Anda di halaman 1dari 37

REFLEKSI KASUS

HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS

Andre E.A. Parampasi


N 111 20 062

Pembimbing Klinik
dr. Kartin Akune, Sp.A
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. F
Jenis Kelamin : Perempuan
Tgl. Lahir/ usia : 27-01-2017 / 4 tahun 8 bulan
Tanggal masuk : 28-09-2021
Tanggal pemeriksaan : 30-09-2021
Nama Orang tua : Ny.
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tinggede
Ruangan : Catelya
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Sakit perut

Riwayat penyakit sekarang:


• Seorang pasien anak perempuan berusia 4 tahun 8 bulan
• Datang dengan keluhan sakit perut 4 hari SMRS
• Muntah sehabis makan, perut membesar, mulai sesak 4 hari SMRS, batuk
berlendir, kulit berwarna kuning, mengalami penurunan BB
• Pasien mengalami demam disertai sesak nafas pada malam hari sebelum
pemeriksaan
• mual (+) muntah (+), batuk (+), sesak (+), BAB dan BAK dalam batas
normal.
 Riwayat Penyakit Sebelumnya : Pasien terkonfirmasi HIV dan sudah
menjalani terapi ARV selama 3 bulan, pasien juga terkonfirmasi TB dan
menjalani terapi selama 1 bulan, namun berhenti. Penyakit kongenital (-)

 Riwayat Penyakit Keluarga : Ibu pasien sedang menjalani terapi ARV


dan pernah menjalani terapi TB, riwayat penyakit kongenital (-)
Riwayat Sosial-ekonomi :
Menengah keatas

Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan :


Pasien tinggal bersama orang tuanya dan merupakan anak yang aktif.
Lingkungan bersih
 Riwayat Kehamilan dan Persalinan :
Pasien lahir normal, BBL 3.1 kg, cukup bulan, dan merupakan anak pertama

 Kemampuan dan Kepandaian Anak:


kemampuan dan kepandaian anak sesuai dengan usianya.

 Anamnesis Makanan: Usia 0-2 bulan : ASI Eksklusif


Usia 2 bulan – 2 tahun : Susu formula
2 tahun-sekarang : makanan rumah

 Riwayat Imunisasi : Lengkap sesuai usia


PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis

Pengukuran Tanda vital :


Nadi : 102 kali/menit
Suhu : 36,5° C
Respirasi : 48 kali/menit
SpO2 : 90%
Antropometri
Berat Badan : 15.5 kg
Tinggi Badan : 104 cm
Lingkar Kepala : 50 cm
Lingkar Dada : 55 cm
Lingkar Perut : 49 cm
Lingkar lengan atas : 14 cm
Status Gizi
BB/U : (-2) - 2 SD (BB Normal)
TB/U : (-2) – 2 SD (TB Normal)
BB/TB : (-2) – 2 SD (Gizi Baik)
PEMERIKSAAN FISIK

Kulit
Warna : kuning
Sianosis : (-)
Turgor : <2 detik (Kembali cepat)
Ruam : Tidak ada

Kepala

Bentuk : Normocephal

Rambut : Hitam, tidak mudah tercabut


Mata

Palpebra : edema (-/-)

Konjungtiva : anemis (-/-)

Sklera : ikterik (-/-)

Pupil : Bulat, isokor (+/+)

Exophthalmus : (-/-)

Cekung : (-/-)
Hidung
- Rhinorea : (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
 Mulut
 Bibir : kering (-), Sianosis (-), Lidah Kotor (-), stomatitis (-)
 Gigi : Tidak di temukan adanya karies
 Gusi : tidak di temukan adanya perdarahan
 Faring : Hiperemis (-)
 Tonsil : T1-T1 Normal
 Leher
 Pembesaran KGB : -/- (tidak terdapat pembesaran KGB)
 Trakea : Di tengah
PEMERIKSAAN FISIK
Toraks

Inspeksi :
Pergerakan dinding dada simetris bilateral kanan=kiri, retraksi (-),
jejas (-), pola pernafasan kesan normal.

Palpasi :
Ekspirasi dada simetris, vocal fremitus simetris kanan=kiri, nyeri tekan
(-), penonjolan/massa (-).

Perkusi :
Sonor dikedua paru

Auskultasi :
Bronkovesikuler (+/+), Rhonki (+/+), wheezing (-/-).
PEMERIKSAAN FISIK

Jantung

 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat


 Palpasi : Ictus cordis tidak teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra
 Perkusi : Batas jantung normal, cardiomegaly (-)
 Auskultasi : Bunyi Jantung I/II murni reguler, bunyi tambahan : (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen
Inspeksi : Tampak cembung
Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
Perkusi : pekak pada regio kanan atas
Palpasi : Nyeri tekan (+)
Ekstremitas atas : akral hangat, edema (-)
Ekstremitas bawah : akral hangat, edema (+)
Refleks fisiologis
Refleks patologis
ANJURAN PEMERIKSAAN

 Pemeriksaan Bakteriologi Sputum

 Tes Antibodi HIV


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kimia Darah Hasil Nilai Normal Rujukan

WBC 6,7 ribu/uL 4,5 – 13,5 Normal

RBC 3,46 x 106/ul 4,1 – 5,1 Rendah

HGB 11,7 g/dl 10,8 – 15,6 Normal

HCT 35,1% 33 - 45 Normal

PLT 209 x 103/ul 181 – 521 Normal

MCV 101 fL 69 – 93 Meningkat

MCH 33.8 pg 22 – 34 Normal

MCHC 33,3 g/dl 32-36 Normal


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hitung Jenis Leukosit Hasil Nilai normal Rujukan

Basofil 0.5 % 0-1 Normal

Eosinofil 0,5% 1-5 Rendah

Neutrofil 50,3% 25-60 Normal

Limfosit 38.4% 20-40 Normal

Monosit 10.3% 1-6 Meningkat

NLR 1.31 cutoff < 3,13 Normal

ALC 257 jt/l > 1500 Normal


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil Nilai Normal Rujukan

Na 142,57 mmol/l 136-146 Normal

K 3,98 mmol/l 3,5-5,0 Normal

Cl 107,95 mmol/l 98-106 Meningkat


RESUME
• Seorang anak Laki-laki berusia 5 tahun 2 bulan hari datang ke RS Undata dengan
• Seorang pasien anak perempuan berusia 4 tahun 8 bulan,
• datang dengan keluhan sakit perut 4 hari SMRS, vomitus sehabis makan, perut membesar, mulai
dispnea 4 hari SMRS
• batuk berlendir, ikterus, mengalami penurunan BB, pasien mengalami febris disertai dispnea pada
malam hari sebelum pemeriksaan
• nausea (+) vomitus (+), batuk (+), dispnea (+), BAB dan BAK dalam batas normal.
• Pasien terkonfirmasi HIV dan sudah menjalani terapi ARV selama 3 bulan, pasien juga
terkonfirmasi TB dan menjalani terapi selama 1 bulan, namun berhenti.
• Ibu pasien juga terkonfirmasi HIV dan sedang menjalani pengobatan ARV, serta pernah menjalani
terapi OAT Pemeriksaan Fisik didapatkan Rhinorea (+/+), dan terdapat pembesaran KGB
(+/-) pada regio post auricular dextra. Keadaan umum : sakit sedang, Kesadaran : compos
mentis, Nadi : 120 x/menit, Suhu : 39,4’C Respirasi : 38 x/menit. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Peningkatan WBC : 15,4 ribu/uL, dan HGB : 10,1 g/dl
DIAGNOSA
HUMAN
IMMUNODEFICIENCY
VIRUS
+
TUBERCULOSIS
TERAPI

 Medika mentosa
- IVFD Ringer Laktat 10 tpm
 Non- medikamentosa
- Inj. Ranitidine 2x30 mg IV
- Memberikan edukasi kepada ibu pasien
- ARV
bahwa untuk taat kepada rencana terapi
- FDC
- Paracetamol 60ml 4x1 cth
FOLLOW UP
PASIEN
Tanggal S O A P
23/09/21 Kejang (-), demam (-), KU : Sakit Kejang • IVFD RL 8 tpm
rhinorea (-) sedang demam • Inj ceftriaxon
Kesadaran : sederhana 2x300 IV
Composmentis • Inj Dexametason
N : 99x/mnt 3x1 mg
R : 38x/mnt • Diazepam 3x1
S : 36,4℃ puyer
SpO2 : 96% • Paracetamol 60ml
4x1 cth
FOLLOW UP
PASIEN
Tanggal S O A P
24/09/21 Kejang (-), demam (-), KU : Sakit Kejang • IVFD RL 8 tpm
rhinorea (-) sedang demam • Inj ceftriaxon
Kesadaran : sederhana 2x300 IV
Composmentis • Inj Dexametason
N : 88x/mnt 3x1 mg
R : 28x/mnt • Diazepam 3x1
S : 36,5℃ puyer
SpO2 : 99% • Paracetamol 60ml
4x1 cth
PEMBAHASAN
DEFINISI DAN KLASIFIKASI HIV
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan
tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4
yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang
berbagai penyakit.
Stadium Klinis 1 Stadium Klinis 2 Stadium Klinis 3 Stadium Klinis 4
1. Tidak ada gejala 1. Penurunan BB 1. Penurunan BB 1. Sindrom wasting HIV
2. Limfadenopati (<10%) (<10%) 2. Pneumonia berulang
Generalisata 2. Infeksi saluran 2. Diare kronis 3. Infeksi herpes
Persisten pernapasan berulang 3. Demam simples kronis
3. Herpes Zoster intermiten/menetap 4. Infeksi jamur, virus
4. Kelitis Angularis 4. Candidiasis pada 5. TB esktra paru
5. Ulkus mulut mulut 6. Kaposi sarcoma
6. Ruam kulit 5. TB paru 7. Enselofati HIV
7. Dermatitis seboroik 6. Infeksi Bakteri 8. Limfoma
8. Infeksi jamur pada 7. Stomatitis, gingivitis, 9. Karsinoma
kuku periodontitis
8. Anemia
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, didapatkan pasien mengalami pneumoni berulang dimulai saat pasien masih
berumur 5 bulan hingga saat ini, pasien juga mengalami penurunan berat badan sekitar
10% dari 17 kg menjadi 15 kg tanpapenyebab yang pasti (Wasting Syndrome), pasien juga
terkonfirmasi mengidap tuberculosis paru sehingga pasien bisa dimasukan dalam HIV
stadium klinis 4
ETIOLOGI
Etiologi dari HIV pada anak :
Transmisi vertical (>90%)
1. Didapat pada periode perinatal lewat transmisi dari ibu HIV ke bayi

Transmisi Horizontal
2. Transfusi darah
3. Jarum suntik
4. Hubungan seks

Pada kasus ini penyebab pasien mengalami HIV karena transmisi dari ibu anak,
kaerena pada anamnesis, diketahui ibu pasien terkonfirmasi HIV, pasien juga
sudah sering mengalami pneumoni berulang, serta sedang menjalani terapi ARV
PATOMEKANISME

Penularan HIV berikatan


HIV menyerang
-Saat janin dengan membrane
limfosit CD4
-Laktasi CD4

Infeksi oportunistik
Penurunan system CD4 yang terinfeksi
(Tuberkulosis pasien imun tubuh mengalami replikasi
HIV)
PEMBAHASAN

Ibu pasien mengatakan pasien


sudah pernah menjalani tes A1,
A2, A3 dengan hasil positif, ibu
pasien juga pernah melakukan
confirmatory test HIV yang
menghasilkan hasil positive HIV
PEMBAHASAN

 Pada kasus ini, pasien ini kontak dengan ibu BTA (+) > skor 3
 Uji Mantoux (+) > skor 3
 Status gizi masih dalam keadaan baik > skor 1
 Batuk kronik lebih dari 3 minggu > skor 1
  Dalam sistem skoring ini, anak didiagnosis TB jika jumlah skor ≥ 6
(total skor pasien = 8)
PEMBAHASAN
Pada kasus ini fokus penularan HIV dapat berasal dari ibu pasien karena ibu
pasien yang terkonfirmasi positif HIV, menurut ibu pasien, pasien pernah melakukan
pemeriksaan HIV A1, A2, dan A3 dengan hasil positif, ibu pasien juga sudah pernah
melakukan tes serologi yang menandkan positif HIV.

Pada kasus ini, pasien mengalami batuk yang sudah lebih dari 3 bulan, ibu
pasien juga mengatakan pasien mengalami penurunan berat badan, setelah dilakukan
penilaian menggunakan skoring TB pada anak, didapatkan skor TB > 6 (skor pasien 8),
sehingga pasien didiagnosis TB
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan serologi antibody HIV


2. Pemeriksaan CD4
3. Pemeriksaan bakteriologik sputum
4. Pemeriksaan radiologi foto thorax: menegakan diagnosis TB

Pada kasus ini, tidak melakukan pemeriksaan serologi antibody HIV dikarenakan
sudah terkonfirmasi melalui tes A1, A2, dan A3 HIV. Pemeriksaan CD4 diperlukan
untuk menilai jumlah CD4+ untuk keperluan terapi ARV pasien. Pemeriksaan
bakteriologik sputum dan foto thorax dilakukan jika ingin menegakan diagnosis
TB.
PENATALAKSANAAN
Pemberian ARV :
Diazepam rektal 0,5-0,75 mg/kgBB setiap 8 jam saat suhu tubuh >38,5 C, atau jika BB
<10 kg diberikan dengan dosis 5 mg, BB >10 kg diberikan dengan dosis 10 mg.
Diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kgBB perlahan-lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit
dan dosis maksimal 20 mg.
Fenitoin secara intravena dengan dosis awal 10-15 mg/kg/kali dengan kecepatan 1
mg/kg/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya
adalah 4-8 mg/kg/hari, dimulai 12 jam setelah dosis awal.
PENATALAKSANAAN
Pemberian antibiotik :

- Inj. Ceftriaxon 2x300 mg IV

Pemberian NSAID :

- Inj Dexametason 3x1 mg

Pemberian antipiretik:

- Paracetamol 60ml 4x1 cth


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai