Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN KANKER KULIT

A. PENGERTIAN

Kanker adalah sel yang telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya,
sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak teratur. kanker bisa terjdi dari berbagai
jaringan dalam berbagai organ. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya,
sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di
dekatnya dan bisa menyebar (metastasis) ke seluruh tubuh. (Ajoemedi soemardi, 2006)
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi
dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri
secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali (tiro. 2010).
Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga mudah
dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu
menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan (Mangan,2005). Kanker
kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah yang sering terjadi
seranganya biasanya permukaan yang sering terkena terpaparan sinar matahari, seperti
wajah,tangan dan tungkai bawah (Mangan,2005).

Kanker kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit
yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian
tubuh yang lain. Kanker kulit banyak terjadi di Amerika Serikat, Eropa, dengan tempat yang
memiliki iklim sangat panas. Karena kulit terdiri atas beberapa sel, maka kanker kulit juga
bermacam-macam sesuai dengan jenis sel, yang terkenal. Akan tetapi yang paling sering
terdapat adalah karsinomaa sel basal (KSB), karsioma sel skuamosa (KSS) dan melanoma
maligna(MM). Karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali di golongkan
kedalam kanker kulit non melanoma. 1

B. ANATOMI KULIT
Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang terdiri atas lapisan epidermis, dermis
dan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa lapis lagi. Paling atas adalah lapisan tanduk
(stratum korneum). Berturut-turut di bawahnya stratum lusidum, stratum granulosum,
stratum spinosum dan stratum basale (terdiri atas sel keratinosit dan melanosit). Adapun
lapisan dermis mempunyai dua bagian yaitu pars papilare dan pars retikulare. Lapisan kulit
paling bawah adalah subskutis yang dibentuk oleh jaringan lemak. Di lapisan ini terdaoat
ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.
Selain lapisan-lapisan di atas, kulit juga terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan
kuku. Semuanya itu disebut adneksa kulit. Kelenjar kulit terletak di lapisan dermis yang
terdiri atsa kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar palit (glandula sebasea).
Rambut terdiri atas bagian yang berada di bawah kulit (akar rambut) dan yang di atas kulit
(batang rambut). Sedangkan kuku merupakan penebalan lapisan tanduk di ujung-ujung jari
tangan dan kaki.
Setiap sel/komponen di atas mampu berubah menjadi ganas (kanker). KSB berasal
dari sel pluripotensial, KSS dari sel keratinosit dan MM merupakan perubahan ganas sel
melanosit di lapisan epidermis.

C. ETIOLOGI
Di Amerika Serikat kanker kulit paling umum menyerang Pria dan Wanita dan telah
mencapai proporsi epidemis lewat beberapa tahun yang lalu. Dalam kenyataan kanker kulit
menggambarkan 50% dari semua kanker baru. Penyinaran ultraviolet tampaknya menjadi
faktor paling penting, karena insidensi kanker kulit paling tinggi ada di negara-negara
dengan paparan matahari tinggi misalnya di Australia. 5
Penyebab terjadinya kanker kulit ada dua, yaitu penyebab dari dalam tubuh maupun
dari luar tubuh. Faktor penyebab dari luar tubuh berupa bahan kimia, sinar matahari maupun
sinar pengion bersama-sama dan virus. Akhir-akhir ini ditemukan virus-virus yang dapat
menyebabkan kanker kulit. Diantaranya adalah human papiloma virus (HPV) dan human
immunodeficiency virus (HIV). Faktor penyebab dari dalam yaitu materi genetik tubuh sendiri
(gen). Dan daya tahan tubuh juga merupakan faktor yang dapat menyebabkan kanker. 1
Penelitian terdahulu menemukan, bahwa beberapa bahan kimia dapat menyebabkan
kanker kulit. Di antaranya ialah ter (batubara) arsen (yang terdapat pada
insektisida/pestisida), nitrogen mustard dan lain-lain. Penelitian-penelitian sesudah itu
menyatakan bahwa sinar matahari merupakan faktor utama yang menyebabkan keganasan
kulit. Bagian sinar matahari yang diduga sebagai karsinogesnesis tersebut adalah sinar
ultraviolet B (UVB). Lapisan ozon yang berada di atas bumi, dianggap merupakan penahan
sinar UVB sampai ke bumi. Dengan meningkatnya pemakaian bahan-bahan kimia tertentu,
akan menyebabkan lapisa ozon tersebut pecah, sehingga mengakibatkan pancaran sinar
UVB langsung mengenai bumi. Hal ini akan meningkatkan insidens kanker kulit. Selain sinar
matahari tersebut, sinar pengion yang dipakai untuk pengobatan (radiasi/radioterapi) juga
dapat menimbulkan kanker kulit.

Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor
resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:
1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari
sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik
dengan pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap terjadinya kanker
kulit.
2. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit daripada orang yang
memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih
lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar
matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun, orang-orang yang
memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.
3. Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat
meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak kasus paparan dalam
jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker kulit.Gen pembawa kanker atau
tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan bantuan zat atau
bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini,
para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-virus
yang dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV
(Isselbacher, et al, 2002).
4. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker
kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko terkena
kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat

D. PATOFISIOLOGI
Kanker kulit atau skin cancer berawal dari tumor jinak (tahi lalat, kista dll) dan tumor
ganas (kanker). Diantaranya ada keadaan yang disebut prakanker, yaitu penyakit kulit yang
dapat berubah menjadi ganas atau kanker kulit. Misalnya kemerahan karena terkena arsen
atau matahari, jaringan parut menahun, beberapa jenis benjolan yang membesar perlahan,
penyakit kulit karena penyinaran, beberapa jenis tahi lalat, bercak keputihan dirongga mulut
atau lidah dan kemaluan, tahi lalat besar yang sudah ada sejak lahir dan lain-lain.
Disamping itu terdapat juga keadaan yang disebut genodermatosis, yaitu penyakit kulit yang
disebabkan oleh karena kelainan gen yang dihubungkan dengan keganasan. Contohnya
penyakit xerodermapigmentosum. Keadaan-keadaan tersebut diatas ada kaitannya dengan
kanker kulit. 1

E. JENIS-JENIS KANKER KULIT


Kanker kulit secara umum dibagi atas dua golongan besar yaitu, non malenoma
maligna dan malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi dua yaitu
karsinoma sel basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSS) (dalimartha,setiawan,2005).

1. Non malenoma maligna


A. Karsinoma sel basal (KSB)
1) Definisi
Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit yang timbul dari
lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut. Kanker kulit jenis ini tidak mengalami
penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang
dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Karsinoma sel basal merupakan
kanker kulit yang paling sering ditemukan (Brunner and Suddarth, 2002).
2) Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya diwajah) dan leher.
Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, kaki dan kulit kepala
(Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu abu mengkilat,
meninggi di atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah.Papula makin lama
makin membesar menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul ulkus atau tidak ada
ulkus (Siregar, 2005).
Menurut (Marwali, 2000) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal ini bervariasi, yaitu:
a) Tipe Nodulo-ulseratif
Merupakan jenis yang paling sering dijumpai.Lesi biasanya tampak sebagai lesi
tunggal.Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipartan nasolabial, dahi dan
tepi kelopak mata.Pada awalnya tampak nodul kecil, transparan seperti mutiara,
berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi. Kemudian lesi membesar
secara perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi cekung, meninggalkan tepi yang
meninggi dan keras.
b) Tipe Berpigmen
Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya pada jenis ini
berwarna coklet atau hitam berbintik-bintik atau homogeny yang secara klinis dapat
menyerupai melanoma.
c) Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing
Biasanya terjadi pada kepala dan leher.Lesi tampak sebagai plak sklerotik yang
cekung, berwarna putih kekuningan.
d) Tipe Superfisial
Lesi biasanya multiple, mengenai badan. Secara klinis tampak sebagai plak
transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk ovale sampai ireguler
dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti kawat.
e) Tipe Fibroepitelial
Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa nodul
kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek dengan permukaan halus atau
noduler dengan warna yang bervariasi.
B. Karsinoma sel skuamosa
1) Defnisi
Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam
epidermis. Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari,
karsinoma ini dapat pula timbul dar kulit yang normal atau lesi yang sudah ada
sebelumnya (Brunner and Suddarth, 2002).
Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya invasive
dengan mengadakan metastase lewat system limfatik atau darah.Metastase
menyebabkan 75% kematian akibat dari karsinoma sel skuamosa (Brunner and
Suddarth, 2002).
2) Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada daerah kulit
yang terpapar sinar matahari dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi pada
setiap bagian tubuh.Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan
ekstremitas, sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih banyak
pada ekstremitas bawah, badan dan dapat pula dijumpai pada bibir bawah serta
punggung tangan (Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus dengan tepi
yang tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada
perabaan keras dan mudah berdarah yang berasal dari ulkus, permukaan dan tepi
meninggi, warna kekuningan. Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat
lain (Siregar, 2005).
Menurut Marwali (2002) gambaran klinis Karsinoma Sel Skuamosa bervariasi,
dapat berupa :
a) Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta atau ulkus
dengan tepi yang berbatas kurang jelas
b) Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas permukaan kulit,
tidak rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol, berwarna merah atau pucat,
membasah atau berdarah dan berbau.
c) Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning
kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan
metastasis ke kelnjar limfe regional atau ke organ-organ dalam.
d) Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih sering mengadakan
invasi yang cepat dan terjadi metastasi.

2. Melanoma maligna
a. Definisi Melanoma Maligna
Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya
melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan kadang-
kadang sel subkutan) (Brunner and Suddarth, 2002)..
Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas
dan berasal dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang
luas dalam waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional,
tetapi juga menyebar melalui aliran darah kealat-alat dalam serta dapat menyebakan
kematian (Marwali, 2000).
Melanoma Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit
dengan gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit (Siregar, 2005).
b. Manifestasi klinis
Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini sehingga
diagnosis melanoma harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi
berpigmen baru atau adanya tahi lalat atau tanda lahir (tompel) yang berubah
seperti:
1) Perubahan dalam warna
2) Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
3) Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit)
4) Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
5) Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen
Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah menjadi
ganas, dan dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun yang
sering adalah terutama di telapak kaki, kepala/wajah, leher, pinggang. Selain itu pada
tahi lalat, yang mulai sering terasa gatal, mudah berdarah,ada borok atau luka yang
sukar sembuh, harus juga lebih curiga.

Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila
pada tahi lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu:
1) A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan.
2) B= Border atau pinggirannya juga tidak rata.
3) C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa
kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna
putih, merah dan biru.
4) D= Diameternya lebih besar dari 6 mm

C. Klasifikasi melanoma maligna


1) Melanoma superfisial
Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh dan
merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan. Melanoma ini sering
ditemukan serta ektremitas bawah.
2) Melanoma lentigo-maligna
Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh dengan
lambat pada daerah kulit yang terbuka,khususnya permukaan dorsal tangan,kepala
dan leher pada orang yang berusia lanjut.
3) Melanoma noduler
Melanoma noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang menyerupai
blueberry dengan permukaan yang relatife licin seta berwarna biru hitam yang
seragam. Melanoma noduler akan menginvasi langsung kedalam lapisan dermis
didekatnya (pertumbuhan vertikel) dan dengan demikian memiliki prognosis yang
buruk.
4) Melanoma akral-lentigonosa
Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang terdapat
didaerah yang terlalu terpajan sinar mataharidan tidak terdapat difolikel rambut. Jenis
melanoma ini sering terdapat ditelapak kaki,telapak tangan, dasar kuku dan
membrane mukosa yang berkulit gelap.
Berdasarkan tingkat penyebaran, Siregar (2005) membedakan melanoma
maligna dalam 5 stadium yaitu:
1) Stadium I : Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal (Melanoma in situ)
2) Stadium II : Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas
3) Stadium III : Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis
4) Stadium IV: Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis
5) Stadium V : Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan

6) Stadium VI : Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan,


pleomorfi dengan kromatin kasar.Setiap sel mengandung butir melanin.Sel
berkelompok atau bergerombol. Pada dermis ditemukan infiltrate limfosit atau
makrofag yang mengandung melanin.
Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna yang digunakan
dalam stadium klinik (dengan beberapa modifikasi), yaitu sebagai berikut:
1) Stadium I : Melanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau
ke kelenjar limfe regional.
2) Stadium II : Sudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe regional
3) Stadium III : Melanoma disseminata, dimana sudah terjadi metastasis jauh.

d. Pengobatan melanoma maligna


Adapun pengobatan berdasarkan stadium Melanoma Maligna yaitu :
Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker melanoma maligna ini adalah
pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila
telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk
mengangkat jaringan di sekitarnya. Untuk pengobatan secara medikomentosa dengan
kemoterapi (obat-obat anti kanker) yang dikelompokkan menjadi beberapa kategori
yaitu: alkylating agents, antimetabolit, alkaloid tanaman, antibiotik antitumor, enzim,
hormon dan pengubah respon biologis. Dan pengobatan secara nonmedikomentosa
meliputi radioterapi, pembedahan dan terapi fisik.
Pembagian terapi berdasarkan stadium melanoma:
1) Stadium Klinik I Melanoma Malign. Sampai saat ini metode pembedahan dengan
eksisi luas masih tetap merupakan cara pengobatan melanoma maligna yang
terbaik.
2) Stadium Klinik II Melanoma Maligna. Eksisi luas disertai pengangkatan kelenjar
limfe regional.3) Stadium Klinik III Melanoma Maligna

a) Kemoterapeutik sistemik
Agen kemoterapeutik tradisional yang terbaik yaitu Dacarbazine/Dimetil
Triazeno Imidazole Carboxamide (DTIC). Dapat diberikan tersendiri atau
dikombinasi dengan obat kemoterapeutik sistemik lainnya.Respon pengobatan
dengan DTIC terjadi pada 20-25% penderita. Kemoterapeutik sistemik yang
direkomendasikan adalah:
DTIC: 200-300 mg/m2 (intravena) selama 5 hari, diulang tiap 3-4
minggu.Nitrosourea: 200 mg/m2 dosis tunggal (oral), diulang tiap 6 minggu.Atau
kombinasi DTIC dan nitrosourea
b) Imunoterapi
BCG' merupakan imunoterapi aktif non spesifik, terutama digunakan untuk
pengobatan melanoma maligna yang mengadakan metastasis ke kulit.Diberikan
secara intralesi dan memberikan pengaruh yang cukup bermanfaat. Hasilnya tidak
menentu, tergantung pada sistem imunitas penderita.Akhir-akhir ini dilakukan
imunoterapi adoptif, dengan memakai leukaferesis untuk mendapatkan limfosit
dari kanker pasien, kemudian sel itu diinkubasi dengan interleukin-2, untuk
membentuk sel pembunuh yang mengaktifkan limfokin (LAK), dan kemudian sel-
sel LAK diinfuskan kembali bersama pemberian interleukin-

F. MANIFESTASI KLINIS.
Gambaran klinis yang terjadi :
1. Karsinoma Sel Basal (KSB)
Predileksinya terutama pada wajah. Gambaran klinis karsinoma sel basal berpariasi menjadi
5:
1. Nodulo-ulseratif.
2. Berpigmen.
3. Morfea atau fibrosing atau sklerosing.
4. Superpesial.
5. Fibroepitelioma. 3
2. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
Terjadi pada kulit yang terpapar sinar matahari dan membrana mukosa, namun dapat
pula terjadi pada setiap bagian tubuh. Gambaran klinis :
1. Nodula berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa ada krusta atau
ulkus dengan tepi yang berbatas kurang jelas.
2. Nodula kemerahan dengan permukaan yang papilomatosa atau verukosa,
menyerupai bunga kol.
3. Ulkus dengan kusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning
kemerahan. Dalam perjalanan pnyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan
metastasi ke kelenjar limfe regional atau organ-organ dalam. 2,4
3. Melanoma Maligna.
Gambaran klinis yang terjadi adalah :
1. perubahan dalam wanita.
2. Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat).
3. Tumbuhnya gejala (gatal,rasa terbakar, atau sakit)
4. Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar.
5. Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen.
6. Berkembangnya lesi satelit. 2

G. DIAGNOSIS (PEMERIKSAAN)
Penyakit kanker kulit berbeda dengan penyakit lain, penyakit kanker kulit atau
penyakit kulit dapat dilihat langsung dengan mata pemeriksa. Metode pemeriksaannya
dapat dilakukan dengan cara melakukan anamnesis riwayat penyakit. Dan dengan cara
melakukan penyayatan mole yang kemudian diamati dibawah Mikroskop. 5
Dan dapat juga dilakukan diangnosis dengan laser. Dapat menanggkap gambar tiga
dimensi dari perubahan kimia dan struktur yang telah berlangsung dibawah permukaan kulit
manusia. Melihat kelainan kulit yang menonjol pada ukurannya lebih besar dari 2,5 cm. 1
1. Laboratorium test dan Cuci darah.
Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian
malignasi dapat merubah komposisi atau status hematologic
2. Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh
dengan cara eksisimengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invas
dan ketebalan lesi. Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas
untuk dapat diangkat dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan
(Runkle & Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang diperoleh dengan pemangkasan,
kuratasee atau aspirasi jarum dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat
diandalkan.
3. Pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.
Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk
menemukan adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah,
pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.

H. PENGOBATAN :
Terdapat banyak alternatif pengobatan :
1. Kuretase dan elektrodesikasi.
Keuntungan :
- Teknik sederhana
- Meninggalkan luka yang teratur dan kering.
Kerugian :
- Tidak efektif, hanya bisa di lakukan pada jenis kanker karsioma sel basal.
- Tidak didapat konfirmasi pada batas tepi pembuangan jringan yang adekuat.

2. Bedah eksesi.
Keuntungan:
- penyembuhannya cepat dengan luka yang teratur dan kering.
Kerugian:
- membutuhkanwaktu.
-Biayamahal
- pengambilan jaringan normal dapat berlbihan.
3. Radioterapi.
Keuntungan :
- bermanfaat pada daerah anatomis yang sulit diterapi dengan metode
pembedahan.
- bermanfaat bagi penderita dengan lesi yang luas memungkinkan dilakukan
anestesiumum.
Kerugian:
-memerlukan pralatan yang mahal
- memerlukan kunjungan yang berulang kali.
- memberikan efek samping yang signifikan.
4. Bedah beku.
Keuntungan :
- tekniknya cepat.
- peralatan yang dibutuhkan sedrhna.
- tidak mempengruhi syaraf pembulh darah besar, tulang rawan, dan sistem saluran
air mata.
Kerugian :
- rasa nyeri dan edema.
- dafat terjadi hipopigmentasi.
5. Bedah mikrogafik mohs.
Keuntungan :
- evaluasi histopatologi pada tepi irisn menekati 100% dibandingkan dengan
tekinik seksi vertikal tradisional.
- dengan analisa tepi irisan yang lengkap dapat diketahui dan ditelusuri semua
fokus-fokus kanker yang masih tertinggal.
- Reseksi hanya pada daerah kanker, sehingga dapat menghemat jaringan atau
meminimalkan jaringan yang hilang.
Kerugian :
- memerlukan dokter dan petugas laboratorium histopatologi yang terlatih.
- Biayanya mahal. 2

I. Komplikasi Kanker Kulit

Komplikasi yang terdapat terjadi antara lain : Selulitis adalah lesi kanker yang
terkontaminasi bakteri, tanda-tanda yang dapat dilihat pada kulit adalah tanda-tanda
inflamasi seperti rubor, kalor, dolor, dan functiolesa. Abses pada kulit. Penyebaran kanker ke
organ lain terutama pada jenis Melanoma Maligna yang merupakan tipe yang paling sering
bermetastasis ke organ lain dan dengan jarak yang jauh. Peningkatan resiko infeksi
diakibatkan oleh kurangnya higienitas saat perawatan lesi maupun saat proses
pembedahan. Terjadi efek samping akibat radioterapi seperti kulit terbakar, susah menelan,
lemah, kerontokan rambut, nyeri kepala, mual muntah, berat badan menurun, kemerahan
pada kulit. Terjadi efek samping akibat kemoterapi seperti anorexia, anemia aplastik,
trombositopeni, leukopeni, diare, rambut rontok, mual muntah, mulut kering, dan rasa lelah.

J. DIAGNOSIS YANG MUNGKIN MUNCUL


Pre operasi
1. Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi penyakit klien b/d kurangnya informasi
2. Cemas b/d krisis situasi (prosedur pembedahan)
3. Nyeri Akut b/d agen boligis (proses kanker)
Post operasi
1. Nyeri akut b/d agen injuri fisik (luka pembedahan)
2. Resiko infeksi dengan resiko infeksi: prosedur invasif, luka pembedahan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Pre Operasi
Diagnosa Rasional
N
keperawatan/masa Tujuan dan criteria hasil Intervensi
o
lah kolaborasi
1. Kurang Setelah dilakukan Health education
pengetahuan pendidikan Identifikasi faktor Mempermudah
keluarga kesehatanpada keluarga s internal dan dalam
tentang cara elama 15 menit, eksternal yang memberikan
perawatan penyakit keluargamengerti tentang dapat penjelasan pada
b/d kurang kondisi penyakit klien meningkatkan klien
informasi dengankriteria hasil : motivasi orang
secara verbal keluarga tua dan keluarga Meningkatan
mampu mengungkapkan Jelaskan pengetahuan
kembali penjelasan yang pengertian, dan mengurangi
diberikan (5) tandadan gejala, cemas
keluarga berpartisipasi faktor risiko
dalam perawatan klien (5) tentang penyakit Mencegah
Jelaskan tentang keparahan
cara perawatan penyakit,
penyakit mempercepat
proses
penyembuhan
2. Cemas b/d krisis Setelah dilakukan tindakan reduksi cemas
situasi (prosedur keperawatan selama 1x8 jelaskan Mengurangi
pembedahan) jam cemas keluarga dan prosedur, kecemasan,Me
klien berkurang dengan termasuk mbantu klien
kriteria : sensasi seperti dalam
keluarga mengungkapkan keadaan selama meningkatkan
sumber kecemasan (5) prosedur. pengetahuan
koping keluarga adaptif (5) tentang status
keluarga berpartisipasi kesehatan dan
dalam persiapan operasi (5) meningkatkan
kontrol
Temani klien kecemasan
untuk
meningkatkan Dukungan akan
keamanan dan memberikan
menurunkan keyakinan
kecemasan, terhadap
Dengarkan pernyataan
keluhan klien harapan untuk
dan keluarga, sembuh/masa
Ciptakan depan
lingkungan untuk
meningkatkan
kepercayaan

Identifikasi
perubahan level Penggunaan
kecemasan Strategi
adaptasi secara
bertahap ( dari
mekanisme
bertahan,
coping, sampai
strategi
penguasaan)
membantu klien
cepat
mengadaptasi
kecemasan
3. Resiko infeksi Setelah perawatan resiko Kontrol infeksi
dengan faktor infeksi dapat dikontrol Bersihkan Mencegah
resiko : prosedur dengan kriteria: lingkungan infeksi sekunder
invasif tidak terdapat tanda sekitar klien
-tanda infeksi Batasi Mencegah INOS
nilai lab dalam batas normal pengunjung,
Anjurkan untuk
mencuci tangan
termasuk
pengunjung,
Cuci tangan
sebelum dan
sesudah Meningkatkan
melakukan daya tahan
perawatan tubuh
pasien lain, Mencegah tjdnya
Gunakan infeksi
universal
precautions Membantu
Pertahankan relaksasi dan
intake cairan dan membantu
nutrisi proteksi infeksi
Administrasi Meningkatkan
pemberian pengetahuan
antibiotik klien dan
Pertahankan keluarga
istirahat

Jelaskan pada
klien dan
keluarga tentang
tanda-tanda
infeksi.

Post Operasi
Diagnosa Ras
Tujuan dan criteria
No keperawatan/masalah Intervensi
hasil
kolaborasi
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan manajemen nyeri
dengan agen injuri fisik (insisi tindakan Kaji tingkat nyeri, untuk menen
pembedahan) keperawatan selama durasi, lokasi dan yang sesuai da
2x8 jam klien dapat intensitas therapi yang dib
mengontrol nyeri Memba
dengan criteria Observasi mengidentifikas
hasil : ketidaknyaman non ketidaknyamnan
klien tampak rileks verbal, kaji tanda vital
(5) kenyamanan,M
klien bisa istirahat Gunakan teknik dan memungkin
(5) distraksi mobilisasi tamp
tanda-tanda vital
dalam batas normal Membantu m
(5) yang tidak bis
tehnik non farm
kelola pemberian Mencegah terj
analgetik, jika dalam pemberia
diperlukan

Perhatikan prinsip 6 B
dalam pemberian obat.
2. Resiko infeksi dengan faktor Setelah perawatan Kontrol infeksi
resiko : prosedur invasif, luka resiko infeksi dapat Bersihkan lingkungan Mencegah infeks
pembedahan dikontrol dengan sekitar klien
kriteria: Batasi pengunjung, Mencegah INOS
tidak terdapat Anjurkan untuk
tanda -tanda infeksi mencuci tangan
nilai lab dalam batas termasuk pengunjung,
normal Cuci tangan sebelum
dan sesudah
melakukan perawatan
pasien lain, Gunakan
universal precautions Meningkatkan da
Pertahankan intake Mencegah tjdnya
cairan dan nutrisi
Rawat luka, Membantu
Administrasi pemberian membantu prote
antibiotik
Pertahankan istirahat
DAFTAR PUSTAKA

Brunner. Suddarth.Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8.Jakarta : EGC.

Buditjahyono Susanto, 2003, Ilmu Penyakit Kulit, EGC, Jakarta.

David servan.Schreiber.2010. Hidup Bebas Kanker.Bandung : Qanita.

Harahap Marwali 2000, Ilmu Penyakit Kulit, Hipokrates, Jakarta.

Johnson, M., Meridean, M., Moorhead, S. 2000, Nursing Outcomes Classification

(NOC), second edition. Mosby, Missouri

Judith M, Wilkinson & Nancy R Ahern. 2012. Buku Saku Diangnosis Keperawatan Edisi 9.

Jakarta EGC.

Made Putri Hendaria, Asmarajaya & Sri Maliawan.Jurnal Kesehatan PDF Kanker

kulit.Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit

Umum Pusat Sanglah Denpasar. Diakses 27 nov- 2013

Muttaqin Arif. Sari Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen.

Jakarta: Salemba Medika.

Nanda international, 2012-2014.Diangnosa Keperawatan Definisi dan klasifikasi. Jakarta:

EGC.

Nanda, 2001-2002, Diagnosis Keperawatan NANDA: Defnisi dan klasifikasi

Nursing Interventions Clasification, 2000, Edisi 3, IOWA Intervention Project

Rahayu.Wahyu.2002. Mengenal Mencegah Dan Mengobati 35 Jenis Kanker.Jogjakarta :

Victoria inti Cipta.

Sylvia A. Price. Lorraine M. 1995.Patofisiologi Konsep klinis Proses- Proses Penyakit buku 2

edisi 4.Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai