermetabolik, kerusakan
masukan cairan, kehilangan cairan berlebihan (luka, selang indwelling).
6. Resiko tinggi terjadi kerusakan intregitas kulit atau jaringan berhubungan dengan efek radiasi,
kemoterapi, perubahan imunologis, perubahan status nutrisi atau anemia.

N Diagnose Tujuan Kriteria Intervensi Rasional


o Keperawatan Hasil
1. Nyeri akut Setelah 1. Pasien 1. Observasi nyeri, 1.Informasi
berhubungan dilakukan mampu frekuensi, durasi memberikan
dengan perawatan menjelaskan dan intensitas dasar untuk
kompresi/destruk selama 1x24 karakteristik (skala 1-10), sertamengevaluasi
si jaringan saraf, jam nyeri nyerinya tindakan nyeri kebutuhan atau
obstruksi jaringan pasien 2. Pasien yang digunakan. keefektifan
saraf atau menurun menilai nyeri intervensi.
inflamasi serta (dalam menggunaka2. Evaluasi terapi 2. Ketidak
efek samping rentang n skala tertentu, misal nyamanan
berbagai agen normal skala
3. Pasien pembedahan, adalah umum
terapi saraf. nyeri 1-3) mengatakan radiasi, (misal nyeri
perasaan kemoterapi, insisi, kulit
nyaman bioterapi. Ajarkan terbakar, nyeri
berkurangnya pada klien/orang punggung
nyeri terdekat apa yang bawah, sakit
diharapkan. kepala).
Terbantu pada
prosedur yang
digunakan.
3. Tingkatkan 3. Meningkatkan
kenyamanan relaksasi dan
dasar (misal membantu
tehnik relaksasi, memfokuskan
visualisasi, kembali
bimbingan perhatian.
imajinasi) dan
aktivitas hiburan 4. Memungkinkan
(misal music, klien untuk
televisi). berpartisipasi
4. Dorong secara aktif dan
penggunaan meningkatkan
keterampilan rasa control.
managemen nyeri
(misal tehnik
relaksasi, 5. Tujuannya
visualisasi, adalah control
bimbingan nyeri
imajinasi). maksimum
Tertawa, music dengan
dan sentuhan pengaruh
terapeutik. minimum pada
5. Evaluasi aktifitas
penghilang nyeri kegiatan sehari-
atau control. hari (AKS).
6. Untuk
menurunkan
nyeri pasien

6. Berikan analgesik
sesuai indikasi
dan advis dokter.

2. Ansietas Setelah 1. Pasien 1. Tinjau ulang 1. Membantu


berhubungan dilakukan melaporkan pengalaman klien dalam
dengan krisis perawatan perasaan sebelum mengidentifikasi
situasi (kanker), selama 3x24 ansietas dan menglami kanker. rasa takut dan
ancaman jam kondisi factor kesalahan
kematian, pola ancietas penyebabnya konsep
interaksi. pasien 2. Pasien berdasarkan
menurun. mampu 2. Dorong klien pada
mempertahan untuk pengalaman
kan pola mengungkapkan dengan kanker.
tidur dan perasaannya. 2. Memberikan
nutrisi yang kesempatan
normal. untuk
3. Ancietas mengidentifikasi
pasien 3. Pertahankan rasa takut,
menurun. kontak sering realisasi serta
dengan klien. kesalahan
Berikan sentuhan konsep tentang
jika diagnosis.
memungkinkan. 3. Memberikan
4. Berikan keyakinan
informasi akurat, bahwa klien
konsisten tidak sendiri
mengenai atau ditolak.
prognosis. 4. Dapat
menurunkan
ansietas dan
5. Tingkatkan rasa memungkinkan
dan lingkungan klien membuat
tenang. keputusan
berdasarkan
realita.
5. Memudahkan
istirahat,
menghemat
energy, dan
meningkatkan
kemampuan
koping.
3. Gangguan harga Selama 1. Pasien 1. Diskusikan 1. Membantu
diri berhubungan dilakukan mengungkap dengan dalam
dengan biofisik perawatan akan klien/orang memastikan
(kecacatan bedah, kondisi bagaimana terdekat masalah untuk
efek kemoterapi, pasien kondisi harga bagaimana memulai proses
penurunan BB, membaik dirinya saat diagnosis dan pemecahan
impoten, nyeri ini. pengobatan yang masalah.
tidak terkontrol, 2. Pasien memengaruhi
kelelahan terlihat kehidupan pribadi
berlebihan atau percaya klien dan aktivitas
2.
Bimbingan
sterilitas, dirinya kerja. antipasti dapat
psikososial meningkat 2. Tinjauan ulang membantu klien
(ancaman efek samping atau orang
kematian, yang diantisipasi terdekat melalui
perasaan kurang berkenaan dengan proses adaptasi
terkontrol, ragu pengobatan pada status baru
tentang tertentu, termasukdan menyiapkan
penerimaan, takut kemungkinan untuk beberapa
atau kehilangan). efek pada efek samping,
aktivitas seksual misal membeli
dan rasa wig sebelum
ketertarikan/keingmenjalin
inan, misal radioterapi,
alopesia, jadwal waktu
kecacatan bedah. libur kerja,
Beri tahu klien memberikan
bahwa tidak rujukan pada
semua efek resiko
samping terjadi. perubahan
seksual.
3. Dapat
membantu
menurunkan
3. Dorong klien masalah yang
untuk memengaruhi
mendiskusikan penerimaan
tentang masalah pengobatan atau
efek merangsang
kanker/pengobata kemajuan
n pada peran penyakit.
sebagai ibu rumah4. Memvalidasi
tangga, orang tua realita perasaan
dan sabagainya. dan memberikan
4. Akui kesulitan izin untuk
yang mungkin melakukan
dialami klien. tindakan apapun
Berikan informasi perlu dalam
bahwa konseling mengatasi apa
sering perlu dan yang terjadi.
penting dalam 5. Membantu
proses adaptif. merencanakan
peralatan saat di
rumah sakit
5. Evaluasi strutur setelah pulang.
pendukung yang
ada dan
digunakan oleh
klien/orang
terdekat.
4. Nutrisi kurang Setelah 1. BB pasien 1. Pantau intake 1. Mengidentifikas
dari kebutuhan dilakukan mengalami makanan setiap i
tubuh perawatan peningkatan hari, biarkan klien kekuatan/defisie
berhubungan selama 7x242. Pasien menyimpan buku nsi nutrisi.
dengan status jam kondisi mampu harian tentang
hipermetabolik, nutrisi mengkonsum makanan sesuai
konsekuensi, pasien si makanan indikasi. 2.Membantu
kemoterapi, meningkat habis 2. Ukur tinggi dalam
radiasi, 3. Pasien badan (TB), berat identifikasi mal
pembedahan, mampu baan (BB), dan nutrisi protein
distress makan ketebalan lipatan sampai kalori,
emosional, dengan kulit trisep atau khususnya bila
keletihan , atau sendiri tanpa dengan BB dan
control nyeri didorong antrokometrik pengukuran
buruk. lainnya. Pastikan antropometrik
jumplah kurang dari
penurunan BB normal.
saat ini. 3. Kebutuhan
metabolic
3. Dorong klien jaringan
untuk makan ditingkatkan,
dengan diet tinggi begitu juga
kalori kaya cairan untuk
nutrient, dengan menghilangkan
intake cairan yang produk sisa.
adekuat. Dorong Suplemen
penggunaan berguna untuk
supplement dan mempertahanka
makan sedikit n, masukkan
terapi sering. kalori dan
protein.
4. Aktifitas
penilaian diet
4. Nilai diet sangat
sebelum dan individual
setelah dalam
pengobatan misal mengurangi
makanan cairan mual paska
dingin, bubur terapi. Klien
kering, roti harus mencoba
krekes, minuman untuk
berkarbonat. menemukan
Berikan cairan 1 solusi atau
jam sebelum atau kombinasi
sesudah makan. terbaik.
5. Kontrol factor 5. Dapat
lingkungan, misal meningkatkan
bau atau tidak respons
sedap atau bising. mual/muntah.
Hindari makanan
terlalu manis,
berlemak atau
makan pedas. 6. Untuk
6. Berikan obat meningkatkan
sesuai dengan nafsu makan,
indikasi mengurangi
mual, dsn
pemenuhan
nutrisi.
5. Resiko tinggi Selama 1. Pasien 1. Pantau masukan 1. Keseimbangan
kekurangan dilakukan mempertahan dan keluaran, cairan negative
volume cairan perawatan kan kondisi berat jenis; yang terus
berhubungan pasien tidak TTV dalam masukkan semua menerus dapat
dengan status menunjukka batas normal sumber keluaran, menurunkan
hipermetabolik, n adanya 2. Pasien misal muntah, haluaran renal
kerusakan dehidrasi mampu diare, luka basah. dan konsentrasi
masukan cairan, mempertahan Hitung urine. Hal ini
kehilangan cairan kan BB keseimbangan menunjukkan
berlebihan (luka, sesuai cairan 24 jam. terjadinya
selang dengan TB dehidrasi dan
indwelling). dan usia. perlunya
3. Turgor kulit peningkatan
pasien bagus penggantian
4. Pasien 2. Timbang berat cairan.
mempertahan badan sesuai 2. Pengukuran
kan kadar indikasi. sensitive
elektrolit. terhadap
3. Pantau tanda fluktruasi
vital, evaluasi, keseimbangan
nadi perifer dan cairan.
pengisian kapiler.3. Menunjukkan
4. Observasi turgor keadekuatan
kulit dan volume
kelembapan sirkulasi.
membrane 4. Indicator tidak
mukosa. langsung dari
Perhatikan status hidrasi
keluhan haus. atau derajat
5. Dorong kekurangan.
peningkatan, 5. Membantu
masukkan cairan dalam
sampai 3000 memelihara
ml/hari sesuai kebutuhan
toleransi individu cairan dan
menurunkan
resiko efek
samping
membahayakan,
sistitis hemoragi
pada klien yang
mendapat
siklofosfamit.
6. Resiko tinggi Selama 1. Suhu tubuh 1. Tingkatan 1. Lindungi klien
terjadi infeksi dilakukan pasien dalam prosedur mencuci dari sumber
berhubungan perawatan batas normal tangan yang baik infeksi seperti
dengan pasien tidak2. dengan staf pengunjung dan
pertahanan menunjukka pengunjung staf yang
sekunder tidak n tanda – sebelum dan mengalami ISK.
adekuat, tanda setelah 2. Mengurangi
malnutrisi, proses terjadinya bersentuhan resiko sumber
penyakit kronis infeksi dengan klien. infeksi dan atau
atau prosedur 2. Tekanan hygiene pertumbuhan
invasive. personal. sekunder.
3. Peningkatan
suhu terjadi
3. Pantau suhu karena berbagai
tubuh pasien. factor.
4. Pengenalan dini
dan intervensi
4. Pantau semua segera dapat
sistem, misal mencegah
kulit, pernafasan, progresi pada
genitaurineira situasi atau
dari adanya gejala sepsis yang
atau tanda infeksi lebih serius.
secara continue. 5. Menurunkan
tekanan dan
5. Ubah posisi iritasi pada
dengan sering, jaringan dan
pertahankan mencegah
klinen kering dan kerusakan kulit.
bebas kerutan.
7. Resiko tinggi Selama 1. Pasien tidak1. Pantau kulit 1. Efek kemerahan
terjadi kerusakan dilakukan mengalami dengan sering dapat terjadi
intregitas kulit perawatan kerusakan terdapat efek pada area
atau jaringan pasien tidak kulit samping terapi radiasi.
berhubungan mengalami 2. Pasien kanker, Deskuamasi
dengan efek kerusakan mempertahan perhatikan kering
radiasi, integritas akan asupan kerusakan atau (kekeringan
kemoterapi, kulit dan haluaran lembatnya pruritus).
perubahan cairan secara penyembuhan
imunologis, adekuat luka. Tekankan
perubahan status pentingnya
nutrisi atau melaporkan area 2. Mempertahanka
anemia. terbuka pada n tanpa
member komunitas kulit.
perawatan. 3. Membantu
2. Mandikan klien friksi atau
dengan air hangat trauma kulit.
dan sabun ringan.
3. Dorong klien
untuk 4. Meningkatkan
menghindari sirkulasi dan
menggaruk dan mencegah
menepuk kulit makanan pada
yang kering. kulit atau
4. Ubah posisi klien jaringan yang
dengan sering. tidak perlu.
5. Dapat
meningkatkan
iritasi reaksi
secara nyata.
5. Anjurkan klien
untuk
menghindari krim
kulit apapun
kecuali atas izin
dokter.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Kanker kulit merupakan bentuk penyakit yang paling sering ditemukan di Amerika
Serikat. Jika angka insidensinya tetap berlanjut seperti sekarang, diperkirakan seperdelapan
penduduk Amerika yang berkulit cerah akan menderita kanker kulit, khususnya karsinoma sel
basal.
Etiologi Pajanan sinar matahari merupakan penyebab utama kanker kulit, insidensinya
berhubungan dengan jumlah total pajanan sinar matahari. Kerusakan akibat sinar matahari
bersifat kumulatif dan efek berbahaya dapat mencapai taraf yang berat pada usia 20 tahun.
Peningkatan insidensi kanker kulit kemungkinan disebabkan olehperubahan gaya hidup dan
kebiasaan orang untuk berjemur serta melakukan aktivitas di bawah sinar matahari.
B. Saran
Pajanan sinar matahari merupakan etiologi utama dari pertumbuhan sel kanker pada
kulit, sehingga kita perlu memperhatikan kondisi kulit kita saat terpapar matahari. Angka kejadia
kanker kulit yang terus meningkat harus mendapat perhatian dari tenaga kesehatan, sehingga
edukasi pada masyarakat dapat tercapai dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner. Suddarth. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta : EGC.
David servan. Schreiber.2010. Hidup Bebas Kanker. Bandung : Qanita.
Judith M, Wilkinson & Nancy R Ahern. 2012. Buku Saku Diangnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta EGC.
Made Putri Hendaria, Asmarajaya & Sri Maliawan. Jurnal Kesehatan PDF Kanker kulit. Bagian Ilmu
Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar. Diakses 27 nov- 2013
Muttaqin Arif. Sari Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: Salemba
Medika.
Nanda international, 2012-2014. Diangnosa Keperawatan Definisi dan klasifikasi. Jakarta: EGC.
Sylvia A. Price. Lorraine M. 1995. Patofisiologi Konsep klinis Proses- Proses Penyakit buku 2 edisi 4.
Jakarta : EGC.
Rahayu. Wahyu.2002. Mengenal Mencegah Dan Mengobati 35 Jenis Kanker. Jogjakarta : Victoria inti
Cipta

Anda mungkin juga menyukai