Anda di halaman 1dari 5

SKENARIO

Seorang laki-laki berusia 30 tahun dibawa keluarganya ke UGD RS dengan keluhan batuk
darah sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai diare 5-6x/hari selama lebih dari 2 minggu,
berat badan turun 8 kg dalam 2 bulan terakhir dan tampak semakin kurus. Sesak napas (-),
muntah (-), mual (+), pusing (-), buang air kecil seperti biasanya.

Riwayat penyakit dahulu :


Keluhan batuk sudah dirasakan sejak 1 bulan yang lalu disertai demam dengan nglemeng
suhu tidak tinggi, dan sariawan sehingga nafsu makan berkurang. Pada saat malam hari
pasien sering mengeluh berkeringat.

Riwayat Penyakit keluarga :


 Diabetes Mellitus (-)
 Tuberculosis (-)
 Hipertensi (-)

Riwayat pengobatan :
Pasien telah minum obat dari warung untuk mengurangi keluhan batuk yang dirasakan
tetapi tidak ada perbaikan.

Riwayat pribadi :
 Pasien riwayat memakai narkoba suntik
 Riwayat sexual: ganti pasangan
 Pasien seorang model majalah
 Belum menikah

Pemeriksaan fisik:
KU : tampak kurus, kesan gizi kurang
Vital sign : TD : 110/70 mmHg, N: 89x/menit, RR : 20 x/ mnt, t : 37,9 oC ,
Berat badan: 45 kg
Tinggi badan:170 cm

Kepala : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)


Ekstra Oral : Tidak ada kelaianan
Intra Oral
1. Jaringan lunak
o Periodontitis
o Bercak putih di mucosa buccal dekstra dan sinistra
o Plak putih di lidah dan mudah di angkat serta tidak berdarah
2. Jaringan keras
o Gigi 16 : karies superfisial

Leher : limfadenopathy multiple, diameter < 0,5 cm, lunak, mobile, nyeri tekan (-)
Thoraks :
 Cor : S1-2 reguler, bising (-,)cardiomegali (-)
 Pulmo :
o Inspeksi : simetris, retraksi otot dada (-)
o Palpasi : Fremitus normal
o Perkusi : redup pada apeks dan lobus superior pulmo bilateral
o Auskultasi : ronki kasar +/+
Abdomen : peristaltik + normal, timpani, supel, NTE (-)
Hepar dan Lien : tak teraba
Extremitas : akral hangat, edema (-)

Pemeriksaan Penunjang:
Darah rutin :
 AL: 3.500 /mm3
 AE :5 juta / mm3
 AT : 180.000/mm3
 Hb : 13,5gr%
 Hmt : 37 %
 MCV: 90 fL (80-100 fL)
 MCHC: 34,5 g/dL (33,4-35,5 g/dL)
 MCH: 30 pg (26-33 pg)
 LED 29 mm/jam
 HJL :
 Limfosit 10%
 Neutrophil 85%
 Monosit 4 %
 Eusinofil 1 %

Pemeriksaan Kimia darah:


 SGOT 40 IU
 SGPT 34 IU

Pemeriksaan sputum (BTA) : mengumpulkan 3 spesimen. Saat datang (sewaktu), pagi


bangun tidur, saat mengembalikan pot esok harinya (sewaktu).
Pemeriksaan Rongten Thorax:

Interpretasi : tampak infiltrat pada kedua apeks paru dan gambaran tidak homogen
(inhomogen) pada regio apeks

Pemeriksaan rapid tes B20 hasil reaktif


Pemeriksaan CD4+ = 95 (normal 600 -1500)
Pemeriksaan viral load = 5 x 105 copies/mL

Diagnosis: Tuberkulosis dengan HIV


Pengobatan:
 OAT fase awal
 Duviral 2 x 1

IDENTIFIKASI MASALAH
Anamnesa
Keluhan batuh berdarah susah dibedakan dg muntah darah.
Hemofisis (batuk) muncul rasa tidak enak pd tenggorokan, warna merah terang dan berbuih,
biasanya ada kelainan paru, tinja normal
Hematimisis (muntah) mual,rasa panas pada dada, warna merah tua disertai sisa makanan,
biasanya disertai kelainan lambung, tinja berwarna hitam

DX TB dengan HIV : karena batuk lbh dari 2 minggu, demam, penurunan BB, berkeringat pd
malam hari, sariawan berulang, perilaku yg beresiko, CD-4 yg rendah (kurang dari 200),
bercak pada kulit

Pasien HIV rentan mengalami TB

Anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan RO, sputum, mengarah kepada infeksi dari TB co
infeksi HIV.
Trdapat peridodontitis (NUP), bercak putih di mucosa bukal (leukoedema/leukoplakia, atau
cheekbite/linea alba), plak putih pada lidah tidak berdarah Ketika di kerok (coated tongue)

Terapi :
OAT (obat anti tuberkolusis)
Terdapat bbrp kategori OAT
1.pada pasien yg baru terinfeksi TB, berisi : HRZT paling cepat selama 6 bulan, dosis harus
tepat sesuai BB pasien, diberi scr teratur , diawasi oleh PMO. Terdapat tahap awal (2 bulan)
dan lanjutan HR (4 bulan)
Untuk sakit berat luar paru
2. Untuk pasien pengobatan ulang, atau gagal terapi : HRZE +S selama 2 bulan, dilanjutkan
dengan RH selama 5 bulan 3xseminggu (5R3H3) bisa ditambah etambutol
3. Untuk TB ekstra paru dn TB paru dg klinis TB paru, tapi BTA negative, diberi RHZ selama
2 bulan 3x dalam seminggu, dilanjutkan RH selama 4 bulan
4. TB kronik dg RHZ

Duviral/ARV utk mencegah agar virus tidak menyebar scr cepat, tapi tidak untuk membunuh
virus. Sediaan 1 tablet untuk setiap macam obat.

TB dg HIV, pengobatan HIV dilakukan stlh TB dapat di control min 2 mingggu, maks 8 minggu
stlh pengobatan TB.
Pengobatan TB pada ODHA yg pengobatan HIV, sebaiknya dilakukan di RS.
Kategori:
Tahap 1
BB 55-70 kg 4 tab FDC
Lbh dr 71 kg 5 tab FDC
Jml tablet sesuai utk tahap intensif dan lanjutan

Tahap 2 diberikan obat sesuai dg BB juga

Stadium klinis dilihat dari gejala, penyakit penyerta, kalau pada kasus adalah stadium klinis
3.
CD 4 kurang dr 200, 2-8 mnggu stlh OAT dimulai
CD 4 200-250, dimulai stlh masa intensif selesai
CD 4 Lbh dari 350, ARV ditunda sampai OAT selesai

Efek samping OAT


1. Gangguan fungsi hati, gejala : mata kulit kuning, muntah, peningkatan enzi hati 
dihentikan sementara, lalu dicari obat lain, gatal pada kulit, sesak napas, demam,
kulit melepuh (hipersensitif thd OAT), nyeri sendi (pirazimanid)
2. Kesemutan dan rasa terbakar di kaki (isoniazid), ditambah vit B untuk mengatasai
kesemutan

Efek samping ARV


1. Jangka pendek ; perubahan distribusi lemak tubuh,
kolestrol dan TG tinggi pada darah  kurangi asupan lemak, konsultasi dengan ahli
diet, resistensi insulit
Obat TB harus diberikan sebelum ARV
Selama 2 minggu tsb harus dipantau pemberian OAT nya

Periodontitis: menjaga kebersihan rongga mulut, dental floss, scalling,


Bercak putih mucosa bukal: kemungkinan variasi normal
Plak putih pada lidah (kalau di swab berdarah): manifestasi dari HIV berupa jamur
16 Karies superfisial: penambalan

Diberi tambahan vitamin, edukasi kepada pasien dan keluarga:


Obat harus diminum selama rentang waktu ttu dan tidak boleh terputus, diawasi oleh PMO
dari relawan, kader puskesmas. OAT (6 bulan, kalaua terputus harus diulang), ARV(seumur
hidup), edukasi untuk mencegah penularan TB dan HIV kepada keluarga dan lingkungan,
edukasi mengenai efek samping obat OAT

OAT tidak boleh berbarengan dg ARV karena akan terjadi reaksi inflamasi yg tinggi.
OaT harus diulang kalau terputus agar Ketika bakteri TB “bangun”
ARV setelah 6 bulan, harus dicek lagi apakah trjadi kegagalan pada terapi arv ini,
Ciri kegagalan:
1. Kegagalan klinis Px tidak menunjukkan gejala perbaikan
2. Kegagalan imunologis: lihat jml CD4 yg belum adekuat
3. Kegagalan virologis: cek CD4 dan viral load

Kalo ARV gagal, dilanjutkan untuk pengobatan lini ke 2


Edukasi px agar cahaya dan sirkulasi udara di rumah px harus bagus, ajari etika batuk,
menggunakan alat makan yg berbeda/dipisan dengan keluarga yg lain

Praktek drg: pakai alat disposable

LO
1. EBM terkait tatalaksana TB disertai HIV (KU dan KG)
2. Faktor resiko pasien pada sken sehingga bisa terinfeksi TB dan HIV?
3. Hal2 apa saja yg harus dipersiapkan jika px akan menikah?
4. Nilai kolaborasi IPE pada pasien scenario
5. Aspek islam pada kasus scenario
6. Bagaimana prognosis kasus pada scenario?

Anda mungkin juga menyukai