Anda di halaman 1dari 75

CASE REPORT

Dokter Pembimbing:
dr. Dumasari Siregar, Sp.THT - KL

Co-Assistant:
Caesilia Khairunisa 030.14.035
Chika Dhia Salsabila 030.14.037
Shina Niko Apredo 030.14.176 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 10 JUNI – 12 JULI 2019
IDENTITAS PASIEN

• Nama: Ny. F
• Usia : 44 Tahun
• Jenis Kelamin: Perempuan
• Agama: Islam
• Alamat: Jl. Mampang Prapatan XI, Tegal Parang,
Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
• Pekerjaan: Wiraswasta (Pedagang)
• Status Pernikahan: Belum menikah
• No.RM: 01.16.79.73
• Tanggal Pemeriksaan: 14 Juni 2019
ANAMNESIS

• Dilakukan autoanamnesis di Ruang


Poliklinik THT RSUD Budhi Asih
• Pada hari Jumat, 14 Juni 2019 pukul 11.00
WIB
KELUHAN UTAMA

• Nyeri pada telinga kiri sejak 3 hari


SMRS
KELUHAN TAMBAHAN
• Gatal pada telinga kiri
• Suka membersihkan telinga dengan cotton bud
(di korek – korek)
• Keluar cairan berwarna bening dari telinga kiri,
tidak berbau
• Bengkak pada bagian depan, bawah dan
belakang telinga kiri, terasa nyeri
• Nyeri saat menggerakkan rahang, sulit untuk
membuka mulut sehingga nafsu makan menurun
• Batuk, pilek, demam disangkal
• Tidak ada riwayat trauma sebelumnya
IWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke Poliklinik THT RSUD Budhi Asih dengan


keluhan nyeri pada telinga kiri sejak 3 hari SMRS. Keluhan nyeri
disertai gatal pada telinga kiri. Pasien suka membersihkan telinga
dengan cotton bud (dikorek – korek). Di telinga kiri pasien keluar
cairan berwarna bening namun tidak berbau.
Keluhan lain yang dirasakan bengkak pada bagian depan,
bawah dan belakang telinga kiri dan terasa nyeri apabila ditekan.
Nyeri juga terasa saat menggerakkan rahang, sulit untuk membuka
mulut sehingga nafsu makan menurun. Batuk, pilek, demam
disangkal. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
IWAYAT PENYAKIT KELUARGA
RIWAYAT KEBIASAAN
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS

Kepala : normocephaly, rambut hitam


Mata : CA (-/-), SI (-/-), ortoforia, bulat
isokor 3mm / 3mm
Mulut : simetris, sianosis (-), laserasi (-)
Wajah : tampak edema dan hiperemis
pada kelenjar parotis bagian depan, bawah
dan belakang telinga kiri serta nyeri tekan
(+)
STATUS GENERALIS

Leher : trakea ditengah, JVP tidak meningkat, tidak


ada pembesaran KGB, kelenjar tiroid tidak teraba
Thorax :
• Inspeksi  simetris
• Palpasi  vocal fremitus simetris, thrill (-)
• Perkusi  tidak dilakukan
• Auskultasi  SNV (+/+), Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-), S1S2 reguler, murmur (-),
gallop (-)
STATUS GENERALIS

Genitalia : tidak dilakukan


Ekstremitas : sianosis (-), akral
hangat (+), oedem (-), CTR < 2
detik
STATUS LOKALIS
THT
TATUS LOKALIS THT - TELINGA
TATUS LOKALIS THT - TELINGA
TATUS LOKALIS THT - HIDUNG
TATUS LOKALIS THT - TENGGOROKAN
RESUME
RESUME
RESUME
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS KERJA
TATALAKSANA
Non medikamentosa

o Edukasi kepada pasien tentang penyakit yang diderita 

faktor risiko, komplikasi, pengobatan

o Edukasi pasien untuk melakukan pengobatan secara

rutin agar mendapatkan hasil maksimal untuk

penyembuhan

o Kontrol kembali ke Poliklinik THT 3 hari kemudian untuk

evaluasi inlamasi  membaik  pemasangan tampon


TATALAKSANA

Medikamentosa
o Metilprednisolon tab 3 x 16 mg
o Cefixime caps 2 x 200 mg
o Isoprinosine tab 3 x 500 mg
PROGNOSIS

• Ad Vitam: ad bonam
• Ad Sanationam: dubia ad bonam
• Ad Functionam: ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
OTITIS
EKSTERNA
ANATOMI
FISIOLOGI
DEFINISI
FAKTOR PREDISPOSISI
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI – OTITIS EKSTERNA SIRKUMSKRIPTA
KLASIFIKASI – OTITIS EKSTERNA SIRKUMSKRIPTA
KLASIFIKASI – OTITIS EKSTERNA SIRKUMSKRIPTA
KLASIFIKASI – OTITIS EKSTERNA DIFUS
KLASIFIKASI – OTITIS EKSTERNA DIFUS
KLASIFIKASI – OTITIS EKSTERNA DIFUS
KLASIFIKASI – OTITIS EKSTERNA MALIGNA
KLASIFIKASI – OTITIS EKSTERNA MALIGNA
KLASIFIKASI – OTITIS EKSTERNA MALIGNA
KLASIFIKASI – OTITIS EKSTERNA KRONIK
KLASIFIKASI – OTITIS EKSTERNA KRONIK
KLASIFIKASI – OTOMIKOSIS
KLASIFIKASI – OTOMIKOSIS
KLASIFIKASI – OTOMIKOSIS
KLASIFIKASI

Otitis Otitis
Otitis
eksterna eksterna
eksterna akut
kronik maligna
KLASIFIKASI

Otomikosis Infeksi Virus


KOMPLIKASI
PROGNOSIS
PAROTITIS
ANATOMI DAN FISIOLOGI
DEFINISI
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
PENEGAKAN DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
ANALISIS
MASALAH
ANAMNESIS

Teori Kasus
Manifestasi dari OE terdiri dari otalgia, Nyeri pada telinga kiri sejak 3 hari SMRS.
rasa penuh pada telinga, gatal, Keluhan nyeri disertai gatal pada telinga
pendengaran berkurang atau hilang. kiri. Pasien suka membersihkan telinga
Salah satu faktor predisposisi  trauma dengan cotton bud (dikorek – korek). Di
mekanik (korek – korek telinga) telinga kiri pasien keluar cairan berwarna
bening namun tidak berbau.

Parotitis  suatu penyakit virus dengan Bengkak pada bagian depan, bawah dan
tanda membesarnya kelenjar ludah dan belakang telinga kiri dan terasa nyeri
terasa nyeri. apabila ditekan. Nyeri juga terasa saat
Pada anamnesis dapat didapatkan nyeri menggerakkan rahang, sulit untuk membuka
ketika mengunyah / menelan, mulut sehingga nafsu makan menurun.
pembengkakan kelenjar, nafsu makan.
PEMERIKSAAN FISIK

Teori Kasus
Pada pemeriksaan fisik telinga untuk OE Pemeriksaan telinga didapatkan
Difus didapatkan kulit liang telinga terlihat retroaurikula dan post aurikula : hiperemis
hiperemis dan udem yang batasnya tidak (+), nyeri tekan (+) ; nyeri tarik daun
jelas, liang telinga sempit, tidak terdapat telinga (+) ; nyeri tekan tragus (+) ; liang
furunkel (bisul), nyeri tekan tragus, kelenjar telinga : sempit, hiperemis (+), edema (+) ;
getah bening regional kadang membesar sekret (+) seromukoid ; MT tidak dapat
dan nyeri tekan, terdapat sekret berbau diidentifikasi
(tidak mengandung musin)

•Pada pemeriksaan fisik untuk Parotitis Pada bagian wajah tampak edema dan
didapatkan pembengkakan di daerah hiperemis pada kelenjar parotis bagian
temporomandibuler (antara telinga dan depan, bawah dan belakang telinga kiri
rahang) dan nyeri tekan pada kelenjar serta nyeri tekan (+)
yang membengkak
TATALAKSANA

Teori Kasus
Tatalaksana pada OE Difus dilakukan pembersihan
liang telinga menggunakan tampon yang mengandung o Kontrol kembali ke Poliklinik THT 3 hari
antibiotik, pemberian atibiotik sistemik kadang-
kadang perlu berikan kemudian untuk evaluasi inlamasi  membaik
Metilprednisolon  golongan kortikosteroid yang
dapat menekan sistem kekebalan tubuh dan dapat  pemasangan tampon
mengurangi reaksi peradangan (inflamasi) o Metilprednisolon tab 3 x 16 mg
Cefixime  antibiotik
o Cefixime caps 2 x 200 mg
Tatalaksana pada parotitis diberikan medikamentosa o Isoprinosine tab 3 x 500 mg
(simtomatik). Isopronasime adalah obat yang
mengandung methisoprinol  obat golongan antivirus
yang bekerja dengan cara merangsang sistem imun
untuk melawan indeksi virus dalam tubuh
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai