037)
Pembimbing : dr. Afifah Is, Sp.PD
Gagal ginjal Kronik didefinisikan dengan 2 kriteria yaitu
pertama, kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan disertai
kelainan struktural maupun fungsional dengan atau tanpa penurunan
LFG yang bermanifestasi adanya kelainan patologis dan terdapat
tanda kelainan pada ginjal yang berupa kelainan pada komposisi
darah, urin atau kelainan pada tes pencitraan (imaging tests). Kedua,
LFG kurang dari 60 ml/menit/1,73m2 selama 3 bulan dengan atau
tanpa kerusakan ginjal.
Menurut data dari CDC tahun 2010, lebih dari 20 juta warga
Amerika Serikat yang menderita penyakit ginjal kronik, angka ini
meningkat sekitar 8% setiap tahunya. Lebih dari 35% pasien diabetes
menderita penyakit ginjal kronik, dan lebih dari 20% pasien
hipertensi. 19 Studi di Indonesia menyebutkan angka insidensi pasien
PGK sebesar 30,7 perjuta penduduk dan angka kejadianya sebesar
23,4 perjuta penduduk.
Nama : Dede Sopian
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 32 tahun
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Jln pondok kelapa selatan IV Jakarta Timur
Tanggal Masuk : 12 april 2018
Dilakukan autoanamnesis dengan pasien pada hari kamis tanggal 12
april 2018 di bangsal Dahlia Barat , RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur.
Keluhan Utama
Sesak nafas 2 minggu SMRS
Kluhan Tambahan
Sulit tidur 2 minggu SMRS, mual dan muntah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Budhi Asih dengan keluhan sesak sejak 2
minggu SMRS. Sesak nafas dirasakan terengah – engah dan terus menerus
tidak membaik saat isthirahat dan dimalam hari sulit tidur karena sesak. Sesak
dirasakan makin memburuk 1 minggu SMRS sehingga pasien tidak dapat
melakukan aktivitas sehari – hari dan mudah capek. Pasien juga mengeluhkan
nafsu makan menurun karena mual – muntah, dada berdebar – berdebar, perut
kembung dan nyeri diulu hati. Keluhan batuk, demam, dan kaki bengkak
disangkal, bab dan bak lancar. Pasien ada riwayat hipertensi namun riwayat
penyakit ginjal, penyakit jantung , dm, asthma, alergi disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
pasien mempunyai riwayat hipertensi , riwayat dm, penyakit
ginjal, penyakit jantung disangka.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien mempunyai riwayat hipertensi. Sedangkan riwayat
sakit serupa, penyakit ginjal, penyakit jantung, alergi, diabetes
mellitus, asthma disangkal.
Riwayat Pengobatan
Pasien mengkonsumsi amlodipin tapi di minumnya saat pasien
merasakan pusing saja.
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengkonsumsi teh I gelas cangkir sehari, riwayat
merokok dan minum kopi disangkal.
Penglihatan : tidak ditemukan keluhan
Pendengaran : tidak ditemukan keluhan
Thorax : sesak +
Pencernaan : tidak ditemukan keluhan
Saluran kemih : tidak ditemukan keluhan
Hematologi : tidak ditemukan keluhan
Metabolik-endokrin : tidak ditemukan keluhan
Neurologi : tidak ditemukan keluhan
Psikiatri : tidak ditemukan keluhan
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 12 april 2018
Keadaan umum : Tampak sakit sedang, tampak sesak nafas saat dilakukan anamnesis
Tanda vital
Tekanan darah : 179/122 mmhg
Nadi : 120x/menit
Pernapasan : 30x/menit
Suhu : 36,4o C
SpO2 : 87%
Status gizi
Mulut : Oral hygiene baik, faring hiperemis (-) candidiasis oral (-) pasien
tampak bernapas lewat mulut.
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bentuk normal, gerak dinding simetris
Auskultasi : Bising usus (+) 1-3x/menit
Palpasi : Super, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-),
pembesaran lien dan hepar (-)
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas atas : Akral hangat, tidak ada edema,
dan tidak ada sianosis
Ekstremitas bawah : Akral hangat, tidak ada edema
dan tidak ada sianosis
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
HEMATOLOGI
Hemoglobin 6.6 g/dL 13.2 - 17.3
Hematokrit 20 % 40 - 52
Eritrosit 2.4 juta/uL 4.4 - 5.9
Leukosit 11.1 ribu/uL 3.8 - 10.6
TIBC – Besi Daya 164 240 - 400
Ikat Total
2. ASIDOSIS METABOLIK
4. ANEMIA
1. CHRONIC KIDNEY DISEASE
PENGKAJIAN MASALAH
Sesak sejak 2 minggu SMRS. Sesak dirasakan terus menerus tidak membaik
saat isthirahat dan Sesak nafas dirasakan terengah – engah makin memburuk 1
minggu SMRS sehingga pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari – hari
dan mudah capek.
Malam hari sulit tidur karena sesak
Nafsu makan menurun karena mual – muntah
Dada berdebar – berdebar
Pasien ada riwayat hipertensi dan riwayat pengunaan obat amlodipin tapi tak
terkontrol.
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 179/122 mmhg, nadi
120x/menit, pernafasan 30x/menit, Sp02 87%, kulit pucat, dan conjuntiva
anemis.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan adanya hasil lab penurunan kadar
hemoglobin (6.6), hematokrit (20), eritrosit (2.4) yang menunjukan adanya
anemia
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan adanya peningkatan ureum (191),
kreatinin (29.57) yang menunjukan adanya gangguan fungsi ginjal.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan adanya penurunan kalsium (6.8),
kalsium ion (1.1) yang menunjukan adanya hipokalsemia.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan adanya penurunan protein total (5.2),
albumin (3.0).
Pada pemeriksaan analisa gas darah didapatkan ph (7.29), pCO2 (31), pO2
(117), Bikarbonat (15), total cO2 (16) yang menunjukan adanya asidosis
metabolik.
Rencana diagnostik
Pemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan urinalisis
Pemeriksaan ulangan ureum dan kreatinin
Pemeriksaan gula darah sewaktu
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan elektrolit
Pemeriksaan foto thorax PA
Rencana Tatalaksana :
Bed rest
Pemberian 02 3-4 liter
IVFD NaCL 0.9%
Adalat oros 1 x 30mg
Valsartan 1 x 80mg
Bicnat 3 x 2
CaCo3 3 x 1
Aminoral 3 x 4
Vip albumin 3 x 2
B12 3 x 1
As. Folat 1 x 3
Ca gluconat 3 x 1amp selama 3 hari
Transfusi PRC 700cc
Hemodialisa cito
2. ASIDOSIS METABOLIK
PENGKAJIAN MASALAH
Sesak sejak 2 minggu SMRS. Sesak dirasakan terus menerus tidak membaik saat
isthirahat dan Sesak dirasakan terengah - engah makin memburuk 1 minggu SMRS
sehingga pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari – hari dan mudah capek.
Pasien merasakan mudah capek dalam melakukan aktivitas sehari – hari
Nafsu makan menurun karena mual – muntah
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 179/122mmhg, nadi
120x/menit, pernafasan 30x/menit, dan Sp02 87%
Pada pemeriksaan analisa gas darah didapatkan ph (7.29), pCO2 (31), pO2 (117),
Bikarbonat (15), total cO2 (16) yang menunjukan adanya asidosis metabolik.
Rencana diagnostik
Pemeriksaan tanda vital
Pemeriksaan elektrolit
Pemeriksaan analisa gas darah
3. HIPERTENSI DERAJAT III
PENGKAJIAN MASALAH
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 179/122mmhg,
nadi 120x/menit, pernafasan 30x/menit, dan Sp02 87%,
Pasien ada riwayat hipertensi dan riwayat pengunaan obat amlodipin tapi
tak terkontrol.
Rencana diagnostik :
Pemeriksaan tanda vital
Rencana Tatalaksana :
Adalat oros 1 x 30mg
Valsartan 1 x 80mg
4. ANEMIA
PENGKAJIAN MASALAH
Pasien merasakan mudah capek dalam melakukan aktivitas sehari -
hari
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kulit pucat, dan conjuntiva
anemis
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan adanya hasil lab penurunan
kadar hemoglobin (6.6), hematokrit (20), dan eritrosit (2.4)
Rencana diagnostik
Pemeriksaan H2TL ulangan
Pemeriksaan SI, TIBC, Ferittin
Rencana Tatalaksana :
B12 3 x 1
As. Folat 1 x 3
Transfusi PRC 700cc
Pasien, laki – laki, 32 tahun masih dirawat di RSUD Budhi Asih
dari tanggal 12 april 2018. Pasien pada tanggal 20 april 2018
mendapatkan diagnosis CKD stage V yang menyebabkan sesak
nafas (perbaikan), sindrom uremikum berupa mual muntah
(perbaikan) yang menyebabkan penurunan nafsu makan
(perbaikan), anemia (perbaikan), hipokalsemia (perbaikan), dan
hipoalbumin (belum ada pemeriksaan ulangan). Pasien sudah
melakukan Hemodialisa sebanyak 2 kali, pemberian obat berupa
Valsartan 1 x 80mg Bicnat 3 x 2, CaCo3 3 x 1, Asam folat 1 x 3,
B12 3 x 1, Aminoral 3 x 4, Vip albumin 3 x 2, Sistenol 4 x 1,
Digoxin 1 x 2,5mg, Amlodipine 1 x 5mg, Pelastin 3 x 1g, Cravox
1 x 750mg, Episan syr 3 x 1cth, dan Ketorolac extra.
13 april 2018
S : Pasien mengeluh sesak 2 minggu SMRS, Sesak dirasakan terus menerus tidak
membaik saat isthirahat. Sesak nafas dirasakan terengah - engah makin memburuk 1
minggu SMRS Malam hari sulit tidur karena sesak, Nafsu makan menurun karena
mual – muntah, Dada berdebar – berdebar
0 : TD (160/110), HR (106x/menit), RR (24x/menit), Suhu (36.5)
- Mata : CA +/+
- Thorax : rh +/+ basah
Lab/ Hb : 6.6 g/dL, Ht : 20%, Leu: 11.1ribu/μL, Eri : 2,4, Ureum : 191, Kreatinin :
29.57, GDS : 86, K: 6.1 mmol/L, Ca : 6.8, Albumin : 3.0, Ph : 7.29, pCO2 : 31, pO2 :
117, HCO3 : 15, Total cO2 : 16
A : Chronic Kidney Disease stage V, Hipertensi, Anemia, Asidosis Metabolik,
Hipoalbumin, Hipokalsemi, Hiperkalemia
P : Pemberian 02 3-4 liter, IVFD NaCL 0.9% dan Lasix 6amp / 24 jam, Adalat oros 1
x 30mg, Valsartan 1 x 80mg, Bicnat 3 x 2, CaCo3 3 x 1, B12 3 x 1, As. Folat 1 x 3,
Transfusi PRC 750cc, Screening Hddan HD cito
16 april 2018
S : Pasien mengeluh sesak, mengigil, dan perut panas, mual dan muntah berkurang,
bab dan bak dalam batas normal
0 : TD (160/120), HR (121x/menit), RR (23x/menit), Suhu (36.7)
- Mata : CA +/+
- Thorax : rh +/+ basah
Lab/ Hb : 6.6 g/dL, Ht : 20%, Leu: 22.0ribu/μL, Eri : 2,9, Albumin : 2.8, Ph : 7.48,
pCO2 : 21, pO2 : 51, HCO3 : 16, Total cO2 : 17, saturasi O2 : 89, dan procalcitonin :
1.80
A : Chronic Kidney Disease stage V, Hipertensi, Anemia, Asidosis Metabolik
terkompensasi, Hipoalbumin, dan sepsis
P : Adalat oros 1 x 30mg, Valsartan 1 x 80mg, Bicnat 3 x 2, CaCo3 3 x 1, B12 3 x 1,
As. Folat 1 x 3, Aminoral 3 x 4, Vip albumin 3 x 2, Sistenol 4 x 1, New diatab,
Digoxin 1 x 2,5mg, Amlodipine 1 x 5mg, Ca glukonat 3 x 1, Pelastin 3 x 1g, Cravox
1 x 750mg, Transfusi PRC 250cc dan Hd cito
17 april 2018
S : Pasien mengeluh sesak, mual, muntah, nafsu makan menurun, bab
cair dan sulit tidur karena sesak
0 : TD (139/96), HR (115x/menit), RR (22x/menit), Suhu (38.0)
- Mata : CA +/+
- Thorax : rh +/+ basah
Lab/ Hb : 8.2 g/dL, Ht : 23%, Leu: 22.0ribu/μL, Eri : 2,9, trombosit :
118, Ph : 7.48, pCO2 : 21, pO2 : 51, HCO3 : 16, Total cO2 : 17,
saturasi O2 : 89.
A : Chronic Kidney Disease stage V, Hipertensi, Anemia perbaikan,
Asidosis Metabolik, Hipoalbumin, dan shock sepsis
P : Adalat oros 1 x 30mg, Valsartan 1 x 80mg, Bicnat 3 x 2, CaCo3 3
x 1, B12 3 x 1, As. Folat 1 x 3, Aminoral 3 x 4, Vip albumin 3 x 2,
Sistenol 4 x 1, New diatab, Digoxin 1 x 2,5mg, Amlodipine 1 x 5mg,
Ca glukonat 3 x 1, Pelastin 3 x 1g, Cravox 1 x 750mg, dan Hd cito
18 april 2018
S : Pasien masih mengeluh sesak , sulit tidur, dan mual
0 : TD (139/97), HR (100x/menit), RR (23x/menit), Suhu (37.1)
- Mata : CA +/+
- Thorax : rh +/+ basah
Lab/ Hb : 8.2 g/dL, Ht : 24%, Leu: 12.4ribu/μL, Eri : 3.0, trombosit : 79, Ph :
7.48, pCO2 : 24, pO2 : 176, HCO3 : 16, Total cO2 : 17, saturasi O2 : 89,
Ureum : 466, Kreatinin : 39.38
A : Chronic Kidney Disease stage V, Hipertensi, Anemia perbaikan, Asidosis
Metabolik , Hipoalbumin, dan shock sepsis
P : Adalat oros 1 x 30mg, Valsartan 1 x 80mg, Bicnat 3 x 2, CaCo3 3 x 1,
B12 3 x 1, As. Folat 1 x 3, Aminoral 3 x 4, Vip albumin 3 x 2, Sistenol 4 x 1,
Digoxin 1 x 2,5mg, Amlodipine 1 x 5mg, Ca glukonat 3 x 1, Pelastin 3 x 1g,
Cravox 1 x 750mg, episan syr 3 x 1c dan Hd cito
19 april 2018
S : Pasien mengeluhkan badan terasa pegal – pegal, sesak sudah berkurang,
pasien sulit tidur, mual (-), muntah (-), bab dan bak dalam batas normal
0 : TD (140/100), HR (85x/menit), RR (20x/menit), Suhu (36.2)
- Mata : CA +/+
- Thorax : rh +/+ basah
Lab/ Hb : 9.1 g/dL, Ht : 26%, trombosit : 66, Ph : 7.50, pCO2 : 20, pO2 :
147, HCO3 : 16, Total cO2 : 17, saturasi O2 : 89, Ureum : 197, Kreatinin :
17.16, dan natrium : 126
A : Chronic Kidney Disease stage V, Hipertensi, Anemia perbaikan, Asidosis
Metabolik, Hipoalbumin, hiponatremia dan shock sepsis
P :Adalat oros 1 x 30mg, Valsartan 1 x 80mg, Bicnat 3 x 2, CaCo3 3 x 1,
B12 3 x 1, As. Folat 1 x 3, Aminoral 3 x 4, Vip albumin 3 x 2, Sistenol 4 x 1,
Digoxin 1 x 2,5mg, Amlodipine 1 x 5mg, Ca glukonat 3 x 1, Pelastin 3 x 1g,
Cravox 1 x 750mg, episan syr 3 x 1c, ketorolac extra dan Hd cito
Kerusakan ginjal selama ≥ 3 bulan
Yang dimaksud terdapat kerusakan ginjal adalah bila dijumpai kelainan struktur atau fungsi ginjal
dengan atau tanpa penurunan GFR, dengan salah satu manifestasi kelainan patologi dan petanda
kerusakan ginjal, termasuk kelainan komposisi darah atau urine, atau kelainan radiologi.
GFR ≤ 60 ml/men/1,73m2 ≥ 3 bulan diklasifikasikan sebagai CKD tanpa memperhatikan ada atau
tidak adanya kerusakan ginjal oleh kerena pada tingkat GFR tersebut atau lebih rendah, ginjal telah
kehilangan fungsinya ≥ 50% dan terdapat komplikasi. Disisi lain adanya kerusakan ginjal tanpa
memperhatikan tingkat GFR juga diklasifikasikan sebagai CKD. Kerusakan ginjal didasarkan pada
adanya beberapa petanda seperti proteinuria, kelainan sedimen (hematuria, pyuria dengan cast),
kelainan darah yang patognomonik untuk kelainan ginjal seperti sindroma tubuler (misalnya asidosis
tubuler ganjal, diabetes insipidus nefrogenik), serta adanya gambaran radiologi yang abnormal,
misalnya hidronefrosis. Ada kemungkinan GFR tetap normal atau meningkat, tetapi sudah terdapat
kerusakan ginjal sehingga mempunyai resiko tinggi untuk mengalami 2 keadaan utama akibat CKD,
yaitu hilangnya fungsi ginjal dan terjadinya penyakit kardiovaskular.1
1. Usia
2. Riwayat penyakit hipertensi
3. Riwayat penyakit diabetes mellitus
4. Riwayat penggunaan OAINS dan analgetika
5. Riwayat merokok
6. Riwayat psikostimulan
Diabetik nefropati
Hipertensif nefrosklerosis
Glomerulonefritis
Renovakular disesase (iskemik nefropati)
Penyakit polikistik ginjal
Refluk nefropati dan penyakit ginjal kongenital
lainnya
Intersisial nefritis, termasuk nefropati analgesic
Nefropati ulang berhubungan dengan HIV
Transplant allograft failure (“chronic rejection”)
Klasifikasi berdasarkan derajat penyakit, dibuat atas dasar
perhitungan GFR. Pedoman K/DOQI merekomendasikan perhitungan
GFR dengan rumus Cockroft-Gault untuk orang dewasa, yaitu
Klirens kreatinin (ml/men.) = 140-umur x berat badan/72 x kreatinin
serum
Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada awalnya tergantung pada penyakit
yang mendasari, tetapi dalam perkembangan selanjutnya proses yang terjadi kurang
lebih sama. Pada gagal ginjal kronik terjadi pengurangan massa ginjal mengakibatkan
hipertrofi struktural dan fungsional nefron yang masih tersisa. Hal ini mengakibatkan
terjadinya hiperfiltrasi, yang diikuti oleh peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah
glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat, akhirnya diikuti oleh proses
maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Proses ini akhirnya diikuti
dengan penurunan fungsi nefron yang progresif. Perubahan fungsi neuron yang tersisa
setelah kerusakan ginjal menyebabkan pembentukan jaringan ikat, sedangkan nefron
yang masih utuh akan mengalami peningkatan beban eksresi sehingga terjadi lingkaran
setan hiperfiltrasi dan peningkatan aliran darah glomerulus. Demikian seterusnya,
keadaan ini berlanjut menyerupai suatu siklus yang berakhir dengan Gagal Ginjal
Terminal (GGT) atau End Stage Renal Disease (ESRD). Adanya peningkatan aktivitas
aksis renin-angiotensin-aldosteron intrarenal, hipertensi sistemik, nefrotoksindan
hipoperfusi ginjal, proteinuria, hiperlipidemia ikut memberikan kontribusiterhadap
terjadinya hiperfiltrasi, sklerosis, dan progresifitas tersebut.
1. Gambaran Klinis