Pengertian Kanker
Kanker terjadi jika sel-sel membelah diri secara tidak terkendali, sel- sel abnormal ini
dapat menyerang jaringan di sekitarnya atau berpindah berpindah ke lokasi yang jauh dengan
cara memasuki aliran darah atau sistem limfatik. Agar tubuh manusia dapat berfungsi dengan
normal, setiap organ harus memiliki sejumlah sel tertentu. Namun, sel-sel dalam sebagian besar
organ mempunyai masa hidup yang pendek, dan agar organ bisa terus berfungsi, tubuh harus
mengganti sel-sel yang hilang melalui proses pembelahan sel. Pembelahan sel dikendalikan
oleh gen-gen yang terletak di dalam inti sel. Inti sel ini berfungsi seperti buku instruksi, yang
memerintahkan sel jenis protein apa yang harus dibuat, bagaimana pembelahan berlangsung
dan berapa lama usia hidupnya. Kode genetik ini dapat rusak karena sejumlah faktor, yang
mengakibatkan kesalahan di dalam buku instruksi. Kesalahan ini dapat merubah drastis cara
kerja sel. Bukannya mati, sel akan terus membelah diri dan akan terus hidup.
Sel-sel kanker membutuhkan gizi untuk hidup dan tumbuh. Ada banyak jenis kanker yang bisa
menstimulasi pertumbuhan pembuluh darah untuk menyediakan makanan yang dibutuhkan sel-
sel kanker.
Sebenarnya, kata kanker berasal dari kata Latin Cancri, yang berarti kepiting. Orang di
masa lalu menganggap pembuluh-pembuluh darah besar yang mengelilingi gumpalan tumor
tampak seperti jepit dan kaki kepiting.
Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh terganggunya kontrol regulasi
pertumbuhan sel-sel normal. Sebagai bukti dari terganggunya kontrol regulasi sel-selnya, kanker
memiliki perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan sel-sel normal dalam tubuh kita:
1. Sel kanker tak mengenal program kematian sel yang dikenal dengan nama apoptosis. Apoptosis
sangat dibutuhkan untuk mengatur berapa jumlah sel yang dibutuhkan dalam tubuh kita, yang
mana semuanya fungsional dan menempati tempat yang tepat dengan umur tertentu. Bila telah
melewati masa hidupnya, sel-sel normal (nonkanker) akan mati dengan sendirinya tanpa ada
efek peradangan (inflamasi). Sel kanker berbeda dengan karakteristik tersebut.
2. Sel kanker tidak mengenal komunikasi ekstra seluler atau asosial. Komunikasi ekstra seluler
diperlukan untuk menjalin koordinasi antar sel sehingga mereka dapat saling menunjang fungsi
masing-masing. Dengan sifatnya yang asosial, sel kanker bertindak semaunya sendiri tanpa
peduli apa yang dibutuhkan oleh lingkungannya.
3. Sel kanker mampu menyerang jaringan lain (invasif), merusak jaringan tersebut dan tumbuh
subur di atas jaringan lain.
4. Untuk mencukupi kebutuhan pangan dirinya sendiri, sel kanker mampu membentuk pembuluh
darah baru (neoangiogenesis) meski itu tentunya dapat mengganggu kestabilan jaringan tempat
ia tumbuh.
5. Sel kanker memiliki kemampuan dalam memperbanyak dirinya sendiri (proliferasi) meski
seharusnya ia sudah tak dibutuhkan dan jumlahnya sudah melebihi kebutuhan yang seharusnya.
Kanker berkembang melalui serangkaian proses yang disebut karsinogenesis. Dari
pernyataan tersebut jelaslah bahwa kanker bukanlah penyakit langsung jadi• melainkan
penyakit yang timbul akibat akumulasi atau penumpukan kerusakan-kerusakan tertentu dalam
tubuh kita.
Karsinogenesis pada dasarnya dibagi menjadi dua tahap utama yaitu inisiasi dan
promosi, namun beberapa literatur menambahkan bahwa tahap promosi kanker diikuti oleh
proliferasi, metastasis dan neoangiogenesis.
Tahap inisiasi ialah tahap dimana agen karsinogenik (zat yang dapat menimbulkan kanker) mulai
bekerja mengubah susunan DNA fungsional atau yang lebih populer dengan nama GEN
sehingga gen itu menjadi berbeda dengan semestinya atau terjadi mutasi. Biasanya gen yang
berubah susunannya adalah gen yang berfungsi untuk menekan pertumbuhan tumor (tumor
suppressor gene), misalnya saja gen p53.
Agen karsinogenik banyak sekali macamnya dan secara umum sangat berkaitan
dengan pola makan dan pola hidup manusia, seperti paparan sinar ultra violet, radiasi sinar
gamma, asbestos, merkuri, asap kendaraan bermotor, asap rokok, bahan pengawet makanan
seperti natrium benzoat, pewarna makanan misalnya rhodamin, tak ketinggalan pula bumbu
masakan sintesis (penyedap masakan) yaitu MSG (Monosodium/Mononatrium Glutamat) yang
makin hari makin beragam dan makin banyak digunakan karena harganya yang relatif murah
dan tersedia dalam berbagai rasa buatan. Ditambah dengan cara pemakaian yang jauh lebih
praktis daripada bumbu dapur alami, makin lengkaplah alasan kebanyakan konsumen saat ini
untuk menggunakan bumbu sintetis itu.
B. Pengertian kanker kulit
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang
tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh
yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam
sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinoma
sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). (Ajoemedi
soemardi, 2006)
Kanker kulit merupakan bentuk penyakit yang paling sering ditemukan di Amerika
Serikat. Jika angka insidensinya tetap berlanjut seperti sekarang, diperkirakan seperdelapan
penduduk Amerika yang berkulit cerah akan menderita kanker kulit, khususnya karsinoma sel
basal. Karena kulit mudah diinspeksi, kanker kulit akan tampak serta terdeteksi dengan mudah
dan merupakan tipe kanker yang pengobatannya paling berhasil.
ABCD Formula untuk Kanker kulit. Akademi Dermatologi Amerika mengembangkan
ABCD Formula sebagai petunjuk dalam menentukan lesi mana yang bersifat abnormal guna
menjamin investigasi lebih lanjut, ABCD Formula adalah sebagai berikut :
1. A : Asymetry (A simetris). Setengah bagaian dari lesi kulit tidak bersesuaian dengan yang lain.
2. B : Border irregularity (batasan yang tidak reguler). Bagian tepi dari lesi kulit seperti kulit kerang
atau tidak rata.
3. C : Color (warna). Pigmentasi yang bervariatif pada lesi. Bayangan coklat kekuningan, coklat
dan hitam. Merah, putih dan biru dimungkinkan juga terdapat sebagai penampakan noda.
4. D : Diameter. Lesi meningkat dalam ukuran atau diameter dari lesi lebih besar dari 6
mm. (Fuller, 2000)
C. Macam- macam jenis kanker kulit.
Tumor-tumor ganas kulit yang paling sering ditemukan adalah :
1. Karsinoma Sel Basal (Basalioma)
adalah tipe kanker kulit terbanyak bersifat local invasif, jarang bermetastasis namun tetap
memiliki peluang untuk menjadi maligna karena dapat merusak dan
menghancurkan jaringan sekitar. Karsinoma Sel Basal muncul akibat radiasi sinar ultraviolet,
biasanya di bagian wajah. Karsinoma Sel Basal jarang menyebabkan kematian serta mudah
diterapi dengan pembedahan maupun radiasi.
2. Karsinoma Sel Skuamosa
adalah tipe kedua terbanyak setelah Karsinoma Sel Basal, berasal dari sel skuamosa pada
lapisan epidermis kulit. Karsinoma Sel Skuamosa bermetastasis lebih sering dari Karsinoma Sel
basal, namun angka metastasisnya tidak terlalu tinggi kecuali pada telinga, bibir, dan pasien
imunosupresi.
3. Melanoma Maligna
adalah tumor yang berasal dari melanosit, merupakan salah satu tumor yang paling ganas pada
tubuh dengan resiko metastasis yang tinggi. Melanoma Maligna dapat dibagi menjadi empat
yaitu : Superficial Spreading Melanoma (SSM), Nodular Melanoma (NM), Lentigo Malignant
Melanoma, dan Acral Lentiginous Melanoma (ALM).
4. Karsinoma Planocellulare (Squamous-cell cancer)
adalah tipe terbesar kedua dan mulai tumbuh dalam sel-sel skuamosa bagian epidermis kulit.
Kanker jenis ini tumbuh dan berkembang lebih cepat dibanding dengan sel basal dan
bermetastase sekitar 2 %. Akan tetapi, karsinoma yang tumbuh pada bibir atau pada luka bakar
atau jaringan parut sinar X bermetastase skitar 20 % (Dale, 2000)
F. Etiologi.
Pajanan sinar matahari merupakan penyebab utama kanker kulit, insidensinya
berhubungan dengan jumlah total pajanan sinar matahari. Kerusakan akibat sinar matahari
bersifat kumulatif dan efek berbahaya dapat mencapai taraf yang berat pada usia 20 tahun.
Peningkatan insidensi kanker kulit kemungkinan disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan
kebiasaan orang untuk berjemur serta melakukan aktivitas di bawah sinar matahari. Tindakan
protektif harus dilakukan sepanjang hidup.
Orang yang tidak memproduksi (pigmen) melanin dengan jumlah yang cukup didalam
kulit untuk melindungi jaringan dibawahnya sangat rentan terhadap kerusakan akibat sinar
matahari. Orang yang paling beresiko adalah orang yang berkulit cerah, berambut merah yang
nenek moyangnya berdarah celtic atau orang dengan warna kulit merah muda atau cerah di
samping orang yang sudah lama terkena sinar matahari tanpa terjadi perubahan warana kulit
menjadi coklat kekuningan.
Populasi lain yang beresiko adalah para pekerja di luar rumah (seperti petani, pelaut dan
pelayan) orang - orang yang terpajan sinar matahari untuk suatu periode waktu. Orang
berusia lanjut dengan kulit yang rusak karena sinar matahari juga merupakan kelompok lainnya
merupakan resiko seperti halnya mereka yang mendapat tetapi sinar –X untuk pengobatan
agne atau lesi benigna kulit.
Para pekerja yang mengalami kontak dengan zat-zat tertentu (senyawa arsen, netra,
batu bara, terserta, aspal dan parafin) juga termasuk dalam kelompok yang beresiko. Orang
yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat mengalami kanker kulit setelah 20
hingga 40 tahun kemudian. Kanker sel skuamosa dapat dijumpai pada daerah osteomielitis
yang mengeluarkan secret secara kronik karena perubahan neoplastic karena terjadi di dalam
fistualannya.Ulkus yang lama pada ekstrenitas bahwa juga dapat menjadi lokasi asal kanker
kulit. dalam kenyataannya, setiap keadaan yang menyebabkan pembentukan sikatik atau iritasi
kronik dapat menimbulkan penyakit kanker. Pasien yang system kekebalannya terganggu jika
memperlihatkan insidensi tumor malaknan kulit yang meningkat, Faktor-faktor genetic juga ikut
terlibat.
Kanker kulit merupakan kanker yang paling nampak gejalanya karena kanker kulit itu ada
dibagian terluar dari tubuh kita. Kanker kulit biasanya diawali dari sebuah bentol atau tompel di
bagian kulit tersebut. Kanker kulit pada hakikatnya merupakan keganasan dari sel-sel yang
berkembang tak terkendali. Sel-sel tersebut akan merusak jaringan-jaringan kulit. Selain itu, sel-
sel kanker tersebut tidak akan pernah mati meskipun telah memasuki usia penghujung. Karena
itu terjadi penumpukan di jaringan kulit yang akhirnya menjadi suatu benjolan. Kanker kulit ini
sangat berbahaya karena bisa menyebar ke daerah atau organ lainnya di dalam tubuh. Untuk
mengatasi hal ini, pengobatan konvensional dan terapi biologis bekerjasama untuk saling
mengobati kanker kulit tersebut.
H. Pemeriksaan Diagnostik
Penyakit kanker kulit berbeda dengan penyakit lain, penyakit kanker kulit atau penyakit
kulit dapat dilihat langsung dengan mata pemeriksa. Metode pemeriksaannya dapat dilakukan
dengan cara melakukan anamnesis riwayat penyakit. Dan dengan cara melakukan penyayatan
mole yang kemudian diamati dibawah Mikroskop. Dapat juga dilakukan diangnosis dengan laser.
Dapat menanggkap gambar tiga dimensi dari perubahan kimia dan struktur yang telah
berlangsung dibawah permukaan kulit manusia. Melihat kelainan kulit yang menonjol pada
ukurannya lebih besar dari 2,5 cm.
1. Pemeriksaan dermoskopi
Dermoskopi adalah suatu metode non invasif yang memungkinkan dalam evaluasi warna
dan struktur epidermis secara mikro (histologis) yang tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang. Evaluasi penyebaran warna dari lesi dan struktur histologis dapat membedakan
apakah lesi tersebut jinak atau ganas terutama pada lesi kulit berpigmen. Hal yang diperhatikan
adalah ABCDE (asymmetry, irregular borders, multiple colors, diameter >6 mm, enlarging
lesion), bila hal tersebut didapatkan pada lesi yang diperiksa, kemungkinan lesi tersebut bersifat
ganas (karsinoma).
2. Pemeriksaan Biopsi
Tujuannya untuk memperoleh material yang cukup untuk pemeriksaan histologis, untuk
membantu menetapkan diagnosis, serta staging tumor (menentukan keganasan). Waktu
pelaksanaan biopsy sangat penting sebab dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan radiologis
yang dipergunakan pada staging. Apabila pemeriksaan CT-Scan dibuat setelah dilakukan
biopsy, maka akan Nampak perdarahan pada jaringan lunak yang memberikan kesan gambaran
suatu keganasan pada jaringan lunak.
Dikenal dua metode pemeriksaan biopsy, yaitu:
a. Biopsy tertutup, dengan menggunakan FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) untuk melakukan
sitodiagnosis. Merupakan salah satu cara biopsy untuk melakukan diagnosis pada tumor.
Keuntungan dari FNAB adalah:
1) Tidak perlu perawatan
2) Risiko komplikasi kecil
3) Mencegah penyebaran tumor
4) Cepat mendapatkan hasil
b. Biopsy terbuka adalah metode biopsy melalui tindakan operatif.
Keunggulannya yaitu dapat diambil jaringan yang lebih besar untuk pemeriksaan histologik
dan pemeriksaan ultramikroskopik, mengurangi kesalahan pengambilan jaringan dan
mengurangi kecenderungan perbedaan diagnostic tumor jinak dan tumor ganas seperti antara
enkodroma dan kondrosarkoma, osteoblastoma dan osteosarkoma. Biopsy terbuka tidak boleh
dilakukan bila dapat menimbulkan kesulitan pada prosedur operasi berikutnya, misalnya pada
reseksi en-bloc. . (Brunner & Suddarth. 2006)
I. Penatalaksanaan
Terapi pada kanker kulit terdiri dari terapi pembedahan dan non pembedahan.
1. Terapi pembedahan terdiri dari pembedahan dengan eksisi, pembedahan dengan menggunakan
teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS), curretage and cautery, dan cryosurgery.
a. Pembedahan dengan eksisi
Pada teknik ini , tumor di eksisi beserta dengan jaringan normal disekitarnya dengan batas yang
telah ditentukan sebelumnya untuk memastikan seluruh sel kanker sudah terbuang.
b. Pembedahan dengan teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS)
Mohs Micrographic Surgery (MMS) adalah sebuah teknik pembedahan yang pertama kali
dilakukan oleh Frederic Mohs di tahun 1940. Pada teknik ini , tumor di eksisi beserta dengan
jaringan normal disekitarnya dengan batas yang telah ditentukan sebelumnya. Indikasi
penggunaan teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS) antaralain: Lokasi tumor : terutama di
bagian tengah wajah, sekitar mata, hidung,dan telinga. Ukuran tumor : berapapun, tapi
khususnya >2cm. Subtipe histologi : morfoik, infiltratif, mikronodular, dan subtipe basoskuamosa.
Definisi batas tumor yang kurang baik melalui klinis. Lesi yang berulang (rekuren). Ada
keterlibatan perivaskular dan perineural.
2. Radiasi
Radiasi menggunakan sinar x-ray dengan energi tinggi untuk membunuh sel
kanker. Dikatakan bahwa, radiasi bukanlah untuk menyembuhkan kanker, melainkan
sebagai terapi adjuvan setelah pembedahan untuk mencegah rekurensi dari sel kanker atau
untuk mencegah metastasis.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah metode dengan menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel
kanker khusus pada tipe Melanoma Maligna. Hal ini disebabkan karena sifat dari Melanoma
Maligna yang sering melakukan metastasis ke organ lain. Beberapa jenis obat kemoterapi yang
digunakan adalah Dacarbazine (DTIC), Cisplatin yang dikombinasikan dengan Vinblastine,
Temozolomide (Temodar), dan Paclitaxel.
4. Terapi biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara langsung
ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi
terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk melanoma meliputi
paksin, injeksi bskterium yang diketahui sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan enggunaan
interperon, interleunkin, dan antibiotic monoclonal.
Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan
vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system imun untuk mengenal melanoma dan oleh
karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut.
Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik dari system imun dan sedang dipelajari
sebagai terapi untuk asien-pasien fase awal. Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG secara
langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi.
Komplikasi yang terdapat terjadi antara lain : Selulitis adalah lesi kanker yang
terkontaminasi bakteri, tanda-tanda yang dapat dilihat pada kulit adalah tanda-tanda inflamasi
seperti rubor, kalor, dolor, dan functiolesa. Abses pada kulit. Penyebaran kanker ke organ lain
terutama pada jenis Melanoma Maligna yang merupakan tipe yang paling sering bermetastasis
ke organ lain dan dengan jarak yang jauh. Peningkatan resiko infeksi diakibatkan oleh kurangnya
higienitas saat perawatan lesi maupun saat proses pembedahan. Terjadi efek samping akibat
radioterapi seperti kulit terbakar, susah menelan, lemah, kerontokan rambut, nyeri kepala, mual
muntah, berat badan menurun, kemerahan pada kulit. Terjadi efek samping akibat kemoterapi
seperti anorexia, anemia aplastik, trombositopeni, leukopeni, diare, rambut rontok, mual muntah,
mulut kering, dan rasa lelah.
Prognosis Kanker kulit disesuaikan dengan masing-masing tipenya. Pada Karsinoma Sel
Basal prognosisnya cukup baik bila deteksi dan pengobatannya dilakukan secara cepat dan
tepat. Pada Karsinoma Sel Skuamosa prognosisnya tergantung pada diagnosis dini, cara
pengobatan dan keterampilan dokter, serta prognosis yang paling buruk bila tumor ditemukan
diatas kulit normal (de novo), sedangkan tumor yang ditemukan pada kepala dan leher
prognosisnya lebih baik Dari pada di tempat lain. Demikian juga prognosis yang ditemukan di
ekstrimitas bawah lebih buruk dari pada ekstrimitas atas. Pada Melanoma Maligna prognosis
penyakitnya adalah buruk. Yang mempengaruhinya adalah lokasi tumor primer, stadium, organ
yang telah terinfiltrasi (metastasis ke tulang dan hati lebih buruk Dari pada ke kelenjar getah
bening dan kulit), jenis kelamin (wanita lebih baik dari pada laki-laki), melanogen di urin (bila
terdapat melanogen di urin prognosisnya lebaih buruk), dan kondisi hospes (jika fisik lemah dan
imun menurun prognosisnya lebih buruk).
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identintas pasien.
a. Usia.
Lebih sering pada usia 15- 44 tahun, lebih meningkat pada usia 20 tahun yang selalu terpapar
sinar matahari.
b. Jenis kelamin.
Jenis kelamin pria dan wanita memiliki resiko yang sama untuk terjadinya kanker kulit, semua
tergantung pada aktifitas ( terpapar sinar UV) atau pekerjaan.
c. Pekerjaan.
Orang yang paling beresiko adalah orang yang berkulit cerah, berambut merah yang nenek
moyangnya berdarah celtic atau orang dengan warna kulit merah muda atau cerah di samping
orang yang sudah lama terkena sinar matahari tanpa terjadi perubahan warana kulit menjadi
coklat kekuningan.
Populasi lain yang beresiko adalah para pekerja di luar rumah (seperti petani, pelaut dan
pelayan) orang - orang yang terpajan sinar matahari untuk suatu periode waktu, Para pekerja
yang mengalami kontak dengan zat-zat tertentu (senyawa arsen, netra, batu bara, terserta, aspal
dan parafin) juga termasuk dalam kelompok yang beresiko.
2. Keluhan Utama.
Sesuai tanda dan gejala dan disertai nyeri.
3. Riwayat penyakit saat ini.
Adanya benjolan pada lokasi kanker (leher, wajah dan exstremitas) perubahan tahi lalatyang
semakin meluas dan koreng yang tak sembuh- sembuh.
4. Riwayat penyakit dahulu.
Orang yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat mengalami kanker
kulit setelah 20 hingga 40 tahun kemudian.Ulkus yang lama pada ekstrenitas bahwa juga dapat
menjadi lokasi asal kanker kulit.
5. Riwayat penyakit keluarga.
Ada tidaknya dari pihak keluarga yang mengalami hal yang sama pada pasien.
B. Pemeriksaan fisik.
1. Tanda- tanda vital.
Tekanan darah, nadi, respirasi cenderung mengalami penurunan karena proses metastasis
kanker yang mempegaruhi system tubuh dan pada suhu mengalami peningkatan karna sebagai
tanda inflamasi.
2. Pemeriksaan persistem (B1- B6)
a. B1 (pernapasan)
Kanker kulit pada stadium awal tidak mempegaruhi system pernapasan, namun pada
stadium 3 atau sudah metastasis di paru- paru makan pernapasan akan mengalami gangguan
yang di tandai dengan sesak.
b. B2 ( cardiovaskuler)
Ada beberapa gangguan diantaranya ketika kanker bermetatasis melalui pembuluh
darah makan system kerja jantung akan terganggu.
c. B3 ( persarapan)
Pusing, nyeri, atau derajat nyeri bervariasi mis : ketidak nyamanan ringan sampai nyeri
berat (dihubungkan dengan proses penyakit).
d. B4 (perkemihan)
Perubahan pada pola defekasi, mis : Perubahan eliminasi urinarius, nyeri / rasa terbakar
pada saat berkemih, hematuri, sering berkemih.
e. B5 (pencernaan)
Tergantung pada proses metastasis kanker. Biasanya ditemukan perdarahan pada
feses.
f. B6 (muskulosletal)
Biasanya ditemukan pada kulit bagian ekstremitas, sehingga rasa nyeri di ekstremitas
ditemukan.
6. Berikan analgesik
sesuai indikasi
dan advis dokter.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Kanker kulit merupakan bentuk penyakit yang paling sering ditemukan di Amerika
Serikat. Jika angka insidensinya tetap berlanjut seperti sekarang, diperkirakan seperdelapan
penduduk Amerika yang berkulit cerah akan menderita kanker kulit, khususnya karsinoma sel
basal.
Etiologi Pajanan sinar matahari merupakan penyebab utama kanker kulit, insidensinya
berhubungan dengan jumlah total pajanan sinar matahari. Kerusakan akibat sinar matahari
bersifat kumulatif dan efek berbahaya dapat mencapai taraf yang berat pada usia 20 tahun.
Peningkatan insidensi kanker kulit kemungkinan disebabkan olehperubahan gaya hidup dan
kebiasaan orang untuk berjemur serta melakukan aktivitas di bawah sinar matahari.
B. Saran
Pajanan sinar matahari merupakan etiologi utama dari pertumbuhan sel kanker pada
kulit, sehingga kita perlu memperhatikan kondisi kulit kita saat terpapar matahari. Angka kejadia
kanker kulit yang terus meningkat harus mendapat perhatian dari tenaga kesehatan, sehingga
edukasi pada masyarakat dapat tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner. Suddarth. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta : EGC.
David servan. Schreiber.2010. Hidup Bebas Kanker. Bandung : Qanita.
Judith M, Wilkinson & Nancy R Ahern. 2012. Buku Saku Diangnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta EGC.
Made Putri Hendaria, Asmarajaya & Sri Maliawan. Jurnal Kesehatan PDF Kanker kulit. Bagian Ilmu
Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar. Diakses 27 nov- 2013
Muttaqin Arif. Sari Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: Salemba
Medika.
Nanda international, 2012-2014. Diangnosa Keperawatan Definisi dan klasifikasi. Jakarta: EGC.
Sylvia A. Price. Lorraine M. 1995. Patofisiologi Konsep klinis Proses- Proses Penyakit buku 2 edisi 4.
Jakarta : EGC.
Rahayu. Wahyu.2002. Mengenal Mencegah Dan Mengobati 35 Jenis Kanker. Jogjakarta : Victoria inti
Cipta