Anda di halaman 1dari 30

TUBERKULOSIS PARU

Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat dalam Menjalani Program Dok-
ter Internship Indonesia
Aceh, 2022

dr. Rizki Nanda Lubis


Pendamping: dr. Mulyanti M.KM
Pembimbing: dr. Syahrun Sp.P

Program Internship Dokter Indonesia


Rumah Sakit Umum Meuraxa
Aceh, Indonesia
2022
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
• Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan
bersifat tahan asam sehingga sering dikenal dengan Basil Tahan Asam
(BTA).
• Sebagian besar kuman TB sering ditemukan menginfeksi parenkim
paru dan juga menyebabkan TB paru, namun bakteri ini juga memiliki
kemampuan menginfeksi organ tubuh lainnya (TB ekstra paru)
seperti pleura, kelenjar limfe, tulang, dan organ ekstra paru lainnya.
TINJAUAN PUSTAKA
• Terdapat lima bakteri yang berkaitan erat dengan infeksi TB: My-
cobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis, Mycobacterium
africanum, Mycobacterium microti dan Mycobacterium cannettii.
• M. tuberculosis (M. TB), hingga saat ini merupakan bakteri yang paling
sering ditemukan, dan menular antar manusia melalui udara.
• Tuberkulosis biasanya menular dari manusia ke manusia lainnya lewat
udara melalui percik renik atau droplet nucleus (<5 microns) yang
keluar ketika seorang yang terinfeksi TB paru atau TB laring batuk,
bersin, atau bicara.
TINJAUAN PUSTAKA
• Terdapat beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi
untuk mengalami penyakit TB, kelompok tersebut adalah:
1.Orang dengan HIV positif dan imunokompromais lain.
2.Orang yang mengonsumsi obat imunosupresan dalam jangka waktu pan-
jang.
3.Perokok
4.Konsumsi alkohol tinggi
5.Anak usia <5 tahun dan lansia
6.Memiliki kontak erat dengan orang dengan penyakit TB aktif yang infek-
sius.
7.Berada di tempat risiko tinggi infeksi TB
8.Petugas kesehatan
TINJAUAN PUSTAKA
• Gejala penyakit TB tergantung pada lokasi lesi, sehingga dapat me-
nunjukkan manifestasi klinis sebagai berikut:
1.Batuk berdahak
2.Batuk berdahak dapat bercampur darah
3.Dapat disertai nyeri dada
4.Sesak napas
TINJAUAN PUSTAKA
• Dengan gejala lain meliputi:
1.Malaise
2.Penurunan berat badan
3.Menurunnya nafsu makan
4.Menggigil
5.Demam
6.Berkeringat di malam hari
TINJAUAN PUSTAKA
• Terduga TB adalah seseorang dengan gejala atau tanda TB. Gejala
utama dari pasien TB paru adalah batuk berdahak selama dua minggu
atau lebih.
• Kasus TB definitif yaitu pasien TB dengan ditemukan kuman
Mycobacterium tuberculosis kompleks yang diidentifikasi dari spesimen
klinik dan kultur.
• Pada dasarnya, kasus TB dibagi menjadi dua klasifikasi utama, yaitu:
1.Pasien TB terkonfirmasi bakteriologis; yaitu pasien TB yang
ditemukan bukti infeksi kuman MTB berdasarkan pemeriksaan
bakteriologisnya.
2.Pasien TB terdiagnosis secara klinis; yaitu pasien TB yang tidak
memenuhi kriteria terdiagnosis secara bakteriologis, namun berdasarkan
bukti lain yang kuat tetap didiagnosis dan ditatalaksana sebagai TB oleh
dokter.
TINJAUAN PUSTAKA
• Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya:
1.Kasus baru TB: kasus yang belum pernah mendapatkan obat anti
tuberkulosis (OAT) atau sudah pernah menelan OAT dengan total dosis
kurang dari 28 hari.
2.Kasus yang pernah diobati TB:
Kasus kambuh: kasus yang pernah dinyatakan sembuh ataupun pengob-
atan lengkap dan saat ini didiagnosis kembali dengan TB.
Kasus pengobatan gagal: kasus yang pernah diobati dengan terapi OAT
dan dinyatakan gagal pada pengobatan terakhir.
Kasus putus obat: kasus yang terputus pengobatannya selama minimal 2
bulan berturut-turut.
Lain-lain: kasus yang pernah diobati dengan terapi OAT namun hasil
akhir pengobatan sebelumnya tidak diketahui.
TINJAUAN PUSTAKA
• Klasifikasi hasil uji kepekaan obat:
1.TB Sensitif Obat (TB-SO)
2.TB Resistan Obat (TB-RO):
Monoresistan
Resistan Rifampisin (TB RR)
Poliresistan
Multi drug resistant (TB-MDR)
Pre extensively drug resistant (TB Pre-XDR)
Extensively drug resistant (TB XDR)
TINJAUAN PUSTAKA
• Semua pasien terduga TB harus menjalani pemeriksaan bakteriolo-
gis untuk mengkonfirmasi penyakit.
• Pemeriksaan bakteriologis merujuk pemeriksaan apusan dari sediaan bi-
ologis (dahak ataupun spesimen lainnya), pemeriksaan biakan dan identi-
fikasi M. tuberculosis ataupun metode diagnostik cepat yang telah men-
dapat rekomendasi WHO.
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
• Obat anti-tuberkulosis (OAT) adalah komponen terpenting dalam
pengobatan TB.
• Pengobatan TB merupakan salah satu upaya paling efisien untuk mence-
gah penyebaran lebih lanjut dari bakteri penyebab TB.
• Pengobatan yang adekuat harus memenuhi prinsip:
1.Pengobatan yang diberikan dalam bentuk paduan obat yang meliputi
minimal empat macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi
terhadap OAT.
2.OAT diberikan dalam dosis yang tepat.
3.OAT ditelan secara teratur dan diawasi oleh pengawas menelan obat
(PMO) hingga masa pengobatan selesai.
4.OAT harus diberikan dalam jangka waktu yang cukup, meliputi tahap
awal/ fase intensif dan tahap lanjutan.
TINJAUAN PUSTAKA
• Durasi pengobatan tahap awal pada pasien TB sensitif obat (TB-SO)
adalah dua bulan. Pengobatan dilanjutkan dengan tahap lanjutan.
• Tahap lanjutan bertujuan untuk membunuh sisa kuman TB yang tidak
mati pada tahap awal sehingga dapat mencegah kekambuhan.
• Durasi tahap lanjutan berkisar antara 4 – 6 bulan. Paduan OAT untuk
pengobatan TB-SO di Indonesia ialah: 2RHZE/4 RH.
TINJAUAN PUSTAKA
• Untuk menunjang kepatuhan konsumsi obat, paduan OAT lini per-
tama telah dikombinasikan dalam obat Kombinasi Dosis Tetap
(KDT).
• Satu tablet KDT RHZE untuk fase intensif berisi Rifampisin 150 mg,
Isoniazid 75 mg, Pirazinamid 400 mg, dan Etambutol 275 mg.
• Sedangkan untuk fase lanjutan yaitu KDT RH yang berisi Rifampisin 150
mg + Isoniazid 75 mg diberikan setiap hari.
TINJAUAN PUSTAKA
• Pengobatan tuberkulosis standar dibagi menjadi:
1.Pasien baru; paduan obat yang dianjurkan 2HRZE/4HR dengan
pemberian dosis setiap hari.
2.Pada pasien dengan riwayat pengobatan TB lini pertama, maka pengob-
atan sebaiknya berdasarkan hasil uji kepekaan individual. Fasilitas kese-
hatan perlu melakukan uji kepekaan obat, pasien dapat diberikan OAT
kategori 1 selama menunggu hasil uji kepekaan. Pengobatan selanjutnya
disesuaikan dengan hasil uji kepekaan.
3.Pengobatan pasien TB resisten obat (TB-RO) di luar cakupan pedoman
ini
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien Riwayat Penyakit Sekarang
• Nama: Ny. NE Sesak nafas disertai bunyi ngik-ngik se-
jak 1 hari ini.
• Tanggal Lahir: 37 Tahun
Riwayat batuk berdarah dalam 2 hari
• Jenis Kelamin: Perempuan terakhir.
Batuk sudah dikeluhkan pasien dalam 6
• Agama: Islam
bulan terakhir.
• Pekerjaan: IRT Penurunan berat badan (+) sebanyak
• Masuk RS: 06 08 2022 kurang lebih 15 KG.
Sering muncul demam dalam 6 bulan
• Pemeriksaan:07 08 2022 ini terutama di malam hari.
Lemas dan tampak sedikit pucat.
LAPORAN KASUS

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Pengobatan


• Pasien diketahui belum pernah Pasien ada berobat ke mantri namun
mengalami keluhan seperti ini se- tidak mengetahui obat apa yang
belumnya. diminum oleh pasien.
• Riwayat penyakit lainnya seperti
diabetes, hipertensi disangkal oleh
pasien.
LAPORAN KASUS

Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Kebiasaan Sosial


• Tidak terdapat anggota keluarga Pasien adalah seorang IRT.
yang mengalami keluhan yang Pasien memiliki aktivitas ringan
sama dengan pasien. sedang di rumah
• Keluarga pasien tidak memiliki
riwayat penyakit menular atau ke-
turunan lainnya.
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran: Compos Mentis Kepala: Deformitas (-)
• Tekanan Darah: 120/70 mmHg Mata: Conj palpebral inferior pucat
• Nadi: 125 kali/menit (+/+), kelopak udem (-/-)
Telinga: Sekret (-), perdarahan (-),
• Frekuensi Nafas: 32 kali/menit
tanda peradangan (-)
• Suhu Tubuh: 36.90 C Hidung: Napas cuping hidung (-),
• VAS :3 sekret (-), perdarahan (-)
Mulut: bibir sianosis (-)
• SpO2: 97% tanpa O2
Leher: KGB tidak teraba
LAPORAN KASUS
Suara Pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Suara Tambahan Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)
Lap. Paru tengah Rh (+), Wh (+) Rh (+), Wh (-)
Lap. Paru bawah Rh (+), Wh (+) Rh (+), Wh (-)
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik Laboratorium
• BJ I > BJ II, Reguler
Hemoglobin: 9.1 g/dL
• Nyeri perut (-), Soepel (+), Peri- Hematokrit: 29.8 %
staltik (+) kesan normal Eritrosit: 4.55 x 106/mm3
Leukosit: 11.5 x 103/mm3
Trombosit: 626 x 103/mm3
GDS: 141 mg/dl
Na/K/CL: 131/3.5/99 mmol/L
Ureum: 9 mg/dl
Kalium: 0.40 mg/dl
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
Diagnosis Tatalaksana
• Dyspnoe ec TB Paru dd Pneumo- O2 Nasal Canul 4 Lpm
nia Nacl 0.9% 20 gtt per menit
Ceftriaksone 1 gr/12 Jam
Omeprazole 1 vial/12 Jam
Nebul Ventolin + Pulmicort/12 Jam
LAPORAN KASUS
Tatalaksana Oral Prognosis
• Erdostin 3x1 Tab
Quo et Vitam: Bonam
• Ambroxol 3x1 Tab Quo et Functional: Bonam
• GG 3x1 Tab Quo et Sanactionam : Bonam
• Curcuma 3x1 Tab
Pembahasan
• Berdasarkan hasil anamnesis pada pasien, pasien dikonsulkan ke bagian
paru dengan keluhan sesak nafas, riwayat batuk berdarah dan batuk
berdahak tidak kunjung sembuh sudah sejak 6 bulan terakhir ini.
• Berdasarkan keluhan pasien, pasien dicurigai mengalami kondisi infeksi
paru karena bakteri TB.
• Pada dasarnya, gejala klinis pasien dengan TB paru datang bisa dengan
keluhan umum maupun keluhan klasik.
• Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik paru, ditemukan ronkhi di lapangan
paru bagian kiri terutama bagian atas.
• Secara teori, tanda yang ditemukan selama pemeriksaan fisik tergantung
luas dan kelainan struktural paru.
• Pada lesi minimal, pemeriksaan fisik dapat normal ataupun dapat dite-
mukan tanda konsolidasi paru utamanya apeks paru.
Pembahasan
• Selain itu, pasien juga dilakukan rontgen thoraks dan dijumpai gambaran
infilitrat dengan bercak berawan di lapangan paru kiri.
• Pada dasarnya, diagnosis TB paru juga dapat dibantu dengan alat radi-
ologi. Pemeriksaan standarnya adalah foto toraks PA.
• Pada dasarnya, pengobatan pasien TB paru harus dengan panduan beber-
apa obat anti-TB (OAT), berkesinambungan dan dalam waktu tertentu
sehingga mendapatkan hasil optimal (OAT dalam bentuk kombipak atau
FDC).
• Kesembuhan yang baik akan memperlihatkan sputum BTA-, perbaikan
radiologi dan menghilangnya gejala dari penyakit.
Kesimpulan
• Tuberkulosis (TB) paru merupakan suatu penyakit infeksi yang dise-
babkan oleh mycobacterium tuberculosis, yakni bakteri aerob yang dapat
hidup terutama pada paru ataupun berbagai organ tubuh lainnya yang
mempunyai tekanan parsial oksigen tinggi, karena disebabkan oleh bak-
teri maka penyakit TB dapat ditularkan dari penderita kepada orang lain.
• Tuberkulosis paru merupakan penyakit sistemik, artinya dapat
menyerang seluruh bagian pada tubuh seperti kulit, tulang, otak, mata,
usus dan organ lainnya yang menimbulkan kerusakan yang progresif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai