UNTAD
PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL
Pembimbing Materi
Pembimbing Metodologi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian................................................................ 3
E. Keaslian Penelitian .............................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka...................................................................... 5
1. Keserdasan Emosional..................................................... 5
a. Pengertian Kecerdasan Emosional.............................. 5
b. Aspek Kecerdasan Emosional..................................... 7
2. Kemampuan Coping Adaptif........................................... 9
a. Pengertian Coping Adaptif ......................................... 9
b. Tipe Strategi Coping.................................................... 10
c. Dimensi Problem Focused Coping dan
Emotion-Focused Coping............................................ 11
3. Indeks Prestasi Kumulatif................................................ 14
B. Kerangka Teori .................................................................... 16
C. Kerangka Konsep ………………………………………… 17
D. Landasan Teori ………………………………………….... 17
E. Hipotesis ………………………………………….............. 18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .......................................................... 19
1. Jenis Penelitian ……………………………………….. . 19
iv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses belajar pada individu merupakan sesuatu yang penting, karena
melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan disekitarnya. Belajar menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri
seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi perlu
penilaian guna mengetahui pencapaian sasaran belajar. Hal inilah yang disebut
dengan prestasi belajar (Rahmawaty, 2016).
Prestasi belajar dapat dikatakan sebagai ukuran kemampuan yang didapat,
dicapai atau ditampilkan seseorang sebagai bukti dari usaha yang dilakukannya
dalam belajar. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa yang disebut dengan
prestasi adalah kemampuan yang diperoleh dengan nilai yang tinggi. Sedangkan
nilai yang sedang bahkan rendah belumlah disebut sebagai prestasi, walaupun
sebenarnya tingkatan sedang atau rendah/kurang adalah gambaran dari
kemampuan atau prestasi yang dicapai seseorang. Karena kemampuan seseorang
jelas tidak ada yang sama begitu juga prestasinya tidak akan sama (Rahmawaty,
2016).
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa merupakan salah satu
indikator keberhasilan mahasiswa selama melaksanakan perkuliahan sehingga
dapat diasumsikan bahwa seseorang yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif
yang baik maka memiliki kemampuan yang baik dalam akademik dan akan
berpengaruh baik bagi perkembangannya di dunia kerja (Gilakjani, 2012). Hasil
penilaian capaian pembelajaran pada akhir program studi dinyatakan dengan
Indeks Prestasi Kumulatif yang dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian
antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan Satuan Kredit Semester
(SKS) mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah Satuan Kredit Semester
mata kuliah yang diambil yang telah ditempuh (Rektor UNTAD,2016).
Banyak orang berpendapat untuk meraih prestasi yang tinggi dalam
belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena
inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan
2
akan menghasilkan prestasi belajar yang bagus. Akan tetapi kenyataannya dalam
proses belajar mengajar sering ditemukan prestasi belajar mahasiswa tidak setara
dengan kemampuan inteligensinya. Oleh karena itu inteligensi bukan merupakan
satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor
lain yang mempengaruhi (Golemen, 2000).
Menurut Goleman (2000) Intelligence Quotient (IQ) hanya memeberikan
20% bagi tingkat kesuksesan, sedangkan 80% adalah faktor kekuatan-kekuatan
lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ)
yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol
desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja
sama. Selain itu dalam mengendalikan stressor diperlukan kemampuan coping
adaptif, usaha merubah pola pikir dan perilaku untuk mengatur tuntutan eksternal
dan atau internal yang dinilai berat atau melebihi kemampuan individu. Coping
merupakan usaha dalam mengelola kebutuhan yang dinilai merugikan atau
menguntungkan, usaha tersebut berlangsung di dalam pikiran dan perilaku
(Golemen, 2000).
Perubahan suasana lingkungan dari masa Sekolah Menengah Atas ke masa
Kuliah sangat berpengaruh, masa peralihan ini sangat menentukan kemampuan
adaptasi baik lingkungan maupun kognitif. Dengan kecerdasan emosional yang
baik dan kemampuan coping adaptif yang sudah terlatih akan membantu proses
adaptasi lingkungan, itulah sebabnya pada penelitian ini peneliti mengambil
angkatan 2017 sebagai objek penelitian karena angkatan 2017 adalah mahasiswa
tingkat pertama yang baru beralih dari masa SMA ke masa kuliah. Sehingga dapat
dikatakan bahwa faktor lain seperti kecerdasan emosional dan coping adaptif
sangatlah penting dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dibanding
inteligensi. Hal ini yang melandasi penulis dalam melakukan penelitian mengenai
“Hubungan Kecerdasan Emosional Dan Kemampuan Coping Adaptif Terhadap
Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas
Tadulako Angkatan 2017”.
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan kecerdasan
emosional dan kemampuan coping adaptif terhadap indeks prestasi kumulatif
mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas Tadulako angkatan 2017.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kecerdasan emosional mahasiswa Program Studi Kedokteran
Universitas Tadulako angkatan 2017
b. Mengetahui kemampuan coping adaptif mahasiswa Program Studi
Kedokteran Universitas Tadulako angkatan 2017
c. Mengetahui indeks prestasi kumulatif mahasiswa Program Studi
Kedokteran Universitas Tadulako angkatan 2017
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
Menjadi bahan evaluasi bagi mahasiswa sekaligus memotivasi
mahasiswa dalam meningkatkan prestasi belajar.
2. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui hubungan kecerdasan emosional dan kemampuan
coping adaptif terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Tadulako angkatan 2017.
3. Bagi Instansi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam perkembangan dunia
pendidikan dokter dan acuan penelitian selanjutnya.
4
E. Keaslian Penelitian
Adapun keaslian penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian Saptoto (2010) mengenai hubungan kecerdasan emosional dengan
kemampuan coping adaptif. Dengan hasil penelitian terdapat hubungan positif
antara kecerdasan emosi dengan kemampuan coping adaptif. Semakin tinggi
kecerdasan emosi seseorang, maka akan semakin tinggi pula kemampuan
coping adaptifnya. Semakin rendah kecerdasan emosi seseorang, maka akan
semakin rendah pula kemampuan coping adaptifnya. Perbedaan dengan
penelitian Saptoto terletak pada variabel dependent dan independent, pada
penelitian yang penulis lakukan kecerdasan emosional dan kemampuan
coping adaptif menjadi variabel independent sedangkan pada penelitian
Saptoto hanya kecerdasan emosional yang menjadi variabel independent.
2. Penelitian Marhaeni (2016) mengenai hubungan kecerdasan emosi dengan
prestasi belajar matematika siswa kelas V Sekolah Dasar Segugus I
Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016. Dengan
hasil penelitian Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
kecerdasan emosi dengan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD
segugus I Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo tahun pelajaran
2015/2016 nilai r hitung sebesar 0,269 dengan nilai signifikasi 0,001 dan
besarnya sumbangan sebesar 7,3%. Tingkat kecerdasan emosi siswa kelas V
SD segugus I Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo tahun pelajaran
2015/2016 termasuk dalam kategori sedang sebanyak 70% siswa atau 97
siswa. Perbedaan dengan penelitian Marhaeni terletak pada variabel
independent, pada penelitian yang penulis lakukan kecerdasan emosional dan
kemampuan coping adaptif merupakan variabel independent sedangkan pada
penelitian Marhaeni hanya kecerdasan emosional. Selain itu, terdapat
perbedaan dari segi subyek dan tempat penelitian.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kecerdasan Emosional
a. Pengertian Kecerdasan Emosional
Pengertian terhadap emosi sering kali salah, karena emosi pada
umumnya diartikan sebagai rasa marah. Pada dasarnya emosi merupakan
cara yang muncul pada diri individu sebagai respon terhadap fenomena
yang dihadapinya seperti emosi marah. Kadang mengalami kesulitan
untuk membedakan antara emosi dengan perasaan, namun dapat diberi
gambaran bahwa emosi itu mengandung watak dan situasi yang lebih
jelas dari pada perasaan (Golemen, 2000).
Kecerdasan adalah potensi biopsychological untuk memproses
informasi yang dapat diaktifkan dalam pengaturan budaya untuk
memecakan masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam suatu
budaya. Emosi diartikan sebagai pengalaman efektif yang disertai
penyesuaian dari dalam individu tentang keadaan mental, fisik dan
berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Menurut Goleman bahwa akar
kata emosi adalah berasal dari kata “movere”, kata kerja bahasa latin yang
berarti menggerakkan, bergerak, ditambah awalan “e”, untuk memberi arti
bergerak menjauh, menyeratkan bahwa kecenderungan untuk bertindak
merupakan hal mutlak dalam emosi (Goleman, 2000). Emotion are the
affektive states of feeling we ecperience when our needs are satisfied or
frustated and as such, they influence all other aspects of our behavior
(Hermanson, 1972). Emosi diartikan sebagai perasaan atau perkataan
efektif yang kita alami manakala kebutuhan kita tercukupi atau terhalang
dan hal tersebut mempengaruhi aspek yang lain.
Untuk memudahkan dalam memahami dan membahas emosi
secara mendalam, para ahli mengelompokkan emosi kedalam kelompok
tertentu. Diantaranya pendapat Goleman (2000) dalam bukunya
6
7
dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemerosotan dan
kejatuhan dalam kehidupan (Salovey dkk, 1996).
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam
menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras,
sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar
emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju
kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan
intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita (Salovey
dkk, 1996).
Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri
sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan
dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk
bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan (Hajeriati, 2014).
3) Memotivasi Diri Sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang
sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk
memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk
berkreasi. Kendali diri emosional menahan diri terhadap kepuasan dan
mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalan
berbagai bidang. Mampu menyesuaikan diri dalam flow
memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang.
Orang-orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih
produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan
(Salovey dkk, 1996).
Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi individu adalah
konsep diri, apabila seorang individu meyakini dirinya mampu
melakukan suatu hal maka individu tersebut akan berusaha keras
untuk mencapai tujuan yang hendak dicapainya. Hal tersebut
berhubungan dengan konsep diri yang terbentuk oleh individu
terhadap dirinya yang akan mempengaruhi besar kecilnya motivasi
berprestasi pada individu (Septiana, 2015).
10
Coping adalah usaha merubah pola pikir dan perilaku untuk mengatur
tuntutan eksternal dan atau internal spesifik yang dinilai berat atau
melebihi kemampuan individu (Lazarus & Folkman, 1986). Coping
merupakan usaha dalam mengelola kebutuhan yang dinilai merugikan atau
menguntungkan, usaha tersebut berlangsung di dalam pikiran dan
perilaku . Compas (1987) menjelaskan Coping sebagai reaksi alami atau
refleks dalam menghadapi serangkaian ancaman, serta respon belajar
terhadap stimulus yang tidak menyenangkan. Kirchner, Forns, Amador,
dan Munoz (2010) mengemukakan bahwa coping mengacu pada usaha
mengelola pikiran dan perilaku secara sadar dalam menghadapi stres yang
mengancam keseimbangan psikologis. Coping meliputi respon perilaku
dan kognitif, dimana kontribusi respon perilaku dan kognitif bervariasi
sesuai dengan kondisi yang memicu stres, tingkat perkembangan, dan gaya
menanggapi stres.
b. Tipe Strategi Coping
Pemaparan fungsi coping menimbulkan dua tipe strategi coping yang
dapat digunakan individu dalam mengatasi masalah (Lazarus & Folkman,
1986), yaitu:
1) Problem Focused Coping
Problem focused coping adalah usaha mengubah atau mengelola
masalah yang dihadapi dengan melakukan confrontive coping,
accepting responsibility, planful problem-solving, dan positive re-
appraisal (Lazarus & Folkman, 1986). Problem focused coping serupa
dengan strategi yang digunakan untuk pemecahan masalah, seperti
mendefinisikan masalah, menghasilkan solusi alternatif, menimbang
kerugian dan manfaat alternatif sehingga dapat memilih salah satu
alternatif, yang selanjutnya menentukan tindakan yang diambil.
Problem focused coping memiliki susunan yang lebih luas dalam
menggunakan strategi untuk mengatasi masalah dibandingkan hanya
dengan menggunakan strategi pemecahan masalah. Problem-focused
coping sebagai usaha untuk melakukan sesuatu yang bersifat
12
B. Kerangka Teori
Mahasiswa IPK
Faktor Faktor
Eksternal Internal
Motivasi
Guru/Dosen Fasilitas
Kognitif
Emosi
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
C. Kerangka Konsep
Kecerdasan
Emosional Indeks Prestasi
Mahasiswa
Mahasiswa Angkatan 2017
Kemampuan
Coping
Adaptif
Keterangan :
: Variabel Bebas
: Variabel Terikat
D. Landasan Teori
Faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan indeks prestasi mahasiswa
merupakan salah satu hal yang cukup penting untuk digali, untuk itu perlu di
ungkap faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perolehan nilaiindeks
prestas(IP) mahasiswa. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih
prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient
(IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan
memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi
belajar yang bagus. Akan tetapi kenyataannya dalam proses belajar mengajar
sering ditemukan prestasi belajar mahasiswa tidak setara dengan kemampuan
inteligensinya. Ada faktor tertentu penyebab terjadinya fenomena tersebut.
Menurut Goleman (2000) kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20%
20
E. Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut ini:
H0 :
Tidak ada hubungan kecerdasan emosional terhadap indeks prestasi
kumulatif mahasiswa kedokteran universitas tadulako angkatan 2017 .
Tidak ada hubungan kemampuan coping adaptif terhadap indeks prestasi
kumulatif mahasiswa kedokteran universitas tadulako angkatan 2017 .
Tidak ada hubungan kecerdasan emosional dan kemampuan coping
adaptif terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa kedokteran
universitas tadulako angkatan 2017 .
H1 :
Ada hubungan kecerdasan emosional terhadap indeks prestasi kumulatif
mahasiswa kedokteran universitas tadulako angkatan 2017 .
Ada hubungan kemampuan coping adaptif terhadap indeks prestasi
kumulatif mahasiswa kedokteran universitas tadulako angkatan 2017 .
Ada hubungan kecerdasan emosional dan kemampuan coping adaptif
terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa kedokteran universitas
tadulako angkatan 2017 .
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
deskriptif korelasional yaitu hubungan antara dua variabel pada suatu situasi
atau kelompok. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross
sectional, yaitu pengukuran hanya satu kali pada suatu waktu untuk
mengetahui hubungan kecerdasan emosional dan kemampuan coping adaptif
terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa angkatan 2017 Program Studi
Kedokteran Universitas Tadulako.
2. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
dan dilaksanakan pada April 2018.
21
22
c. Besar Subjek
Subjek yang diambil adalah semua mahasiswa angkatan 2017
Program Studi Kedokteran Universitas Tadulako yang berjumlah 93 orang.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas atau independent variabel pada penelitian ini adalah
kecerdasan emosional dan kemampuan coping adaptif.
2. Variabel terikat
Variabel terikat atau dependent variabel pada penelitian ini adalah
indeks prestasi kumulatif mahasiswa angkatan 2017 Program Studi
Kedokteran Universitas Tadulako.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data.
a. Kecerdasan Emosional
Instrumen dalam variabel kecerdasan emosional menggunakan kuesioner,
penentuan subdimensi ini mengacu pada alat ukur tingkat kecerdasan
emosional yaitu ESCI (Emotional and Social Competency Inventory) sesuai
saran dari Daniel Goleman yang akan digolongkan dengan skala Liekert.
b. Kemampuan Coping Adaptif
Instrumen dalam variabel kemampuan coping adaptif menggunakan
kuesioner dalam penelitian Anelia (2012) yang akan dimodifikasi sesuai
dengan masalah yang relevan. Skala ini disusun dan dikembangkan dari
klasifikasi strategi coping berdasarkan Problem Focused Coping (exercised
23
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu tahap awal atau tahap pesiapan,
tahap pengambilan data, dan tahap pengolahan data.
a. Tahap awal atau persiapan
24
Dalam tahap ini merupakan tahap persiapan, yang dilakukan pada tahap ini
meliputi pengambilan data awal, pengumpulan studi dan tinjauan pustaka,
penyusunan usulan skripsi, dan pembuatan perijinan penelitian.
G. Alur penelitian
25
Editing
Coding
Entering Data
Data Tabulation
Statistically Data
I. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mendapatkan rekomendasi dari
institusi tempat penelitian yang ada dalam penelitian ini adalah Fakultas
Kedokteran Universitas Tadulako. Kemudian setelah mendapatkan persetujuan
barulah penelitian dilakukan dengan memperhatikan etika penelitian sebagai
berikut :
1. Informed Concent
27
Anelia, Nicky. 2012. Cara Pengambilan Subjek Adalah Total Sampling Dengan
Memperhatikan Kriteria Inklusi Dan Ekslusi Pada Mahasiswa Angkatan
2017 Program Studi Kedokteran Universitas Tadulako. Universitas
Indonesia. Jakarta
Carver, C. S., & Smith, J. C., 2010. Personality and Coping. Annual Review of
Psychology. Diakses pada 14 Desember 2017. Dari
<www.annualreviews.org>
Compas, B.E. 1987. Coping With Stress During Childhood and Adolescence.
Psychological Bulletin. New York
Gagne, Robert. 1977. The Conditions of Learning. New York : Holt, Rinehart and
Winston.
vii
viii
Kaur, M & Kaur, I. 2015. Dysfunctional Attitude and Self-Blame: Effect on Self-
Esteem and Self-Conscious Emotions among Adolescents. The
International Journal of Indian Psychology. Diakses 14 Desember 2017.
Dari <http://www.ijip.in>
Lazarus, S & Folkman, R.S. 1986. Stress, apprasial, and coping. Springer: New
York
Prasetya DF. 2012. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata
Diklat Listrik Otomotif Siswa Kelas XI Teknik Perbaikan Bodi Otomotif
SMKN 2 Depok Sleman. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta.
Salovey, P., Mayer, J. D., Goldman, S., Turvey, C., & Palfai, T. 1996. Emotional
atention, clarit, and repair. Exploring emotional inteligency using the Traid
Meta-Mood Scale. In J. W. Pennebaker (Ed.), Emotion, disclosure and
health. American Physiological Association. Washington DC.
Septiana, N.P. 2015. Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Motivasi Berprestasi
Pada Siswa Sma Negeri 3 Sragen. Diakses pada 14 Desember 2017. Dari
< eprints.ums.ac.id/32719/22/02.%20Naskah%20Publikasi.pdf>