Oleh :
1314201066
Dosen :
WELY FEMELIA
Puji syukur kami ucapkan kehadirat allah SWT, karena berkat rahmat dan
karuniaNya lah, kami telah dapat menyelesaikan makalah ini meski secara
semua.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah IlmuGizi dan
Terapi Diet dalam penyusunan kami menemui berbagai rintangan. Namun Allah
SWT sangat memperhatikan hambanya yang mau berusaha dan berdoa sehingga
dengan adanya bantuan dari pihak lain makalah ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini kami tak lupa ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga bantuan dan
partisipasi dari berbagai pihak dibalas allah SWT dengan balasan yang berlipat
ganda. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB II PEMBAHASAN
A. Diet Lambung
Diet Lambung dibedakan menjadi Diet Lambung I, Diet Lambung II, dan Diet
Lambung III Penyakit lambung atau gstrointestinal meliputi gastritis akut dan
khronis, ulkus peptikum, pasca operasi lambung yang sering diikuti dengan
Dumping Syndrome dan Kanker Lambung Gangguan pada lambung umumnya
berupa sindrome dispepsia, yaitu kumpulan gejala mual, muntah, nyeri
epigastrum, kembung, nafsu makan berkurang, dan rasa cepat kenyang.
a. Tujuan Diet
Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung
dan mencegah serta menetralkan ekskresi asam lambung yang berlebihan
b. Sayarat diet
1. .mudah cerna porsi kecil diberikan sering
2. energi dan protein cukup sesuai dengan kemampuan pasien
menerimanya
3. lemak rendah yaitu 10-15 % dari kebutuhan energi yang dibutuhkan secara
bertahap sesuai kemampuan
4. rendah serat terutama serat larut air yang diingatkan secara bertahap
5. cairan cukup terutama saat terjadinya muntah
6. laktosa rendah apabila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya
menghindari produk susu
7. Makan dengan perlahan
8. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam
untuk mengistirahatkan lambung
Beras 90
Roti 40
Mayzena 20
Daging 100
Telur ayam 100
Tempe 100
Sayuran 250
Buah 200
Margarin 35
Gula pasir 65
Susu 300
\
Beras 200
Maizena 15
Biscuit 20
Daging 100
Telur ayam 50
Tempe 100
Sayuran 250
Buah 200
Minyak 25
Gula pasir 40
Susu 200
Definisi Penyakit
1. Penyakit usus inflamatorik adalah peradangan terutama pada ileum dan
usus besar dengan gejala diare, disertai darah, lendir, nyeri abdomen, berat
badan berkurang, demam, dan steatorea
2. Divertikulosis adalah adanya kantong-kantong kecil yang terbentuk pada
dinding kolon karena tekanan intra-kolon yang tinggi karena konstipasi
kronis, umum terjadi pada manula dan konsumsi rendah serat
3. Divertikulitis adalah penyakit yang terjadi apabila terjadi penumpukan
sisa makanan pada divertikular menyebabkan peradangan. Gejalanya kram
pada kiri bawah perut, mual, kembung, muntah, konstipasi, atau diare,
demam.
1. Hemoroid
Diet Tinggi Serat
Tujuan : Meningkatkan volume dan konsistensi feses, menurunkan tekanan
intraluminal serta mencegah infeksi
Syarat Diet:
a. Kebutuhan energi dan zat gizi normal
b. Cairan tinggi
c. Serat tinggi
Indikasi Diet Tinggi Serat
a. Pada penyakit divertikulosis
b. Pada obstipasi
Divertikulosis
a. Jenis Bahan Makanan yang dianjurkan
Beras tumbuk, beras ketan hitam, kacang-kacangan, sayuran mentah, dan
buah yang dimakan dengan kulitnya.
A. Batu Pigmen
1) Batu pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari keempat anion
ini : bilirubinat, karbonat, fosfat dan asam lemak
2) Pigmen (bilirubin) tak terkonjugasi dalam empedu
3) Akibat berkurang atau tidak adanya enzim glokuronil tranferase
4) Presipitasi / pengendapan
5) Berbentuk batu empedu
6) Batu tersebut tidak dapat dilarutkan dan harus dikeluarkan dengan jalan
operasi
B. Batu Kolesterol
1) Proses degenerasi dan adanya penyakit hati
2) Penurunan fungsi hati
3) Penyakit gastrointestinal Gangguan metabolisme
4) Mal absorpsi garam empedu Penurunan sintesis (pembentukan) asam
empedu
5) Peningkatan sintesis kolesterol
6) Berperan sebagai penunjang
iritan pada kandung empedu Supersaturasi (kejenuhan) getah
empedu oleh kolesterol
7) PeradangandalamPeningkatan sekresi kolesterol
kandungempedu
8) Kemudian kolesterolkeluar dari getah empedu
Penyakit kandung
9) empedu(kolesistitis)Pengendapankolesterol
10) Batu empedu
C. Terapi
Terapi Non Bedah, yaitu :
1) Pendukung diit : Cairan rendah lemak
2) Cairan Infus
3) Pengisapan Nasogastrik
4) Analgetik
5) Antibiotik
6) Istirahat
D. Kolesistitis
1) Individu yang berisiko terkena kolesistitis antara lain adalah jenis
kelamin wanita, umur tua, obesitas, obat-obatan, kehamilan, dan suku
bangsa tertentu.
2) 4F (female, forty, fat, and fertile).
3) Selain itu, kelompok penderita batu empedu tentu saja lebih berisiko
mengalami kolesistitis daripada yang tidak memiliki batu empedu.
E. Jenis Diet
1. Diet Rendah Lemak I
Diberikan kepada pasien cholecystitis (radang kantong empedu) akut
dan cholelithiasis (batu empedu) dengan kolik akut. Makanan
diberikan berupa buah-buahan dan minuman manis.
Makanan ini rendah dalam kalori dan semua zat kecuali vitamin A dan
C. Sebaiknya hanya diberikan 2-3 hari saja.
2. Diet Rendah Lemak II
Diberikan secara berangsur bila keadaan akut sudah dapat diatasi dan
perasaan mual sudah berkurang atau kepada pasien penyakit kantong
empedu yang terlalu kronis.
3. Diet Rendah Lemak III
Diberikan kepada pasien penyakit kantong empedu yang tidak gemuk dan
cukup mempunyai nafsu makan. Menurut keadaan penderita, makanan
diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan ini cukup dalam kalori
dan semua zat gizi.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
menelan,mengosongkan lambung,absorpsi zat zat gizi dan proses buang air besar
bedah dan tumor kanker. Penyakit penyakit saluran cerna terjadi antara lain
B. SARAN
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA