Pembimbing Klinik
dr. Kartin Akune, Sp.A
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. F
Jenis Kelamin : Perempuan
Tgl. Lahir/ usia : 27-01-2017 / 4 tahun 8 bulan
Tanggal masuk : 28-09-2021
Tanggal pemeriksaan : 30-09-2021
Nama Orang tua : Ny.
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tinggede
Ruangan : Catelya
ANAMNESIS
Kulit
Warna : kuning
Sianosis : (-)
Turgor : <2 detik (Kembali cepat)
Ruam : Tidak ada
Kepala
Bentuk : Normocephal
Exophthalmus : (-/-)
Cekung : (-/-)
Hidung
- Rhinorea : (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Mulut
Bibir : kering (-), Sianosis (-), Lidah Kotor (-), stomatitis (-)
Gigi : Tidak di temukan adanya karies
Gusi : tidak di temukan adanya perdarahan
Faring : Hiperemis (-)
Tonsil : T1-T1 Normal
Leher
Pembesaran KGB : -/- (tidak terdapat pembesaran KGB)
Trakea : Di tengah
PEMERIKSAAN FISIK
Toraks
Inspeksi :
Pergerakan dinding dada simetris bilateral kanan=kiri, retraksi (-),
jejas (-), pola pernafasan kesan normal.
Palpasi :
Ekspirasi dada simetris, vocal fremitus simetris kanan=kiri, nyeri tekan
(-), penonjolan/massa (-).
Perkusi :
Sonor dikedua paru
Auskultasi :
Bronkovesikuler (+/+), Rhonki (+/+), wheezing (-/-).
PEMERIKSAAN FISIK
Jantung
Abdomen
Inspeksi : Tampak cembung
Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
Perkusi : pekak pada regio kanan atas
Palpasi : Nyeri tekan (+)
Ekstremitas atas : akral hangat, edema (-)
Ekstremitas bawah : akral hangat, edema (+)
Refleks fisiologis
Refleks patologis
ANJURAN PEMERIKSAAN
Medika mentosa
- IVFD Ringer Laktat 10 tpm
Non- medikamentosa
- Inj. Ranitidine 2x30 mg IV
- Memberikan edukasi kepada ibu pasien
- ARV
bahwa untuk taat kepada rencana terapi
- FDC
- Paracetamol 60ml 4x1 cth
FOLLOW UP
PASIEN
Tanggal S O A P
23/09/21 Kejang (-), demam (-), KU : Sakit Kejang • IVFD RL 8 tpm
rhinorea (-) sedang demam • Inj ceftriaxon
Kesadaran : sederhana 2x300 IV
Composmentis • Inj Dexametason
N : 99x/mnt 3x1 mg
R : 38x/mnt • Diazepam 3x1
S : 36,4℃ puyer
SpO2 : 96% • Paracetamol 60ml
4x1 cth
FOLLOW UP
PASIEN
Tanggal S O A P
24/09/21 Kejang (-), demam (-), KU : Sakit Kejang • IVFD RL 8 tpm
rhinorea (-) sedang demam • Inj ceftriaxon
Kesadaran : sederhana 2x300 IV
Composmentis • Inj Dexametason
N : 88x/mnt 3x1 mg
R : 28x/mnt • Diazepam 3x1
S : 36,5℃ puyer
SpO2 : 99% • Paracetamol 60ml
4x1 cth
PEMBAHASAN
DEFINISI DAN KLASIFIKASI HIV
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan
tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4
yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang
berbagai penyakit.
Stadium Klinis 1 Stadium Klinis 2 Stadium Klinis 3 Stadium Klinis 4
1. Tidak ada gejala 1. Penurunan BB 1. Penurunan BB 1. Sindrom wasting HIV
2. Limfadenopati (<10%) (<10%) 2. Pneumonia berulang
Generalisata 2. Infeksi saluran 2. Diare kronis 3. Infeksi herpes
Persisten pernapasan berulang 3. Demam simples kronis
3. Herpes Zoster intermiten/menetap 4. Infeksi jamur, virus
4. Kelitis Angularis 4. Candidiasis pada 5. TB esktra paru
5. Ulkus mulut mulut 6. Kaposi sarcoma
6. Ruam kulit 5. TB paru 7. Enselofati HIV
7. Dermatitis seboroik 6. Infeksi Bakteri 8. Limfoma
8. Infeksi jamur pada 7. Stomatitis, gingivitis, 9. Karsinoma
kuku periodontitis
8. Anemia
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, didapatkan pasien mengalami pneumoni berulang dimulai saat pasien masih
berumur 5 bulan hingga saat ini, pasien juga mengalami penurunan berat badan sekitar
10% dari 17 kg menjadi 15 kg tanpapenyebab yang pasti (Wasting Syndrome), pasien juga
terkonfirmasi mengidap tuberculosis paru sehingga pasien bisa dimasukan dalam HIV
stadium klinis 4
ETIOLOGI
Etiologi dari HIV pada anak :
Transmisi vertical (>90%)
1. Didapat pada periode perinatal lewat transmisi dari ibu HIV ke bayi
Transmisi Horizontal
2. Transfusi darah
3. Jarum suntik
4. Hubungan seks
Pada kasus ini penyebab pasien mengalami HIV karena transmisi dari ibu anak,
kaerena pada anamnesis, diketahui ibu pasien terkonfirmasi HIV, pasien juga
sudah sering mengalami pneumoni berulang, serta sedang menjalani terapi ARV
PATOMEKANISME
Infeksi oportunistik
Penurunan system CD4 yang terinfeksi
(Tuberkulosis pasien imun tubuh mengalami replikasi
HIV)
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien ini kontak dengan ibu BTA (+) > skor 3
Uji Mantoux (+) > skor 3
Status gizi masih dalam keadaan baik > skor 1
Batuk kronik lebih dari 3 minggu > skor 1
Dalam sistem skoring ini, anak didiagnosis TB jika jumlah skor ≥ 6
(total skor pasien = 8)
PEMBAHASAN
Pada kasus ini fokus penularan HIV dapat berasal dari ibu pasien karena ibu
pasien yang terkonfirmasi positif HIV, menurut ibu pasien, pasien pernah melakukan
pemeriksaan HIV A1, A2, dan A3 dengan hasil positif, ibu pasien juga sudah pernah
melakukan tes serologi yang menandkan positif HIV.
Pada kasus ini, pasien mengalami batuk yang sudah lebih dari 3 bulan, ibu
pasien juga mengatakan pasien mengalami penurunan berat badan, setelah dilakukan
penilaian menggunakan skoring TB pada anak, didapatkan skor TB > 6 (skor pasien 8),
sehingga pasien didiagnosis TB
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada kasus ini, tidak melakukan pemeriksaan serologi antibody HIV dikarenakan
sudah terkonfirmasi melalui tes A1, A2, dan A3 HIV. Pemeriksaan CD4 diperlukan
untuk menilai jumlah CD4+ untuk keperluan terapi ARV pasien. Pemeriksaan
bakteriologik sputum dan foto thorax dilakukan jika ingin menegakan diagnosis
TB.
PENATALAKSANAAN
Pemberian ARV :
Diazepam rektal 0,5-0,75 mg/kgBB setiap 8 jam saat suhu tubuh >38,5 C, atau jika BB
<10 kg diberikan dengan dosis 5 mg, BB >10 kg diberikan dengan dosis 10 mg.
Diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kgBB perlahan-lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit
dan dosis maksimal 20 mg.
Fenitoin secara intravena dengan dosis awal 10-15 mg/kg/kali dengan kecepatan 1
mg/kg/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya
adalah 4-8 mg/kg/hari, dimulai 12 jam setelah dosis awal.
PENATALAKSANAAN
Pemberian antibiotik :
Pemberian NSAID :
Pemberian antipiretik: