Anda di halaman 1dari 3

1.

Cedera Kepala

a. Definisi Cedera Kepala


Cedera kepala atau Traumatic brain injury adalah kerusakan jaringan otak yang diakibatkan
oleh adanya tekanan mekanik atau trauma dan melibatkan struktur jaringan otak yang
menimbulkan perubahan tingkat kesadaran dan perubahan kemampuan kognitif, fungsi fisik,
fungsi tingkah laku dan emosional
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada
kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas. Cedera kepala
merupakan proses dimana terjadi trauma langsung atau deselerasi terhadap kepala yang
menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak
b. Mekanisme
Trauma yang disebabkan oleh benda tumpul dan benda tajam atau kecelakaan dapat menyebabkan
cedera kepala. Cedera otak primer adalah cedera otak yang terjadi segera setelah trauma. Cedera kepala
primer dapat menyebabkan kontusio dan laserasi. Cedera kepala ini dapat berlanjut menjadi cedera
sekunder. Akibat trauma terjadi peningkatan kerusakan sel otak sehingga menimbulkan gangguan
autoregulasi. Penurunan aliran darah ke otak menyebabkan penurunan suplai oksigen ke otak dan
terjadi gangguan metabolisme dan perfusi otak. Peningkatan rangsangan simpatis menyebabkan
peningkatan tahanan vaskuler sistematik dan peningkatan tekanan darah. Penurunan tekanan
pembuluh darah di daerah pulmonal mengakibatkan peningkatan tekanan hidrolistik sehingga terjadi
kebocoran cairan kapiler. Trauma kepala dapat menyebabkan odeme dan hematoma pada serebral
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intra kranial. Sehingga pasien akan mengeluhkan pusing
serta nyeri hebat pada daerah kepala

Dampak yang terjadi setelah cedera kepala akan mengakibatkan kerusakan jaringan dan
berkurangnya metabolisme dan regulasi aliran darah ke otak dan menyebabkan iskemia, akibatnya akan
mengakibatkan glikolisis anaerobik karena pengumpulan asam laktat dan peningkatan permeabilitas
membran sehingga terbentuk edema. Ketidakcukupan dari metabolisme anaerob untuk
mempertahankan energi menyebabkan deplesi penyimpanan ATP dan pompa ion membran yang
bergantung pada energi. Depolarisasi dari membran terminal bersama dengan pelepasan glutamat dan
aspartat, akan mengaktifkan protease, peroksidase lipid, dan fosfolipase yang akan meningkatkan
akumulasi radikal oksigen (ROS) dan asam lemak bebas, sehingga menyebabkan kerusakan sel membran
dan pembuluh darah yang akhirnya mengalami apoptosis atau nekrosis

c. Gejala Klinis

Kerusakan yang terjadi akibat cedera kepala dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti gangguan
pembuluh darah, mempengaruhi tekanan intrakranial dan cerebrospinal fluid (CSF).

Beberapa dari keadaan tersebut dapat menimbulkan manifestasi klinis, diantaranya adalah :

1. Gangguan Kesadaran : Penurunan tingkat kesadaran mengindikasikan defisit fungsi otak, dalam
klinisnya terdapat beberapa tingkatan kesadaran, yakni :
a. Kompos mentis : Kesadaran normal, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan
sekelilingnya

b. Apatis : Sikap acuh tak acuh, tidak segera menjawab jika ditanya

c. Delirium : Kesadaran menurun disertai dengan kekacauan mental dan motorik, terdapat
halusinasi dan kadang berkhayal, berteriak, gelisah, disorientasi

d. Somnolen : Kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur namun
kesadaran dapat pulih bila dirangsang tetapi setelah memberi respon jatuh tertidur kembali bila
rangsangan dihentikan

e. Stupor : Penderita hanya dapat dibangunkan dalam waktu 11 singkat dengan rangsangan
nyeri yang hebat dan berulang ulang

f. Koma : Tidak ada sama sekali respon meskipun dengan rangsangan nyeri (Gamez, 2014)

2. Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK), setelah terjadi trauma kepala maka jaringan otak yang rusak
dapat menjadi edema atau terjadi penumpukan darah yang cepat, maka dapat mengakibatkan
peningkatan tekanan intrakranial yang membutuhkan penanganan segera (Ordookhanian, Nagappan, &
Elias, 2018)

3. Tanda-tanda klinis terjadinya peningkatan tekanan intrakranial seperti perlambatan nadi, edema
papil, mual muntah Sakit kepala, hipertensi (Ordookhanian, Nagappan, & Elias, 2018)

4. Gejala klasik seperti, penurunan pendengaran dan penglihatan, disorientasi, kejang,vertigo,gangguan


pergerakan, disfungsi sensori, dan dapat terjadi post traumatik amnesia (Evaluation of the Disability
Determination Process for Traumatic Brain Injury in Veterans. , Washington)

d. Klasifikasi Derajat Luka

Penilaian cedera kepala dapat dinilai menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS)

1. Berdasarkan keparahan cedera :

a. Cedera Kepala Ringan (CKR)

1) Tidakada fraktur tengkorak

2) Tidak ada kontusio serebri, hematom 7

3) GCS 13-15

4) Dapat terjadi kehilangan kesadaran tapi <30 menit

b. Cedera Kepala Sedang (CKS)

1) Kehilangan kesadaran

2) Muntah

3) GCS 9-12

4) Dapat mengalami fraktur tengkorak, disorientasi ringan (bingung)


c. Cedera Kepala Berat (CKB)

1) GCS 3-8

2) Hilang kesadaran >24 jam

3)Adanya kontusio serebri, laserasi/hematom intracranial

Tabel 2.1 Klasifikasi Cedera Kepala

Jenis Pemeriksaan Nilai


Respon buka mata (Eye)
- Spontan
- Terhadap suara
- Terhadap nyeri
- Tidak ada respon
Respon Verbal
- Berorientasi Baik
- Berbicara mengacau (bingung)
- Kata-kata tidak teratur
- Suara tidak jelas
- Tidak ada respon
Respon motorik
- Ikut perintah
- Melokalisir nyeri
-

Anda mungkin juga menyukai