KELOMPOK I
ZULKIFLI (R011221094)
SURIATI L. (R011221008)
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seganasan sel dapat menghasilkan pigmen (melanosit) sering disebut melanoma.
Pigmen tersebut utamanya terletak di beberapa bagian tubuh di area kulit, tetapi juga dapat
ditemukan di beberapa tempat lainnya seperti mata, telinga, saluran pencernaan,
leptomeningens, membran mukosa oral bahkan kelamin. Melanoma merupakan salah satu
kanker yang paling menyebabkan kematian di dunia. Melanoma maligna sering terjadi pada
kulit putih. Semua Negara Eropa melaporkan insiden melanoma maligna tinggi pada
perempuan daripada laki-laki. Sebaliknya, di Australia dan Amerika Utara laki-laki lebih
tinggi daripada perempuan, sedangkan untuk bagian tubuh yang sering ditemukan pada laki-
laki adalah trunkus dan pada perempuan sering pada daerah tungkai dan trunkus. Insiden
melanoma banyak terjadi pada usia 45-64 tahun (Wardhana, 2011).
Pada tahun 2017 kanker kulit di Indonesia merupakan urutan ketiga setelah kanker
rahim dan payudara. Kanker kulit banyak dijumpai 5,9-7,8% pertahun. Kanker
kulitterbanyak di Indonesia ialah karsinoma sel basal (65,5%) diikuti dengan sel skuamosa
(23%) serta melanoma maligna (7,9%). Melanoma merupakan kanker kulit paling ganas dan
mudah terjadi metastasis ke paru, hepar, susunan saraf pusat dan tulang sehingga berakibat
fatal. Melanoma umumnya berasal dari nevus melanositik akibat berbagai faktor risiko dapat
berlanjut menjadi melanoma maligna (Wardhana, 2011).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan Melanoma Maligna/Tumor Kulit ?
2. Apa Epidemologi Melanoma Maligna/Tumor Kulit?
3. Apa penyebab terjadinya Melanoma Maligna/Tumor Kulit?
4. Apa Faktor Presdiposisi Melanoma Maligna/Tumor Kulit?
5. Menjelaskan Patofisiologi Melanoma Maligna/Tumor Kulit ?
6. Bagaimana pathway Melanoma Maligna/Tumor Kulit?
7. Bagaimana Gejala klinisMelanoma Maligna/Tumor Kulit?
8. Apa Klasifikasi Melanoma Maligna/Tumor Kulit?
9. Bagaimana penatalaksanaan Melanoma Maligna/Tumor Kulit ?
10. Bagaimana askep Melanoma Maligna/Tumor Kulit ?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui Definisi Melanoma Maligna/Tumor Kulit ?
2. Untuk Mengetahui Epidemologi Melanoma Maligna/Tumor Kulit?
3. Untuk Mengetahui penyebab terjadinya Melanoma Maligna/Tumor Kulit?
4. Untuk Mengetahui Faktor Presdiposisi Melanoma Maligna/Tumor Kulit?
5. Untuk Mengetahui Patofisiologi Melanoma Maligna/Tumor Kulit ?
6. Untuk Mengetahui pathway Melanoma Maligna/Tumor Kulit?
7. Untuk Mengetahui Gejala klinisMelanoma Maligna/Tumor Kulit?
8. Untuk Mengetahui Klasifikasi Melanoma Maligna/Tumor Kulit?
9. Untuk Mengetahui penatalaksanaan Melanoma Maligna/Tumor Kulit ?
10. Untuk Mengetahui askep Melanoma Maligna/Tumor Kulit ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi / Pengertian
Tumor kulit adalah suatu benjolan yang dapat berbentuk dari berbagai jenis sel-sel
dalam kulit (sel-sel epidermis, melanosit). Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak
atau tumor ganas, dapat terletak dalam epidermis atau menembus kedalam dermis dan
jaringan subkutan (Arif Muttaqin, 2010)
Tumor Kulit adalah tumor yang terbentuk dari berbagai jenis sel seperti sel-sel
epidermis, dan melanosit. Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas, dapat
terletak dalam epidermis atau menembus ke dalam dermis dan jaringan subkutan.(Price
Sylvia, 2006)
Melanoma maligna atau biasa juga disebut sebagai melanoma adalah keganasan yang
terjadi pada melanosit, sel penghasil melanin, yang biasanya berlokasi di kulit tetapi juga
ditemukan di mata, telinga, traktus GI, leptomeninges, dan oral dan membran mukus
genitalia. Karena sebagian besar sel melanoma masih menghasilakn melanin, maka
melanoma seringkali berwarna coklat atau hitam.
Tumor kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit
yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke
bagian tubuh yang lain.
3. Etiologi / Penyebab
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa
factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya tumor/kanker kulit yaitu:
a. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari
sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit
baik dengan pakaian atau krim anti matahari.
b. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena daripada orang yang memiliki kulit
lebih gelap.Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih
sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar
matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun, orang-orang yang
memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulitmeskipun jumlahnya cenderung lebih
kecil.
c. Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat
meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak kasus paparan dalam
jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker kulit. Gen pembawa kanker atau
tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’ zat atau
bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini,
para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-
virus yang dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah human papilloma virus/
HPV (Isselbacher, et al, 2002).
d. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit.
Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko
terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.
4. Faktor Predisposisi
Etiologi tidak diketahui tetapi sinar ultraviolet paling diketahui sebagai
penyebab.Umumnya resiko tertinggi oleh orang yang berkulit putih atau cerah, bermata biru,
berambut merah atau pirang dengan bercak-bercak kecoklatan pada kulitnya.Orang-orang
ini mensintesis melanin lebih lambat.Orang keturunan Celtic atau Skandinavia menghadapi
resiko yang lebih besar didampingi orang yang sering terbakar sinar matahari.Tetapi
kulitnya tidak pernah menjadi coklat kekuningan.Pada kawasan tempat matahari sangat terik
terdapat peningkatan insidensi yang tidak sebanding.Penduduk amerika berusia lanjut yang
menghabiskan waktu pensiunnya pada kawasan Amerika barat daya tampak memiliki
insidensi yang tertinggi. Populasi lain yang beresiko pernah menderita melanoma di masa
lalu, memiliki riwayat melanoma dalam keluarga, mempunya nevus congenital yang
berukuran raksasa atau memiliki riwayat luka bakar matahari yang parah.
Hingga 10% penderita melanoma merupakan anggota keluarga yang cenderung
menderita melanoma dan memiliki lebih dari satu nevus yang terus berubah (nevi displastik)
serta rentan trehadap transformasi maligna.Penderita sindrom nervus displastik ternyata
memiliki mola yang tidak lazim berukuran lebih besar berjumlah lebih banyak, lesi dengan
garis bentuk yang tidak teratur dan pigmentasi pada seluruh kulit. Pemeriksaan mikroskopik
nervus yang displastik akan memperlihatkan pertumbuhan yang abnormal dan menyimpang.
5. Patofisiologi
Perjalanan penyakit dari tumor kulit tidak dapat ditentukan dengan pasti, kadang-
kadang tumornya kecil akan tetapi telah bermetastasis jauh. tumor yang besar pun juga dapat
setempat saja dalam jangka waktu yang lama.
Karsinoma sel sekuamosa berasal dari sel epidermis yang mempunyai tingkat
kematangan, dapat intraepidermal, dapat opula bersifat infasif dan bermetastasis jauh.
Lokasi kelainan penyakit paget ialah daerah kulit yang mempunyai kelenjar apokrin. Pada
payudara di kenal sebagai penyakit paget payudara (mammary paget’s disease), sedangkan
lokasi lainnya (extra mammary paget’s desease) secara berurutan ialah: vulva, perianal,
penis,skotum, lipat paha, ketiak, dan kelopak mata.
Penyakit paget merupakan epidermotrophic Ca of the mammary ducts sehingga yang
tampak di kulit merupakan penyebaran dari saluran kelenjar payudara. Dengan demikian,
adeno-karsinoma payudara merupakan asal usul penyakit paget payudara. Penyakit paget di
sekitar alat kelamin dapat berasal dari adnexal carcinoma di bawahnya atau berasal dari
karsinoma saluran kemih bagian bawah. Penyakit paget di luar payudara sering bersamaan
dengan anak sebar pada anak dalam di sekitarnya
6. Pathway
Kemudian berpoliferasi
Nodul ulserasi
Ca kulit
MELANOMA MALIGNA
Terjadi pada batang Hipopigmentasi Nodul berbentuk sferis Mengenai telapak tangan
Keadaannya
Kurang
Harga diri
rendah
7. Gejala Klinis
Karsinoma sel basal tumbuh dari lapisan sel basal pada epidermis atau folikel
rambut. Penyakit kanker ini merupakan tipe kanker kulit yang paling sering di
temukan.Umumnya karsinoma sel basal timbul di daerah tubuh yang terpajan sinar matahari
dan lebih prevalen pada kawasan tempat populasi penduduk mengalami pajanan sinar
matahari yang intensif dan ekstensif. Insidensi tersebut berbanding lurus dengan usia pasien
(usia rata-rata 60 tahun) serta jumlah total pajanan sinar matahari, dan berbanding terbalik
dengan jumlah pigmen melanin dalam kulit.
Karsinoma sel basal biasanya di mulai sebagai nodul kecil seperti malam (lilin) dengan
tepi yang tergulung, translusen dan mengkilap; pembuluh darah yang mengalami
telangiektasia dapat di jumpai. Dengan tumbuhnya sel basal akan terjadi ulserasi pada
bagian tengahnya dan kadang-kadang pembentukan krusta. Tumor paling sering muncul di
daerah muka.Karsinoma sel basal di tandai dengan invasi dan erosi jaringan yang
bersambung (siling menyatu).Karsinoma ini jarang bermetastasetetapi rekurensi sering
terjadi.Namun demikian, lesi yang diabaikan dapat menyebabkan hilangnya hidung, telinga
atau bibir. Lesi lain akibat penyakit ini dapat timbul sebagai plak yang mengkilap, datar
berwarna kelabu atau kekuningan.
Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi malignan yang timbul dari dalam
epidermis.Meskipun biasanya muncul pada kulit yang merusak karena sinar matahari,
karsinoma ini dapat pula timbul dari kulit yang normal atau lesi kulit yang sudah ada
sebelumnya.Penyakit kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat daripada
karsinoma sel basal karena sifatnya yang sungguh-sungguh invasive dengan mengadakan
metastase lewat system limfatik atau darah.Metastase menyebabkan 75% kematian karena
karsinoma sel skuamosa.Lesinya dapat bersifat primer karena timbul pada kulit maupun
membran mukosa, atau bisa terjadi sekunder dari suatu keadaan precancerousseperti
keratosis aktinika (lesi pada bagian kulit yang terpajan sinar matahari), leukoplakia (lesi
premalignan pada membrane mukosa) atau lesi dengan pembebtukan sikatriks atau
ulkus.Karsinoma sel skuamosa tampak sebagai sebuah tumor yang kasar, tebal dan bersisik
tanpa memberikan gejala (asimtomatik) tetapi bisa menimbulkan pendarahan.Tepi lesinya
dapat lebih lebar, lebih terinfiltrasi dan lebih memperlihatkan reaksi inflamasi bila
dibandingkan dengan karsinoma sel basal.Infeksinya sekunder dapat terjadi.Daerah-daerah
yang terbuka, khususnya ekstremitas atas, muka, bibir bawah, telinga, hidung dan dahi,
merupakan lokasi kulit yang sering terkena kanker ini.
Kanker kulit di diagnosis dari pemeriksaan biopsy dan hasil evaluasi histologik.
Metastase.Insidensi mestastase berhubungan dengan tipe histologik dan tingkat
kedalaman invasinya.Biasanya karsinoma sel skuamosa yang tumbuh di daerah kulit yang
rusak karena sinar matahari tidak begitu invasive dan jarang menimbulkan kematian,
sementara yang tumbuh tanpa riwayat pajanan matahari atau arsen atau tanpa pembentukan
sikatriks memiliki frekuensi yang lebih tinggi untuk mengadakan penyebaran
metastatik.Selanjutnya pasien harus dievaluasi untuk mendeteksi metastase pada kelenjar
limfe regional.
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :
a. Benjolan kecil yang membesar
Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya
mengkilap, tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama
makin membesar. Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal. Kadang-kadang
benjolan menjadi hitam atau kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup
kerak atau keropeng yang mudah berdarah bila diangkat.
3. Melanoma
Melanoma malignum hanyalah 3% dari semua keganasan kulit primer tetapi
mengakibatkan hamper semua kematian yang disebabkan oleh kanker kulit.
Kebanyakan melanoma terjadi pada kelompok usia 40 – 70 tahun, tetapi jumlah kasus
telah meningkat diantara kelompok usia 20 – 40 tahun. Salah satu penjelasan untuk
peningkatan insiden ini adalah pajanan sinar matahari yang lebih besar saat rekreasi
dan perubahan cara berpakaian. Diagnosis didasarkan pada perubahan bentuk, warna,
ukuran dan konfigurasi lezi yang berpigmen.
Melanoma yang menyebar superficial merupakan jenis yang paling sering (60%
sampai 80%) dan mempunyai prognosis paling baik.Sebagian besar pasien
mempunyai harapan hidup 5 tahun atau lebih dan banyak yang sembuh.Diagnosis
dini dan pengobatan bedah berperan dalam perbaikan statistic.
Pengobatan melanoma malignum terutama dengan pembedahan. Pasien dengan
melanoma diseminata dilakukan kemoterapi.
b. Tumor Jinak
1. Keratonis Seboroid
Bermanisfestasi sebagai neoplasma mirip kutil, berwarna coklat sperti
dilekatkan pada permukaan epidermis. Peneyebab dari tumor jinak ini tidak
diketahui. Sel-sel tumor ini berasal dari sel basar sel basal kecil yang terlokalisasi
pada epidermis. Pasien yang lebih tua dapat mengalami keratosis seboroid multipel
di seluruh tubuh, wajah, dan ekstremitas atas.
Pengobatan tidak diperlukan kecuali atas alasan kosmetik atau diagnostik.
2. Keratonis Aktinik
Keratonis atinik bbiasanya timbul pada permukaan kulit yang terkena sinar
matahari seperti wajah, leher, kulit kepala dan ekstremitas. Daerah yang terserang
tampak seperti lezi eritematosa, bersisik dan dengan permukaan yang kasar. Lezi
ini disebabkan oleh pajanan sinar matahari kronik, terutama pada pasien berusia
lanjut. Neoplasma prakanker ini dapat berubah menjadi karsinoma sel skuamosa
dan harus diobati. Tindakan pengobatannya termasuk elektrodesikasi dengan
kuretase atau bedah beku. Pasien diingatkan terhadap pajanan sinar matahari
selanjutnya, dan dianjurkan untuk memaki tabir surya yang dapat menghambat
sinar UV B dan UV A dengan faktor proteksi 15 atau 30 (Presun, Solbar,
Sundown, Bain de Soleir).
3. Keratoakantoma
Keratoakantoma adalah tumor yang berbentuk kubah dengan bagian
tengahnya berbentuk kawah atau mengalami ulserasi. Tumor ini tumbuh dengan
cepat dalam waktu beberapa bulan dan biasanya timbul pada orang tua yang
berkulit terang.
Tumor ini jinak dan dapat mengalami involunsi spontan. Karena tumor ini
dapat menyerupai karsinoma sel skuamosa, maka tumor ini harus di eksisi untuk
pemeriksaan histopatologi.
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
1. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan
normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu
margin 1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk
melanoma dengan ketebalan kurang dari 3 mm lesi-lesi dengan kedalaman lebih
dari 1 mm tetapi kurang dari 3 mm ditangani melalui pembedahan dengan
kesembuhan kira-kira 70-80 %lesi dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan
mengalami kekambuhan sekitar 40-50 %. Batas- batas reseksi sekeliling melanoma
yang dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sedikit 2-3 cm
Bedah Elektro. Merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan
dengan menggunakan energi listrik.Arus listrik dikonversikan menjadi panas yang
kemudian dihantarkan ke jaringan dari elektroda dingin.Bedah elektro dapat
didahului dengan kuretase yang dilaksanakan lewat eksisi tumor dengan mengerok
permukaanya memakai alat kuret.Kemudian dilakukan elektrodesikasi untuk
mencapai hemostasis dan menghancurkan setiap sel malignan yang viable pada
dasar luka atau di sepanjang bagian tepinya. Elektrodesikasi sangat berguna untuk
lesi yang kecil (lebarnya kurang 1-2 cm atau 0,4 – 0,8 inci). Metode ini
memanfaatkan keuntungan bahwa tumor yang kecil lebih lunak daripada jaringan
kulit di sekitranya dan dengan demikian luasnya dapat ditentukan sevara garis
besar dengan alat kuret yang dapat “merasakan” luas jaringan tumor.Tumor
diangkat dan bagian dasarnya dikauter. Proses ini diulang sampai tiga kali.
Biasanya kesembuhan terjadi dalam waktu satu bulan.
Bedah Beku. Bedah beku menghancurkan tumor dengan cara deep
freezing. Alat jarum termokopel ditusukkan ke dalam kulit, dan kemudian nitrogen
cair dimasukkan ke dalam tumor samapai tercapai suhu -40o C hingga -60o C pada
dasar tumor. Nitrogen cair memiliki keuntungan yaitu titik didihnya paling rendah
dari semua kriogen yang dicoba, harganya tidak mahal dan juga barangnya mudah
diperoleh. Jaringan tumor dibekudinginkan, dibiarkan melunak dan kemudian
dibekudinginkan kembali. Lokasi yang menjalani bedah beku ini akan melunak
secara alami serta kemudian mengalami gelatinasi dan sembuh spontan.
Pembengkakan dan edema terjadi setelah pembekuan. Penampakan lesi bervariasi.
Kesembuhan normal yang dapat memakan waktu 4 hingga 6 minggu terjadi lebih
cepat di daerah-daerah dengan suplai darah yang baik.
2. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara
topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung pada lesi. Agen-agen
yang digunakan meliputi 5 flourourasil atau psorelen.Obat-obat yang paling umum
digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin (DTIC), dan sisplatin.Cara
yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik.Saat ini
kemoterapi sistemik belum dapat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah
kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya
digunakan pada orang dengan penyakit yang menyebar secara luas
3. Terapi biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara
langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara
tubuh untuk bereaksi terhadap kanker.Bentuk umum dari bioterapi dibawah
penyelidikan untuk melanoma meliputi vaksin, injeksi bacterium yang diketahui
sebgaai BSG (Basilus Calmeete Guerin) dan penggunaan interferon, interleukin,
dan antibiotic monoklanal. Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi
dan dinon-aktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system
imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan
kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG
mempengaruhi stimulasi non-spesifik dari system imun dan sedang dipelajari
sebagai terapi untuk pasien-pasien fase awal.Diharapkan bahwa injeksi BSG secara
langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi.
4. Terapi radiasi
Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan
energy sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, atau sumber-sumber radiasi lainnya
untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma
b. Penatalaksanaan keperawatan
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran perawat adalah
:
1) Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan
2) Pemberian analgetik tepat
3) Meredakan ansietas
4) Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Wanita, usia 82 tahun, datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP NTB pada tanggal 5
Juni 2014, dengan keluhan masuk muncul benjolan hitam diatas hidung. Benjolan hitam
ini muncul di atas hidung yang mulai disadari sejak ± 8 bulan yang lalu. Awalnya benjolan
hanya berupa bintik kecil di atas hidung yang terasa gatal dan semakin lama semakin
bertambah besar dan terasa nyeri. Pasien sering menggaruk bintik tersebut hingga kadang
sampai terluka
Untuk keluhan ini, pasien belum pernah berobat ke dokter atau meminum obat lainnya.
Tidak ada keluhan yang sama di area tubuh yang lain.
Selain itu, pasien mengeluh bercak-bercak di selangkangan yang terasa gatal. Keluhan ini
mulai muncul sejak ± 3 bulan yang lalu. Gatal semakin bertambah apabila pasien
berkeringat. Keluhan ini tidak pernah diobati oleh pasien.
STATUS DERMATOLOGIS
Regio : nasalis
Ditemukan papul berbentuk tidak teratur berdiameter 0,9 mm, berbatas tidak tegas,
dengan warna tidak homogen yakni berwarna hitam di bagian tengah dan tampak
berwarna putih di bagian tepinya.
Regio : cruris dekstra et sinistra
Ditemukan macula eritema, multiple, berbentuk tidak teratur, diskrit, berbatas tegas
dengan tepi lesi tampak lebih aktif disertai dengan skuama.
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama :-
Tanggal Lahir : -
Usia : 82 thn
Alamat :-
No MR :-
f. Riwayat Sosial :
Pasien saat ini tidak memiliki pekerjaan, namun sebelumnya pasien bekerja
sebagai penjual kopi di pingir jalan.
g. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Regio : nasalis
Ditemukan papul berbentuk tidak teratur berdiameter 0,9 mm, berbatas tidak
tegas, dengan warna tidak homogen yakni berwarna hitam di bagian tengah dan
tampak berwarna putih di bagian tepinya.
Regio : cruris dekstra et sinistra
Ditemukan macula eritema, multiple, berbentuk tidak teratur, diskrit, berbatas
tegas dengan tepi lesi tampak lebih aktif disertai dengan skuama.
h. Analisa Data
Data Obyektif :
Nyeri tekan pada siku
TTV :
TD:110/70 mmHg
Nadi : 110x/I
R : 22 x/I
S : 36,5 oC
Data Obyektif :
Tampak benjolan di hidung
Benjolan berwarna hitam
Pasien tampak menggaruk
area hidung
Data Subyektif : Gangguan citra tubuh
Pasien mengeluh awal
benjolan berupa titik
Pasien mengeluh ada benjolan
di hidung
Pasien mengeluh benjolan
berwarna hitam
Data Obyektif :
Tampak benjolan di hidung
Benjolan berwarna hitam
Tampak papul berbentuk tidak
teratur, diameter 0.9 mm
Batas papul tidak tegas dan
warna tidak homogen
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musculoskeletal
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan deformitas tulang
.
3. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Tidak mengeluh nyeri
Observasi
2. Tidak meringis
3. Tidak bersikap protektif 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
4. Tidak gelisah intensitas nyeri
5. Tidak mengalami kesulitan tidur 2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan n
yeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah di
berikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
1. Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu
2. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningk
atkan pergerakan
4. Edukasi ;
5. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
6. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
7. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
1. Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkem
1. Tidak mengeluh nyeri
bangan
2. Tidak meringis
2. Identifikasi budaya, agamajenis kelamin dan umur terkait ci
3. Tidak bersikap protektif
tra tubuh
4. Tidak gelisah
3. Monitor apakah pasien bias melihat bagian tubuh yang ber
5. Tidak mengalami kesulitan tidur
ubah
Terapuetik;
1. Diskusi perubahan tubuh dan fungsinya
2. Diskusi perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
3. Diskusi kondisi stress yang mempengaruhi citra tubuh
4. Edukasi ;
5. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan ci
tra tubuh
6. Anjurkan menggunakan alat bantu (seperti: pakaian,kosme
tik)
7. Latih fungsi tubuh yang dimiliki
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Pemakalah berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Dan penulis juga berharap dapat menerima saran dan kritik dari para
pembaca yang dapat membangun untuk kesempurnaan makalah ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
EGC
Prof.dr. Adhi Djuanda, dr Mochtar Hamzah. dr Siti Aisah.2002.Ilmu Penyakit Kulit dan
https://id.scribd.com/document/425599418/ASUHAN-KEPERAWATAN-PADA-PASIEN-
MELANOMA 18 Oktober 2022
https://id.scribd.com/doc/244728037/Laporan-Kasus-Melanoma-Maligna18 Oktober 2022
https://id.scribd.com/doc/75451707/WOC-CA-KULIT18 Oktober 2022
https://id.scribd.com/document/243924072/ASKEP-MELANOMA-MALIGNA21 oktober 2022