Oleh:
Nama : Tunas Manalu
NPM : 16150276
Program Studi : Pendidikan Matematika
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
telah melimpahkan rahmat dan berkatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian skripsi yang berjudul: “Pengaruh Strategi Think, Talk, Write
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis pada Materi Peluang Kelas X
SMA SW. St. Maria Tarutung T.P 2019/2020”.
Proposal Penelitian Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk
memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program
Studi Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas HKBP Nommensen.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal penelitian skripsi ini tidak
akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Haposan Siallagan, SH, MH, selaku Rektor Universitas HKBP
Nommensen Medan.
2. Bapak Dr. Hilman Pardede, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas HKBP Nommensen Medan.
3. Bapak Drs. Simon M. Panjaitan, M.Pd, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika FKIP Universitas HKBP Nommensen Medan.
4. Bapak Dr. Efron Manik, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama pembuatan
proposal ini.
5. Ibu Dr. Tutiarny Naibaho, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak memberikan masukan dan bimbingan selama penulisan proposal ini.
6. Kedua orangtua penulis yang selama ini selalu mendoakan, mendukung dan
memberikan semangat kepada penulis selama perkuliahan dan pembuatan
proposal ini.
Demi kesempurnaan proposal penelitian skripsi ini, saran dan kritik yang
sifatnya membengun sangat penulis harapkan. Semoga karya proposal penelitian
i
skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak
yang membutuhkan.
Tunas Manalu
ii
DAFTAR ISI
PENGESAHAN SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah................................................................ 6
D. Rumusan Masalah.................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian..................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian................................................................... 7
G. Batasan Istilah.......................................................................... 8
iii
C. Hipotesis.................................................................................. 24
iv
1. Validitas tes........................................................................ 42
2. Realibilitas tes..................................................................... 43
3. Taraf Kesukaran Butir Soal................................................ 44
4. Daya Beda Butir Soal......................................................... 45
B. Hasil Penelitian......................................................................... 46
1. Data Hasil Penelitian Angket Model Pembelajaran........... 47
2. Data Hasil Post -Test Kemampuan Komunikasi................ 48
C. Analisi Data............................................................................... 49
1. Uji Normalitas Angket Model............................................ 50
2. Uji Normalitas Post-Test kemampuan Komunikasi........... 51
D. Analisi Regresi Kemampuan Komunikasi................................ 52
1. Persamaan Regresi.............................................................. 53
2. Menghitung Jumlah Kuadrat.............................................. 54
3. Uji Kelinearan Regresi....................................................... 55
4. Uji Keberartian Regresi...................................................... 56
5. Koefisien Korelasi.............................................................. 57
6. Uji Keberartian Koefisien Korelasi.................................... 58
7. Koefisien Determinasi........................................................ 59
BAB V KESIMPULAN Dan saran............................................................... 60
A. Kesimpulan............................................................................. 61
B. Saran....................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 63
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Oleh
karena itu, dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multi kompetensi
pada setiap jenjang pendidikan. Selain itu peran matematika sebagai ilmu dasar
pada semua jenjang mesti diupayakan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh
pada umumnya.
banyak dilakukan oleh guru, siswa secara pasif menerima informasi, pembelajaran
1
sangat abstrak dan teoritis serta tidak bersadar pada realitas kehidupan,
pada bidang tertentu, waktu belajar siswa sebagaian besar digunakan untuk
mengerjakan buku tugas, mendengar ceramah guru, dan mengisi latihan (kerja
mengakibatkan kurangnya interaksi antara siswa dengan siswa yang lain maupun
penguasaan anak didik pada setiap jenjang pendidikan terhadap matematika. Hal
ini dapat dilihat dari prestasi belajar matematika yang dicapai siswa masih rendah.
Rendahnya hasil belajar matematika disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu secara
umum ditinjau dari tuntutan kurikulum yang lebih menekanka pada pencapaian
target. Artinya, semua bahan harus selesai diajarkan dan bukan pemahaman siswa
komunikasi, siswa dapat menyampaikan ide-idenya kepada guru dan kepada siswa
lainnya. Hal ini berarti kemampuan komunikasi matematis siswa harus lebih
ditingkatkan sehingga hasil belajar siswa bisa lebih baik dari sebelumnya.
Problematika saat ini adalah masih banyak siswa yang masih menganggap
matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis dan penuh dengan lambang
serta rumus yang membingungkan”. Menurut Yeni & Almuslim (2015) kesulitan
belajar ini merupakan gangguan yang secara nyata ada pada anak yang terkait
dengan tugas umum maupun khusus, yang diduga disebabkan karena faktor
anak yang berkesulitan belajar dalam suatu kelas menunjukkan prestasi belajar
rendah. Rendahnya aktivitas, minat dan motivasi belajar siswa disebabkan adanya
anggapan bahwa matematika merupakan ilmu yang memiliki sifat abstrak dan
terlalu monoton (Karim, 2017). Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu adanya
yang esensial untuk siswa Sekolah Menegah, oleh karena itu, perlu dilatihkan
pada siswa dari mulai jenjang pendidikan dasar sampai menengah. Siswa perlu
matematis tingkat tinggi (KBMTT) dilatihkan kepada siswa, didukung oleh tujuan
memenuhi kebutuhan masa kini dan masa yang akan datang (Sumarmo, 2002,
2004, 2005).
Menurut Sumarmo (2002:15) komunikasi matematik meliputi kemampuan
siswa dalam: (1) Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide
matematika; (2) Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik, secara lisan dan
tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar; (3) Menyatakan peristiwa
(1993, 1994) terhadap siswa dan guru SMP, dan SMU di Bandung menemukan
sehingga siswa kurang aktif dalam belajar. Salah satu upaya meningkatkan
Think Talk Write (TTW) sebagai berikut : Tahap pertama kegiatan siswa yang
belajar dengan strategi Think Talk Write (TTW) adalah think, yaitu tahap berfikir
dimana siswa membaca teks berupa soal (kalau memungkinkan dimulai dengan
Tahap kedua adalah talk (berbicara atau diskusi) memberikan kesempatan kepada
ketiga adalah write, siswa menuliskan ide-ide yang diperolehnya dari kegiatan
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
penelitian ini ditujukan pada siswa Kelas X SMA SW. St. Maria Tarutung T. P.
2019/2020. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan respon siswa
D. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
Talk Write (TTW) pada materi peluang di Kelas X SMA SW. St. Maria
2019/2020?
E. Tujuan Penelitian
Think Talk Write (TTW) pada materi peluang di Kelas X SMA SW. St. Maria
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa, membantu siswa untuk lebih mudah belajar matematika dan
model pembelajaran yang lebih kreatif dan memberi solusi kepada guru
4. Bagi Peneliti, memberi bekal bagi peneliti sebagai calon guru yang siap terjun
ke lapangan.
F. Batasan Istilah
yang dimaksudkan dalam penelitian ini maka diberikan batasan istilah sebagai
berikut:
1. Stategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) merupakan suatu strategi
diskusi, melaporkan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
strategi itu sendiri bukanlah realitas dari dunia sebenarnya. Strategi pembelajaran
diatas, strategi pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
mencapai tujuan belajar tertentu yang befungsi sebagai pedoman bagi guru dalam
proses belajar mengajar (Sagala, 2010: 176). Salah satu tujuan pembelajaran yang
9
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa adalah strategi
tersebut sebelum siswa diminta untuk menulis. Berdasarkan hasil penelitian Melly
(2010) bahwa pembelajaran matematika berbasis strategi Think Talk Write (TTW)
matematika siswa. Menurut Deporter (1992:179) “Think Talk Write (TTW) adalah
diskusi kelompok dan akhirnya menuliskan dengan bahasa sendiri hasil belajar
yang diperolehnya”.
a. Think (Berpikir)
Dalam tahap ini, siswa membaca materi ataupun soal-soal matematika pada
lembar kerja siswa yang diberikan guru. Setelah membaca, siswa secara
catatan kecil tentang hal-hal yang diketahui dan tidak diketahui mengenai
materi atau soal yang diberikan. Proses berpikir (think) akan terlihat saat siswa
berbagi strategi solusi, dan membuat definisi. Yamin dan Ansari (2008: 86)
matematika.
c. Write (menulis)
Pada tahap ini siswa menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja yang
menuliskan apa yang telah dipelajari, mereka akan lebih mudah untuk
Pada tahap ini siswa dapat belajar melakukan komunikasi matematika secara
dituliskan siswa pada tahap ini kemungkinan berbeda dengan yang ditulis
Pembelajaran Think Talk Write (TTW) yang ditunjukkan seperti pada Tabel 2.1.
merupakan suatu tindakan yang tepat apabila strategi ini diterapkan pada proses
bahwa kemampuan komunikasi matematis itu penting dimiliki siswa, tidak hanya
dalam matematik atau pelajaran lain, tapi juga untuk kehidupan kelak. Dalam
komunikasi matematis, siswa dilibatkan secara aktif untuk berbagi ide dengan
yang mereka sedang kerjakan. Mereka dilibatkan secara aktif dalam mengerjakan
berbicara dengan dan mendengarkan siswa lain, dalam berbagi ide, strategi dan
matematika diberikan oleh seorang guru kepada siswa ataupun siswa dilibatkan
atau berbicara dengan dan mendengarkan siswa lain, dalam berbagi ide, maka saat
merupakan bagian dari daya matematik. The Common Core of Learning ( dalam
matematika seakan-akan mereka berbicara dan menulis tentang apa yang mereka
b. Membaca (reading)
c. (writing)
diadakan penelitian tindakan kelas dimana penelitian ini memiliki peran penting
siswa secara tulis ini, salah satu solusi yang menjadi alternatif yaitu dengan
penggunaan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW). Think Talk Write
(TTW) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat merangsang siswa
secara mandiri. Strategi ini lebih dikenal dengan pembelajaran individu dalam
kelompok. Kelebihan dari model ini adalah memiliki tahapan-tahapan yang tidak
terlalu sulit dan rumit bagi siswa, sehingga dapat memudahkan siswa dalam
menulis suatu karya tulis ilmiah (makalah). Huinker dan Laughin ( Yamin dan
Ansari, 2008) menyatakan bahwa, “Pada proses pembelajaran strategi Think Talk
dengan melibatkan siswa dalam berpikir dan berdialog dengan dirinya sendiri
setelah melalui proses membaca, selajutnya berbicara, dan membagi ide (sharing)
tersebut, strategi ini cukup sesuai untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran
Think Talk Write (TTW). Pada tahap think, siswa diarahkan untuk membaca
materi dan membuat catatan kecil tentang ide-ide apa saja yang didapatnya. Di
tahap ini, siswa akan membangun aktivitas berpikir melalui membaca. Pada tahap
untuk memaparkan ide-ide yang sudah didapat pada tahap sebelumnya ke dalam
bentuk tulisan. Strategi pembelajaran ini dirasa cukup efektif dalam merangsang
a. Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dapat membantu siswa dalam
bertukar pikiran. Hal ini akan membantu siswa dalam memahami materi yang
diajarkan.
b. Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dapat melatih siswa untuk
berikut:
pada Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) oleh karena itu
matematika.
siswa dalam menggunakan satu gagasan atau ide matematika secara lisan.
penjelasannya
penjelasannya
g. Siswa dapat merespon suatu pernyataan atau persoalan dari siswa lain dalam
informasi matematis
Dari dua uraian indikator diatas yang digunakan dalam penelitian ini
6. Materi Pembelajaran
Definisi ruang sampel: ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil
atau dapat dikatakan sebagai himpunan bagian dari ruang sampel suatu percobaan.
Contoh:
Pada percobaan melempar dua buah mata uang logam (koin) homogen yang
bersisi angka (A) dan gambar (G) sebanyak satu kali. Tentukan ruang sampel
percobaan tersebut.
Jawab:
Diagram pohon
AG : Muncul sisi angka pada koin 1 dan sisi gambar pada koin 2
Tabel
Banyak titik sampel ada 4 yaitu (A,A), (A,G), (G,A), dan (G,G).
7. Penelitian yang Relevan
Talk Write (TTW) dan penelitian yang mengukur aspek komunikasi matematis
telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti dari berbagai kalangan, berikut ini
konvensional.
b. Hasil penelitian Chandra (2014) yang dilakukan kelas VIII SMPN 12 Padang.
melalui tipe Think Talk Write (TTW) dan Gender. Hasil penelitian
menggunakan strategi Think Talk Write (TTW) lebih tinggi dari siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional. Dari hasil penelitian yang telah
bebas, variabel terikat serta materi, subjek dan objek yang diteliti.
Siswa SMA Melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan materi pokok
Geometri dan Tiga Dimensi peserta didik kelas X. Chandra lebih fokus pada
pengaruh model pembelajaran tipe Think Talk Write (TTW) dan Gender
yang diteliti dalam penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh kemampuan
komunikasi dengan stategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) pada siswa
SMP. Dengan materi prisma dan limas pada peserta didik siswa kelas VIII
B. Kerangka Berfikir
sebagai salah satu faktor yang menghambat proses komunikasi siswa terhadap
mampu menerangkan kembali untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
Untuk menambah kemampuan komunikasi matematis siswa SMP Kelas
satu kemampuan yang cukup sulit di miliki oleh siswa, karena siswa dituntut
memiliki kemampuan komunikasi yang cukup baik. Tingkat kesulitan yang cukup
kondisi siswa yang lainnya, seperti tingkat kenyamanan siswa dalam memperoleh
materi. Materi yang cukup sulit jika perlakuan yang diberikan guru hanya satu
arah saja maka siswa kurang tertarik pada materi yang disampaikan.
siswa untuk dapat saling berkomunikasi adalah strategi Think Talk Write (TTW).
Think Talk Write (TTW) merupakan gebrakan baru dalam strategi pembelajaran
heterogen untuk saling membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama.
Tahapan pembelajaran ini yaitu: think (berpikir) guru atau siswa membaca
berbagai wacana dari konsep atau dari peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
permasalahan dengan cara siswa mencatat atau mengingat bagaimana/ apa yang
dipahami atau tidak dipahami. Talk (bicara), siswa melakukan komunikasi dengan
kelompok. Write (tulis) siswa menuliskan hasil diskusi itu dalam catatannya
(lembar kerja siswa) baik berupa definisi istilah maupun kejadian-kejadian yang
terkait dengan materi ajar. Dengan memilih strategi yang tepat, diharapkan
C. Hipotesis
adalah terdapat pengaruh yang signifikan pelaksanaan strategi Think Talk Write
METEDOLOGI PENELITIAN
mengetahui pengaruh antara perlakuan tersebut dengan aspek tertentu yang akan
dengan menggunakan strategi Think, Talk, Write (TTW), sedangkan aspek yang
diukurnya adalah kemampuan komunikasi matematis siswa. Oleh karena itu, yang
menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran Think
matematis siswa. Dalam penelitian ini digunakan desain “post test control group”.
Di dalam desain ini pada kelas sampel diberi perlakuan (X) dan setelah selesai
25
Desain penelitian ini dapat dibuat dalam Tabel 3.1 berikut:
Keterangan:
2019/2020 di Kelas X SMA SW. St. Maria Tarutung Tarutung yang terletak di
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas X SMA SW. St.
Maria Tarutung. Alasan pemilihan SMA tersebut, dilihat dari segi kemandirian
dan kecakapan siswa SMA itu sendiri. Kecakapan yang dimaksud adalah dalam
hal kemandirian siswa SMA belum dapat sepenuhnya belajar mandiri dan masih
kelasnya maka dipilih satu kelas yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini..
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas ( X )
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah pelaksanaan
strategi pembelajaran Think Talk Wtite (TTW) pada materi Peluang. Untuk
mendapatkan nilai X ini, yaitu dengan cara memberikan angket tentang respon
siswa terhadap pelaksanaan strategi Think Talk Wtite (TTW) setelah selesai proses
pembelajaran.
2. Variabel terikat ( Y )
Dalam penelitian ini yang menjadi variable terikat (Y) adalah kemampuan
1. Observasi
2. Test
yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan
cara-cara dan aturan yang sudah ditentukan”. Dalam penelitian ini dilakukan tes
sebanyak satu kali yaitu post-test yang diberikan setelah diajarkan dengan strategi
pembelajaran Think Talk Wtite (TTW). Dari hasil post-test inilah akan
Test yang digunakan adalah berbentuk uraian (essay test). Test ini diberikan untuk
perlakuan.
3. Angket
memperoleh informasi dari respondent dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal yang diketahui (Arikunto, 2006:151). Dalam penelitian ini akan digunakan
pelaksanaan strategi pembelajaran Think Talk Wtite (TTW) pada materi peluang.
1. Validitas Tes
Uji validitas alat evaluasi bertujuan untuk mengetahui valid tidaknya suatu
alat evaluasi. Suatu alat evaluasi disebut valid apabila alat tersebut mampu
instrumen, setelah diujicobakan kemudian dihitung korelasi antara nilai hasil uji
(2009:102), yaitu:
N XY X Y
rxy =
N X 2
X
2
N Y 2
Y
2
Keterangan:
Y : skor total
No. Kriteria
1. Sangat tinggi
2. Tinggi
3. Sedang
4. Rendah
5. Sangat rendah
6. Tidak valid
2. Reliabilitas Tes
memberikan hasil yang tetap sama (konsisten). Untuk mengetahui reliabilitas tes
Alpha karena soal yang diuji berbentuk uraian dan skornya bukan 0 dan 1 oleh
Keterangan:
: reliabilitas instrumen
: varians total
Keterangan:
: skor soal butir ke-i
: jumlah responden
a. Apabila r11 ≥ 0,7 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya
b. Apabila r11 ≤ 0,7 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya
3. Taraf Kesukaran
menjawab benar hanya sampai dengan 27%. Soal kategori sedang apabila yang
dapat menjawab benar antara 28% sampai dengan 72%. Soal kategori mudah
apabila yang dapat menjawab benar minimum 73%. Untuk mengetahui berapa
persen peserta didik yang menjawab dengan benar dinyatakan dengan rumus:
Keterangan:
: tingkat kesukaran
: jumlah skor kelompok atas butir soal ke-i
: 27 % x banyak subjek x 2
kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai
rendah)”.
Keterangan:
: daya pembeda
: 27 % x N
Jika DPhitung >DPtabel, maka soal dapat dikatakan soal baik atau signifikan,
Keterangan:
: mean (rata-rata)
: frekuensi kelompok
: nilai
Keterangan:
: nilai
: standart deviasi
c. Uji Normalitas
Mengambil harga mutlak yang paling besar antara tanda mutlak hasil
ditolak.
dengan rumus:
(Sudjana, 2002:327)
Dimana:
: varians regresi
: varians residu
Hipotesis yang diuji dalam uji keberartian regresi ini sebagai berikut:
H0 : θ2 = 0
H1 : θ2 > 0
Kriteria pengujian yaitu tolak Ho jika Fhitung > Ftabel dan terima H0, jika
Fhitung ≤ Ftabel.
berikut:
Fhitung =
penyebut = (n-k).
Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho diterima atau Ha ditolak Fhitung ≤ Ftabel , maka Ho
NO Sumber
dk (n) Jumlah Kuadrat (JK) RK dan RT
Variasi
-
1. Total N
2. Regresi
1
(a)
3. Regresi
1
(b|a)
4. Residu n–2
5. Tuna
K–2
cocok
6. Galat N–k
f. Koefisien Korelasi
(Sudjana, 2002:369)
Keterangan:
: koefisien korelasi
: jumlah subjek
: variabel bebas
: variabel terikat
Keterangan:
: uji keberartian
: koefisien korelasi
: jumlah data
h. Koefisien Determinasi
Jika perhitungan koefisien korelasi telah ditentukan maka selanjutnya
Dimana:
Sugiyono (2013:250).
i. Korelasi Pangkat
Misalkan pasangan data hasil pengamatan (X1, Y1), (X2, Y2),…., (Xn, Yn)
disusun menurut urutan besar nilainya dalam tiap variabel. Nilai Xi disusun
menurut urutan besarnya, yang terbesar diberi nomor urut atau peringkat 1,
pula untuk variabel Yi, kemudian bentuk selisih atau beda peringkat Xi dan
peringkat Yi yang data aslinya berpasangan atau beda ini disebut bi. Maka
dengan rumus:
X dan Y (Anton, 1986). Dalam hal alternatif yang pertama, kita tolak
hipotesis nol jika r’ dari perhitugan lebih besar atau sama dengan batas
dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang. Uji coba dilakukan untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda soal tersebut.
1. Validitas Tes
Salah satu ciri tes yang baik adalah apabila tes itu dapat tepat mengukur apa
yang hendak di ukur atau istilahnya Valid. Pengujian validitas ini menggunakan
Dari hasil uji coba soal yang diberikan kepada siswa kelas X SMAS. St
Maria Tarutung dengan jumlah peserta didik 18 orang, maka untuk soal nomor 1
dikatakan soal nomor 1 valid dengan taraf signifikan α = 5%. Dengan cara yang
40
Untuk validitas setiap butir soal dapat ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut:
1 Valid
2 Valid
3 Valid
4 Valid
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai tabel product momen dengan
soal yang digunakan dalam kuesioner penelitian mempunyai nilai valid. Dengan
demikian, seluruh item soal yang ada pada instrument penelitian dapat dinyatakan
2. Reliabilitas Tes
Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah dengan
dengan rtabel diperoleh rhitung > rtabel atau maka dapat disimpulkan
Dengan kata lain bahwa tingkat konsistensi hasil yang dicapai terhadap
siswa, tingkat kesukaran setiap butir soal dapat ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut
ini:
Tabel 4.2 Tingkat Kesukaran Butir Soal Uji Coba Instrumen Post-Test
Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa semua butir soal tergolong mudah. Maka
komunikasi matematika, maka daya beda setiap soal dapat ditunjukkan pada Tabel
Dari Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa semua butir soal Post-Test
memiliki daya beda yang signifikan. Dari koefisien validitas butir soal, reliabilitas
butir tes, tingkat kesukaran setiap butir soal dan daya pembeda butir soal
disimpulkan bahwa butir soal 1-4 merupakan alat ukur untuk mengukur
digunakan dalam pengambilan data. Dengan demikian, seluruh soal yang ada
B. Hasil Penelitian
Write (TTW)
matematis siswa pada (lampiran 29) diperoleh nilai terendah dan nilai
Tabel 4.4 Data Hasil Angket Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW)
No Xi Fi Rata-Rata
1 65,9 1
2 68,18 1
3 70,45 1
4 72,72 1
No Xi Fi Rata-Rata
5 75 2
6 77,27 2
7 79,54 4
8 84,09 2
9 86,36 1
10 88,63 1
11 100 2
Keterangan:
Xi : Nilai Observasi
Fi : Frekuensi Nilai
Hasil pemberian Post-Test pada kelas sampel pada (lampiran 30) diperoleh
nilai post-test yaitu nilai terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa (Y)
diperoleh nilai terendah 62 dan nilai tertinggi 96, nilai rata-rata dan
simpangan baku .
Data nilai Post-Test kelas sampel dapat dilihat pada tabel berikut:
Matematis
No Xi Fi Rata-Rata
1 62 1
2 64 1
3 70 1
4 72 1
5 74 2
6 76 2
7 78 2
8 80 3
9 82 2
10 92 1
11 96 2
Keterangan:
Yi : Nilai Post-Test
Fi : Frekuensi Nilai
C. Analisis Data
Setelah data hasil angket dan data Post-Test diperoleh maka dilakukan analisis
apakah pengaruh hasil data angket dan data Post-Test signifikan atau tidak dengan
lain:
perbandingannya Ltabel > Lhitung dengan demikian disimpulkan Ho diterima. Hal ini
Untuk menentukan data normal atau tidak normal digunakan dengan uji
Liliefors untuk N= 18 dan taraf signifikan 0,05, maka harga Ltabel sebesar .
perbandingannya Ltabel > Lhitung dengan demikian disimpulkan H0 diterima. Hal ini
perhitungan diperoleh:
untuk setiap perubahan variabel X sebesar satu satuan. Dari persamaan regresi
dapat disimpulkan bahwa apabila X bernilai 0 maka masih dapat diperoleh
model pembelajaran Think Talk Write (TTW) bernilai 0, maka nilai kemampuan
oleh model pembelajaran Think Talk Write (TTW), namun juga di pengaruhi oleh
Tabel 4.6 Tabel Analisis Varians Untuk Nilai Angket dan Komunikasi
Matematis
Sumber Rata-rata
Dk Jumlah Kuadrat Fhitung FTabel
Varians Kuadrat
Regresi 1 JKreg(a)=
(α)
1 JKreg(a)=
Regresi (b| JK(b|a)=
a) 16
=
Residu JKres=
=
=
Tuna 3 JK(TC)=
Cocok =
Kekeliruan 13 JK(E) =
Ho : Terdapat hubungan yang linier antara Think Talk Write (TTW) terhadap
Ha : Tidak terdapat hubungan yang linier antara Think Talk Write (TTW) terhadap
S 2 TC
Statistik F = ( F hitung) dibandingkan dengan F tabel dengan dk pembilang
S 2E
(k-2 = 5-2 = 3) dan dk penyebut (N-k = 18-3 = 15). Untuk menguji hipotesis nol,
tolak hipotesis regresi linier, jika statistik F hitung untuk tuna cocok yang
diperoleh lebih besar dari harga F dari tabel menggunakan taraf kesalahan yang
FTabel.Nilai FTabel nya adalah . Dengan demikian FHitung > FTabel atau
antara model pembelajaran Think Talk Write (TTW) (X) dengan kemampuan
Dengan kata lain variabel X (Think Talk Write (TTW)) dan variabel Y
dk penyebut = N-2 = 18-2 = 16. Untuk menguji hipotesis nol, kriterianya adalah:
diterima.
Karena regresi linear dan koefisien arah regresi berarti, maka dapat
Think Talk Write (TTW) (X) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
(Y), (Perhitungan terdapat pada lampiran 40). Dengan kata lain uji keberartian
regresi mampu meyakinkan apakah ada pengaruh yang signifikan antara model
matematis siswa .
5. Koefisien Korelasi
dengan kata lain kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama
variabel Y.
H0 : Tidak ada hubungan yang berarti antara model pembelajaran Think Talk
sebesar dengan taraf signifikan 5%, dk = N-2 maka harga t tabel sebesar
dan Ha diterima. Ini berarti harga thitung adalah signifikan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat dan berarti antara model
7. Koefisien Determinasi
sedangkan residunya sebesar 68,94% dijelaskan oleh variabel yang tidak di teliti.
E. Pembahasan Penelitian
matematika dengan menggunakan model Think Talk Write (TTW) adalah 78,44
dengan skor terendah 62 dan skor tertinggi 96.. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
untuk respon angket siswa dengan model Reciprocal Teaching diperoleh rata-
ratanya adalah 78,44 dengan skor terendah 65,8 dan skor tertinggi 100. Hal ini
menunjukkan bahwa model Think Talk Write (TTW) dilaksanakan dengan baik.
matematis tersebut diperoleh nilai dari koefisien variabel X bertanda positif, yang
hubungan yang kuat antara model Think Talk Write (TTW) terhadap kemampuan
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti atau dipengaruhi faktor lain.
thitung > ttabel atau 10,679 > 1,734 yang artinya ada hubungan yang cukup kuat antara
siswa
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka
Ada pengaruh model pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap kemampuan
komunikasi matematis siswa pada materi peluang kelas X, SMAS St. Maria
Tarutung.
B. Saran
sebagai berikut:
1. Guru dapat memilih model pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap
2. Guru harus mengenali setiap kemampuan yang dimiliki peserta didik, supaya
mengatasi masalah yang dihadapi peserta didik baik dari segi alokasi waktu
dan model, strategi atau teori belajar yang digunakan pada setiap materi yang
di pelajari.
56
DAFTAR PUSTAKA
Panjaitan Simon & Efron Manik. 2015. “Perbandingan hasil belajar yang
menggunakan strategi inkuiri jurisprudensial berbantuan LKS dengan
menggunakan strategi pembelajaran ekspositori”. JURNAL Suluh
Pendidikan FKIP-UHN. ISSN: 2356-2595, Volume-2 Edisi-1, Maret
2015 Halaman 1-7
57
Panjaitan Simon. M. 2018. “Meningkatkan kemampuan komunikasi Mahasiswa
melalui Model Cooperative Integrated Reading and Composition Di
Prodi Pendidikan Matematika FKIP Uneversitas HKBP Nommesen
Medan T.A 2017/2018”. Jurnal Suluh Pendidikan FKIP-UHN. ISSN:
2356-2595, Volume 6 Edisi 2, September 2018
Silviana Gina. 2016. Penggunaan Model Explicit ). Thesis, FKIP UNPAS. SKRIPSI
C. Tujuan Pembelajaran
1. Pesera didik mampu menjelaskan pengertian peluang teoritik
2. Peserta didik mampu menentukan ruang sampel
3. Peserta didik mampu menentukan titik sampel
4. Peserta didik mampu menentukan cara mencari peluang empirik suatu kejadian.
5. Peserta didik mampu membandingkan peluang teoritik dan peluang empirik.
6. Peserta didik mampu menentukan kejadian dari suatu percobaan
7. Peserta didik mampu menentukan peluang dari suatu kejadian
8. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah terkait peluang teoritik siswa
dapat menjelaskan baik secara lisan maupun prosedural dalam
menyelesaikan masalah terkait peluang teoritik.
9. siswa dapat menjelaskan baik secara lisan maupun prosedural dalam
menyelesaikan masalah terkait peluang empirik.
D. Materi Pembelajaran
1. Definisi ruang sampel : Ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil
yang mungkin pada suatu percobaan/kejadian. Ruang sampel suatu
percobaan dapat dinyatakan dalam bentuk diagram pohon atau tabel.
2. Definisi titik sampel : Titik sampel adalah anggota-anggota dari ruang
sampel atau kemungkinan- kemungkinan yang muncul.
3. Kejadian kejadian merupakan himpunan hasil tertentu dalam ruang sampel
atau dapat dikatakan sebagai himpunan bagian dari ruang sampel suatu
percobaan.
Contoh
Pada percobaan melempar dua buah mata uang logam (koin) homogen
yang bersisi angka (A) dan gambar (G) sebanyak satu kali. Tentukan
ruang sampel percobaan tersebut.
Jawab :
Diagram pohon
Kejadian yang mungkin :
AA : Muncul sisi angka pada kedua koin
AG : Muncul sisi angka pada koin 1 dan sisi gambar pada koin 2
Tabel
Ruang sampel = { (A,A), (A,G), (G,A), (G,G) }
Banyak titik sampel ada 4 yaitu (A,A), (A,G), (G,A), dan (G,G).
.
Frekuensi Relatif (Peluang Empirik)
5. Frekuensi relatif merupakan perbandingan antara banyak
kejadian yang muncul dengan banyak kali percobaan. Jika
𝑛(𝐴) merepresentasikan banyak kali muncul kejadian A
dalam M kali percobaan, maka diperoleh bentuk umum
sebagai berikut :
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah- Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Alokasi
langkah Waktu
Pendahuluan 1. Guru mengajak 1. Salah satu siswa 10 Menit
siswa untuk membuatkan
Berdoa Doa
2. Guru membuka 2. Siswa
pembelajaran Menanggapi
dengan mengucap salam Dari
salam dan Guru
mengecek 3. Siswa
kehadiran siswa menjawab
3. Siswa diingatkan apersepsi Guru
kembali mengenai 4. Siswa
materi mempersiapkan
pembelajaran diri untuk
dengan tanya materi
jawab secara lisan selanjutnya.
4. Guru 5. Siswa
menyampaikan mendegarkan
judul pokok dan motivasi serta
sub pokok bahasan manfaat dan
dari materi yang melaksanakann
akan dipelajari ya.
siswa 6. Siswa
5. Guru memotivasi menerima LKS
siswa dengan dari Guru
menyebutkan sebagai tahap
manfaat yang awal
diperoleh dari
mempelajari
materi tersebut
6. Guru membagikan
Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang
memuat suatu
permasalahan dan
petunjuk
pelaksanaannya.
LKS 1 yang
dimaksud adalah
LKS berbasis
kontektstual
Kegiatan Inti 1. Guru menagajak 1. Siswa secara 100
Think(Berfikir Siswa secara individu Menit
) individu membaca teks,
Talk membaca teks, memikirkan, dan
( Berdiskusi) memikirkan, dan mencari
Write( Menulis mencari gambaran solusi
kan) gambaran solusi dari
dari permasalahan
permasalahan yang terdapat
yang terdapat dalam LKS 1
dalam LKS 1 tersebut
tersebut 2. Siswa
2. Guru membagi Membentuk
siswa ke dalam kelompok sesuai
beberapa aturan.
kelompok yang 3. Siswa
beranggotakan berinteraksi dan
4-5 orang berdiskusi
3. Guru dengan
mengarahkan kelompok
siswa untuk kecilnya
berinteraksi dan mengenai
berdiskusi gambaran solusi
dengan dari
kelompok permasalahan
kecilnya dalam LKS 1
mengenai yang sudah
gambaran solusi dipikirkan
dari sebelumnya dan
permasalahan menyelesaian
dalam LKS 1 permasalahan
yang sudah dalam LKS 1
dipikirkan sesuai
sebelumnya. kesepakatan
4. Guru kelompoknya
menagarahkan 4. Siswa melakukan
untuk saling diskusi kelas
menukar pikiran dengan terlebih
dalam bentuk dahulu saling
diskusi dengan menukar LKS
menukar hasil dengan
LKS. kelompok lain.
5. Guru menyuruh 5. Siswa
setiap kelompok mengontruksi
untuk pengetahuan
menuliskan hasil yang
diskusi. didapatkannya
dalam diskusi
kelompok kecil
dan diskusi kelas
dengan
menuliskan hasil
yang didapatkan
selama
pembelajaran
Penutup 6. Guru membimbing 10 Menit
(Kesimpulan) siswa 6. Siswa mencoba
menyimpulkan menyimpulkan
materi materi yang telah
pembelajaran yang Dipelajari
dipelajari 7. Siswa Mengerjakan
7. Guru memberikan kuis
kuis terkait materi 8. Siswa menaggapi
yang dipelajari refleksi Guru
guna 9. Siswa
Mengetahui tingkat mempersiapkan
pemahaman siswa materi untuk
terhadap materi pertemuan
8. Guru melakukan selanjutnya
refleksi terhadap 10. Siswa menaggapi
siswa salam Guru
9. Guru
Menyampaikan
materi pada
pertemuan
selanjutnya.
10. Guru Menutup
pelajaran dengan
mengucapakan
salam.
Medan, 2020
Mengetahui
Kepala SMA SW.St. Maria Tarutung Peneliti
NAMA KELOMPOK :
ANGGOTA KELOMPOK : 1.
2.
3.
4.
(KD) Kompetensi
1. 3.11 menjelaskan 3.11.1 pesera didik mampu
peluang empirik menjelaskan
dan teoretik suatu pengertian peluang teoritik
kejadian dari suatu 3.11.2 peserta didik mampu
percobaan menentukan ruang sampel
3.11.3 peserta didik mampu
menentukan titik sampel
3.11.4 peserta didik mampu
menentukan kejadian
dari suatu percobaan
2. 4.11 Menyelesaikan 4.11.1 siswa dapat menyelesaikan
masalah yang masalah terkait peluang
berkaitan dengan teoritik
peluang empirik 4.11.2 siswa dapat menjelaskan
dan teoretik suatu baik secara lisan maupun
kejadian dari suatu prosedural dalam
Percobaan menyelesaikan masalah
terkait peluang teoritik
B. Petujuk Pembelajaran
Dalam dunia matematika, teori peluang sudah dikenal sejak awal abad ke 15. Ilmu
peluang bermula pada masalah perjuadian kala itu. Girolamo Cardano banyak
menuliskan konsep dasar peluang dalam bukunya yang berjudul Leber de Ludo
menghitung peluang suatu kejadian ada baiknya kalian mengenal apa yang
dimaksud ruang sampel, titik sampel, dan kejadian terlebih dahulu. Untuk lebih
Review Materi
Sebelum belajar mengenai ruang sampel, titik sampel, dan kejadian, mari ingat
Permasalahan
Misalkan 𝑆 adalah himpunan bilangan asli kurang dari 10. 𝐴 adalah himpunan
Penyelesaian
…………………..}
𝐴 = {… … … … … … … … … … … … … … … … …
…………………..}
𝑛(𝐴) = (… … )
1. Konteks Masalah
………………………………………………………………………………
……
……….
b) Tuliskan semua hasil yang mungkin muncul dari peristiwa diatas!
𝑆 = {… … … … … … … … … } sehingga 𝑛(𝑆) = (… … … )
3. Konteks Masalah
…………………………………………………………………………………
…
…………………………………………………
b) Tuliskan semua hasil yang mungkin muncul dari peristiwa
𝑆 = {… … … … … … … … … } sehingga 𝑛(𝑆) = (… … … )
c) Mungkinkah salah satu lampu tersebut mati? Jika
himpunan
𝑛(𝑆𝑚) = (… … … )
𝐵1 𝐵2 𝐵3 𝐵4 𝐵5
𝐶1 … … … …
𝐶2 … … 𝐶2𝐵3 … …
𝐶3 … … … 𝐶3𝐵5
Jadi banyaknya cara Briyan dapat memakai baju dan celana adalah
sebanyak …..
LAMPIRAN 3
B. Petujuk Pembelajaran
1. Berdoa sebelum mengerjakan.
2. Bacalah kegiatan secara urut dan teliti.
3. Bacalah dengan teliti apa yang harus dikerjakan, kemudian
diskusikan dengan teman kelompokmu.
4. Setiap siswa harus aktif bekerja, agar dapat mengerti apa yang
kita pelajari saat ini.
5. Pahamilah setiap kegiatan yang dilakukan
B. PELUANG SUATU
KEJADIAN
Ingat Kembali!!!
Permasalahan 1
Penyelesaian :
a. .
b.
c.
d.
e.
Diskusikan dengan
kelompokmu!!
Permasalahan 2
Tentukanlah :
a. .
b.
c.
d.
Diskusikan dengan
kelompokmu!!
Permasalahan 3
Penyelesaian :
a. .
b.
c.
d.
Diskusikan dengan kelompokmu!!
Permasalahan 4
Penyelesaian :
a. .
b.
c.
d.
e.
Tentukanlah :
Sehingga, nilai peluang suatu kejadian hanya berkisar
antara………dan…………
Secara umum, apabila 𝐸 adalah suatu kejadian dalam sebuah
percobaan dengan ruang sampel 𝑆, maka peluang suatu kejadian
tersebut (𝑃(𝐸)) dapat dihitung dengan cara :
…
𝑃(𝐸) = , dimana … … ≤ 𝑃(𝐸) ≤ … …
LAMPIRAN 4
POST TEST
PEDOMAN PENSKORAN
NO Penyelesaian Sk
or
1. Diketahui:
n(S)= 30
Misalkan M: Kelereng merah 3
H : Kelereng Hijau
K : Kelereng Kuning
n(M)= 10
n(H) = 5
n (K) = 15
Ditanya: Berapakah peluang terambilnya kelereng berwarna 2
kuning?
1
2
Jadi, Peluang terambilnya kelereng berwarna kuning adalah
Skor 10
2. Diketahui:
S={(1,1),(1,2),(1,3),(1,4),(1,5),(1,6),(2,1),(2,2),(2,3),(2,4),(2,5),
(2,6), (3,1),(3,2),(3,3),(3,4),(3,5),(3,6),(4,1),(4,2),(4,3),(4,4), 3
(4,5),(4,6), (5,1),(5,2),(5,3),(5,4),(5,5),(5,6),(6,1),(6,2),(6,3),(6,4),
(6,5),(6,6)}
n(S)= 36
Ditanya: Tentukan peluang munculnya mata dadu berjumlah
sepuluh? 2
A={(4,6),(5,5),(6,4)
n(S)= 3 1
Sehingga.
2
Jadi, Peluang munculnya mata dadu berjumlah 10 adalah
Skor 10
SKOR TOTAL 20
12 kali muncul mata dadu 2, 11 kali muncul mata dadu 3, dan 7 kali muncul
mata dadu 4. Tentukanlah :
NO Penyelesaian Sk
or
3. Diketahui:
n= 60
Misalkan A adalah kejadian muncul mata dadu 1, maka; A= 10 3
Misalkan B adalah kejadian muncul mata dadu 2, maka; B= 12
Misalkan C adalah kejadian muncul mata dadu 3, maka; C= 11
Misalkan D adalah kejadian muncul mata dadu 4, maka; D= 7
2
Jadi, kejadian muncul mata dadu kurang dari 4 adalah
1
b. Misalkan F adalah kejadian muncul mata dadu lebih dari 4
2
Jadi, kejadian muncul mata dadu lebih dari 4 adalah
Skor 15
4. Diketahui:
n= 30 kali
dua buah dadu dilambungkan secara bersamaan
S={(1,1),(1,2),(1,3),(1,4),(1,5),(1,6),(2,1),(2,2),(2,3),(2,4),(2,5), 3
(2,6), (3,1),(3,2),(3,3),(3,4),(3,5),(3,6),(4,1),(4,2),(4,3),(4,4),
(4,5),(4,6), (5,1),(5,2),(5,3),(5,4),(5,5),(5,6),(6,1),(6,2),(6,3),
(6,4),(6,5),(6,6)}
n(S)= 36
Misalkan K adalah peluang muncul mata dadu kembar
k={(1,1),(2,2),(3,3),(4,4),(5,5),(6,6)}
n(K)= 6 2
P(K)= 1
2
Ditanya: tentukan frekuensi harapan muncul mata dadu kembar
Sehingga. 2
Skor 15
SKOR TOTAL 30
LAMPIRAN 3
DIDIK
Materi : Peluang
3. 3.1 menjelaskan
Memahami peluang empirik 1. Peserta 1,2,3,4 1,2
pengetahuan dan teoritik suatu didik mampu
(faktual, kejadian dari menjelaskan
konseptual, suatu percobaan.
pengertian
dan
prosedural) peluang
berdasarkan 4.1 teoritik
rasa ingin Menyelesaikan 2. Peserta
tahunya masalah yang didik mampu
tentang ilmu berkaitan dengan menentukan
pengetahuan peluang empirik
ruang sampel
, teknologi, dan teoretik suatu 1,2,3,4 3,4
kejadian dari 3. Peserta
seni, budaya
terkait suatu percobaan didik mampu
fenomena menentuan
dan kejadian Ruang
tampak sampel
mata 4. Peseta
4.Mencoba, didik mampu
mengolah,
menentukan
dan menyaji
dalam ranah cara mencari
konkret peluang
(menggunak empirik suatu
an, kejadian
mengurai, 5. Peserta
merangkai, didik mampu
memodifika
membanding
si, dan
membuat) kan peluang
serta ranah teoritik dan
abstrak empirik
(menulis, 6. Peserta
membaca, didik mampu
menghitung,
menentukan
menggamba
r, dan kejadian dari
mengarang) suatu
sesuai percobaan
dengan yang 7. Peserta
dipelajari di didik mampu
sekolah dan
menentukan
sumber lain
yang sama peluang dari
dalam sudut suatu
pandang/teo kejadian
ri. 8. Peserta
didik mampu
menyelesaika
n masalah
terkait
peluang
teoritik
9.Peserta
didik mampu
menyelesaiak
an masalah
yang
berkaitan
peluang
empirik.
Jenjang kognitif
C1 : Pengetahuan
C2 : Pemahaman
C3 : Penerapan
matematika.
LAMPIRAN 5
LEMBAR OBSERVASI GURU
Jumlah
Keterangan:
1 : Kurang
2 :Cukup
3 :Baik
4 :Amat Baik
LAMPIRAN 6
Siswa termotivasi
Jumlah
Keterangan:
1 : Kurang
2 :Cukup
3 :Baik
4 :Amat Baik
LAMPIRAN 7
ANGKET RESPON SISWA
TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Nama :
Kelas :
Pelajaran :
Tanggal :
NO Pernyataan Tanggapan
YA TIDAK
1. Apakah anda setuju jika Strategi Pembelajaran
Think Talk Write diterapkan di sekolah?