Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-

sel kulit yangtidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu

menyebar ke bagian tubuhyang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel,

maka kanker kulit juga bermacam-macamsesuai dengan jenis sel yang

terkena.Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinomasel basal (KSB),

karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna

(MM).Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke

dalam kanker kulit non melanoma.

Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun

faktor lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan

faktor utama penyebab kanker kulit.Angka kejadian kanker kulit lebih banyak

terdapat pada orang dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar

matahari.

Kanker kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika

Serikat,dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000 kasus.

Diantara beberapa jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker kulit merupakan salah

satu jenis kanker yang menunjukkan angka kejadian yang meningkat dari tahun ke

tahun. Prevalensi kejadian kanker kulit  pada tahun 2008 diperkirakan dibawah

5.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 ± 80% dari semua kanker
kulit non malenoma.Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya merupakan

20% dari semua kanker kulit non malenoma, namun lebih bermakna karena

kemampuan metastasinya.

     Tingginya insidensi kanker kulit membuat penulis tertarik untuk membahas

tentang kanker kulit.Selain itu penulis juga berkeinginan membahas tentang peran

perawat dalam kasus kanker kulit.

B.    Rumusan Masalah

Agar penulisan makalah ini tidak menyimpang dari tujuan, maka penulis

membatasi masalah pada:

1.      Apa yang dimaksud dengan  kanker kulit?

2.      Apa etiologi dari kanker kulit?

3.      Bagaimana manifestasi klinis kanker kulit?

4.      Apa saja klasifikasi kanker kulit dan manifistasi klinisnya?

5.      Bagaimana penatalaksanaan kanker kulit secara medis dan keperawatan?

6.      Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kulit ?

C.     Tujuan

      Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai proses pembelajaran

mahasiswa dalam memahami penyakit kulit khusunya kanker kulit serta

penatalaksanaannya. Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini yaitu untuk

memahami defenisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, penatalaksanaan

medis dan keperawatan serta asuhan keperawatan kanker kulit.


BAB II

PEMBAHASAN

A.    DEFINISI KANKER KULIT

Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya

untuk generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal

dapat membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan

tumbuh kembali (tiro. 2010).

Kanker kulit  adalah jenis kanker  yang terletak dipermukaan

kulit,sehingga mudah dikenali.Namunkarena gejala  awal yang ditimbul dirasakan

tidak begitu menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan

(Mangan,2005).

Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah

yang  sering terjadi seranganya biasanya permukaan yang sering terkena

terpaparan sinar matahari, seperti wajah,tangan dan tungkai bawah

(Mangan,2005).

Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit

yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar

ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka

kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan

tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma

sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). Karsinomasel basal  dan
karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit non

melanoma (KKNM).

Kanker kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di

Amerika Serikat, dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000

kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 – 80% dari semua kanker kulit

nonmalenoma. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya merupakan 20%

dari semua kanker kulit nonmalenoma, lebih bermakna karena kemampuan

metastasinya. (Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam hal. 2073).

Melanoma maligna adalah tahi lalat atau bercak kecoklatan kulit yang

ganas dan merupakan kanker kulit yang paling berbahaya. Kanker ini berkaitan

dengan pajanan yang berlebihan terhadap radiasi ultra violet paling sering

menyerang individu berkulit terang dan berambut pirang atau merah. Penyakit ini

ditandai perubahan dalam warna, bentuk dan ukuran tahi lalat atau tahi lalat yang

berdarah atau gatal. Prognosis bergantung pada  ketebalan breslow penetapan

stadium yang melibatkan penetuan status kelenjar limfe dengan biopsi kelenjar

sentinel. Karsinoma sel basal atau ulkus rodens merupakan kanker kulit yang

paling sering penyakit ini umum nya terkalit dengan pajanan terhadap sinar

matahari yang berlansung bertahun – tahun. Misalnya individu yang bekerja di

luar (pekerja bangunan) atau mereka yang berkulit terang dan tinggal di dekat

khatulistiwa meskipun menyebabkan kerusakan lokal yang luas namaun kanker

ini tidak pernah bermetatastis. Karsinoma sel skuamosa adalah sel kanker invasit

yang jika di biarkan dapat bermetastatis. Terapi kanker ini mungkin eksisi yang

luas. (Eksklopedia keperawatan: 2009 hal 334 – 335).


B.     ETIOLOGI

Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada

beberapa factorresiko  yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:

1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)

Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari

maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada

tidaknya pelindung kulit baik dengan pakaian atau krim anti matahari,

semuanya berpengaruh terhadap terjadinya kanker kulit.

2. Kulit Putih

Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit daripada

orang yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan jumlah pigmen

melanin pada orang kulit putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa

melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar matahari, sehingga

mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun, orang-orang yang memiliki

kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun jumlahnya cenderung

lebih kecil.

3. Paparan Karsinogen

Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat

meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak kasus

paparan dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker

kulit.Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang

sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’ zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi
sel dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di

University of Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-

virus yang dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah human

papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).

4. Genetik/Faktor Keturunan

Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya

kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit,

maka risiko terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan

meningkat.

C.    MANIFESTASI KLINIS

Ada beberapa kelainan kulit yang dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :

1. Benjolan kecil yang membesar

Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya

mengkilap, tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama

makin membesar. Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal.Kadang –

kadang benjolan menjadi hitam atau kebiruan, bagian tengah mencekung

dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah berdarah dila dangkat.

2. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah

Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan

mudah berdarah bila disentuh.

3. Tahi lalat yang berubah warna


Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan

mudah berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di

sektarnya timbul bintik-bintik.

4. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh

Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah

diobati, koreng ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah

berdarah, adanya koreng karena terjadi benturan, bekas luka ang sudah lama

atau terinfeksi.

5. Bercak kecoklatan pada orang tua

Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama

permukaannya makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak gatal, dan

tidak sakit.

6. Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan

Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki

dan telapak tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam

keabuan,batas kabur,tepi tidak teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian

bercak cepat berubah menjadi lebih hitam, menonjol diatas permukaan kulit

, dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah.

(Dalimartha, 2005)

D.    KLASIFIKASI KANKER KULIT

Kanker kulit secara umum dibagiatas dua golongan besar yaitu, malenoma

maligna dan non malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi dua
yaitu karsinoma sel basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSS)

(dalimartha,setiawan,2005).

1. Non malenoma maligna

a) Karsinoma sel basal (KSB)

a. Definisi

Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit

yang timbul dari lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut.Kanker

kulit jenis ini tidak mengalami penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh

lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang dan menyebabkan

kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Karsinoma sel basal  merupakan

kanker kulit yang paling sering ditemukan (Brunner and Suddarth,

2002).

b. Manifestasi klinis

Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya  diwajah) dan

leher. Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan,

kaki dan kulit kepala (Marwali, 2002).

Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu – abu

mengkilat, meninggi di atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah

berdarah.Papula makin lama makin membesar menjadi makula dan bagian tengah

dapat timbul ulkus atau tidak ada ulkus (Siregar, 2005).

Menurut (Marwali, 2000) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal ini bervariasi,

yaitu:

a. Tipe Nodulo-ulseratif
Merupakan jenis yang paling sering dijumpai.Lesi biasanya tampak sebagai

lesi tunggal.Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipartan

nasolabial, dahi dan tepi kelopak mata.Pada awalnya tampak nodul kecil,

transparan seperti mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi

meninggi. Kemudian lesi membesar secara perlahan dan suatu saat bagian

tengah lesi cekung, meninggalkan tepi yang meninggi dan keras.

b. Tipe Berpigmen

Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya pada jenis

ini berwarna coklet atau hitam berbintik-bintik atau homogeny yang secara

klinis dapat menyerupai melanoma.

c. Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing

Biasanya terjadi pada kepala dan leher.Lesi tampak sebagai plak sklerotik

yang cekung, berwarna putih kekuningan.

d. Tipe Superfisial

Lesi biasanya multiple, mengenai badan.Secara klinis tampak sebagai plak

transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk ovale sampai

ireguler dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti kawat.

e. Tipe Fibroepitelial

Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa nodul

kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek dengan permukaan

halus atau noduler dengan warna yang bervariasi.

      

b). Karsinoma sel skuamosa


a. Defnisi

Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari

dalam epidermis.Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak karena

sinar matahari, karsinoma ini dapat pula timbul dar kulit yang normal atau

lesi yang sudah ada sebelumnya (Brunner and Suddarth, 2002).

Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya

invasive dengan mengadakan metastase lewat system limfatik atau

darah.Metastase menyebabkan 75% kematian akibat dari karsinoma sel

skuamosa (Brunner and Suddarth, 2002).

b. Manifestasi klinis

Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada daerah

kulit yang terpapar sinar matahari dan membran mukosa, namun dapat pula

terjadi pada setiap bagian tubuh.Pada orang kulit putih lebih sering

dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas, sedangkan pada orang kulit

berwarna gelap di daerah tropik lebih banyak pada ekstremitas bawah,

badan dan dapat pula dijumpai pada bibir bawah serta punggung tangan

(Marwali, 2002).

Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus

dengan tepi yang tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai

kembang kol, pada perabaan keras dan mudah berdarah yang berasal dari

ulkus, permukaan dan tepi meninggi, warna kekuningan. Tumor menyebar

melalui saluran getah bening ke ala-alat lain (Siregar, 2005).


Menurut Marwali (2002) gambaran klinis Karsinoma Sel Skuamosa

bervariasi, dapat berupa :

a. Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta

atauulkusdengan tepi yang berbatas kurang jelas

b. Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas

permukaan kulit, tidak rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol,

berwarna merah atau pucat, membasah atau berdarah dan berbau.

c. Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna

kuning kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan

mengadakan metastasis ke kelnjar limfe regional atau ke organ-organ

dalam.

d. Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih sering

mengadakan invasi yang cepat dan terjadi metastasi.

2. Melanoma maligna

a. Definisi Melanoma Maligna

Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya

melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan

kadang-kadang sel subkutan) (Brunner and Suddarth, 2002)..

 Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling

ganas dan berasal dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan

metastasis yang luas dalam waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran
limfe ke kelenjar regional, tetapi juga menyebar melalui aliran darah

kealat-alat dalam serta dapat menyebakan kematian (Marwali, 2000).

Melanoma Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit

dengan gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit (Siregar, 2005).

b. Manifestasi klinis

Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini sehingga

diagnosis melanoma harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya

lesi berpigmen baru atau adanya tahi lalat atau tanda lahir (tompel) yang

berubah seperti:

 Perubahan dalam warna

 Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)

 Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit)

 Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar

 Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi

berpigmen

Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah menjadi

ganas, dan dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun yang

sering adalah terutama di telapak kaki, kepala/wajah, leher, pinggang. Selain itu

pada tahi lalat, yang mulai sering terasa gatal, mudah berdarah,ada borok atau

luka yang sukar sembuh, harus juga lebih curiga.

Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila

pada tahi lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu:

 A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan.


B= Border atau pinggirannya juga tidak rata.

C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa

kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna

putih, merah dan biru.

D= Diameternya lebih besar dari 6 mm (Marwali, 2000).

c. Klasifikasi melanoma maligna

 Melanoma superficial

Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian

tubuh  dan merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan.

Melanoma ini sering ditemukan serta  ektremitas bawah.

 Melanoma lentigo-maligna

Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh

dengan lambat  pada daerah kulit yang terbuka,khususnya permukaan

dorsal tangan,kepala dan leher  pada orang yang berusia lanjut. 

 Melanoma noduler

Melanoma noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang

menyerupai blueberry dengan permukaan  yang relatife licin  seta

berwarna biru hitam yang seragam. Melanoma noduler akan

menginvasi langsung kedalam lapisan dermis didekatnya (pertumbuhan

vertikel) dan dengan demikian memiliki prognosis yang buruk.

 Melanoma akral-lentigonosa

Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang

terdapat didaerah yang terlalu terpajan sinar mataharidan tidak terdapat


difolikel rambut. Jenis melanoma ini sering terdapat ditelapak

kaki,telapak tangan, dasar kuku dan membrane mukosa yang berkulit

gelap.

Berdasarkan tingkat penyebaran, Siregar (2005) membedakan melanoma maligna

dalam 5 stadium yaitu:

1.Stadium I

Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal (Melanoma in situ)

2. Stadium II

Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas

. Stadium III

Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis

4. Stadium IV

Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis

5. Stadium V

Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan

6..Stadium VI

Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi dengan

kromatin.Setiap sel mengandung butir melanin.Sel berkelompok atau

bergerombol. Pada dermis ditemukan kasar infiltrate limfosit atau makrofag yang

mengandung melanin.

Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna yang

digunakan dalam stadium klinik (dengan beberapa modifikasi), yaitu sebagai

berikut:
1. Stadium I

Melanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau ke

kelenjar limfe regional.

2. Stadium II

Sudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe regional

3. Stadium III

4. Melanoma disseminata, dimana sudah terjadi metastasis jauh.(Marwali,

2000).

E.PATOFISIOLOGI

 Karsinoma sel basal biasanya dimulai sebagai nodul kecil seperti lilin

dengan tepi yang tergulung, translusen dan mengkilap, pembuluh darah

yang mengalami telangiektasia dapat dijumpai. Dengan tumbuhnya

karsinoma akan terjadi ulserasi pada bagian tengahnya dan terdapat

pembentukan krusta. Karsinoma sel basal ditandai oleh invasi dan erosi

jaringan yang saling menyatu. Karsinoma ini jarang bermetastase, tetapi

rekurensi sering terjadi. Lesi yang diabaikan dapat menyebabkan

kehilangan hidung, telinga, atau bibir.

 Squamous cell carcinoma ( SCC ) adalah tumor ganas pada keratinosit

epidermis. Beberapa kasus karsinoma sel skuamosa terjadi de novo (tidak

adanya lesi precursor), namun beberapa karsinoma skuamosa berasal dari

matahari yang di sebabkan oleh lesi prakanker dikenal sebagai keratosis

actinic. Pasien dengan keratosis actinic multiple memberikan manifestasi


peningkatan risiko untuk mengembangkan karsinoma sel skuamosa.

Karsinoma sel skuamosa yang mampu infiltrasi pertumbuhan local,

menyebar ke kelenjar getah bening regional, dan metastasis jauh, paling

sering ke paru-paru.

 Melanoma maligna bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang

kecil dan berpigmen pada kulit yang normal. Paling sering tumbuh pada

kulit yang terpapar sinar matahari, tetapi hampir separuh kasus tumbuh

dari tahi lalat yang berpigmen. Melanoma maligna mudah menyebar ke

bagian tubuh yang jauh (metastase), dimana akan terus tumbuh dan

menghancurkan jaringan. Semakin sedikit pertumbuhan melanoma

maligna ke dalam kulit, maka semakin besar peluang untuk

menyembuhkannya. Jika melanoma telah tumbuh jauh ke dalam kulit,

akan lebih mungkin menyebar melalui pembuluh getah bening dan

pembuluh darah dan bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan

atau tahun. Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya

dipengaruhi oleh kekuatan pertahanan oleh sistem kekebalan tubuh.

Beberapa penderita yang keadaan kesehatannya baik, bisa bertahan hidup

selama bertahun-tahun meskipun melanomanya telah menyebar.


F.    PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN

1.   Penatalaksanaan medis

a.    Pembedahan

Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal

sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu margin

1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma

dengan ketebalan kurang dari 3 mm lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm

tetapi kurang dari 3 mm ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-

kira 70-80 %lesi dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan mengalami

kekambuhan sekitar 40-50 %. Batas- batas reseksi sekeliling melanoma yang

dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sedikit 2-3 cm

b.  Kemoterapi

kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara

topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung pada lesi. Agen-

agen yang digunakan meliputi 5 flourourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling

umum digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin (DTIC), dan sisplatin.

Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat

ini kemoterapi sistemik belum dapat membuktikan efektivitasnya dalam

mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi

biasanya digunakan pada orang dengan penyakit yang menyebar secara luas

c.    Terapi biologis

Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara

langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara


tubuh untuk bereaksi terhadap kanker.Bentuk umum dari bioterapi dibawah

penyelidikan untuk melanoma meliputi vaksin, injeksi bacterium yang diketahui

sebgaai BSG (Basilus Calmeete Guerin) dan penggunaan interferon, interleukin,

dan antibiotic monoklanal.Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi

dan dinon-aktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system

imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan

kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG

mempengaruhi stimulasi non-spesifik dari system imun dan sedang dipelajari

sebagai terapi untuk pasien-pasien fase awal.Diharapkan bahwa injeksi BSG

secara langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan

regresi lesi.

d.      Terapi radiasi

Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan energy

sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, atau sumber-sumber radiasi lainnya untuk

menghancurkan atau membunuh sel-sel melanomaligna

Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi

kedalaman), sifat-sifat yang invasive atau tidak invasive dan tidak adanya kelenjar

limfe yang mengalami metastase, tindakannya adalah :

 Eksisi bedah : tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor

 Pembedahan mikrografik moh : merupakan metode untuk mengangkat lesi

kulit yang malignan

 Bedah elektro : merupakan teknik penghancuran atau penghilangan

jaringan dengan menggunakan energy listrik


 Bedah beku : tujuannya menghancurkan tumor dengan cara de freezing

(alat jarum termokopel). Dilakukan setelah kemoterapi

 Terapi radiasi : terapi ini sering dilakukan untuk kanker kelopak mata,

ujung hidung dan daerah didekat struktur yang vital

2.   Penatalaksanaan keperawatan

Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran perawat

adalah :

1)      Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan

2)      Pemberian analgetik tepat

3)      Meredakan ansietas

4)      Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

1.      Kasus

Tn. B (62 tahun), seorang  buruh bangunan memiliki tahi lalat di sebelah hidung

bagian kiri berwarna hitam kehijau-hijauan, sering gatal dan dilakukan garukan

yang mengakibatkan luka dan berair. Dibawa ke rumah Sakit, ternyata di diagnosa

kanker kulit.Luka semakin lama semakin besar, pipi, hidung, dan bibir bawah

juga menjadi luka.Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan berbau. Klien

mengatakan nyeri dibagian yang luka Keluarga klien mengatakan bahwa nafsu

makan ny B berkurang sehingga berat badannya menjadi turun. Keluarga klien

mengatakan bahwa ny B hanya berdiam diri di rumah saja karena merasa malu

kepada orang lain dengan keadaannya sekarang.  Sekarang ny B hanya

dibersihkan  dengan Nacl 0,9%. 

HR: 110 , RR: 24, TD: 150/90 MmHg, T: 380C

2.      Pengkajian

a. Data demograf

Nama               : Tn. B

Umur               : 62 tahun

Jenis kelamin   : laki-laki

Pekerjaan         ; buruh bangunan

b.      Riwayat penyakit sekarang


      Tn B dibawa kerumah sakit dengan keluhan memiliki tahi lalat di sebelah

hidung bagian kiri berwarna hitam kehijau-hijauan, sering gatal dan dilakukan

garukan yang mengakibatkan luka dan berair.Luka semakin lama semakin besar,

pipi, hidung, dan bibir bawah juga menjadi luka. Kondisi luka sebagian kuning

kehijauan dan berbau

3.      Pengkajian fisik

Kanker kulit sangat bervariasi jenisnya dan penyebarannya, walaupun

sebagian besar dari lesi kanker terjadi pada area yang terpapar matahari.

a. Inspeksi

Terdapat tahi lalat di sebelah hidung bagian kiri berwarna hitam kehijau-

hijauan, sering gatal dan dilakukan garukan yang mengakibatkan luka dan

berair

b. Palpasi

Luka berair  semakin lama semakin besar. pipi, hidung, dan bibir bawah

juga menjadi luka. Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan berbau

4.      Analisa Data

Data Subjektif Data Objektif Diagnosa


Keperawatan
          Klien mengatakan -    Ny. B (62 tahun) memiliki
tahi lalat sering gatal dan tahi lalat di sebelah hidung Gangguan
dilakukan garukan yang bagian kiri berwarna hitam integritas kulit b/d
mengakibatkan luka dan kehijau-hijauan efekradiasi, proses
berair. -    Luka semakin lama malignansi.
semakin besar dan pipi,
hidung, dan bibir bawah
juga menjadi luka.
-    Kondisi luka sebagian
kuning kehijauan dan
berbau

            -    Luka klien terlihat  Resti penyebaran


kemerahan Infeksi
-    Teraba panas didaerah
luka
-    Terlihat bengkak didaerah
luka
          klien mengatakanPpasien tampak meringis Gangguan rasa
nyeri dibagian luka HR,RR,TD meningkat nyaman nyeri

          Luka semakin lama -    Ny. B (62 tahun) memiliki Perubahan citra
semakin besar, pipi, tahi lalat di sebelah hidung tubuh
hidung, dan bibir bawah bagian kiri berwarna hitam
juga menjadi luka. kehijau-hijauan
Kondisi luka sebagian -    Luka semakin lama
kuning kehijauan dan semakin besar dan pipi,
berbau. hidung, dan mata juga
          Keluarga klien menjadi luka.
mengatakan bahwa ny B -    Kondisi luka sebagian
hanya berdiam diri di kuning kehijauan dan
rumah saja karena berbau
merasa malu kepada -    Klien terlihat tidak
orang lain dengan berdaya
keadaannya sekarang
          Keluarga klien
mengatakan saat ini klien
mudah tersinggung
          Keluarga klien -    Klien tidak menghabiskan Resiko pemenuhan
mengatakan klien susah makanannya nutrisi kurang dari
untuk makan -    Klien terlihat lebih kurus kebutuhan
          Keluarga klien
mengatakan berat badan
klien menurun

5. IMPLEMENTASI DAN INTERVENSI

1. D1:Gangguan integritas kulit b/d efek radiasi, proses malignansi.

Tujuan:Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, gangguan

integritas kulit bisa diatasi dengan kriteria hasil:

 Luka tidak berair

 Luka tidak bau

Intervensi Keperawatan:

a) Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker; perhatikan

kerusakan/ pelambatan penyembuhan luka. Tekan kan pentingnya

melaporkan area terbuka pada pemberi perawatan.

R/:Efek kemerahan dan kulit samak ( reaksi radiasi) dapat terjadi dalam area

radiasi. Deskuaminasi kering ( kekeringan dan pruritus), deskuamasi lembab

( lepuh) ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis, dan kelenjar keringat


juga dapat terlihat. Selain itu reaksi kulit dapat terjadi pada bebebrapa agen

kemoterapi.

b) Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.

R/: Memertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.

c) Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang

kering dari pada menggaruk.

R/: Membantu mencegah friksi/ trauma kulit.

d) Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep, dan bedak

kecuali di izinkan dokter.

R/: Dapat meningkatkan iritasi/ reaksi secara nyata.

e) Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat terapi radiasi.

R/:   Dilakukan untuk meinimalkan trauma pada area terapi radiasi.

f) Hindari menggaruk atau menggunakan sabun, losion, atau deodoran pada

area; hindari memberikan panas atau mengusahakan mencuci tanda/ tato

yang ada di kulit sebagai identifikasi area iradiasi.

R/:Dapat menimbulkan atau bahkan mempengaruhi pemberian radiasi.

Kolaborasi:

1. Pemeriksaan kultur pus.

2. Pemeriksaan kultur pus untuk mengetahui perkembangan penyakit, apakah

terjadi infeksi atau tidak.

3. Pemberian obat topical


Mengurangi bau tidak sedap.

4. Penjadwalan terapi selanjutnya: Kemoterapi atau bedah.

Kanker klien sudah stadium 3, diperlukan terapi lanjutan seperti kemoterapi untuk

mengontrol sel- sel kanker atau tahap pembedahan untuk membuang sel kanker.

2. D2:Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan malnutrisi.

Tujuan:Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, infeksi  tidak

menyebar kearea yang lain dengan kreteria hasil:

 Luka tidak terdapat kemerahan

 Luka tidak teraba panas

Intervensi Keperawatan:

a) Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf dan pengunjung.

Batasi   pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan pada isolasi sesuai

indikasi.

R/: Lindungi pasien dari sumber – sumber infeksi, seperti pengunjung dan staf

yangmengalami ISK

b) Tekankan higene personal

R/: Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder.

c) Patau suhu

R/: Peningkatan suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat kortikostreoid atau anti

inflamsi karena berbagai faktor misal efek samping terapi kemoterapi, proses
penyakit atau infeksi. Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang

tepat untuk di mulai dengan segera.

d) Hindari/ batasi prosedur invasif. Taati teknik aseptik.

R/:Menurunkan resiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap agen

infeksius.

3. D3:Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

konsekuensi kemoterapi

Tujuan:Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam, klien bisa

menghabiskan makananya dengan kreteria hasil:

 Klien menghabiskan makanan

 BB tidak turun

Intervensi Keperawatan:

a. Pantau masukan makan setiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian

tentang makanan sesuai indikasi.

R/:Mengidentifikasi kekuatan/ defisiensi nutrisi.

b. Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep.pastikan jumlah

penurunan berat badan saat ini. Timbang berat badan setiap hari.

R/: Membantu dan mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khusus nya

bila berat badan dan pengukuran antropometrik kurang dari norma


c. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan

cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering/ lebih

sedikit yang di bagi – bagi selama sehari.

R/: Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk

menghilangkan produk sisa). Sumplemen dapat memainkan peran penting dalam

mempertahan kan masukan kalori dan protein adekuat.

d. Ciptakan suasana makan malam yang menyenangkan, dorong pasien untuk

berbagi makanan dengan keluarga/ teman.

R/: Membuat waktu makan lebih menyenangkan yang dapat meningkat kan masukan.

e. Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinas, latihan

sedang sebelum makan.

R/: Dapat mencegah awitan atau menurunkan berat nya mual, penurunan

anoreksia, dan memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral

4. Gangguan harga diri berhubungan dengan proses penyakit, kecacatan

bedah,efek samping kemoterapi atau radioterapi.

Tujuan:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, nyeri bisa

berkurang dengan kreteria hasil:

 Klien tidak terlihat meringis

 Nyeri klien berkurang

Intervensi Keperawatan:
a. Diskusikan dengan pasien/ orang terdekat bagaimana diagnosis dan

pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi pasien/ rumah dan

aktivitas kerja.

R/:   Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses

pemecahan masalah.

b. Diskusikan dengan pasien/ orang terdekat bagaimana diagnosis dan

pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi pasien/ rumah dan

aktivitas kerja.

R/: Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi

penerimaan pengobatan atau merangsang kemajuan penyakit.

c. Berikan dukungan emosi untuk pasien/ orang terdekat selama tes

diagnostik dan fase pengobatan.

R/:    Meskipun beberapa pasien mampu beradaptasi/menyesuaikan dengan

efek kanker atau efek samping terapi banyak memerlukan dukungan

tambahan selama periode ini.

d. Gunakan sentuhan selama interaksi , bila dapat diterima pada pasien dan

mempertahankan kontak mata.

\R/:     Pemastian individualitas dan penerimaan penting dalam menurunkan

perasaan pasien tentang ketidakamanan dan keraguan diri.


5. EVALUASI

Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan karsinoma kulit adalah:

1. gangguan integritas kulit bisa diatasi

2. infeksi  tidak menyebar kearea yang lain

3. klien bisa menghabiskan makananya dan berat badan meningkat

4. nyeri bisa berkurang dan pasien dapat menerima keadaan dirinya


BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk

generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat

membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh

kembali. Kanker kulit  adalah jenis

kanker  yang terletak dipermukaan kulit,sehingga mudah dikenali. Namun

karena gejala  awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga

penderita terlambat melakukan pengobatan.           

Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada

beberapa factor resiko  yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:

Paparan Sinar Ultraviolet (UV), Kulit Putih, Paparan Karsinogen, Genetik/Faktor

Keturunan.

Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit

yaitu :Benjolan kecil yang membesar , Benjolan yang permukaannya tidak rata

dan mudah berdarah, Tahi lalat yang berubah warna, Koreng atau borok dan luka

yang tidak mau sembuh, Bercak kecoklatan pada orang tua, Bercak hitam ysng

menebal pada telapak kaki dan tangan.

B.     Saran

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis memberikan

saran-saran sebagai berikut :


1.         Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat

kondisi klien serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam

berkomunikasi dengan klien.

2.         Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan

diagnosakeperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Amin. (2009). Anatomi fisiologi kulit. Diperoleh pada  tanggal 6 April 2011 dari:
http://www.docstoc.com/docs/58180799/ANATOMI-DAN-FISIOLOGI-
SISTEM-INTEGUMEN-(KULIT)
 Baughman, Diane, C & Joann, C, Hackley. (2000). Keperawatan medical bedah :
buku saku dari Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.
Corwin, E.J.(2009). Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC.
Engram, Barbara. (2004) Rencana asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta:
EGC.
Ganggaiswari, A. (2010). Kanker kulit Indonesia. Diperoleh pada tanggal 7 April
2011 dari http://www.yki.cakulit.com
Globocan. (2008). Karsinoma kulit. Diperoleh pada tanggal 7 April 2011 dari
http://www.globocan.2008.com
Isselbacher, et al. (2000). Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Ed.13.
Jakarta:EGC.
Marwali, H. (2000). Ilmu penyakit kulit. Jakarta : EGC.
Sherwood, Lauralee. (2001). Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta : EGC
Siregar, R.S. (2005). Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C. & Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth. Ed.8. Vol 3. Jakarta : EGC
Suriadiredja, A. (2008). Mengenal kanker kulit diagnosa, pengobatan dan
pencegahannya. Diperoleh  pada tanggal 6 April 2011 dari
http://www.dharmais.co.id/new/content.php?page=article&lang=
en&id=15.Wikipedia Indonesia. (2008). Kanker kulit.
Diperoleh pada 6 April 2011 dari http://www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai