PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Ruam popok dapat berupa ruam yang terjadi di dalam area popok. Pada
kasus ringan kulit menjadi merah. Pada kasus-kasus yang lebih berat mungkin
terdapat rasa sakit. Biasanya ruam terlihat pada sekitar perut, kemaluan, dan di
dalam lipatan kulit paha dan pantat. Kasus ringan menghilang dalam 3 sampai 4
hari tanpa pengobatan. Bila ruam menetap atau muncul lagi setelah pengobatan,
berkonsultasilah dengan dokter.
Ruam popok atau diapers rush adalah iritasi pada kulit bayi di daerah
pantat. Ini bisa terjadi jika popoknya basah dan telat diganti, popoknya terlalu
kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi jamur atau bakteri atau bahkan
eksema. Ruam popok merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang
ditandai dengan timbulnya bercak-bercak merah dikulit, biasanya terjadi pada
bayi yang memiliki kulit sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini
akan hilang dalam beberapa hari jika dibasuh dengan air hangat, dan diolesi lotion
atau cream khusus ruam popok, atau dengan melepaskan popok beberapa waktu. (
Jurnal Keperawatan Ruam Popok, 2006 )
Gambar 1.1
Ruam popok adalah dermatitis pada daerah yang ditutupi popok yang
ditandai Ruam popok ditandai oleh kemerahan pada daerah pantat, kulit yang
menempel dengan popok, dan daerah lipatan paha. Perawatan perianal bayi
merupakan perawatan pada daerah yang tertutup popok pada bayi. Perawatan
perianal ini penting untuk menjaga kesehatan kulit bayi, khususnya pada daerah
genitalia bayi yang merupakan bagian yang sangat sensitive. Perawatan ini
meliputi perawatan pada area genital, area sekitar anus, lipatan paha serta pantat
bayi. Perawatan perianal jika dilakukan dengan benar dan teratur maka akan
mengurangi resiko terjadi ruam popok pada bayi yang menggunakan popok sekali
pakai. ( Dikutip dari Skripsi Eko Setyawan, 2014 )
B. ETIOLOGI
Ruam disebabkan oleh roseola dan erythema infectiosum (penyakit fith)
adalah tidak berbahaya dan biasanya mereda tanpa pengobatan. Ruam disebabkan
campak, rubella, dan cacar air menjadi tidak umum karena anak mendapatkan
vaksin.
Beberapa faktor penyebab terjadinya ruam popok ( diaper rash, diaper
dermatitis, napkin dermatitis ), antara lain:
C. EPIDEMIOLOGI
Diaper rash biasanya terjadi pada bayi dengan puncak tertinggi pada usia
7-12 bulan, dan menurun seiring dengan bertambahnya usia. Diaper rash bisa
terjadi pada periode neonatal segera setelah anak memakai popok. Sebuah studi
mengatakan bahwa diaper rash terjadi sekitar 7-35% pada populasi bayi.
2
Diaper rash biasanya berhenti setelah anak dilatih defekasi dan miksi pada
usia 2 tahun. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada frekuensi dan
beratnya penyakit pada laki-laki dan perempuan.
Diaper rash juga bisa terjadi pada orang dewasa yang memakai popok.
Pengecualian terhadap individu yang mengalami immunodefisiensi, diaper
rash tidak akan mengakibatkan kematian jika didiagnosa dan ditangani dengan
benar.
Akan tetapi, diagnosa dan penanganan yang salah akan mengakibatkan
rasa tidak nyaman, perih dan memungkinkan terjadinya infeksi sekunder.
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejalanya antara lain ruam kemerahan atau lecet pada kulit di daerah yang
ditutupi popok. Selain itu, bayi biasanya terlihat rewel, terutama saat penggantian
popok. Bayi juga mungkin menangis saat kulit di daerah yang ditutupi popok
dicuci atau disentuh. Terdapat bercak-bercak kemerahan pada daerah pantat
karena iritasi popok.
Tanda dan Gejala :
a. Iritasi pada kulit yang terkena muncul sebagai crytaema
b. Crupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti pantat, alat kemaluan,
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Gesekan dg popok:
mechanical iritan
Kulit
lembab
Infeksi candida
albikan
Ph kulit
meningkat
Enzyme pada
feses
Kulit mengalami:
Permeability
- Friction
- Abrasion
- Microbial growth
- iritation
Luka/iritasi pada
kulit
5
Gatal, panas
Gangguan rasa
nyaman
Kerusakan intergritas
kulit
Resiko
infeksi
F. KOMPLIKASI
Jika tidak diobati atau diabaikan maka dapat terjadi:
a. Disuria, yaitu rasa sakit yang timbul saat buang air kecil
b. Retensio urine, yaitu tidak bisa buang air kecil. Hal ini biasanya
terjadi karena adanya rasa sakit, maka anak akan menahan
keinginannya untuk buang air kecil.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis diaper rash umumnya dapat didiagnosa secara klinis. Riwayat
penyakit yang ditelusuri secara rinci
mempersempit
diagnosis
banding.
Infeksi
akibatcandida
albicans dapat
laboratorium
hanya
memiliki
sedikit
indikasi
dan
H. PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
a. Air
Daerah popok dibasuh dengan air bersih dan dibiarkan terbuka selama
mungkin agar tidak lembab, misalnya ketika bayi tidur.
b. Barrier ointments
Barrier ointments dioleskan setiap kali popok diganti. Contoh barrier
ointments : seng oksida, petrolatum, preparat barier non mediated.
c. Cleansing dan pengobatan anti kandida
Daerah popok dibersihkan dengan air ataupun minyak mineral dan
dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan kulit akibat friksi.
d. Diaper
Frekuensi penggantian popok perlu diperhatikan. Popok diganti
sesegera mungkin bila telah kotor.
e. Education
Pendekatan edukasi diberikan kepada orang tua atau pengaruh bayi.
Pembelajaran dan membiasakan toilet training pada bayi akan mengurangi
kebiasaan memakai popok.
2. Medikamentosa
a. Kortikosteroid topical
Kortikosteroid topikal yang dianjurkan adalah yang berpotensi ringan
(mis : krim Hidrokortison 1% - 2 %) dan umumnya diberi untuk jangka
waktu 3 7 hari. Penggunaan steroid poten merupakan indikasi kontra
karena dapat menimbulkan efek samping yang cukup banyak.
b. Antifungal topikal
Nistatin atau imidazol terbukti aman dan efektif untuk pengobatan DP
kandida klotrimazol dan mikonazol nitral juga dapat digunakan.
c. Anti bakterial
Bila terjadi infeksi ataupun infeksi sekunder pada DP dapat diberikan
beberapa anti mikroba, termasuk benzalkonium chlorida dan triklosan.
I. PENCEGAHAN
a. Sering mengganti popok.
b. Membersihkan dan mengeringkan bokong bayi serta lipatan-lipatannya.
Kekurangan :
yang cocok untuk bayi. Setiap bayi mempunyai bentuk yang unik.
Jika bagian perekatnya terkena krim maka kerekatannya akan
2. Popok Kain
Kelebihan :
Ramah lingkungan.
Kekurangan :
Harus mempelajari origami agar popok kain dapat merekat pada bayi.
Menggunakan peniti popok.
Harus merendam.
Harus menggunakan ember.
Harus mencuci.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN RUAM POPOK
A. KASUS
Seorang ibu membawa bayinya ke Puskesmas Mandiangin. Dengan
keluhan utama berupa bercak kemerahan yang disertai rasa gatal di kedua lipatan
paha dan daerah kemaluan sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya berupa bercak
berwarna merah di daerah kemaluan dan meluas ke lipatan paha. Bercak
kemerahan ini disertai rasa gatal. Sehari-hari menggunakan popok.
B. PENGKAJIAN
1. Identitas Diri
a. Nama
b. Jenis kelamin
c. Umur
d. Agama
e. Pekerjaan
f. Alamat
g. Status
h. Tanggal pengkajian
i. Nama ruangan
j. Diagnosa medis
: Tn A
: Laki-laki
: 1 tahun
: Islam
: Belum bekerja
: Bukittinggi
: Belum menikah
: 28-09-2014
: Melati
: Ruam popok
2. Riwayat Kesehatan
10
a. Keluhan utama
Adanya bercak kemerahan yang disertai rasa gatal di
kedua lipatan paha dan di daerah kemaluan sejak 1 bulan yang
lalu.
b. Riwayat kesehatan terdahulu
Tidak ada riwayat kesehatan terdahulu.
c. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga.
3. Pemeriksaan Fisik
Dijumpai keadaan umum dan status gizi baik. Pada pemeriksaan
dermatologis dijumpai ruam berupa makulla dan papul-papul eritem.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit /
jaringan
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan
kulit karena destruksi jaringan.
3. Gangguan mobilitas fisik, kerusakan
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit / jaringan
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 224 jam diharapkan nyeri
dapat teratasi
KH:
Nyeri berkurang / terkontrol
Ekspresi wajah rileks.
Intervensi:
Pastikan ibu mengganti popoknya secara rutin.
R/ supaya permukaan tidak dalam keadaan lembab/ basah.
Berikan tempat tidur ayunan secara indikasi
R/ peninggian linen dari luka membantu menurunkan nyeri
Membasuh pantat bayi dan mengeringkanya
R/ Untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit bayi
Melepas ppopok dan membiarkan kulitnya terkena angin
R/ Mempercepat penyembuhan ruam popok
11
12
monitor hipoglikemi, obserfasi tanda infeksi, lakukan teknik aseptik perawatan kulit,
jelaskan tentang penyebab, komplikasi dan pengobatan atau terapi decubitus.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat-obatan.
F. EVALUASI
Keefektifan tindakan, peran anggota keluarga untuk membantu mobilisasi
pasien, kepatuhan pengobatan dan mengefaluasi masalah baru yang kemungkinan
muncul.
KARAKTERISTIK
LESI
Makula
Papula
13
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Meskipun ruam popok menyebabkan sakit dan sangat mengganggu bayi
Ibu, namun biasanya tidak berbahaya. Ruam popok umumnya terjadi pada bayi
dengan kulit yang lebih sensitive.Jika ruam pada bayi Ibu disebabkan oleh popok
yang basah atau infeksi jamur, maka hanya dengan melepas popok dan
membiarkan kulitnya terkena angin sudah mampu menyembuhkan.Pastikan Ibu
mengganti popoknya dengan rutin. Membasuh pantat bayi dan mengeringkannya
sebelum memakaikan yang baru. Bisa juga menggunakan krim khusus untuk
membantu melindungi iritasi pada kulit bayi akibat ruam popok.
B. SARAN
Dalam suatu penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan ruam
popok diperlukan pengkajian, konsep dan teori oleh seorang perawat. Sebagai
mahasiswa keperawatan kita harus lebih meningkatkan pengetahuan tentang ruam
popok dan memberikan informasi atau health education dengan benar mengenai
pedikulosis kepada masyarakat umum terutama pasien yang menderita ruam
popok.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Danarti Dessy. 2010. G-media. Baby and Child Health. 65-66
2. Fitria Ana. 2009. Imperium. Tips Pintar Merawat Bayi. Yogyakarta. 8-9
3. McGrail Anna. 2005. Arcan. Anda dam Sang Bayi. Jakarta. 44-47
4. Mueser Marie Anne. 2007. Diglossia Media. Paduan Lengkap Perawatan Bayi
dan Anak. Yogyakarta. 103-104
15