Keterangan :
h1 : ketinggian total
Kesimpulan :
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena
benda tersebut bergerak.
10 + 0 = 10
9 + 1 = 10
8 + 2 = 10
Dan selanjutnya.
Sumber energi
Sumber energy adalah segala sesuatu yang menghasilkan energy.
Energi dikelompokkan berdasarkan bisa dan tidak bisanya energy
tersebut diperbarui. Energi yang dapat diperbarui (Renewable
energy), contohnya adalah biogas. Energi yang tak bisa diperbarui
(Non Renewable energy), contohnya adalah energy fosil, energy
nuklir dan energy panas bumi. Selama perut bumi memiliki magma,
maka selama itulah gas akan tetap ada. Indonesia adalah negara
yang memiliki energy panas bumi terbesar karena indonesi terletak
di wilayah lingkaran api (fire ring). Energy nuklir adalah sebuah atum.
Energi nuklir berasal dari kata “Nukleus”.
Sifat energy yaitu kekal. Maksudnya yaitu tidak dapat dibuat, tidak
dapat dimusnahkan karena merupakan ciptaan Allah swt. Tetapi
energi dapat berubah wujud.
Metabolisme Sel
Metabolisme adalah proses kimia yang terjadi di dalam sel makhluk
hidup. Penyatuan / penyusunan energy disebut anabolisme.
Penguraian energy disebut katabolisme.
1. Fotosintesis
Percobaan Fotosintesis.
a. Ingenhousz (1799)
b. Engelmann (1822)
c. Sachs (1860)
Percobaan ini dilakukan dengan daun yang ditutup kertas timah lalu
diuji dengan lodium lugol. Ilmuwan ini membuktikan bahwa
fotosintesis menghasilkan karbohidrat berupa amilum. Adanya
amilum dibuktikan dengan melakukan uji yodium pada daun yang
tertutup, daun ini berubah warna menjadi biru kehitaman,
sedangkan pada daun yang tidak ditutup tidak terjadi perubahan
warna.
2. Respirasi
1. Respirasi Aerob.
t °C = 5 / 9 (t °F – 32) atau t °F = 9 / 5 t °C + 32
t °C = 5 / 4 t °R atau t °R = 4 / 5 t °C
t °C = t K – 273 atau t K = t °C + 273
asih ingat bentuk berikut :
32 = 3 x 3
23 = 2 x 2 x 2
56 = 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5
Sifat 1
an x an = am + n
24 x 23 = (2 x 2 x 2 x 2 )x(2 x 2 x 2 )
=2x2x2x2x2x2x2
= 27
= 24+3
Sifat 2
am : an = am - n, m > n
55 : 53 = (5 x 5 x 5 x 5 x 5) : (5 x 5 x 5)
=5x5
= 52
= 55 - 3
Sifat 3
(am)n = am x n
(34)2 = 34 x 34
= (3 x 3 x 3 x 3) x (3 x 3 x 3 x 3)
= (3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3)
= 38
= 34 x 2
Sifat 4
(a x b)m = am x bm
(4 x 2)3 = (4 x 2) x (4 x 2) x (4 x 2)
= (4 x 4 x 4) x (2 x 2 x 2)
= 43 x 23
Sifat 5
(a : b)m = am : bm
(6 : 3) 4 = (6 : 3) x (6 : 3) x (6 : 3) x (6 : 3)
= (6 x 6 x 6 x 6) : (3 x 3 x 3 x 3)
= 64 : 34.
Sebaliknya, bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam
bentuka/b dengan a, b bilangan bulat dan b ≠ 0.
Contoh bilangan irasional adalah . Bilangan-bilangan tersebut, jika dihitung dengan
kalkulator merupakan desimal yang tak berhenti atau bukan desimal yang berulang.
Misalnya
√2 = 1,414213562 .... Selanjutnya, gabungan anrara bilangan rasional dan irasional disebut
bilangan real.
Bentuk Akar
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, contoh bilangan irasional adalah √2 dan √5 . Bentuk
seperti itu disebut bentuk akar. Dapatkah kalian menyebutkan contoh yang lain?
Bentuk akar adalah akar dari suatu bilangan yang hasilnya bukan bilangan Rasional.
Bentuk akar dapat disederhanakan menjadi perkalian dua buah akar pangkat bilangan
dengan salah satu akar memenuhi definisi
√a2 = a jika a ≥ 0, dan –a jika a < 0
Contoh :
Sederhanakan bentuk akar berikut √75
Jawab :
√75 = √25x3 = √25 x √3 = 5√3
Tambahkan komentar
MAR
20
Misalkan sebuah dadu bermata enam dilemparkan satu kali maka tentukan!
Ruang Sampel
Titik sampel
Banyaknya kejadian mata dadu ganjil
Ruang sampelnya
Mata Uang II
A G
Mata Uang I
A AA AG
G GA GG
Kejadian B = {GG}
Maka bayaknya kejadian keduanya gambar, n(B) = 1
Ruang sampelnya
Jawab:
Karena ada dua buah dadu maka kita buat tabel berikut:
Ruang sampel
Karena ada dua buah dadu maka kita buat tabel berikut:
DADU II
1 2 3 4 5 6
DADU I
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
S={(1,1),(1,2),(1,3), … (6,4),(6,5),(6,6)}
Soal Latihan
Dari satu set kartu Bridge, diambil dua kartu secara acak. Tentukan !
Ruang Sampel
Dari satu set kartu bridge, diambil dua buah kartu. Tentukan!
Sebuah kantong berisi 4 kelereng merah, 2 kelereng biru, dan 3 kelereng putih. Satu
kelereng diambil secara acak. Tentukan!
Sebuah kotak berisi 9 bola pingpong yang diberi warna yaitu 4 warna hitam, 3 warna putih
dan 2 warna kuning. Diambil 3 bola secara acak.Tentukan !
Contoh:
Jawab:
n(S)=6
Jawab:
n(S) = 4
Dua buah dadu dilambungkan ke atas bersama-sama. Tentukan peluang munculnya mata
dadu 4 pada dadu pertama dan mata dadu 5 pada dadu kedua
Jawab:
Misalkan A adalah Kejadian munculnya angka mata dadu 4 pada dadu I.
Dan Kejadian B adalah kejadian munculnya angka mata dadu 5 pada dadu II.
n(S)=36
Karena ada dua buah dadu maka kita buat tabel berikut:
DADU II
1 2 3 4 5 6
DADU I
Sebuah dadu bermata enam dilemparkan ke atas satu kali maka tentukan peluang
munculnya mata dadu 9.
Jawab :
Mustahil terjadi, P=0 (Kemustahilan)
Jawab:
Terbitnya matahari dari timur bukan sebuah percobaan. (Pasti)
Soal Latihan
Dua buah mata uang logam dilemparkan ke atas bersama-sama, tentukan!
Dari satu set kartu Bridge, diambil dua kartu secara acak. Berapa peluang terambil keduanya
kelor (¨)?
Setumpuk kartu yang bernomor 1 sampai 12. Tentukan peluang terambilnya kartu kelipatan
3
Dua buah dadu dilambungkan ke atas bersama-sama. Tentukan peluang muncul keduanya
berjumlah kurang dari 8
Dari satu set kartu bridge, diambil dua buah kartu. Tentukan peluang terambil keduanya
kartu bergambar orang. (J,Q,K)
Tiga mata uang logam dilemparkan bersama-sama. Tentukan peluang mendapatkan dua
gambar dan satu angka.
Sebuah kantong berisi 4 kelereng merah, 2 kelereng biru, dan 3 kelereng putih. Satu
kelereng diambil secara acak. Tentukan peluang mendapatkan kelereng berwarna biru!
Sebuah kotak berisi 9 bola pingpong yang diberi warna yaitu 4 warna hitam, 3 warna putih
dan 2 warna kuning. Diambil 3 bola secara acak. Tentukan Peluang!
Ringkasan materi
Frekuensi harapan suatu peristiwa pada suatu percobaan yang dilakukan sebanyak n kali
adalah Hasil kali peluang peristiwa itu dengan n.
fh = n x P(A)
Contoh:
Sebuah mata uang logam dilemparkan 50 kali. Tentukan frekuensi harapan munculnya
angka
Jawab:
Misalkan A adalah kejadian munculnya angka pada mata uang.
Ruang Sampel , S={A,G},n(S)=2
Kejadian A={A},n(A)=1,
P(A)=1/2
Maka frekuensi harapan munculnya angka adalah
fh(A)=1/2 x 50 = 25 kali
Sebuah dadu dilambungkan 30 kali. Tentukan frekuensi harapan munculnya mata dadu
prima.
Jawab:
Misalkan B adalah kejadian munculnya mata dadu Prima.
Ruang Sampel adalah S={1,2,3,4,5,6},n(S)=6
Kejadian B adalah B={2,3,5}, n(B)=3,
P(B) = 3/6 =1/2
Maka frekuensi harapan munculnya mata dadu prima adalah
fh(B) = 1/2 x 30 = 15 kali
Peluang seseorang akan terjangkit penyakit virus AIDS-HIV di Indonesia pada tahun 2005
adalah 0,00032. Diantara 230 juta penduduk Indonesia, berapa kira-kira yang terjangkit
virus tersebut pada tahun 2005?
Jawab:
Misalkan C adalah kejadian terjangkitnya seseorang oleh virus AIDS-HIV
P(C) =0,00032
Maka fh(C) = 0,00032 x 230.000.000 = 73.600 orang
Soal Latihan
Sebuah uang koin dilambungkan 600 kali. Tentukan frekuensi harapan munculnya gambar
Peluang Grup A akan memenangkan pertandingan volly terhadap grup B adalah . Berapa
frekuensi harapan grup A akan menang jika pertandingan tersebut direncanakan 12 kali.
Dalam suatu kotak terdapat 4 bola merah dan 2 bola putih. Diambil secara acak dua bola.
Jika percobaan ini dilakukan 10 kali, tentukan frekuensi harapan terambilnya dua bola
merah!
Pada bulan April 2004 (jumlah hari ada 30) peluang akan turun hujan untuk satu hari
menurut perkiraan cuaca adalah 0,2. Berapa kali hujan yang diharapkan terjadi pada bulan
tersebut.
Peluang bola lampu akan rusak dalam sebuah peti lampu adalah 0,11. Berapa banyak lampu
yang akan rusak dalam peti tersebut jika terdapat 205 bola lampu?
Dua buah dadu dilambungkan 120 kali. Berapa frekuensi harapan munculnya mata dadu
yang kembar (mata dadu sama).
Ringkasan Materi
Komplemen dari kejadian A ditulis Ac adalah kejadian bukan A.
Peluang kejadian bukan A dirumuskan :
Contoh:
Sebuah dadu dilambungkan ke atas satu kali. Jika kejadian A adalah munculnya mata dadu
genap, maka tentukan kejadian bukan A
Jawab:
Ruang Sampel adalah S = {1,2,3,4,5,6}, n(S)=6
Kejadian A adalah A={2,4,6}, n(A)=3
Kejadian Bukan A adalah Ac = {1,3,5} ,karena A dan Ac ÎS
Dari seperangkat kartu Bridge, diambil secara acak sebuah kartu. Tentukan peluang
terambilnya
Jawab:
Tambahkan komentar
Statistika
. Diagram Garis
3. Diagram Batang
2. Diagram Lingkaran
3. Diagram Batang
a. Diagram Batang
b. Diagram Garis
c. Diagram Lingkaran
contoh soal:
1.Suatu data dimasukkan ke dalam kelas interval 2,3- 3,1.Tepi atas kelas interval
tersebut………..
a. 2,25
b. 2,3
c. 2,35
d.3,05
e. 3,15
a. 6,45
b. 6,65
c. 6,8
d. 6,85
e. 7,25
3.Diagram lingkaran berikut menunjukkan mata pelajaran yang disukai di kelas XA yang
berjumlah 36 siswa.
a. a .6
b. b .7
c. c.9
d. d.11
e. e.12
PENYELESAIAN.
A.Pilihan Ganda
3.B=3600-(900+200+800+1000)=700
B= 70/360x36=7 orang(b)
Tambahkan komentar
MAR
20
A. Tabung (Silinder)
1. Unsur-unsur Tabung dan Melukis Jaring-jaring Tabung
Sebelum kita mempelajari lebih lanjut mengenai tabung, coba sebutkan benda-benda di
sekitar kalian yang berbentuk tabung. Berikut ini akan kita pelajari berbagai hal tentang
tabung.
a. Unsur-unsur Tabung
Dapatkah kalian menyebutkan unsur-unsur sebuah tabung? Agar dapat menjawabnya,
lakukanlah kegiatan berikut.
Dari kegiatan tersebut kita akan dapat mengetahui unsur-unsur tabung. Salin dan isikan
unsur-unsur itu pada tempat yang tersedia.
a. Tinggi tabung ....
b. Jari-jari alas tabung ... dan jari-jari atas tabung ....
c. Diameter alas tabung ... dan diameter atap tabung ....
d. Alas dan atap tabung berupa bidang datar yang berbentuk ....
e. Selimut tabung berupa bidang lengkung. Apabila dibuka dan dilembarkan berbentuk ....
b. Jaring-jaring Tabung
Dari kegiatan sebelumnya kita dapat mengetahui bahwa tabung atau silinder tersusun dari
tiga buah bangun datar, yaitu:
a. dua buah lingkaran sebagai alas dan atap silinder,
b. satu buah persegi panjang sebagai bidang lengkungnya atau selimut tabung.
Rangkaian dari ketiga bidang datar itu disebut sebagai jaring-jaring tabung. Coba kalian
gambarkan jaring-jaring dari kaleng tersebut.
a. Luas Selimut
Dengan memerhatikan gambar 2.3, kita dapat mengetahui bahwa luas seluruh permukaan
tabung atau luas sisi tabung merupakan jumlah dari luas alas ditambah luas selimut dan luas
atap
b. Volume Tabung
Tabung merupakan pendekatan dari prisma segi-n, dimana n mendekati tak hingga. Artinya,
jika rusuk-rusuk pada alas prisma diperbanyak maka akan membentuk sebuah tabung
dimana hanya mendekati satu bidang alas, satu bidang atas dan satu sisi tegak. Karena alas
dan tutup tabung berbentuk lingkaran maka volume tabung adalah perkalian luas daerah
lingkaran alas dengan tinggi tabung.
Kedua bangun di atas, ABCD dan KLMN adalah dua bangun yang sebangun, karena memiliki
sifat-sifat sebagai berikut :
Jadi,
AC bersesuaian dengan PR =
AB bersesuaian dengan PQ =
BC bersesuaian dengan QR =
jadi ,
sebangun maka ,
Pada segitiga siku-siku dapat dibuat garis tinggi ke sisi miring, maka diperoleh rumus :
AB2 = BD x BC
AC2 = CD x CB
AD2 = BD x CD
KL = PQ
LM = QR
MN = RS
NK = SP
KLMN dan PQRS kongruen. Dua bangun dikatakan kongruen jika kedua bangun tersebut
memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
a.
AB = PQ(SISI)
AC=PR(SISI)
BC=QR(SISI)
Diposting 20th March 2015 oleh IG:citizenpeaceindonesia
Tambahkan komentar
MAR
20
Pythagoras menyatakan bahwa : “Untuk setiap segitiga siku-siku berlaku kuadrat panjang
sisi miring (Hipotenusa) sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi siku-sikunya.”
jika c adalah panjang sisi miring/hipotenusa segitiga, a dan b adalah panjang sisi siku-siku.
Berdasarkan teorema Pythagoras di atas maka diperoleh hubungan:
c2 = a2 + b2
Dalil pythagoras di atas dapat diturunkan menjadi:
a2 = c2 – b2
b2 = c2 – a2
Catatan : Dalam menentukan persamaan Pythagoras yang perlu diperhatikan adalah siapa
yang berkedudukan sebagai hipotenusa/sisi miring.
Contoh :
Tentukan rumus pythagoras dan turunan dari segitiga yang memiliki panjang sisi miring a
dan sisi siku-sikunya b dan c.
Rumus Pythagoras : a2 = b2 + c2
Turunannya : b2 = a2 – c2
c2 = a2 – b2
B. Menghitung Panjang sisi segitiga siku-siku
Contoh :
1. Pada suatu segitiga ABC siku-siku di titik A. panjang AB= 4 cm dan AC= 3 cm. Hitunglah
panjang BC!
Jawab:
BC2 = AC2 + AB2
BC2 = 32 + 42
BC2 = 9 + 16
BC2 = 25
BC = 5 cm
2. Panjang sisi siku-siku dalam segitiga siku-siku adalah 4x cm dan 3x cm. Jika panjang sisi
hipotenusanya 20 cm. Tentukan nilai x.
AC2 = AB2 + BC2
202 = (4x)2 + (3x)2
400 = 16x2 + 9x2\
400 = 25x2
16 = x2
=x
3. Sebuah kapal berlayar ke arah Barat sejauh 80 km, kemudian ke arah utara sejauh 60 km.
Hitunglah jarak kapal sekarang dari jarak semula.
jawab:
OU2 = OB2 + UB2
OU2 = 802 + 602
OU2 = 6.400 + 3.600
OU2 = 10.000
OU = 100 km
C. Menentukan Jenis Segitiga jika Diketahui Panjang Sisinya dan Triple Pythagoras
1. Kebalikan Dalil Pythagoras
Dalil pythagoras menyatakan bahwa dalam segitiga ABC, jika sudut A siku-siku maka berlaku
a2= b2 + c2.
Dalam ABC, apabila a adalah sisi dihadapan sudut A, b adalah sisi dihadapan sudut B, c
adalah sisi sihadapan sudut C, maka berlaku kebalikan Teorama Pythagoras, yaitu:
Jika a2 = b2 + c2 maka ABC siku-siku di A.
Jika b2 = a2 +c2 maka ABC siku-siku di B.
Jika c2 = a2 + b2 maka ABC siku-siku di C.
Dengan menggunakan prinsip kebalikan dalil Pythagoras, kita dapat menentukan apakah
suatu segitiga merupakan segitiga lancip atau tumpul.
Jika a2 = b2 + c2 maka ABC adalah segitiga siku-siku.
Jika a2 > b2 + c2 maka ABC adalah segitiga tumpul.
Jika a2 < b2 + c2 maka ABC adalah segitiga lancip.
Contoh :
Tentukan jenis segitiga yang memiliki panjang sisi
1. 5 cm, 7 cm dan 8 cm.
Jawab: sisi terpanjang adalah 8 cm, maka a= 8 cm, b = 7cm dan c = 5 cm
a2 = 82 = 64
b2 + c2 = 72 + 52
b2 + c2 = 49 + 25
b2 + c2 = 74
karena a2 < b2 + c2, maka segitiga tersebut adalah segitiga lanci
2. 8cm, 7cm dan 12 cm
Jawab: sisi terpanjang adalah 12 cm, maka a= 12 cm, b = 7cm dan c = 8 cm
a2 = 122 = 144
b2 + c2 = 72 + 82
b2 + c2 = 49 + 64
b2 + c2 = 113
karena a2 > b2 + c2, maka segitiga tersebut adalah segitiga tumpul
2. Triple Pythagoras
Yaitu pasangan tiga bilangan bulat positif yang memenuhi kesamaan “kuadrat bilangan
terbesar sama dengan jumlah kuadrat kedua bilangan yang lain.”
Contoh :
3, 4 dan 5 adalah triple Pythagoras sebab, 52 = 42 + 32
Tambahkan komentar
MAR
20
ax + by = c
ax + by = c
px + qy = r
dengan x , y disebut variabel
a, b, p, q disebut keifisien
c , r disebut konstanta
1. Metode Substitusi
contoh :
jawab :
Tambahkan komentar
MAR
20
“Bab ini memuat materi mengenai penggunaan konsep aljabar dalam pemecahan masalah
aritmatika sosial, misalnya nilai keseluruhan, nilai per unit, laba, rugi, rabat, dan bunga
tunggal“
Nah singkatnya sih dalam topik aritmatika sosial kita akan bergelut dengan, seperti di bawah
ini
Rangkuman
Harga
pembelian, harga penjualan, untung, dan rugi.
Menentukan harga pembelian dan harga penjualan jika persentase untung atau rugi
diketahui.
– Jika untung maka berlaku
harga penjualan = harga pembelian + untung
harga pembelian = harga penjualan – untung
Contoh Soal
Seorang pedagang membeli 24 kg jeruk seharga Rp 150.000,-. Setengahnya ia jual dengan
harga Rp 9.000,-/kg, sepertiganya ia jual dengan harga Rp 7.500,-/kg, dan sisanya ia jual
dengan harga Rp 6.000,-/kg. Jika seluruh jeruk terjual habis, maka kejadian yang akan
dialami pedagang adalah…
Pembahasan
Harga jual :
Pjln I : ½ x 24 x Rp 9.000,- = Rp 108.000,-
Pjln II : 1/3 x 24 x Rp7.500,- = Rp 60.000,-
Sisanya = 24 - 12 - 8 = 4 kg
Pjln III : 4 x Rp 6.000,- = Rp 24.000,-
Total penjualan = Rp 192.000,-
Tambahkan komentar
MAR
20
Catatan : gradien sebuah garis sering disebut kecondongan sebuah garis atau koefisien arahsebuah garis.
Jika sebuah garis mempunyai persamaan ax + by = c, maka gradien persamaan garis itu ialah :
c. Gradien garis melalui pangkal koordinat
Dua garis yang saling tegak lurus perkalian gradiennya adalah -1.Garis l dan garis k saling tegak lurus, maka
ml x mk = -1.
Contoh 1 :
Penyelesaian :
P(2,-5) berarti x1 = 2 , y1 = -5
Q(-9,3) berarti x2 = -9 , y2 = 3
Penyelesaian :
Tambahkan komentar
MAR
16
3. Fungsi atau pemetaan adalah relasi khusus yang memasangkan setiap anggota A
dengan tepat satu anggota B.
4. Setiap fungsi mempunyai domain (daerah asal), kodomain (daerah kawan), dan range
(daerah hasil).
6. Grafik fungsi
Terdapat beberapa langkah untuk menggambarkan suatu grafik fungsi, sebagai berikut:
(1) Tentukan domainnya. Untuk memudahkan, ambil beberapa bilangan bulat di sekitar nol.