Nama Mahasiswa/NIM/Prodi
Nama Pembimbing/NIDN/Prodi
III. Anamnesis
3.1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah diantar keluarga dalam keadaan
sadar. Pasien mengeluhkan sesak napas sejak 1 hari sebelum masuk RS. Sesak
dirasakan pasien menetap di seluruh area dada setiap pasien menarik napas.
Sesak dikatakan ringan pada awal mula gejala dan semakin berat hingga
mengganggu aktivitas pasien. Keluhan pasien dapat muncul saat pasien
beristirahat dan dapat memberat saat pasien beraktivitas. Keluhan pasien tidak
membaik dengan beristirahat ataupun dengan merubah posisi.
Pasien juga mengeluh muncul benjolan pada leher bagian depan sejak satu
bulan sebelum masuk RS. Benjolan muncul perlahan dari ukuran kecil hingga
seukuran biji rambutan saat masuk RS. Benjolan tidak disertai rasa nyeri dan
tidak mengganggu aktivitas pasien. Tidak ada kondisi yang dapat
memperingan ataupun memperberat keluhan pasien tersebut.
Pasien juga mengeluh nyeri pinggang sisi kanan dan kiri sejak 1 hari
sebelum masuk RS. Keluhan dirasakan muncul perlahan, semakin berat, dan
hilang timbul hingga pasien masuk RS. Nyeri dirasakan ringan sehingga
aktivitas pasien lebih terganggu oleh keluhan sesak. Keluhan pasien muncul
pada saat-saat yang tidak menentu. Keluhan pasien tidak membaik dengan
beristirahat ataupun dengan merubah posisi. Pasien juga mengeluh lemas.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat atau bahan makanan.
Nafsu makan pasien dikatakan baik. Pasien merasakan penurunan berat badan,
yaitu 55 kg pada tahun 2016 menjadi 49 kg saat masuk RS.
Wheezing - | -
-|-
-|-
Abdomen :
- Inspeksi : distensi (-) sikatrik (-)
- Auskultasi : bising usus (+) normal di seluruh kuadran
- Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-) di
seluruh kuadran, Ballottement ginjal (-/-)
- Perkusi : timpani (+), ascites (-), nyeri ketok CVA (-)
Ekstremitas : Hangat + + Edema - -
+ + - -
Hidung
- Kavum Nasi : lapang | lapang
- Mukosa : merah muda | merah muda
- Konka : dekongesti | dekongesti
- Sekret : tidak | tidak
- Septum : deviasi tidak ada
Tenggorok
- Faring : terdapat massa dengan konsistensi padat, terfiksir,
batas tidak tegas, berukuran diameter 2 cm.
- Mukosa Faring : merah muda
- Tonsil : T1 – T1 merah muda
VI. Diagnosis
- Kanker Nasofaring Stadium IV C post Radiokemoterapi Komplit +
Kemoterapi Booster I Seri III
- Suspect Metastase Paru
VII. Permasalahan Kesehatan pada Kasus
- Kanker Nasofaring Stadium IV C post Radiokemoterapi Komplit +
Kemoterapi Booster I Seri III
- Suspect Metastase Paru
b. Profesi Apoteker
Apoteker melakukan analisis terkait kasus berdasarkan masing-masing
obat yang diresepkan oleh dokter kepada pasien untuk mengetahui rasional
atau tidak pemberian terapi obat yang diberikan pada pasien selama rawat
inap. Tujuannya untuk menganalisa indikasi masing-masing obat dan
menerjemahkannya ke dalam suatu dugaan diagnosa yang telah ditegakkan
oleh dokter atau sakit apa yang diderita oleh pasien. Adapun obat-obat yang
diresepkan dokter berserta indikasinya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Indikasi Masing-Masing Obat
Data Subjektif Indikasi
Nama Obat Indikasi
dan Objektif Terkait Kasus
Ketorolac - Ketorolac: Subjektif: Pasien
Paracetamol Penanganan nyeri Pasien mengeluh diresepkan
akut sedang nyeri pinggang sisi ketorolac dan
hingga berat yang kanan dan kiri parasetamol
memerlukan untuk
analgesic Objektif: - meringankan
golongan opioid, nyeri.
obat ini digunakan
jika terdapat gejala
(Lacy, et al, 2008)
- Paracetamol:
Untuk
meringankan nyeri
ringan hingga
sedang (BNF,
2014)
Ranitidine Mencegah adanya Subjektif: Pasien
peptic ulcer disease - diresepkan
(BNF, 2014) ketorolac
Objektif: sebagai
- analgesik untuk
meringankan
nyeri.
Ketorolac
merupakan
obat golongan
NSAID yang
dapat
meningkatkan
risiko ulserasi
(Lacy et al.,
2008). Untuk
mencegah
adanya
ulserasi, maka
pasien
diberikan
ranitidine.
Vitamin B Sebagai supplement Subjektif: Vitamin B
Kompleks dietary, tambahan Pasien mengeluh complex yang
untuk digunakan lemas diberikan
dalam sindrom kepada pasien
wasting pada gagal Objektif: - bertujuan untuk
ginjal kronis, mengatasi
uremia, dialysis lemas. Vitamin
(Lacy, et al, 2008) B kompleks
untuk
memperbaiki
kekebalan
tubuh dan
mendorong
pertumbuhan
dan
pembelahan
sel.
IX. Diskusi
Dilakukan penilaian pengobatan yang rasional (POR) dari terapi yang
diperoleh pasien. Penggunaan obat dikatakan rasional apabila telah memenuhi
kriteria tepat indikasi, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat pasien dan waspada
terhadap efek samping (KemenKes RI, 2011).
a. Tepat Indikasi
Tabel 2. Hasil Penilaian Kesesuaian Kondisi Klinis Terhadap Obat
Kondisi klinis Obat yang diberikan Indikasi Kesimpulan
Pasien mengeluh nyeri
Paracetamol
pinggang sisi kanan Analgesik Tepat Indikasi
Ketorolac
dan kiri
Efek samping
ketorolac dapat
Ranitidine Antiulcer Tepat Indikasi
meningkatkan risiko
ulserasi
Pasien mengeluh
Vitamin B Kompleks Suplemen Tepat Indikasi
lemas
Berdasarkan hasil penilaian kesesuaian kondisi klinis yang dialami pasien (keluhan
pasien) dengan obat yang diresepkan, maka dapat dikatakan sudah tepat indikasi.
b. Tepat Obat
Untuk menilai ketepatan pemilihan obat, maka didasarkan juga pada
algoritma terapi, yang didasarkan pada keluhan yang disampaikan oleh pasien.
Tepat obat yaitu keputusan untuk melakukan upaya terapi yang diambil setelah
diagnosis ditegakkan dengan benar. Dengan demikian, obat yang dipilih harus yang
memiliki efek terapi sesuai dengan jenis penyakit (KemenKes RI, 2011). Obat yang
diresepkan adalah paracetamol, ketorolac, ranitidine dan vitamin B kompleks.
c. Tepat Dosis
Tepat dosis merupakan dosis atau jumlah obat yang diresepkan kepada pasien
sesuai dengan kebutuhan individual dari pasien dan dosis yang diberikan berada
dalam rentang terapi. Berikut adalah perbandingan kesesuaian dosis resep dengan
dosis pustaka.
Tabel 3. Perbandingan Dosis Pustaka dan Dosis Resep
Nama Zat Dosis Lazim Dosis Maksimum
No Ket.
Aktif Resep Pustaka Resep Pustaka
325-650 mg
Paracetamol
500 mg tiap 4-6 jam 1500 mg 4000 mg
1 tablet sesuai
tiap 8 jam atau 1000 mg sehari sehari
3-4 kali
Ketorolac 30 mg
30 mg bila 30 mg tiap 6 120 mg
2 injeksi (1 ampul) sesuai
perlu jam sehari
bila perlu
Ranitidine 50 mg tiap 50 mg tiap 6- 100 mg 400 mg
3 sesuai
injeksi 12 jam 8 jam sehari sehari
Vitamin B 1 tablet
1 tablet tiap 2 tablet
4 Kompleks tiap 12 - sesuai
24 jam sehari
tablet jam
(BNF, 2014; Lacy, et al, 2008)
d. Tepat Pasien
Obat yang diresepkan mempertimbangkan kondisi individu yang
bersangkutan dan semaksimal mungkin tidak kontraindikasi dengan kondisi pasien
yang menerima resep dan sebaiknya tidak menimbulkan efek samping atau
menimbulkan efek samping yang paling minimal. Pada resep, bentuk sediaan yang
diberikan kepada pasien adalah dalam bentuk tablet dan injeksi. Pasien tidak
mengeluhkan nyeri saat menelan, sehingga bentuk sediaan yang diberikan telah
tepat.