Tuberkulosis (TB)
± 1 bulan SMRS pasien mengeluh batuk tidak berdahak, batuk setiap hari,
demam (+) dan keringat (+) malam hari sejak 1 bulan SMRS, badan terasa
lemas (+), pasien tidak nafsu makan dan merasa berat badannya menurun.
Pasien belum pernah berobat sebelumnya.
Kulit: Normal
Genitalia: Tidak diperiksa
Ekstremitas: Akral hangat, crt < 2 detik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (18 November 2019)
Jenis Pemeriksaan Hasil
Hematologi
Hemoglobin 12,3
RBC 4,13
WBC 7,14
Hematokrit 32,7
Trombosit 156
MCV 89,2
MCH 27,7
MCHC 32,4
Hitung jenis leukosit
Basofil 0,1
Eosinofil 0,1
Netrofil 82,1
Limfosit 9,9
Monosit 7,8
Kimia Klinik
BSS 91
Cholestrol total 135
Asam urat 6,1
Ureum 10
Creatinin 1,6
Protein total 5,4
Albumin 3,6
Globulin 1,8
SGOT 29
SGPT 13
Foto Thorax (18 November 2019)
DEFINISI
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular
yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis.
Etiologi
Sangat peka
Mycobacterium Tuberculosis adalah penyebab utama penyakit
tuberkulosis pada manusia. Secara umum sifat kuman
terhadap panas,
Mycobacterium tuberculosis antara lain adalah sebagai berikut: sinar matahari
dan sinar ultra
violet, Paparan
langsung ultra
Bersifat tahan asam dalam perwanraan Tahan terhadap violet, sebagian
dengan metode Ziehl Neelsen, berbentuk suhu rendah antara besar kuman akan
batang berwarna merah dalam pemeriksaan 4°C sampai minus mati dalam waktu
dibawah mikroskop. 70°C. beberapa menit.
Dalam dahak
pada suhu antara
Media khusus 30-37°C akan mati
Berbentuk batang untuk biakan, dalam waktu
dengan panjang 1- Kuman dapat lebih kurang 1
10 mikron, lebar 0,2
antara lain bersifat dorman.
Lowenstein minggu.
– 0,6 mikron.
Jensen, Ogawa.
Epidemiologi
Jumlah kasus TB di Indonesia
menurut Laporan WHO tahun
Menurut laporan WHO tahun
2015, diperkirakan ada 1 juta
2015, ditingkat global
kasus TB baru pertahun (399 per
diperkirakan 9,6 juta kasus TB
100.000 penduduk) dengan
baru dengan 3,2 juta
100.000 kematian pertahun (41
per 100.000 penduduk).
Patogenesis
Kalender perjalanan penyakit TB Primer
Manifestasi Klinis
• Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2 minggu
atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak
bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan
menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Pada pasien dengan
HIV positif, batuk sering kali bukan merupakan gejala TB yang khas,
sehingga gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih.
Diagnosis
Diagnosis TB ditetapkan berdasarkan keluhan, hasil anamnesis, pemeriksaan
klinis, pemeriksaan labotarorium dan pemeriksaan penunjang lainnya. kontak
erat dengan pasien TB, tinggal di daerah padat penduduk, wilayah kumuh,
daerah pengungsian, dan orang yang bekerja dengan bahan kimia yang
berrisiko menimbulkan paparan infeksi paru.
Pemeriksaan Laboratorium
Keluhan dan hasil anamnesis :Keluhan Pemeriksaan Bakteriologi
yang disampaikan pasien, serta Pemeriksaan dahak Sewaktu-Pagi (SP).
wawancara rinci berdasar keluhan Pemeriksaan tes cepat molekuler
pasien. Pemeriksaan klinis berdasarkan dengan metode Xpert MTB/RIF
gejala dan tanda TB
Pemeriksaan Biakan dengan media
padat (Lowenstein-Jensen)
C:\Users\Samsung\Desktop\Alur diagnosis TB da
n TB Resistan Obat di Indonesia.docx
Penatalaksanaan
C OAT oral lini kedua Etionamid (Eto)/Protionamid (Pto)*
Sikloserin (Cs) /Terizidon (Trd)*
Clofazimin (Cfz)
Linezolid (Lzd)
D D1 OAT lini pertama Pirazinamid (Z)
Etambutol (E)
Isoniazid (H) dosis tinggi
Diagnosis
ditegakkan Pada pemeriksaan fisik
Pasien a.n Ny. didapatkan ronkhi
berdasarkan hasil Hasil pemeriksaan tes
A/Perempuan/75 pada paru kanan dan
anamnesis adanya cepat molekuler
tahun dengan kiri. Foto toraks
riwayat batuk tidak didapatkan hasil
diagnosis TB Paru tampak gambaran
terdeteksi
berdahak sejak 1 nodular millier di
Milier terkonfirmasi mycobacterium
bulan smrs, demam seluruh lapang paru
bakteriologis kasus tuberkulosis.
dan keringat malam kanan dan kiri, kesan
baru,
hari, dan penurunan TB paru milier.
berat badan.
Terjadinya TB milier di pengaruhi oleh
dua faktor, yaitu jumlah dan virulensi
kuman Mycobacterium tuberculosis
dan status imunologis pasien (non
spesifik dan spesifik). Beberapa
kondisi yang menurunkan sistem imun
juga dapat memudahkan timbulnya
TB milier, seperti infeksi HIV,
malnutrisi, infeksi morbili, pertusis,
diabetes melitus, gagal ginjal,
keganasan, dan penggunaan
kortikosteroid jangka lama.
Penatalaksanaan medikamentosa TB
milier adalah pemberian 4 macam obat Kortikosteroid (prednisone) diberikan
anti-TB selama 2 bulan pertama, pada TB milier, meningitis TB,
dilanjutkan dengan isoniazid dan perikarditis TB, efusi pleura, dan
rifampicin selama 4 bulan sesuai dengan peritonitis TB.
perkembangan klinis.